• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Kondisi Umum Kota Tangerang Selatan

METODE PENELITIAN

4.1 Sejarah dan Kondisi Umum Kota Tangerang Selatan

Pada masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu Suku Sunda, Suku Betawi, dan Suku Tionghoa. Kota Tangerang Selatan adalah salah satu kota di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Wilayah ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Rencana ini berawal dari keinginan warga di wilayah selatan untuk mensejahterakan masyarakat. Pada tahun 2000, beberapa tokoh dari kecamatan-kecamatan mulai menyebut-nyebut Cipasera sebagai wilayah otonom. Warga merasa kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.

Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Cisauk, dan Setu. Wilayah ini berpenduduk sekitar 966.037 jiwa. Pada 22 Januari 2007, Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Tangerang Selatan. Dalam rapat yang dipimpin Ketua DPRD Endang Sujana,

56 Ciputat dipilih secara aklamasi. Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banten mulai membahas berkas usulan pembentukan Kota Tangerang mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ke Dewan pada 22 Maret 2007. (Wikipedia, 11:55)

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan) kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2. 7 kecamatan Kota Tangerang Selatan terdiri dari Serpong, Serpong Utara, Ciputat, Ciputat Timur, Setu, Pamulang, Pondok Aren.

Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar 150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan masing-masing yang berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2 karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.

57

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Tangerang

- Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Kota Depok

- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kota Depok

- Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang

Luas wilayah masing-masing kecamatan tertera dalam Tabel 1. Kecamatan dengan wilayah paling besar adalah Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha atau 20,30% dari luas keseluruhan Kota Tangerang Selatan, sedangkan kecamatan dengan luas paling kecil adalah Setu dengan luas 1.480Ha atau 10,06%.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kota Tangerang Selatan

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase terhadap

luas kota (%) 1 Serpong 2,404 16.33% 2 Serpong Utara 1,784 12.12% 3 Ciputat 1,838 12.49% 4 Ciputat Timur 1,543 10.48% 5 Pamulang 2,682 18.22% 6 Pondok Aren 2,988 20.30% 7 Setu 1,480 10.06%

Kota Tangerang Selatan

14,719 100.00%

Sumber :Hasil Olah Potensi Desa Tahun 2006 Dalam Kompilasi Data Untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan (2008)

58 Bagian barat wilayah Kota Tangerang selatan yang berbatasan dengan kabupaten Tangerang sesuai untuk pertanian lahan kering, sedangkan untuk sebagian besar bagian utara wilayah Kota Tangerang Selatan kurang sesuai baik untuk pertanian tanaman lahan kering maupun lahan basah. Bagian selatan wilayah Kota Tangerang selatan sebagian digunakan untuk lahan pertanian tanaman lahan basah dan pengembangan tambak, walaupun lahan ini kurang sesuai untuk pertanian lahan basah maupun kering, namun saat ini telah diatasi dengan sistem irigasi dan pompanisasi.

Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun 2007, dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 Jiwa sedangkan perempuan 518.704 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan

jumlah perempuan. Kepadatan penduduk kota tersebut mencapai 7.143 orang /km2. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari angka kepadatan

Kabupaten induk (Kabupaten Tangerang dengan 36 kecamatan) yaitu 3.154,08 orang/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di ciputat timur (9.769 orang/km2) dan kepadatan terendah disetu (3.614 orang/km2).

59 Tabel 2.Perbandingan Demografi Kota Tangerang Selatan Dengan Kabupaten

Tangerang Dengan 36 Kecamatan Dan Kabupaten Tangerang Dengan 29 Kecamatan Demografi Kab.Tangerang 36 kecamatan Kota Tangerang Selatan 7 kecamatan Kab.Tangerang 29 kecamatan Kelurahan 77 49 28 Desa 251 5 246 Jumalh (orang ) 3.502.226 1.051.374 2450.852 Luas wilayah (Km2)*) 1.110,38 147,19 959,60 Kepadatan (orang/km2) 3.154,08 7.143 2.554,04

Sumber : BPS Kota Tangerang Selatan 2008

Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2008 adalah 102,69 artinya komposisi penduduk laki-laki lebih banyak di bandingkan penduduk perempuan. Kecenderungan sex rasio diatas 100 di mungkinkan dengan banyaknya pendatang yang terserap di lapangan pekerjaan khususnya sektor industri dan perdagangan/ jasa masih didominasi oleh kalangan laki-laki.

Jika dilihat dari umur, persentase terbesar penduduk Kota Tangerang Selatan tahun 2008 adalah pada kelompok 15-60 tahun yaitu sekitar 68,6 %, sedangkan kelompok umur 0 – 14 tahun sekitar 27,94 persen dan kelompok umur 60 tahun keatas berjumlah 3,47 persen. Komposisi jumlah penduduk menurut kelompok umur tersebut menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk di kota tangerang selatan sekitar 50,51 atau dengan kata lain dari 100 usia produktif menanggung 49,49 penduduk tidak produktif.

60 4.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

Sebelum Kota Tangerang Selatan disahkan, PJS Walikota Kota Tangerang Selatan telah mengintruksikan kepada Kepala Bagian Organisasi Kabupaten Tangerang untuk menyusun SOTK Pemerintah Kota Tangerang Selatan. "Ini bertujuan agar pemerintahan dapat langsung dijalankan, setelah penjabat wali kota dilantik. SOTK Kota Tangerang Selatan yang telah tersusun adalah untuk sekretaris daerah 1, asisten daerah 2, dinas 7, badan 3, kantor 6, dan bagian 2. Adapun untuk penyerahan pegawai, eselon II A 1 orang, eselon II B 15 orang, eselon III A 32 orang, eselon III B 61 orang, eselon IV A 314 orang, dan fungsional 4.188 orang.

Pemerintah Kota Tangerang Selatan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 yang telah diatur dalam Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2009 dan diubah oleh Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 7 Tahun 2009 terdiri dari 3 Asisten, Sekretariat DPRD, 11 Dinas Daerah, 8 Lembaga Teknis Daerah, 5 Staf Ahli, Inspektorat KOTA, Kantor Satuan Pamong Praja, Kecamatan dan Kelurahan.

61 4.3 Ketenaga Kerjaan

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting bagi pembangunan ekonomi daerah yang ada akhirnya mengurangi angka pengangguran sehingga dapat berdampak memperkecil tingkat kemiskinan pada masyarakat. Indikator ketenagakerjaan yang dapat memberikan gambaran tentang seberapa besar keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi produktif adalah tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK). TPAK merupakan persentase penduduk (10 tahun ke atas) yang tergolong angkatan kerja.

Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun 2007, dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 jiwa sedangkan perempuan 518.704 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69, yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan jumlah perempuan. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun 2008 menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar adalah 0 – 4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan kelompok umur dengan jumlah penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.

Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur diolah dari Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota Tangerang Selatan. Karena ada ketidakcocokan antara jumlah total penduduk yang ada dalam Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008 yang digunakan sebagai acuan, angka

62 yang digunakan adalah angka persentase dan bukan angka absolut dengan asumsi bias tersebar ke dalam semua kelompok data.

Pada sektor ketenagakerjaan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan menyusun kebijakan, strategi dan penyusunan program dibidang ketenagakerjaan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berdasarkan tingkat pendidikan pencari kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang pada tahun 2007, pencari kerja dengan tingkat pendidikan SLTA merupakan kelompok pencari kerja terbesar dengan jumlah 9.690 orang dari total 16.426 orang atau sebesar 58,99%. Pencari kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi (DI-DII, DIII dan Sarjana) juga tercatat cukup besar yaitu berjumlah 3.297 orang atau 20,07%. Pencari kerja tak tamat SD hanya sebanyak 16 orang atau 0,1%. Jumlah penduduk menurut jenis pekerjaan pada tahun 2009, penduduk Kota Tangerang Selatan banyak yang bekerja pada instansi BUMN/BUMD/Swasta dengan jumlah 521.192 orang atau 50,01% sedangkan yang bekerja pada sektor peternakan hanya berjumlah 210 orang atau 0,02 %. (Kompilasi Data Awal Kota Tangerang Selatan,2009).

63 BAB V

Dokumen terkait