• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Organisas

4.5 Posisi Pelayanan LPDB-KUMKM a Evaluasi faktor internal

Dalam melakukan evaluasi terhadap faktor internal, penetapan faktor dominan dilakukan berdasarkan informasi awal dari responden mitra LPDB- KUMKM melalui kuesioner IPA. Hal ini kemudian dikonfirmasikan kepada responden dari LPDB-KUMKM melalui kuesioner SWOT. Penetapan faktor dominan dilakukan melalui pemeringkatan terhadap bobot peubah. Semakin besar bobot maka dinilai peubah tersebut adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi. Untuk menentukan apakah faktor dominan termasuk kekuatan atau kelemahan dapat diketahui dari hasil perkalian rating dengan bobot, dimana nilai tertinggi menjadi kekuatan untuk faktor internal, dan nilai terendah menjadi kelemahan untuk faktor internal.

Tabel 14. Evaluasi faktor internal pelayanan LPDB-KUMKM

No Faktor Internal Bobot Rating Skor Peringkat Faktor Kekuatan

1 Bunga pinjaman yang rendah 0,129 3,000 0,386 1 2 Petugas LPDB yang tanggap

dan profesional

0,122 2,750 0,336 2 3 Proses peminjaman yang mudah 0,122 2,667 0,325 3 4 Pemanfaatan teknologi

informasi

0,108 2,333 0,253 4 5 Fasilitas LPDB yang nyaman

dan representatif

0,105 2,333 0,245 5 Faktor Kelemahan

1 Kecepatan waktu tidak sesuai dengan standard yang ditetapkan

0,085 2,167 0,184 1 2 Pelayanan terhadap keluhan

mitra kurang memadai

0,085 2,167 0,184 2 3 Biaya peminjaman yang tidak

wajar

0,088 1,833 0,162 3 4 Pengajuan keluhan yang tidak

tertanggapi

0,081 1,667 0,136 4 5 Lokasi kantor LPDB hanya

berada di Jakarta

0,075 1,667 0,124 5

41 Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi pelayanan LPDB-KUMKM dibedakan atas faktor yang mendukung (faktor kekuatan) dan faktor yang tidak mendukung (faktor kelemahan). Faktor kekuatan yang berkaitan dengan pelayanan LPDB-KUMKM adalah: (1) Bunga pinjaman yang rendah, (2) Petugas LPDB yang tanggap dan profesional, (3) Proses peminjaman yang mudah, (4) Pemanfaatan teknologi informasi, dan (5) Fasilitas LPDB yang nyaman dan representatif. Sedangkan faktor kelemahan yang dinilai berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM adalah: (1) Kecepatan waktu tidak sesuai dengan standard yang ditetapkan, (2) Pelayanan terhadap keluhan mitra kurang memadai, (3) Biaya peminjaman yang tidak wajar, (4) Pengajuan keluhan yang tidak tertanggapi, dan (5) Lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta.

(1) Bunga Pinjaman Yang Rendah

Kebijakan bunga pada LPDB-KUMKM diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.05/2011 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pada Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Dalam lampirannya terdapat tiga strata penyaluran dana bergulir yang dikelompokkan dalam enam program penyaluran. Dalam peraturan tersebut, tingkat suku bunga dari LPDB disesuaikan dengan SBI yang berlaku per tahun. Dalam penyaluran dana bergulir dari LPDB kepada mitra-mitranya, penetapan suku bunga yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan dinilai kompetitif bila dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Sebagai contoh, penyaluran dana bergulir dari LPDB-KUMKM ke koperasi sekunder yang belum bersifat bankable (strata 1) dikenakan suku bunga sebesar SBI minus 2 persen. Adapun bagi koperasi sekunder yang bersifat bankable dikenakan suku bunga sebesar SBI ditambah 2 persen per tahun. Secara umum, tingkat suku bunga tertinggi LPDB-KUMKM adalah SBI ditambah 3 persen per tahun yang dibebankan kepada Lembaga Permodalan Ventura dan perusahaan pembiayaan.

(2) Petugas LPDB Yang Tanggap dan Profesional

Ketanggapan dan profesionalitas petugas LPDB dapat dilihat dari penilaian responden mitra LPDB pada pengisian kuesioner IPA, khususnya pada butir 12a hingga 12f tentang pelayanan petugas LPDB-KUMKM serta 13c tentang keramahan petugas LPDB-KUMKM ketika menerima pertanyaan atau keluhan. Berdasarkan isian tersebut, dapat diketahui bahwa penilaian mitra secara umum memberikan penilaian kinerja yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan budaya kinerja yang ditanamkan manajemen untuk meningkatkan mutu kualitas petugasnya atau melalui pelatihan-pelatihan internal yang diadakan.

Meskipun demikian masih terdapat kekurangan pada atribut 13b tentang kejelasan petugas dalam memberikan jawaban atas pertanyaan atau keluhan. Hal ini bisa disebabkan karena masih belum dipahminya mekanisme penangnan keluhan, sehingga penanganan keluhan yang dilakukan dirasakan belum memiliki kinerja yang baik.

42

(3) Proses Peminjaman Yang Mudah

LPDB-KUMKM telah memiliki standar minimum pelayanan yang menjelaskan tahapan penilaian peminjaman yang dilakukan terhadap permohonan aplikasi peminjaman dari calon mitranya. Pada standar tersebut, telihat LPDB-KUMKM melakukan penyederhanaan proses peminjaman, termasuk dengan menetapkan waktu maksimal dari satu tahapan ke tahapan lainnya. Proses penyederhanaan ini diupayakan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian (prudent) dalam pemberian pinjaman. (4) Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pemanfaatan teknologi informasi penting untuk dilakukan pada institusi keuangan. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana bergulir dengan mitra yang tersebar di Indonesia, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya pemanfaatan teknologi informasi. Salah satu penggunaan teknologi informasi yang sudah dilakukan adalah pembuatan sistem informasi pemetaan mitra LPDB-KUMKM serta aplikasi pengajuan pinjaman yang dilakukan secara online. Dengan aplikasi ini, calon mitra LPDB dapat melakukan pengajuan aplikasi pinjaman tanpa harus mendatangi LPDB- KUMKM terlebih dulu.

(5) Fasilitas LPDB Yang Nyaman Dan Representatif

Fasilitas yang dimiliki oleh LPDB-KUMKM merupakan komponen tangible yang dapat dinikmati oleh mitra LPDB-KUMKM saat berada di lingkungan kantor LPDB-KUMKM. Fasilitas yang dinilai saat ini masih terbatas pada kenyamanan, kebersihan, dan kelengkapan fasilitas ruang tunggu. Berdasarkan penilaian mitra LPDB, umumnya mitra memberikan penilaian kinerja yang tinggi pada atribut ini, yang berarti LPDB-KUMKM telah memberikan upaya yang terbaik dalam penyediaan fasilitas.

(6) Kecepatan waktu tidak sesuai dengan standard yang ditetapkan

Kecepatan waktu pelayanan pada beberapa tahapan dinilai masih belum dapat memenuhi standar yang telah dimiliki oleh LPDB-KUMKM. Hal ini dapat disebabkan karena terlalu ketatnya standar waktu yang ditetapkan pada masing-masing proses, sedangkan aktivitas persetujuan terkadang memerlukan koordinasi dua divisi atau lebih. Berdasarkan penilaian mitra LPDB-KUMKM, beberapa atribut yang berhubungan dengan waktu pelayanan dengan nilai kinerja yang rendah adalah kejelasan waktu penerbitan SP3, kecepatan waktu dari OTS ke penerbitan SP3, dan kesesuaian waktu pencairan pinjaman. Kurangnya kinerja pada ketiga atribut ini dapat membuat persepsi mitra terhadap proses pengajuan pinjamannya menjadi turun dan mengalami kekecewaan.

(7) Pelayanan terhadap keluhan mitra kurang memadai

Meskipun LPDB-KUMKM telah memiliki saluran penanganan keluhan, namun umumnya mitra masih belum mengetahui adanya saluran ini. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi, baik kepada mitra maupun kepada petugas LPDB itu sendiri. Disisi lain, berdasarkan kuesioner IPA diketahui bahwa mitra menganggap kinerja LPDB-KUMKM untuk menangani

43 keluhan dinilai kurang. Hal ini memerlukan perbaikan dari LPDB- KUMKM.

(8) Biaya peminjaman yang tidak wajar

Umumnya mitra LPDB-KUMKM masih beranggapan biaya peminjaman yang dibebankan pada pengajuan aplikasi peminjaman diluar kewajaran. Hal ini dirasakan anatra lain pada biaya notaris maupun biaya lainnya yang harus dikeluarkan oleh mitra pada kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengajuan aplikasi pinjaman.

(9) Pengajuan keluhan yang tidak tertanggapi

Pengajuan keluhan ini masih berhubungan dengan rendahnya pelayanan terhadap keluhan mitra. Umumnya mitra masih berpendapat bahwa tanggapan LPDB-KUMKM terhadap keluhan yang diajukan tidak tertanggapi dengan baik. Hal ini dapat disebabkan karena pengajuan keluhan tidak dilakukan pada saluran yang disediakan, atau respon LPDB-KUMKM yang masih lemah. Hal ini perlu diperhatikan oleh LPDB-KUMKM dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pelayanan.

(10) Lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta

Meskipun LPDB-KUMKM telah memiliki mitra yang tersebar di Indonesia, lokasi kantor LPDB hanya berada di Jakarta. Pengajuan untuk mendirikan kantor perwakilan di tingkat provinsi atau regional tidak disetujui oleh Kementerian Keuangan. Meskipun aplikasi pengajuan pinjaman dari mitra bisa dilakukan secara online, namun pada beberapa aktivitas, seperti penandatanganan akad harus dilakukan di Jakarta. Hal ini tentunya menjadi kelemahan, khususnya pada mitra-mitra yang berlokasi jauh dari Jakarta. b. Evaluasi faktor eksternal

Penetapan faktor ekternal yang dominan dilakukan berdasarkan konfirmasikan kepada responden dari LPDB-KUMKM melalui kuesioner SWOT. Penetapan faktor dominan dilakukan melalui pemeringkatan terhadap bobot peubah. Semakin besar bobot maka dinilai peubah tersebut adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap penyusunan strategi.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pelayanan LPDB-KUMKM dibedakan atas faktor peluang dan ancaman. Faktor peluang yang berkaitan dengan pelayanan LPDB-KUMKM adalah: (1) Dukungan pemerintah bagi pembiayaan KUMKM yang mudah dan berbiaya rendah, (2) Pangsa pasar pembiayaan Koperasi dan UMKM yang masih luas, dan (3) Loyalitas nasabah yang tinggi. Sedangkan faktor kelemahan yang dinilai berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan oleh LPDB-KUMKM adalah: (1) Kemungkinan perubahan regulasi pemerintah, (2) Menurunnya minat masyarakat untuk berkoperasi, dan (3) Kemudahan akses pinjaman kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya.

44

Tabel 15. Evaluasi faktor eksternal pelayanan LPDB-KUMKM, 2014

No Faktor Internal Bobot Rating Skor Peringkat Faktor Kekuatan

1 Dukungan pemerintah bagi pembiayaan KUMKM yang mudah dan berbiaya rendah

0,220 3,000 0,659 1 2 Pangsa pasar pembiayaan

Koperasi dan UMKM yang masih luas

0,195 2,833 0,553 2 3 Loyalitas nasabah yang tinggi 0,171 2,500 0,427 3 Faktor Kelemahan

1 Kemungkinan perubahan regulasi pemerintah

0,165 1,333 0,220 1 2 Menurunnya minat masyarakat

untuk berkoperasi

0,152 1,167 0,178 2 3 Kemudahan akses pinjaman

kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya

0,098 1,167 0,114 3

Jumlah 1,000 2,149

(1) Dukungan pemerintah bagi pembiayaan KUMKM yang mudah dan berbiaya rendah

Adanya LPDB-KUMKM merupakan salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam menyediakan pembiayaan yang mudah dan berbiaya rendah. Proses pengajuan pinjaman dengan persyaratan yang mudah serta ketentuan bunga yang diatur oleh Menteri Keuangan membuat LPDB- KUMKM sebagai salah penyedia pinjaman yang dapat memberikan keuntungan bagi pelaku KUMKM. LPDB-KUMKM juga diamanatkan untuk dapat menyediakan pinjaman bagi KUMKM yang dapat mengahasilkan keuntungan, namun belum bersifat bankable.

(2) Pangsa pasar pembiayaan Koperasi dan UMKM yang masih luas

Pengembangan KUMKM masih memiliki potensi yang besar dan strategis dalam meningkatkan aktivitas perekonomian nasional. Keberadaan KUMKM dan koperasi yang tersebar luas di seluruh provinsi berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Dukungan pemerintah yang bersifat pro terhadap KUMKM ikut memancing pertumbuhan KUMKM. Dengan jumlah KUMKM yang ada saat ini, baru sebagian saja yang telah disentuh pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Jumlah KUMKM serta pertumbuhannya di masa mendatang merupakan pangsa pasar potensial bagi LPDB- KUMKM.

(3) Loyalitas nasabah yang tinggi

Dengan tingkat pelayanan yang diberikan saat ini serta biaya pembiayaan dari LPDB-KUMKM yang relatif lebih murah, membuat KUMKM yang telah menjadi mitra tetap berkeinginan untuk dapat melakukan peminjaman di LPDB-KUMKM. Hal ini didapatkan dari hasil pengisian kuesioner IPA

45 oleh mitra LPDB-KUMKM. Tingginya minat mitra untuk melakukan peminjaman kembali merupakan potensi yang perlu dipelihara oleh LPDB- KUMKM. Dengan memanfaatkan potensi ini, LPDB-KUMKM dapat menyebarkan peluang pemasaran produknya kepada KUMKM lainnya. (4) Kemungkinan perubahan regulasi pemerintah

Perubahan kepemimpinan Indonesia pada saat ini dapat menimbulkan kemungkinan perubahan regulasi pemerintah terkait peran LPDB-KUMKM kedepannya. Meskipun hal ini masih belum bisa dipastikan, namun LPDB- KUMKM hendaknya dapat mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi.

(5) Menurunnya minat masyarakat untuk berkoperasi

Meskipun koperasi berperan dalam mensejahterakan anggotanya, minat masyarakat untuk berkoperasi dinilai mengalami penurunan. Kurangnya promosi dan sosialisasi menjadi salah satu penyebab masyarakat tidak memiliki kesadaran dalam berkoperasi. Selain itu kurang dirasakannya peran dan manfaat koperasi bagi masyarakat membuat masyarakat, khususnya di perkotaan, tidak terlalu berminat untuk berkoperasi.

(6) Kemudahan akses pinjaman kredit mikro dari lembaga keuangan lainnya Dukungan lembaga keuangan lain dalam penyediaan kredit mikro mulai dirasakan pada satu dekade terakhir. Sebagai contoh perbankan milik pemerintah yang dapat menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) membuat masyarakat dapat lebih mudah mendapatkan pembiayaan perbankan pada plafon dana tertentu, khususnya bagi kegiatan usaha dan modal kerja. Tidak ketinggalan, perbankan swasta juga mulai melirik pembiayaan usaha mikro dengan menyediakan unit-unit yang langsung bersentuhan dengan usaha mikro. Hal ini tentunya dapat menjadi pesaing bagi LPDB-KUMKM dalam menyalurkan dana bergulir, dimana umumnya pelaku usaha sektor riil umumnya lebih menyukai pembiayaan dari perbankan karena pengalamannya yang lebih memadai.

c. Analisis matriks I-E

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan kondisi eksternal organisasi yang berpengaruh terhadap pelayanan LPDB-KUMKM, maka selanjutnya diidentifikasi posisi pelayanan LPDB-KUMKMdengan menggunakan Matriks Internal Eksternal (Matriks IE). Melalui matriks ini, dapat dipetakan posisi pelayanan LPDB-KUMKM yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan alternatif strategi bisnisnya ke dalam Matriks SWOT.

Berdasarkan hasil perhitungan skor pada IFE-EFE, didapatkan bahwa nilai rataan IFE pelayanan LPDB-KUMKM 2,334 dan nilai EFE 2,149. Hasil ini kemudian dimasukkan pada matriks IE sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

46

Gambar 7. Hasil matriks IE pelayanan LPDB-KUMKM

Dari hasil matriks IE tersebut, terlihat posisi LPDB-KUMKM berada pada kotak kuadran V, yaitu tumbuh dan pertahankan. Strategi yang disarankan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar. Hal ini berarti LPDB-KUMKM diharapkan terus melakukan strategi pemasaran yang telah ada dan tetap menjaga mutu pelayanan yang dihasilkan.

Dokumen terkait