TINJAUAN PUSTAKA
1. Potensi Desa Ngadisari
Tabel 4. 14 Analisis Potensi Sumber Daya Lokal di Desa Ngadisari
I V Kebijakan/Teori Kondisi Eksisting Hasil Analisis
Sum ber Da y a Ala m J enis K o mo dita s
Komoditas pertanian dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan
kultural yang sangat
beragam mempunyai daya
tarik kuat sebagai
agrowisata atau ekowisata berbasis pertanian (Utama, 2012). Ruang lingkup dan potensi agrowisata, pada kegiatan sub sektor tanaman pangan meliputi lingkup komoditas dan kegiatan. Lingkup komoditas seperti
komoditas tanaman
holtikulkura, dan lainnya. (Puspitasari. 2010)
Dokumen
Komoditas Tanaman Pangan dan Holtikultura, Jenis tanaman sayur mayor yaitu kentang, Kubis,
Bawang Daundan Sawi.
Komoditas Perkebunan, Di Desa Ngadisari tidak terdapat lahan perkebunan sehingga komoditas pekerbunan pun tidak ada.
Komoditas Peternakan, Jenis hewan ternak yang terdapat di Desa Ngadisari ialah sapi potong, kuda, kambing, domba, ayam buras dan itik. Jenis ternak kuda di desa ngadisari dijadikan sebagai salah satu kendaraan wisata yang membawa wisatawan menuju kawasan objek wisata Gunung Bromo
Stakeholder
Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder disebutkan bahwa Ngadisari memiliki jenis tanaman hias yaitu bunga edelweiss. Jenis lain seperti jagung putih, kentang kubis, dan bawang daun
Potensi komoditas di Desa Ngadisari
ialah jenis komoditas tanaman
jagung putih, kentang, kubis, bawang daun dan sawi. Dan jenis tanaman hias yaitu bunga edelweiss.
Juga ternak kuda yang dapat
K einda ha n Ala m Pemandangan pertanian
merupakan salah satu daya tarik alami dalam agrowisata (Puspitasari, 2010). Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan budiarti
terkait potensi agrowisata di
Desa Dihideung Kab.
Bandung, keindahan alam
yang menjadi objek
agrowisata seperti hamparan budidaya tanaman hias di lembah dan pemandangan hamparan kebun sayuran dan kebun desa.
Desa Ngadisari memiliki luas tegalan sekitar 454.24 Ha atau sekitar 58.59 % dari luas lahan desa yang ditamani berbagai jenis tanaman khususnya sayur-sayuran seperti kentang, kubis, dan bawang daun. Ditambah lagi hanya 13.72 % merupakan lahan yang landau, sisanya 86. 28% lahan berombak, bergelombang, berbukit, dan bergunung.
Potensi keindahan alam di Desa Ngadisari ialah memiliki panorama hamparan lahan pertanian yang indah, ditambah dengan kontur tanah yang beragam menambah daya tarik hamparan lahan.
Iklim
Berdasarkan komponen
pengembangan agrowisata, salah satu daya tarik alami
yang diperlukan oleh
kawasan agrowisata ialah
udara yang sejuk
(Puspitasari. 2010)
Desa Ngadisari yang memiliki ketinggian diatas 1800 meter diatas permukaan laut. Dengan pola curah hujan termasuk kategori cukup tinggi dan suku udara rata-rata sekitar 20ºC bahkan pada kondisi tertentu dapat mencapati 0 ºC.
Potensi iklim di Desa Ngadisari ialah memiliki udara yang sejuk bahkan relatif dingin. Hal ini mampu menciptakan rasa nyaman bagi para pengunjung.
Sm ber Da y a M a nus ia K eg ia ta n P ert a nia n
Kegiatan pertanian yang dijadikan sebagai kegiatan
wisata pada kawasan
agrowisata meliputi aktivitas persiapan lahan, aktivitas
penanaman, aktivitas
pemeliharaan, aktivitas
pemanenan, dan aktivitas
pengolahan hasil panen
hingga bentuk siap
dipasarkan (Haryandhes.
2013)
Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder disebutkan bahwa para petani di desa ngadisari setiap hari selalu berkegiatan dikebun atau landang. Petani menghabiskan waktu sekitar 10 jam berkegiatan diladang. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan menanam tanaman, kegiatan pemeliharaan, panen hingga penjualan tanaman hasil produksi pertanian. Selain itu, petani juga membuat kerajian dari bunga edelweiss yang dibentuk mirip seperti boneka, dan bentuk lainnya
Potensi kegiatan pertanian di Desa
Ngadisari dapat mendukung
pengembangan agrowisata berupa kegiatan menanam, memelihara, dan memanen yang sering dilakukan oleh para petani. Selain itu, petani juga
membuat kerajian dari bunga
edelweiss yang dibentuk mirip seperti boneka, dan bentuk lainnya
K ema mp ua n da n K ua lita s M a sy a ra ka t Agrowisata berbasis masyarakat, menuntut
masyarakat agar dapat
mengorganisasikan dan
mengoperasikan sendiri
bisnis agrowisata, serta
membuat sendiri aturan dan pembagian tugas-wewenang sendiri, karena pengelolaan dan kepemilikan dilakukan oleh masyarakat setempat, serta pemandu wisata pun harus dari orang setempat,
sehingga kemampuan dan
kualitas masyarakat harus diperhatikan (Saridarmini, 2011)
Berdasarkan data BPS tahun 2016, sekitar 90.5 % penduduk Desa Ngadisari telah menamatkan pendidikan SD; 37.56 % telah menamatkan pendidikan SMTP; dan 10.5 % telah menamatkan pendidikan SMTA.
Selain itu, 88.95 % masyarakat bekerja dibidang pertanian; 0.3 % (4 orang) bekerja di industri rumah tangga; 3.11% (41 orang) bekerja dibidang angkutan; dan 3.26 % (43 orang) bekerja dibidang perhotelan.
Potensi masyarakat Desa Ngadisari
dilihat dalam kemampuan dan
kualitas masyarakatnya yaitu 90.5 % masyarakat sudah menamatkan SD berarti sudah bisa melakukan baca tulis dan 10.5% sudah menamatkan pendidikan SMTA. Dan 88.95 % bekerja dibidang partanian dan juga terdapat beberapaorang yang bekerja dibidang lain seperti industri rumah tangga, angkutan, dan perhotelan
B uda y a M a sy a ra ka t
Kondisi alam dan budaya masyarakat menjadi sangat penting untuk dipertahankan kelestarian dan keastriannya, hal ini sangat mementukan
keberlanjutan agrowisata
(Utama, 2012).
Berdasarkan wawancara dengan stakeholder disebutkan bahwa Desa Ngadisari memiliki peraturan adat yang ketat dan mengingat. Peraturan adat tersebut mengatur kegiatan didalam desa ngadisari seperti tanah adat, syarat pernikahan, dan lain sebagainya. Selain itu, Desa Ngadisari merupakan desa yang didominasi oleh masyarakat suku tengger yang terkenal rajin dan taat. Dan berdasarkan data BPS tahun 2016 suku tengger menganut agama hindu sehingga masyarakat desa ngadisari 96.5% menganut agama hindu.
Potensi budaya masyarakat di Desa Ngadisari ialah adanya keberadaan
masyarakat suku tengger yang
memiliki budaya yang unik dan khas, serta di desa ini memiliki peraturan adat yang unik dan mengikat. Masyarakat suku tengger memiliki karakter rajin dan taat pada agama hal ini tentu perlu dipertahankan guna
mendukung pengembangan agrowisata. K elemba g a a n
Berdasarkan aspek kunci
dalam pengembangan
agrowisata berbasis
masyarakat diperlukan
pembentukan panitia atau
lembaga pengelolaan
kegiatan agriwisata,
dengan dukungan
pemerintah dan organisasi masyarakat (Saridarmini, 2011)
Berdasarkan dokumen program penyuluhan pertanian Kec. Sukapura tahun 2016 disebutkan bahwa Desa Ngadisari memiliki 2 (dua) kelompok tani yaitu (1) Puji Makmur yang termasuk dalam kelas kelompok lanjut dan sudah berbadan hukum; (2) Sari Makmur yang termasuk dalam kelas kelompok pemula dan belum berbadan hukum. Dan Berdasarkan hasil wawancara dengan stakeholder desa ini sudah terdapat kelompok sadar wisata.
Potensi kelembagaan pada Desa Ngadisari ialah telah terbentuk
organisasi masyarkat berupa
kelompok tani dan kelompok sadar wisata. Dan kelompok tani sudah berbadan hukum. Namun, belum terdapat dukungan dari pemerintah atau pihak lain.