• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.3 Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil sintesa tinjauan pustaka, didapatkan indikator-indikator penelitian yang selanjutnya diturunkan menjadi variabel penelitian. Menurut Kountur (2005) suatu variabel memiliki dua ciri utama yaitu dapat membedakan sesuatu dengan yang lainnya dan variabel harus dapat diukur. Sedangkan pengertian definsi operasional menurut Kountur (2005) ialah penjelasan suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur, sehingga dafinisi operasional ini mampu memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel-variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Varibel Penelitian

Indikator Variabel Sub

Variabel Definisi Operasional

Sumber Daya Alam Jenis Komoditas Pertanian Jenis Komoditas tanaman pangan dan holtikultura

Berbagai jenis komoditas tanaman pangan dan holtikultura

Jenis Komoditas Pekerbunan

Berbagai jenis komoditas pekerbunan

Jenis Komoditas Perternakan

Berbagai jenis komoditas perternakan

Keindahan Alam seperti pemandangan lahan pertanian

Adanya keindahan alam seperti pemandangan lahan pertanian sebagai daya tarik kawasan agrowisata

Iklim berhubungan dengan udara yang sejuk.

Kondisi iklim yang mendukung kawasan agrowisata yang menciptakan kesejukan udara dan suhu yang nyaman bagi pengunjung Sumber Daya

Manusia

Kegiatan Pertanian seperti proses budidaya, panen dan pengolahan

Adanya kegiatan pertanian yang dapat ditunjukan pada wisatasan seperti proses budidaya, panen, ataupun

Indikator Variabel Sub

Variabel Definisi Operasional

pengolahan. Kemampuan atau Kualitas

Masyarakat dalam keterlibatan pengembangan agrowisata

Kondisi kemapuan dan kualias masyarakat yang mendukung pengembangan agrowisata, menggunakan pendekatan pendidikan dan jenis pekerjaan masyarakat Budaya Masyarakat

seperti budaya kesukuan, gotong royong, tradisi dan lain sebagainya

Kondisi Budaya Masyarakat yang dapat mendukung pengembangan agrowisata menggunakan pendekatan kesukuan dan agama yang dianut masyarakat

Kelembagaan yang dapat mendukung pengembangan Agrowisata

Keberadaan lembaga yang mendukung pengembangan agrowisata seperti kelompok tani dan kelompok sadar wisata.

Pengembangan Atraksi berupa keindahan hamparan lahan pertanian, alam, serta aktivitas pertanian

Adanya Atraksi berupa keindahan hamparan lahan pertanian, alam, serta aktivitas pertanian

Fasilitas berupa sarana umum wisata seperti hotel, restoran, pasar, dan lain sebagainya, serta sarana khusus yang disesuaikan dengan jenis agrowisata

Keberdaan fasilitas penunjang kawasan agrowisata berupa sarana umum wisata seperti hotel, restoran, pasar, dan lain sebagainya, serta sarana khusus yang disesuaikan dengan jenis agrowisata Infrastruktur berupa

prasarana pariwisata seperti utilitas meliputi sumber air, jaringan komunikasi, sumber listrik, jaringan jalan, dan lain sebagainya

Ketersediaan Infrastruktur penunjang kawasan agrowisata berupa prasarana pariwisata seperti utilitas meliputi sumber air, jaringan komunikasi, sumber listrik, jaringan jalan, dan lain sebagainya

Transportasi & Aksesibilitas berkaitan dengan ketersediaan angkutan menuju lokasi

Ketersediaan transportasi dan akses menuju lokasi kawasan agrowisata

Indikator Variabel Sub

Variabel Definisi Operasional

wisata

Sikap dan Keramahaan Masyarakat berkaitan dengan kemampuan, kualitas, dan budaya masyarakat

Adanya sikap yang ramah dari petani yang berkaitan dengan kualitas dan kemampuan masyarakat mendukung pengembangan agrowisata Cara Promosi Adanya kegiatan promosi

kawasan agrowisata

Luas Lahan Ketersediaan lahan untuk pengembangan agrowisata Sumber Keuangan dan

Modal

Sumber keuangan dan modal dalam pengembangan agrowisata

Kebencanaan Ketahanan Bencana meliputi kegiatan pra-saat terjadi-pasca terjadi bencana

Berbagai penanganan bencana meliputi kegiatan pra-saat terjadi-pasca terjadi bencana pada kawasan agrowisata

Sumber : Hasil Analisis, 2017

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan satuan obyek dalam suatu penelitian, obyek tersebut dapat berupa mahkluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain sebagainya (Kountur, 2005). Sedangkan sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dapat merepresentasikan populasi tersebut. Pada penelitian ini populasi dan sampel diklasifikasikan menjadi 2 (dua) berdasarkan bentuk teknik sampling yang digunakan.

Gambar 3. 1 Alur Penentuan Sampel Penelitian Sumber: Penulis, 2016

a. Berdasarkan Teknik Sampling Non Probabilistik Teknik pengambilan sampel ini dilakukan ketika setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Populasi penelitian berdasarkan teknik sampling ini meliputi governance (Pihak Pemerintah), Private Sector (Pelaku Usaha), dan Civil Society (Komunitas/ Masyarakat).

Teknik sampling yang gunakan ialah Analisis Stakeholder. Teknik ini digunakan untuk menentukan pihak-pihak yang berperan, memiliki kepentingan, serta terkena dampak atau efek dari penelitian ini. Tahapan dari analisis stakeholders adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi semua stakeholder yang terlibat sebagai populasi. Stakeholder yang terlibat pada penelitian dapat dirincikan sebagai berikut

Governance (Pihak Pemerintah)

 Bappeda Kab. Probolinggo Bidang Fisik-Prasarana dan atau Ekonomi.

 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo Bidang Kepariwisataan; Kepala Seksi Destinasi Wisata.

 Dinas Pertanian Kab. Probolinggo Bidang Usaha Tani.  Kecamatan Sukapura Kab. Probolinggo.

Private Sector (Pelaku Usaha)

 Pengelola Agrowisata Petik Stroberi.  Pengelola Hotel di Kecamatan Sukapura. Civil Society (Komunitas/Masyarakat)

 Akademisi.

 Masyarakat Kecamatan Sukapura, baik yang bergerak dibidang pertanian dan atau pariwisata.

 Wisatawan/ Pengunjung.

2. Melakukan analisis kepentingan dengan memberi skoring pada setiap stakeholder. Proses analisis stakeholder terlampir di bagian belakang pada LAMPIRAN A

3. Melakukan pemetaaan stakeholder berdasarkan tingkat kepentingan untuk mengidentifikasi stakeholder kunci, atau stakeholder yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi. Pada penelitian ini, Stakeholder kunci yang dipilih sebagai narasumber pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Bappeda Kab. Probolinggo Bidang Fisik-Prasarana dan atau Ekonomi.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Probolinggo Bidang Kepariwisataan; Kepala Seksi Destinasi Wisata.

3. Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Bidang Usaha Tani.

4. Masyarakat Kecamatan Sukapura, baik yang bergerak dibidang pertanian dan atau pariwisata.

Tabel 3. 2 Sampel Penelitian Pada Tiap Sasaran

Sasaran Penelitian Sampel Terpilih Keterangan

Mengidentifikasi potensi sumber daya lokal yang dapat mendukung pengembangan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo

Sampel dari populasi ialah pihak yang memiliki pemahaman terhadap potensi sumber daya lokal di Kecamatan Sukapura Probolinggo yaitu seluruh stakeholder terpilih Berperan dalam memberikan gambaran umum dan potensi masalah terkait kondisi eksisting sumberdaya lokal di Kecamatan Sukapura Menentukan kriteria pengembangan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo

Sampel dari populasi ialah pihak yang mengerti kriteria pengembangan

agrowisata yaitu seluruh stakeholder terpilih Berperan dalam menentukan kriteria pengembangan agrowisata Menentukan arahan pengembangan agrowisata berdasarkan potensi sumber daya lokal di Kecamatan Sukapura Kabupaten

Probolinggo

Sampel dari populasi ialah pihak yang mengerti tujuan penelitian tentang penentuan arahan pengembangan agrowisata di Kecamatan sukapura yaitu seleruh stakeholder terpilih Berperan dalam memberikan masukan terhadap perumusan arahan pengembangan agrowisata di Kecamatan Sukapura Sumber: Penulis, 2017

Tabel 3. 3 Kepakaran Responden Terpilih

Pihak Terpilih Kepakaran

Masyarakat Kecamatan Sukapura

Masyarakat Kecamatan Sukapura dianggap mengetahui karakteristik kecamatan sukapura termasuk potensi dan permasalahan terkait pengembangan kawasan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kab. Probolinggo

UPT Dinas Pertanian Kab. Probolinggo di Kecamatan Sukapura

Pihak UPT Dinas Peranian dianggap mengetahui potensi komoditas pertanian, perkebunan, hutan, peternakan dan perikanan di di Kec. Sukapura yang dapat mendukung pengembangan kawasan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kab. Probolinggo. Badan Perencanaan dan Pengembangan Kabupaten Probolinggo Bagian Fisik-Prasarana dan atau Ekonomi

Bappeda memiliki tugas menyusun kebijakan tata ruang serta mengkoordinasikan seluruh kegiatan perencaaan pembangunan dalam bidang fisik, sosial, dan ekonomi. Bappeda mampu memberikan pertimbangan untuk menentukan arahan dalam pengembangan kawasan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kab. Probolinggo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Bidang Kepariwisataan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki tugas sebagai pelaksana operasional kebijakan berkaitan dengan kepariwisataan serta ikut merumuskan arahan dalam pengembangan kawasan agrowisata di Kecamatan Sukapura Kab. Probolinggo

Pengelola dan pemilik Agrowisata Petik Stroberi

Pengelola sekaligus pemiliki agrowisata petik stroberi memiliki pengelaman dalam mengembangkan agrowisata di Kecataman Sukapura. Sehingga dapat memberi masukan terkait pengembangan agrowisata yang sesuai dengan sumber daya lokal di Kecamatan Sukapura

Sumber: Penulis, 2017

b. Berdasarkan Teknik Sampling Probabilistik

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan ketika setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik ini digunakan untuk menentukan

ukuran sampel pada stakeholder masyarakat pada Sasaran 2 yaitu menentukan kriteria pengembangan agrowisata. Populasi penelitian berdasarkan teknik sampling ini adalah masyarakat yang berkaitan langsung dengan pengembangan agrowisata di Kecamatan Sukapura, dalam hal ini ialah Petani di Kecamatan Sukapura. Sedangkan untuk menentukan sampel penelitian menggunakan teknik yaitu random sampling. Untuk menetukan ukuran sampel atau responden menggunakan rumus slovin dengan populasi petani 12.301 jiwa pada tahun 2016. Penentuan ukuran sampel akan menggunakan signifikansi atau error 10 % maka: Keterangan: n : Sampel N : Populasi α : Error Tolerance

Hasil perhitungan: 99.19, dibulatkan menjadi 100 sampel

Jadi berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel penelitian adalah adalah 100 jiwa dengan tingkat kesalahan 10%. Sampel terpilih digunakan untuk menentukan kriteria pengembangan agrowisata di Kecamatan Sukapura. Agar responden yang terpilih lebih tepat sasaran maka dibuatlah beberapa kriteria tertentu, sebagai berikut.

 Berdomisili di salah satu desa di Kecamatan Sukapura.  Telah menetap minimal 5 tahun di salah satu desa di

Kecamatan Sukapura.

 Berencana akan menentap 5 mendatang di Kecamatan Sukapura.

 Pernah mengunjungi agrowisata atau mengetahui tentang pengembangan agrowisata.

Dokumen terkait