• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi dan Prospek Pertanian Kota Tangerang Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

5.2.4 Potensi dan Prospek Pertanian Kota Tangerang Selatan

Melihat topografi dan geografis Kota Tangerang Selatan berdasarkan potensi fisik dasar Kota Tangerang Selatan berada tepat di sebelah timur Propinsi Banten. Dengan luas wilayah 147,19 km2 atau 14,719 Ha. Dengan keadaan iklim berdasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 23,5 - 32,6 °C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan Oktober yaitu 33,9 °C

93 dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus dan September yaitu 22,8 °C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 78,3 % dan 59,3 %. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu 486mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 177,3mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 21 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,8 m/detik dan kecepatan maksimum 12,6 m/detik.(kompilasi Data Awal Kota Tangerang Selatan, 2008:3).

Berikut dibawah gambar pengembangan wilayah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007-2008. Tetapi pada kenyataannya ada nya pengalihan lahan atau fungsi lahan yang terjadi dikarena kan Kota Tangerang Selatan dipersiapkan sebagai penyangga kota – kota besar yang mengelilinginya. Terlihat masih adanya lahan sawah untuk pertanian di Kota Tangerang Selatan akan tetapi pada data pendapatan perkapitanya sektor pertanian semakin berkurang.

94 Gambar 5. Persebaran Pengembangan Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2007-2008

95 Pertumbuhan ekonomi menerangkan bahwa sektor- sektor unggulan di tempati oleh sektor sekunder yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor unggulan yang mempunyai pertumbuhan yang tinggi serta daya saing yang baik dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak. Sektor non unggulan (sektor pertanian) yang mempunyai pertumbuhan, dan tidak memliki berdaya saing tinggi dan hanya mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang sedikit. Dengan perkembangan dan pembangunan wilayah Kota Tangerang Selatan yang begitu pesat dan menjadikan Kota Tangerang Selatan sebagai penyangga kota-kota besar seperti DKI Jakarta dan Kota Tangerang. Sehingga menuntut Kota Tangerang Selatan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Seperti pemukiman, perdagangan, dan jasa.

Terlihat dari potensi fisik wilayah, keadaan iklim atau curah hujan, serta karakteristik wilayah yang menunjang adanya potensi pertanian. Melalui pengembangan sarana dan prasaran perekonomian daerah serta tingkat pendidikan dan pengetahuan (mind set) serta kecintaan dan kesadaran masyarakat setempat bahwa sektor petanian dapat ditempatkan sebagai leading sektor diperkirakan sektor pertanian secara bertahap akan dapat pula mengejar ketinggalan.

.

96

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang menjadi kesimpulan yaitu:

1. Dalam perekonomian wilayah sektor-sektor dalam pengembangan wilayah berdasarkan PDRB ADH konstan yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan dan kontruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

2. Dengan menggunakan pendekatan metode Location Quotient (LQ), sektor-sektor unggulan di Kota Tangerang Selatan pada periode 2007-2008 berdasarkan yang terunggul adalah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa; Sektor bangunan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Perdagangan,Hotel dan Restoran; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih.

3. Dengan menggunakan analisis shift share (S-S), sektor unggulan yang mengalami pertumbuhan dan daya saing :

97 a. Persentase pertumbuhan total PDRB perubahan PDRB sektor-sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan periode 2007-2008 menunjukan peningkatan kontribusi sebesar 7,24 persen. Dengan persentase terbesar sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,66 persen. Dan pertumbuhan terkecil diduduki oleh sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar (-0,25) persen.

b. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (PPij>0) berdasarkan analisis

shift share (SS) merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan yang paling cepat dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Walaupun demikian, sektor perdagangan, hotel dan restoran bukanlah sektor ekonomi yang pertumbuhannya paling cepat. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan tercepat secara berurutan adalah termasuk sektor unggulan tertinggi yaitu sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (11persen), selanjutnya sektor non unggulan pertambangan dan penggalian (9 persen), dan sektor jasa-jasa (7persen). Dilihat dari daya saingnya, sektor ekonomi yang mempunyai daya saing yang baik (PPWij > 0) yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memiliki daya saing tertinggi dibandingkan sektor lainnya yang kurang memiliki daya saing. 4. Sektor pertanian memiliki prospek di Kota Tangerang Selatan terlihat dari

98 sektor pertanian Kota Tangerang Selatan. Namun seiring berjalannya waktu Kota Tangerang Selatan di persiapkan untuk mendukung atau menjadi penyeimbang dari DKI Jakarta dan kota kota besar lain disekitar wilayah Tangerang Selatan, sehingga kota Tangerang Selatan memiliki fungsi Regional yang menonjol seperti: kegiatan perdagangan, pemukiman, transportasi dan pendidikan/puspiktek.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Dalam upaya peningkatan peranan sektor-sektor unggulan terhadap pengembangan wilayah serta pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang Selatan, hendaknya pemerintah Kota Tangerang Selatan memprioritaskan sektor unggulan (sektor perdagangan, hotel dan restoran) yang sangat potensial untuk dikembangkan, dengan cara mengalokasikan dana yang tepat kepada sektor-sektor unggulan tersebut sehingga sektor-sektor unggulan tersebut akan meningkatkan kontribusi terhadap PDRB Kota Tangerang Selatan.

2. Pemerintah daerah khusus wilayah Kota Tangerang Selatan sebaiknya juga memperhatikan sektor-sektor non unggulan yang memilki pertumbuhan dan potensi yang sangat baik serta dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar (sektor perdagangan, hotel dan restoran), sehingga sektor

99 tersebut akan membantu mengurangi masalah kemiskinan dan pengangguran yang ada di Kota Tangerang Selatan.

3. Sektor pertanian merupakan sektor yang harus diperhatikan oleh semua pihak baik pemerintah pusat maupun daerah karena pada dasarnya sektor pertanian memiliki potensi pengembangan yang sangat besar, tetapi masih belum diolah secara baik. Oleh karena itu, melalui pengembangan sarana dan prasarana perekonomian daerah yang tidak ketimpang dan didukung oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat serta kesadaraan untuk mencintai sektor pertanian sebagai mesin penggerak perekonomian daerah dimasa datang diperkirakan pertanian akan mampu berkembang dengan pesat sebagai sektor andalan untuk mengejar ketertinggalannya dengan daerah-daerah maju.

4. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji lebih spesifik kontribusi sektor – sektor dan sub-sub sektor di Kota Tangerang Selatan terhadap pertumbuhan ekonomi, selain itu dapat pula mengkaji daya saing dengan perbandingan kondisi dengan wilayah lain. Hal ini dapat memberikan informasi yang lebih mendalam mengenai sektor-sektor/sub sektor apa saja yang akan menjadi leading sektor dan mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kota Tangerang Selatan ditengah-tengah persaingan pengembangan Kota sehingga dapat membantu

100 pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk menentukan kebijakan apa yang tepat agar dapat terus mendorong pertumbuhan sektor tersebut

101 DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. Dasar-dasar Ekonomi wilayah ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005)

Adisasmita, Rahardjo, Pengembangan Wilayah Konsep Dan Teori

( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008)

Arsyad, Lincolin. Ekonomi Pembangunan. (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,2004)

BPS Kota Tangerang Selatan. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2007/2008. ( Tangerang Selatan : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2008)

_____________________. Provinsi Banten Dalam Angka 2008. (Banten : BPS Provinsi Banten Tahun 2008)

Bappeda Kota Tangerang Selatan. Rencana Kerja Bappeda Kota Tangerang Selatan Tahun 2009 (Tangerang Selatan:Bappeda Kota Tangerang Selatan,2009)

___________________________.Peraturan Walikota No.25 Tahun 2009 Tentang Uraian Tugas Dan Tata Kerja Bappeda ( Tangerang Selatan:Bappeda Kota Tangerang Selatan,2009)

___________________________.kompilasi Data Awal Kota Tangerang Selatan. (Tangerang Selatan, Bappeda Kota Tangerang Selatan,2009)

Bratakusumah, Deddy Supriady dan Riyadi. Perencanaan Pembangunan Daerah.(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,2003)

Daryanto, Arief dan Hafizrianda, yundy. Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah: Konsep Dan Aplikasi.

(Bogor: IPB Press, 2010)

Glasson, J. Pengantar Perencanaan Regional. (Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, 1977)

102 Karoma, Alifiatul. Pengembangan Kawasan Agribisnis Belimbing Dewa di Kota Depok .(Studi Kasus: Kecamatan Sawangan, Kota Depok). [Skripsi]. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Sains dan Teknologi. Program Studi Agribisnis. 2010

Kartasasmita, Ginandjar. Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran Dan Praktiknya Di Indonesia (Jakarta:LP3ES,1997)

Kusumah Negara, Adithia. Kontribusi Sektor Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Tangerang Periode 2003-2007.

[skripsi].

Mankiw,N.G. Macroeconomics. Imam Nurmawan [penerjemah]. (Jakarta: Erlangga, 2000)

Mubyarto. Pengantar ekonomi pertanian ( Jakarta : PT Pustaka LP3ES, 1994)

Priyarsono, D.S, sahara, dan M. firdaus. Ekonomi Regional. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007)

Richardson, HW. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional.( Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,1977)

Sondari. Analisis Sektor Unggulan Dan Kinerja Ekonomi Provinsi Jawa Barat Periode 2001-2005. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen.2007)

Tarigan, Robinson. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi (Jakarta: Bumi Aksara,2005)

Tarigan, Robinson. Perencanaan Pembangunan Wilayah (Jakarta : Bumi Aksara, 2005)

Usya. Analsisis Struktur Ekonomi Dan Identifikasi Sektor Unggulan di Kabupaten Subang.[skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen ,2005)

103 Lampiran 2: Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 0 - 4 4,89% 4,79% 9,69% 2 5 - 9 4,71% 4,61% 9,32% 3 10 - 14 4,51% 4,42% 8,93% 4 15 - 19 4,81% 4,71% 9,52% 5 20 - 24 4,73% 4,64% 9,37% 6 25 - 29 4,39% 4,30% 8,70% 7 30 - 34 4,60% 4,50% 9,10% 8 35 - 39 3,67% 3,60% 7,27% 9 40 - 44 2,53% 2,48% 5,00% 10 45 - 49 3,42% 3,35% 6,77% 11 50 - 54 3,22% 3,15% 6,37% 12 55 - 59 3,28% 3,22% 6,50% 13 ≥ 60 1,75% 1,72% 3,47% 50,51% 49,49% 100,00% Tabel 3.1.3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Tangerang Selatan

Hingga Agustus 2008

Jumlah

Sumber : Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 dan data bulanan Kecamatan 2008 dalam Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

104 Lampiran 5 : PDRB Provinsi Banten

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA BANTEN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA

TAHUN 2007-2008 (JUTA RUPIAH)

NO LAPANGAN USAHA 2007 2008

1 PERTANIAN 5,242,350.48 5,408,861.73

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 69,292.77 79,151.12

3 INDUSTRY PENGOLAHAN 31,496,751.75 32,225,075.20

4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2,629,581.32 2,805,792.50

5 BANGUNAN 1,880,273.94 2,010,388.56

6 PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 12,800,800.86 14,202,996.50

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 5,780,569.93 6,200,675.31

8

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA

PERUSAHAAN 2,138,061.77 2,489,875.78

9 JASA-JASA 3,009,092.96 3,380,093.59

TOTAL 65,046,775.77 68,802,910.30

105 Lampiran 6 : Perhitungan LQ Kota Tangerang Selatan

Nilai LQ Sektor Perekonomian Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Pendapatan Wilayah Tahun 2007-2008

Lapangan Usaha 2007 2008

PERTANIAN 0.12 0.11

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 0.22 0.19

INDUSTRI PENGOLAHAN 0.43 0.42

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1.04 1.00

BANGGUNAN 2.51 2.37

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 1.32 1.35

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1.99 1.93

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

3.03 2.87

JASA-JASA 2.68 2.52

106 Lampiran 14 . Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada Tahun 2009

NO JENIS PEKERJAAN JUMLAH %

1 Belum/Tidak Bekerja 51.256 4,92

2 Ibu Rumah Tangga 121.266 11,64

3 Pelajar/Mahasiswa 131.230 12,59 4 Pensiunan 22.068 2,12 5 PNS 44.074 4,23 6 TNI 21.066 2,02 7 Polri 16.383 1,57 8 Pedagang 40.075 3,85 9 Petani 1.509 0,14 10 Peternak 210 0,02 11 Karyawan BUMN/BIMD/Swasta 521.192 50,01 12 Buruh 41.289 3,96 13 Guru 8.050 0,77 14 Dosen 895 0,09 15 Dokter 630 0,06 16 Perawat 3.012 0,29 17 Bidan 18.001 1,73 1.042.206 100 Jumlah

108 Lampiran 7 : Perubahan PDRB Kota Tangerang Selatan periode 2007-2008

Perubahan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000 Yahun 2007 Dan 2008 (Juta Rupiah)

Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 (diolah)

lapangan usaha 2007 2008 ∆ PDRB persen

Pertanian 44,001.03 43,892.23 -108.80 -0.25

Pertambangan dan Penggalian 1,069.88 1,076.56 6.68 0.62

Industri Pengolahan 933,461.05 935,085.02 1,623.97 0.17

Listrik, gas dan air bersih 184,743.51 194,447.48 9,703.97 5.25

Banggunan 319,450.27 326,480.24 7,029.97 2.20

Perdagangan, hotel dan restoran 1,146,690.37 1,314,808.14 168,117.77 14.66

Pengangkutan dan komunikasi 778,686.27 820,451.71 41,765.44 5.36

Keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan 438,010.21 490,496.60 52,486.39 11.98

Jasa-jasa 545,877.46 583,018.15 37,140.69 6.80

109 Lampiran 8 : Perubahan PDRB Provinsi Banten Periode 2007-2008

Perubahan PDRB Propinsi Banten Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Haraga Konstan 2000, Tahun 2007-2008 (Juta Rupiah)

lapangan usaha 2007 2008 ∆ PDRB persen

pertanian 5,242,350.50 5,408,861.73 166,511.23 3.18

pertambangan dan penggalian 69,292.80 79,151.12 9,858.32 14.23

industri pengolahan 31,496,751.70 32,225,075.20 728,323.50 2.31

listrik, gas dan air bersih 2,629,581.30 2,833,527.01 203,945.71 7.76

banggunan 1,880,273.90 2,010,388.56 130,114.66 6.92

perdagangan, hotel dan restoran 12,800,800.90 14,202,996.50 1,402,195.60 10.95

pengangkutan dan komunikasi 5,780,569.90 6,200,675.31 420,105.41 7.27

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,138,061.80 2,489,875.78 351,813.98 16.45

jasa-jasa 3,009,098.00 3,380,093.59 370,995.59 12.33

total 65,046,775.80 68,830,644.80 3,783,869.00 5.82

110

Lampiran 9 : Rasio ( Nilai Ra, Ri dan ri)

Rasio PDRB Kota Tangerang Selatan Dan Provinsi Banten (nilai Ra, Rid an ri )

Lapangan Usaha ri Ri Ra

Pertanian -0.00247 0.031763 0.05

Pertambangan dan Penggalian 0.00624 0.14227 0.05

Industri Pengolahan 0.00174 0.023124 0.05

Listrik, Gas dan Air Bersih 0.05253 0.077558 0.05

Banggunan 0.02201 0.0692 0.05

Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.14661 0.10954 0.05

Pengangkutan dan Komunikasi 0.05364 0.072675 0.05

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.11983 0.164548 0.05

Jasa-jasa 0.06804 0.123291 0.05

Total 0.07235 0.058172 0.05

111 Lampiran 10 : Analisis shift share Komponen Pertumbuhan Regional

Analisis shift share Menurut Lapangan Usaha di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Tahun 2007-2008

lapangan usaha PRij PRij Persen

Pertanian 2200.052 5

Pertambangan dan penggalian 53.494 5

Industry pengolahan 46673.05 5

Listrik, gas dan air bersih 9237.176 5

Banggunan 15972.51 5

Perdagangan, hotel dan restoran 57334.52 5

Pengangkutan dan komunikasi 38934.31 5

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 21900.51 5

Jasa-jasa 27293.87 5

Total 219599.5 5

112 Lampiran 11: analisis shift share Komponen Pertumbuhan Proposional

. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha Di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proposional, Tahun 2007-2008

Lapangan Usaha PPij PPij Persen

Pertanian -880.021 -2

Pertambangan dan Penggalian 96.2892 9

Industri Pengolahan -28.003.8 -3

Listrik, Gas dan Air bersih 3.694.87 2

Banggunan 3.194.503 1

Perdagangan, Hotel dan Restoran 57.334.52 5

Pengangkutan dan Komunikasi 15.573.73 2

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 48.181.12 11

Jasa-Jasa 38.211.42 7

Total 35.135.92 0.8

113 Lampiran 12. Analisis Shift Share Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha Di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2007-2008

lapangan usaha PPWij PPWij Persen

Pertanian -1320.03 -3

Pertambangan dan Penggalian -149.783 -14

Industri Pengolahan -18669.2 -2

Listrik, Gas dan Air Bersih -3694.87 -2

Banggunan -12778 -4

Perdagangan, Hotel dan Restoran 45867.61 4

Pengangkutan dan Komunikasi -15573.7 -2

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan -21900.5 -5

Jasa-Jasa -32752.6 -6

114 Lampiran 13. Presentase PP dan PPW

Nilai persentase PP dan PPW di Kota Tangerang Selatan

Lapangan Usaha % PP %PPW

Pertanian -2 -3

Pertambangan dan Penggalian 9 -14

Industri Pengolahan -3 -2

Listrik, Gas dan air Bersih 2 -2

Banggunan 1 -4

Perdagangan, Hotel dan Restoran 5 4

Pengangkutan dan Komunikasi 2 -2

Keuangan, Persewaan dan jasa Perusahaan 11 -5

115

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Penduduk Rasio Jenis Kelamin 1 Serpong 50.680 49.675 100.355 102,02 2 Serpong Utara 38.385 39.014 77.399 98,39 3 Setu 28.815 27.604 56.419 104,39 4 Pamulang 125.886 122.315 248.201 102,92 5 Ciputat 82.886 78.840 161.726 105,13 6 Ciputat Timur 80.351 80.053 160.404 100,37 7 Pondok Aren 125.667 121.203 246.870 103,68 532.670 518.704 1.051.374 102,69

Sumber: Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008 Tabel 3.1.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

2007

116 .

Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren Laki-laki - - - 1 - - 3 4 Perempuan - - - - - 2 10 12 Jumlah - - - 1 - 2 13 16 Laki-laki 39 55 1 6 7 5 7 120 Perempuan 54 71 4 5 8 10 8 160 Jumlah 93 126 5 11 15 15 15 280 Laki-laki 235 286 120 207 215 86 311 1.460 Perempuan 224 212 232 229 309 177 300 1.683 Jumlah 459 498 352 436 524 263 611 3.143 Laki-laki 1.618 324 956 927 425 106 258 4.614 Perempuan 1.634 254 1.334 1.123 349 120 262 5.076 Jumlah 3.252 578 2.290 2.050 774 226 520 9.690 Tingkat

Pendidikan Jenis Kelamin

Kecamatan

Kota Tangerang Selatan Tabel 3.2.1

Jumlah Pencari Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

Tahun 2007

Tak Tamat SD

SD

SLTP

117

Serpong Serpong

Utara Setu Pamulang Ciputat

Ciputat Timur Pondok Aren Laki-laki 57 46 24 30 43 22 32 254 Perempuan 56 59 18 42 28 20 31 254 Jumlah 113 105 42 72 71 42 63 508 Laki-laki 21 34 6 104 129 51 15 360 Perempuan 29 25 6 115 143 80 21 419 Jumlah 50 59 12 219 272 131 36 779 Laki-laki 124 24 6 256 194 71 292 967 Perempuan 133 28 4 287 137 79 375 1.043 Jumlah 257 52 10 543 331 150 667 2.010 Laki-laki 2.094 769 1.113 1.531 1.013 341 918 7.779 Perempuan 2.130 649 1.598 1.801 974 488 1.007 8.647 Jumlah 4.224 1.418 2.711 3.332 1.987 829 1.925 16.426 Sarjana Total

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2007/2008 DI-DII

DIII

Tabel 3.2.1 (Lanjutan)

Tingkat

Pendidikan Jenis Kelamin

Kecamatan

Kota Tangerang Selatan

118 SEBARAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA TANGERANG SELATAN

Dokumen terkait