• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan 1

C. Potensi dan Permasalahan

C.1. Potensi yang Dimiliki

Secara kelembagaan, BPS telah ditegaskan sebagai instansi vertikal melalui Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2007. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan bagian integral dari BPS Republik Indonesia secara keseluruhan. Perpres tersebut menjamin koordinasi vertikal dalam penyelenggaraan kegiatan statistik, terutama untuk menyediakan dan memberikan pelayanan data dan informasi statistik dasar baik di pusat maupun di daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah (Pusat), Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota, menempatkan BPS Kabupaten Bandung pada posisi strategis dalam mengembangkan Sistem Statistik Nasional di daerah. Dimana BPS Kabupaten Bandung menjadi Badan yang bertanggungjawab dalam penyediaan data dan informasi statistik dasar, serta menjalankan fungsi koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan statistik sektoral oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Hal ini dipertegas oleh Peraturan Kepala BPS Nomor 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Statistik Sektoral oleh Pemerintah Daerah yaitu dengan menetapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

Dalam hal pengembangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, BPS Kabupaten Bandung melakukan pembinaan dengan memberikan kesempatan kepada tenaga Staff maupun KSK yang melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang pesat sangat potensial untuk menunjang kegiatan BPS. Peralatan dan perlengkapan untuk keperluan pengumpulan data, pengolahan data, maupun diseminasi data berbasis TIK merupakan potensi untuk meningkatkan kualitas dan mempercepat ketersediaan data dan informasi statistik. Jaringan internet yang sudah dapat dinikmati oleh semua staff BPS Kabupaten Bandung menjadi penunjang untuk mempercepat akses informasi yang masuk maupun keluar.

Data dan Informasi yang dihasilkan BPS Kabupaten Bandung sudah banyak dipakai sebagai bahan maupun rujukan baik dalam perumusan kebijakan maupun perencanaan pembangunan, juga sebagai bahan evaluasi maupun pemantauan pembangunan. Hal ini tertuang dalam RPJP maupun RPJM dimana angka-angka BPS sudah tidak dapat dipisahkan dalam analisa maupun bahan perencanaan Bappeda.

Di samping itu data BPS sudah menjadi acuan Dinas-dinas di Kabupaten Bandung dalam evaluasi pembangunan.

C.2. Permasalahan yang Dihadapi

Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas data mencakup permasalahan internal maupun eksternal. Permasalahan internal yang menonjol adalah terbatasnya sumber daya manusia (SDM) statistik yang profesional dan kompeten sesuai dengan bidang tugas. Keterbatasan jumlah SDM masih merupakan kendala utama disamping kendala-kendala lainnya. Pertama, jumlah KSK masih belum memadai dengan jumlah kecamatan yang ada. Di tahun 2010 jumlah KSK definif hanya 21 orang sedangkan jumlah kecamatan ada 31 Kecamatan sehingga sebanyak 10 kecamatan yang belum terisi. Meskipun di tahun 2012 terjadi penambahan personil KSK sebanyak 6 orang dan 2 orang KSK yang pensiun namun jumlah kecamatan yang belum terisi masih sebanyak 6 kecamatan. Hal ini membuat beban kerja BPS Kabupaten Bandung masih berat karena untuk kecamatan yang belum ada KSK dirangkap oleh staf BPS kabupaten Bandung. Kedua, jumlah maupun kualitas staff yang belum memadai mengingat beban kerja wilayah Kabupaten Bandung yang cukup luas dengan potensi industri dan pertanian yang cukup tinggi menuntut staff untuk dapat bekerja secara extra. Sehingga untuk mengatasinya ada beberapa KSK yang merangkap sebagai staff. Ketiga, Sarana dan prasarana yang dimiliki belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara optimal karena masih ada pegawai yang belum dapat menggunakan TIK.

Permasalahan eksternal yang menonjol adalah rendahnya tingkat responsibilitas responden, baik rumahtangga, perusahaan, maupun lembaga dalam memberikan informasi dengan benar. Hal ini menyebabkan kualitas data dan response rate yang rendah. Permasalahan eksternal lain adalah belum terpenuhinya peningkatan kebutuhan ragam data dan informasi statistik wilayah kecil, termasuk data mikro. Hal ini muncul sebagai akibat dari kebijakan otonomi daerah. Untuk memenuhi kebutuhan data yang demikian, BPS terkendala dengan Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang tidak memperkenankan BPS menyajikan data individu. Sementara itu, ada pula anggapan masyarakat bahwa BPS adalah sumber

dari segala sumber informasi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang tugas pokok dan fungsi BPS.

Koordinasi antarinstansi masih belum optimal, sehingga terjadi duplikasi penyelenggaraan kegiatan statistik yang mengakibatkan penggunaan anggaran yang kurang efisien. Permasalahan penting lainnya yaitu belum optimalnya implementasi 4 prinsip dasar dari 10 prinsip dasar penyelenggaraan statistik resmi yang direkomendasikan oleh PBB, antara lain:

(i) National Statistical Offices (NSO) berhak untuk membetulkan dan mengklarifikasi apabila terjadi kekeliruan tafsir dan penyalahgunaan statistik.

(ii) Informasi statistik diperoleh dari berbagai sumber baik melalui sensus, survei maupun catatan administrasi di mana NSO bertanggungjawab terhadap kualitas, ketepatan waktu, biaya dan beban pada responden.

(iii) Koordinasi di antara penyelenggara statistik dan NSO adalah penting untuk mencapai sistem statistik yang konsisten dan efisien.

(iv) Kerjasama bilateral dan multilateral dalam bidang statistik dianjurkan dalam kerangka perbaikan sistem statistik nasional di semua Negara.

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN BPS

A. Visi BPS Kabupaten Bandung

Visi BPS 2010-2014 dibangun dengan memperhatikan berbagai kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang dihadapi dari pihak luar dengan landasan pemikiran proaktif. Pembangunan nasional di bidang statistik diarahkan agar mampu mengakomodasi berbagai tantangan yang berkembang, seperti reformasi yang mendukung keterbukaan informasi, otonomi daerah yang mengandung tantangan keragaman data dan informasi statistik pada tingkatan wilayah kecil, perkembangan teknologi informasi yang mengarah kepada peningkatan kemudahan akses masyarakat akan data dan informasi, serta memperhatikan kesiapan SDM penyelenggara statistik dan kecenderungan pembatasan akses terhadap data dari responden/obyek kegiatan statistik.

Dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, maka Visi BPS 2010-2014 disepakati sebagai berikut:

“Pelopor data statistik terpercaya untuk semua”

“The Agent of trustworthy statistical data for all”

BPS adalah lembaga pemerintah yang mempunyai tugas pokok menyediakan dan melakukan koordinasi ketersediaan data dan informasi statistik pada lingkup nasional maupun daerah. Kata “pelopor” mempunyai makna bahwa BPS sebagai pencetus ide penyedia statistik terpercaya, sekaligus sebagai pelaku dalam penyediaan statistik terpercaya. Kata “data statistik yang terpercaya” yaitu statistik yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Kata “untuk semua” dimaksudkan bahwa semua pihak mempunyai hak yang sama untuk mengakses data BPS (impartial).

Dengan visi tersebut eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena dapat dipercaya semua pihak. BPS bukan hanya bagian dari pemerintah, tapi juga bagian dari keseluruhan masyarakat dan aspek kehidupan. Di samping itu, visi ini juga memberikan ruang yang cukup bagi peran serta berbagai pihak untuk ikut serta dalam menyediakan, memanfaatkan, dan menggunakan data dan informasi statistik.

Proses penyediaan data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang disebarluaskan melalui berbagai media dan berbagai cara agar pemanfaatannya berdaya jangkau luas, di dalam maupun di luar negeri.

B. Misi BPS Kabupaten Bandung

Pernyataan misi merupakan penjabaran serta rencana pelaksanaanprogram dan kegiatan agar mampu mencapai visi yang sudah ditetapkan. Berdasarkan visi BPS, maka misi pembangunan nasional statistik Indonesia mencakup:

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien,

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia,

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik,

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak,

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional yang efektif dan efisien.

Misi pertama merujuk pada filosofi dasar bahwa untuk mewujudkan visi, BPS Kabupaten Bandung memerlukan landasan hukum yang kuat. Saat ini banyak perubahan yang mendasar yang menuju pada pentingnya peninjauan kembali Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Di samping itu dalam operasional lembaga dalam penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien memerlukan dukungan akan perkantoran yang representatif di samping sarana dan prasarana penunjang lainnya.

Misi kedua, SDM dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi dua pilar penting dalam penyelenggaraan SSN. Dengan dukungan TIK, maka SDM yang ada mampu mengimplemtasikan SSN secara efektif dan efisien.

Misi ketiga, BPS dalam menyelenggarakan statistik nasional mengacu pada 10 prinsip dasar yang direkomendasi PBB, yang di antaranya bahwa BPS Kabupaten Bandung harus menghasilkan data yang didasarkan pada metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Misi keempat, BPS Kabupaten Bandung sebagai pelayan publik dituntut untuk memberikan pelayanan prima. Misi ini menjadi bagian penting dan strategis dalam mewujudkan visi BPS, yaitu sebagai pelopor penyedia data dan informasi statistik untuk semua.

Misi kelima, BPS Kabupaten Bandung ikut bertanggung jawab atas terlaksananya SSN, perlu melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan efektif dan efisien.

C. Tujuan

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan BPS untuk menyediakan data dan informasi statistik pada skala nasional maupun regional, serta

melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan standarisasi dalam penyelenggaraan statistik.

Untuk mencapai misi BPS yang telah disebutkan diatas maka ditetapkan tujuan-tujuan utama BPS Kabupaten Bandung dalam pembangunan statistik lima tahun ke depan. Tujuan tersebut adalah:

Tujuan 1, Misi 1 :

Peningkatkan sarana dan prasarana Perkantoran dalam rangka menunjang penyelenggaran SSN,

Tujuan 2, Misi 2 :

Peningkatan Kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan Penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Penyelenggraan SSN (Sisitem Statistik Nasional);

Tujuan 3, Misi 3 :

Menghasilkan data yang didasarkan pada metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi Statistik Yang Berkualitas;

Tujuan 4, Misi 4 :

Meningkatkan Pelayanan Prima dalam Rangka Mewujudkan SSN yang Andal, Efektif, dan Efisien;

Tujuan 5, Misi 5 :

Meningkatnya kerjasama terutama dengan pemerintah daerah dalam hal kebutuhan data sektoral di wilayah terkecil.

D. Sasaran Strategis BPS Kabupaten Bandung

Sasaran yang dibangun mencapi tujuan yang telah ditetapkan diatas dimaksudkan untuk memcapai sasaran strategis pembangunan statistik nasional Indonesia khususnya di Kabupaten Bandung dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tujuan 1, sasaran strategis yang di tetapkan adalah : Meningkatkan sarana dan

Tujuan 2, sasaran strategis yang ditetapkan antara lain : 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia,

2. Terlaksananya tugas dan fungsi organisasi yang efektif dan efisien, 3. Meningkatnya kualitas pengolahan data dan informasi statistik dan

sarana TIK.

Tujuan 3, sasaran strategis yang ditetapkan antara lain:

1. Meningkatkan Ketersediaan Data dan Informasi pada seksi statistik Sosial yang akurat dan tepat waktu,

2. Tersedianya data dan informasi statistik Produksi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu,

3. Tersedianya data dan informasi statistik Distribusi yang lengkap, akurat, dan tepat waktu,

4. Tersedianya data dan informasi statistik Neraca Wilayah dan analisis yang lengkap, akurat, dan tepat waktu,

5. Tersedianya Program Penyediaan dan Pelayanan data dan informasi statistik,

6. Terselenggaranya pelatihan untuk menyamakan konsep, definisi dan metodologi pengumpulan data baik teknis lapangan maupun kuesioner.

Tujuan 4, sasaran strategis yang ditetapkan antara lain:

1. Meningkatnya hubungan baik dengan pengguna data,

2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik.

Tujuan 5, sasaran strategis yang ditetapkan antara lain:

Meningkatnya kerjasama dengan pemerintah daerah maupun dengan lembaga statistik/ penelitian atas dasar saling menghormati kemandirian dan menguntungkan dalam rangka menghasilkan data dan informasi statistik berkualitas internasional

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis BPS Kabupaten Bandung dapat diukur dengan berbagai indikator utama, seperti meningkatnya kepercayaan pengguna data terhadap data dan informasi statistik yang dihasilkan, kemudahan akses pengguna dalam memperoleh data dan informasi statistik secara cepat, terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana pendukung, khususnya dalam rangka pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta keberhasilan pengelolaan akuntabilitas administrasi keuangan dan kinerja menuju opini “wajar tanpa pengecualian” terhadap Laporan Keuangan.

BAB III

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

A. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

Sejalan dengan proses penetapan Raperda RPJPD 2005 – 2025 yang tengah dilakukan Tahun ini, telah dirumuskan visi Kabupaten Bandung 2005 – 2025, yaitu

“KABUPATEN BANDUNG YANG REPEH RAPIH KERTARAHARJA TAHUN 2025”, dan berdasarkan arah kebijakan ekonomi daerah disusun berdasarkan kajian internal dan eksternal serta berpedoman pada dokumen Raperda RPJPD 2005-2025 terutama tahapan pembangunan kedua. Untuk menjamin keberlanjutan arah pembangunan arah kebijakan ekonomi Kabupaten Bandung tahun 2011 harus sejalan dengan kebijakan ekonomi nasional dan propinsi tahun 2011. Selanjutnya arah kebijakan ekonomi daerah ini akan dipedomani dalam kebijakan pengembangan sektoral dan regional yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan.

Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah tidak lepas dari visi dan misi pemerintah Kabupaten Bandung hasil pemilu tahun 2010. Visi Pemerintah Kabupaten Bandung adalah

“ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang baik dan

Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural, dan Berwawasan Lingkungan.”

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka ditetapkan Misi yang harus mendapat

perhatian seksama dimana tugas yang diemban oleh Pemerintah Kabupaten Bandung adalah:

1. Mewujudkan Pemerintahan yang Baik,

2. Memelihara Stabilitas Kehidupan Masyarakat yang Aman, Tertib, Tenteram dan Dinamis,

3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia,

4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat, 5. Memantapkan Keshalehan Sosial Berdaskan Iman dan Taqwa, 6. Menggali dan Menumbuhkembangkan Budaya Sunda,

7. Memelihara Keseimbangan Lingkungan dan Pembangunan yang berkelanjutan, 8. Meningkatkan Kinerja Pembangunan Desa.

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BPS KABUPATEN BANDUNG

B.1. STRATEGI

Seperti halnya strategi yang dicanangkan oleh BPS-RI, peningkatan kualitas data menjadi salah satu sasaran strategis yang akan dicapai BPS Kabupaten Bandung untuk mewujudkan visi penyedia data statistik yang berkualitas. Sejalan dengan strategi dan arah kebijakan BPS-RI selama lima tahun ke depan, BPS Kabupaten Bandung perlu mengupayakan dukukungan terhadap reformasi dan perubahan terhadap pembangunan statistik secara menyeluruh. Sebagai upaya dukungan terhadap peningkatkan kualitas data dan peningkatkan kualitas penyajian maka perlu dilakukan pembenahan-pembenahan, antara lain memenuhi kebutuhan perangkat TIK dan meningkatkan kualitas SDM. Proses peningkatan kualitas data ini, pada gilirannya akan dicerminkan oleh berkurangnya timelines penyajian data, dan meningkatkan kualitas penyajian, serta memberikan kemudahan kepada pengguna data untuk mengakses data.

Perkembangan situasi global, perkembangan TIK, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya statistik di masa mendatang memungkinkan munculnya berbagai tantangan dalam pembangunan statistik di Indonesia. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini dirasakan berdampak terhadap permintaan data dan informasi statistik yang semakin beragam, akurat, berkesinambungan, dan tepat waktu. Permintaan data dan informasi semacam ini tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga datang dari masyarakat.

Kapasitas maupun penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di BPS Kabupaten Bandung saat ini juga belum seluruhnya sesuai dengan kemajuan teknologi komputasi yang diperlukan untuk mempercepat pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data.

Sumber daya manusia yang kurang memadai baik kuantitas maupun kualitas merupakan situasi yang dialami BPS Kabupaten Bandung, khususnya di tingkat Kecamatan.

Berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan, serta mengacu pada strategi pembangunan statistik, maka BPS menetapkan strategi-strategi yang merupakan serangkaian aktivitas utama untuk mencapai sasaransasaran proses.

Strategi-strategi tersebut diuraikan untuk setiap sasaran proses dan dikelompokan dalam tiga bidang yang meliputi:

a) Strategi Bidang Peningkatan Kapasitas dan Kemampuan SDM dan Teknomogi Informasi dan Komunikasi (TIK).

b) Strategi Bidang Peningkatan Kualitas dan Keragaman Data.

c) Strategi Bidang Peningkatan Kerjasama dengan Pemerintah Daerah (PEMDA) dan peningkatan Pelayanan Prima.

I. Strategi Bidang Peningkatan Kapasitas SDM dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Strategi ini merupakan sarana untuk mencapai apa yang diharapkan dari misi BPS yang kesatu dan kedua. Misi kesatu BPS Kabupaten Bandung yaitu melaksanakan landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. Misi kedua BPS Kabupaten Bandung yaitu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran strategis dalam rangka peningkatan kapasitas SDM dengan tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan kinerja

aparatur BPS Kabupaten Bandung yang ditunjang oleh kuatnya penguasaan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

Keberhasilan peningkatan kualitas data dan informasi statistik juga sangat memerlukan dukungan dan peranan dari SDM. Oleh karena itu, pembangunan SDM merupakan bagian strategis dalam pembangunan statistik nasional lima tahun ke depan.

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, BPS Kabupaten Bandung merumuskan beberapa strategi untuk melakukan pembangunan sumber daya manusia dan penataan kelembagaan, yang terdiri atas serangkaian aktivitas utama untuk mencapai sasaran-sasaran yang ditetapkan.

Dalam pencapaian strategi Teknologi Informasi dan Komunikasi, yang diharapkan dari misi kedua BPS Kabupaten Bandung dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia, maka dirumuskan strategi bidang teknologi informasi dan komunikasi. Strategi ini diarahkan untuk mencapai sasaran strategis dalam rangka memperkuatan sistem basis data. Adapun tujuan strategi ini adalah untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia di BPS Kabupaten Bandung yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi mutakhir.

Sasaran-1: Meningkatkan Sarana dan Prasarana Perkantoran yang representatif.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor;

2. Mengganti mebeler yang tidak memadai sesuai dengan kebutuhan;

3. Mencukupi kebutuhan kendaraan operasional lapangan dalam rangka mempercepat proses kegiatan statistik;

Sasaran-2: Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat peta kekuatan untuk menempatkan personil sesuai kebutuhan dan kemampuan;

2. Memperbaiki perilaku individu dalam bekerja (code of conduct) baik sebagai petugas lapangan maupun sebagai staff BPS;

3. Memberikan kesempatan kepada pegawai (staff dan KSK) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi;

4. Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan dan kursus yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya.

Sasaran-3: Terlaksananya tugas dan fungsi organisasi yang efektif dan efisien BPS Kabupaten Bandung.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Malakukan pengawasan dan pemeriksaan internal BPS Kabupaten Bandung;

2. Memperbaiki penyelenggaraan Administrasi kegiatan BPS Kabupaten Bandung;

3. Melakukan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan BPS Kabupaten Bandung secara efektif.

Sasaran-4: Meningkatkan kualitas pengolahan data dan Informasi Statistik dan Sarana dan Prasarana TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memperbaiki sarana dan prasarana TIK secara umum;

2. Meningkatkan program konsistensi data

II. Strategi Bidang Peningkatan Kualitas Data dan Keragaman Data.

Strategi ini merupakan sarana untuk mencapai apa yang diharapkan dari misi ketiga BPS Kabupaten Bandung. Misi ketiga BPS kabupaten Bandung yaitu meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik. Dengan

demikian, strategi ini akan mengarah ke perkuatan sistem data dan informasi statistik dengan tujuan untuk mengoptimalkan kualitas data dan informasi statistik yang dihasilkan oleh BPS Kabupaten Bandung.

Kualitas data dan informasi statistik dapat diukur dalam enam dimensi yaitu keakuratan, relevan, tepat waktu/timeliness, mudah diakses/accessibility, koheren yang berarti konsisten antar sektor dan antar periode dan spasial, serta mudah diinterpretasi/interpretability.

Sasaran-1: Meningkatkan Ketersediaan data, Kualitas Data dan Informasi Statistik Sosial yang akurat dan tepat waktu.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagaiberikut:

1. Melaksanakan Sensus Penduduk 2010 yang berkualitas;

2. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik demografi;

3. Meningkatan kualitas data Survei Sosial-Ekonomi Nasional (SUSENAS);

4. Meningkatan kualitas data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS);

5. Meningkatan kualitas data Survei Upah dan Struktur Upah;

6. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik kemiskinan;

7. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik ketahanan sosial.

Sasaran-2: Meningkatkan Ketersediaan data, Kualitas Data dan Informasi Statistik Produksi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagaiberikut:

1. Melaksanakan Sensus Pertanian 2013 yang berkualitas;

2. Memperbaiki response rate dalam pengumpulan Industri Besar sedang dengan dua metode yaitu untuk Industri Besar melalui pendekatan sensus sedangkan Industri Sedang melalui pendekatan survei sampel;

3. Menerapkan pengukuran peningkatan kualitas statistik pertanian.

4. Memperbaiki response rate kegiatan pengumpulan data survei pertanian yaitu pertanian tanaman pangan/ubinan, hortikultura, perusahaan perkebunan,

5. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik dan respon rate pengumpulan data Pertambangan dan Energi;

6. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik dan respon rate pengumpulan data Konstruksi.

Sasaran-3: Meningkatkan Ketersediaan data, Kualitas Data dan Informasi Statistik Distribusi yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

Sasaran ini dicapai dengan menempuh langkah-langkah sebagaiberikut:

1. Meningkatkan kualitas statistik dan respon rate pengumpulan data harga Konsumen dan harga produsen;

2. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik dan respon rate pengumpulan data Keuangan;

3. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik dan respon rate pengumpulan data Pariwisata;

4. Meningkatan kualitas data dan informasi statistik dan respon rate pengumpulan data Perdagangan Dalam Negeri;

5. Meningkatan kualitas data dan informasi statistic dan respon rate pengumpulan

5. Meningkatan kualitas data dan informasi statistic dan respon rate pengumpulan

Dokumen terkait