• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi dan Estimasi Nilai Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm

Potensi kayu semua jenis dalam NSDH Nasional Tahun 2018 berdasarkan potensi rata-rata (diameter ≥ 20 cm) dari Statistik Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018. Data potensi yang tidak tersedia, dilengkapi dari hasil pengolahan data yang diterbitkan tahun 2015 oleh Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan dan data potensi sebelumnya. Sedangkan potensi kayu semua jenis untuk Pulau Jawa berdasarkan rata-rata data standing stock Hutan Produksi dari Perum Perhutani, tidak termasuk Provinsi DKI Jakarta dan DI Yogyakarta. Potensi rata-rata kayu semua jenis diameter ≥ 20 Cm dapat dilihat pada Tabel 9.

Berdasarkan data rata-rata potensi dalam Tabel 9, diperoleh hasil potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 Cm seperti tercantum dalam Tabel 10 dan tergambar pada gambar 4.

Tabel 9. Potensi Rata-Rata Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm (M3/Ha).

No. Provinsi

Penutupan Lahan (M3/Ha) Hutan Mangrove Hutan Lahan Rawa Hutan Lahan

Kering Hutan

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 34

Lanjutan Tabel 9.

No. Provinsi

Penutupan Lahan (M3/Ha) Hutan Mangrove Hutan Lahan

Basah

1. Data Potensi Tegakan Hutan di Indonesia, Statistik Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018 (dicetak tebal)

2. Potensi Hutan berdasarkan hasil perhitungan potensi sumber daya hutan yang diterbitkan pada tahun 2015 untuk data potensi yamg tidak tersedia pada No. 1.

3. Potensi Hutan Rawa pulau Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Maluku berdasarkan rata-rata nasional potensi sumber daya hutan, yang diterbitkan pada tahun 2015 (karena data potensi hutan rawa di Bali, NTB dan NTT tidak tersedia).

4. Potensi Hutan Tanaman berdasarkan estimasi rata-rata potensi hutan tanaman, yang bersumber dari Statistik KLHK Tahun 2018 5. Potensi Hutan Mangrove tidak disajikan karena data tidak tersedia.

6. Potensi kayu pada Non Hutan dihitung berdasarkan rata-rata potensi pertanian Savana dan Semak/Belukar dari Statistik Kawasan Hutan Tahun 2013.

7. Potensi Pulau Jawa berdasarkan rata-rata data standing stock Hutan Produksi (HPT dan HP) di luar Provinsi DI Yogyakarta dan DKI Jakarta dari Perum Perhutani Tahun 2018 (dicetak tebal dan miring)

8. Potensi di Pulau Jawa untuk Kawasan Hutan Konservasi dan Hutan Lindung berdasarkan hasil perhitungan potensi sumber daya hutan Tahun 2015.

9. Potensi untuk Kawasan Hutan Hutan Produksi di Provinsi DI Yogyakarta dan DKI Jakarta belum ada.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 35

Tabel 10. Rekapitulasi Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm Tahun 2018

No. Fungsi Hutan

Areal Berhutan Jumlah Areal

Berhutan Tidak Berhutan Jumlah Total

Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman

M3 (x juta) % M3 (x juta) % M3 (x juta) % M3 (x juta) % M3 (x juta) % M3 (x juta) %

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 36

Gambar 4. Perubahan Potensi Kayu Semua Jenis Diameter > 20 cm Tahun 2018

Potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 cm tahun 2018 untuk saldo awal tidak sama dengan saldo akhir tahun 2017, dikarenakan ada update data potensi.

Potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 cm tahun 2018 (tidak termasuk Hutan Mangrove) seperti pada Tabel 10, untuk saldo awal sebesar 11.562,15 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 58,41 juta M3 dan saldo akhir sebesar 11.503,74 juta M3, yang terdiri dari :

a. Berdasarkan fungsi kawasan hutan, yang terdiri dari : - Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB)

Saldo awal sebesar 2.446,42 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 15,77 juta M3 dan saldo akhir sebesar 2.430,65 juta M3.

- Hutan Lindung (HL)

Saldo awal sebesar 3.235,38 juta M3, perubahan (penambahan) sebesar 12,27 juta M3 dan saldo akhir sebesar 3.247,65 juta M3.

- Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Saldo awal sebesar 2.894,44 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 7,12 juta M3 dan saldo akhir sebesar 2.887,32 juta M3.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 37

- Hutan Produksi tetap (HP)

Saldo awal sebesar 2.238,79 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 40,78 juta M3 dan saldo akhir sebesar 2.198,01 juta M3.

- Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

Saldo awal sebesar 747,11 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 7,01 juta M3 dan saldo akhir sebesar 740,10 juta M3.

b. Berdasarkan Penutupan lahan, terdiri dari : - Hutan Primer

Saldo awal sebesar 6.182,22 juta M3, perubahan (pengurangan) sebesar 22,29 juta M3 dan saldo akhir sebesar 6.159,93 juta M3.

- Hutan Sekunder

Saldo awal sebesar 4.805,35 juta M3 , perubahan (pengurangan) sebesar 2,24 juta M3 dan saldo akhir sebesar 4.803,11 juta M3.

- Hutan Tanaman

Saldo awal sebesar 282,99 juta M3,perubahan (pengurangan) sebesar 38,27 juta M3 dan saldo akhir sebesar 244,73 juta M3.

- Tidak Berhutan

Saldo awal sebesar 291,59 juta M3, perubahan (penambahan) sebesar 4,38 juta M3 dan saldo akhir sebesar 295,97 juta M3.

c. Berdasarkan Jenis Perubahan

Neraca potensi kayu diameter ≥ 20 Cm berdasarkan jenis perubahan dapat dilihat pada neraca pada Tabel 11.

Tabel 11. Neraca Potensi Kayu Semua Jenis Diameter > 20 cm Tahun 2018.

AKTIVA PASIVA

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 38

Lanjutan Tabel 11.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 39

Lanjutan Tabel 11.

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 5.683,37

3. Perubahan Fungsi 0,13

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 4.356,37

3. Perubahan Fungsi 1,12

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 40

Lanjutan Tabel 11.

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 244,73

3. Perubahan Fungsi 0,00

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 239,78

3. Perubahan Fungsi 0,11

JUMLAH TOTAL AKTIVA (I + II) 12.536,68 JUMLAH TOTAL PASIVA (I + II) 12.536,68

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 41

Tabel 12. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018.

No. Jenis Perubahan Penutupan

Lahan

Perubahan (M3 x juta)

Selisih (M3 x Juta) Penambahan Pengurangan

1 2 3 4 5 6

1. Penunjukan/Pelepasan Kawasan Hutan Primer 0,00 1,81 -1,81

Hutan Sekunder 0,00 1,98 -1,98

4. Perubahan SK Kawasan Hutan dan Hutan Primer 558,17 599,04 -40,86

Koreksi Kawasan Hutan Hutan Sekunder 164,87 154,07 10,80

Jumlah Total Perubahan Luas Kawasan Hutan 729,14 763,86 -34,72

- Perubahan potensi kayu diameter ≥ 20 Cm didasarkan pada perubahan luas kawasan hutan seperti tercantum pada Tabel 12 berkurang sebesar 34,72 juta M3, terdiri dari :

• Pelepasan kawasan hutan menjadikan potensi berkurang sebesar 4,16 juta M3.

• Tukar menukar menjadikan potensi tidak berubah.

• Perubahan fungsi kawasan hutan menjadikan potensi berkurang sebesar 0,46 juta M3.

• Revisi kawasan hutan dan koreksi menjadikan potensi berkurang sebesar 30,11 juta M3.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 42

Tabel 13. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018.

No. Jenis Perubahan Penutupan

Lahan

5. Perambahan Perladangan Hutan Primer 0,00 0,00 0,00

Hutan Sekunder 0,00 0,00 0,00

8. Revisi Data Penutupan Lahan Hutan Primer 108,30 63,43 44,87

Hutan Sekunder 50,79 83,30 -32,51

Jumlah Total Perubahan Penutupan Lahan 245,39 269,07 -23,69

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 43

- Perubahan Potensi Diameter ≥ 20 cm disebabkan perubahan penutupan lahan seperti Tabel 13 berkurang sebesar 23,69 juta M3, terdiri dari :

• Kegiatan IUPHHK Hutan Alam menjadikan potensi bertambah sebesar 0,49 juta M3, dari kegiatan pengayaan dan penebangan dengan sistem tebang pilih.

• Kegiatan IUPHHK Hutan Tanaman menjadikan potensi berkurang sebesar 11,40 juta M3, dari kegiatan penanaman dan penebangan dengan sistem tebang habis.

• Rehabilitasi Lahan menjadikan potensi bertambah sebesar 2,00 juta M3.

• Pinjam pakai kawasan hutan menjadikan potensi berkurang sebesar 4,14 juta M3.

• Perambahan/perladangan menjadikan potensi berkurang tapi tidak terlihat untuk satuan juta M3.

• Penebangan ilegal menjadikan potensi berkurang tapi tidak terlihat untuk satuan juta M3.

Kebakaran hutan menjadikan potensi berkurang sebesar 1,54 juta M3, terdiri dari potensi berkurang dari hutan primer sebesar 0,13 juta M3, hutan sekunder sebesar 1,46 juta M3, hutan tanaman sebesar 0,08 juta M3 dan potensi bertambah dari tidak berhutan sebesar 0,13 juta M3. Kebakaran hutan mengakibatkan luas areal tidak berhutan menjadi bertambah sehingga potensi pada areal tersebut juga bertambah.

Revisi data (hasil penafsiran citra) menjadikan potensi berkurang sebesar 9,10 juta M3, terdiri dari hutan primer bertambah sebesar 44,87 juta M3, hutan sekunder berkurang sebesar 32,51 juta M3, hutan tanaman berkurang sebesar 25,07 juta M3 dan tidak berhutan bertambah sebesar 3,62 juta M3.

2. Estimasi Nilai Ekonomi Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm

Estimasi nilai ekonomi dalam NSDH Nasional Tahun 2018 didasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk Perhitungan Provisi Sumber Daya

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 44

Hutan, Ganti Rugi Tegakan dan Penggantian Nilai Tegakan. Untuk estimasi nilai potensi kayu di Pulau Jawa pada hutan produksi berdasarkan data potensi dan nilai standing stock dari Perum Perhutani, seperti pada Tabel 14.

Tabel 14. Estimasi Nilai Rata-Rata Kayu Semua Jenis Tahun 2018.

No. Wilayah Semua Jenis Kayu

2. Nusa Tenggara Barat 370.000 390.000 100.000

3. Nusa Tenggara Timur 370.000 390.000 100.000

4. Papua 370.000 390.000 100.000

- Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2017 tanggal 19 Desember 2017

- Nilai kayu pada Hutan Produksi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten diolah dari data standing stock yang bersumber dari Perum Perhutani Tahun 2018.

Estimasi nilai potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 Cm pada NSDH Tahun 2018 untuk saldo awal sebesar Rp. 4.690,96 trilyun tidak sama dengan saldo akhir NSDH Tahun 2017, karena ada update sumber data potensi. Perubahan yang terjadi adalah pengurangan sebesar Rp. 15,45 trilyun sehingga saldo akhir sebesar Rp. 4.675,51 trilyun. Rincian perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 45

Tabel 15. Rekapitulasi Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diamater ≥ 20 cm Tahun 2018.

No. Fungsi Hutan

Areal Berhutan

Jumlah Areal Berhutan Tidak Berhutan Jumlah Total Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman

Rp. (x Trilyun) % Rp. (x Trilyun) % Rp. (x Trilyun) % Rp. (x Trilyun) % Rp. (x Trilyun) % Rp. (x Trilyun) %

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 46

Gambar 5. Estimasi Perubahan Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm Tahun 2018.

a. Berdasarkan fungsi kawasan hutan, yang terdiri dari : - Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB)

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 970,37 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 7,06 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

963,31 trilyun.

- Hutan Lindung (HL)

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 1.307,23 trilyun, perubahan (penambahan) sebesar Rp. 3,41 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

1.310,63 trilyun.

- Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 1.244,59 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 3,80 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

1.240,78 trilyun.

- Hutan Produksi tetap (HP)

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 865,87 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 5,18 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

860,70 trilyun.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 47

- Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 302,91 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 2,81 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

300,09 trilyun.

b. Berdasarkan Penutupan lahan, terdiri dari : - Hutan Primer

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 2.476,74 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 15,04 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

2.461,70 trilyun.

- Hutan Sekunder

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 2.037,54 trilyun, perubahan (penambahan) sebesar Rp. 1,90 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

2.039,45 trilyun.

- Hutan Tanaman

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 55,74 trilyun, perubahan (pengurangan) sebesar Rp. 3,98 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

51,76 trilyun.

- Tidak Berhutan

Saldo awal diperkirakan sebesar Rp. 120,94 trilyun, perubahan (penambahan) sebesar Rp. 1,67 trilyun dan saldo akhir sebesar Rp.

122,61 trilyun.

c. Berdasarkan Jenis Perubahan

Perubahan nilai potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 Cm dapat dilihat pada neraca Tabel 16.

- Perubahan nilai potensi kayu semua jenis diameter ≥ 20 Cm disebabkan perubahan luas kawasan hutan berkurang sebesar Rp. 16,16 trilyun, seperti pada Tabel 17 terdiri dari :

• Pelepasan kawasan hutan menjadikan nilai potensi berkurang sebesar Rp. 1,61 trilyun.

• Tukar menukar tidak tergambarkan dalam satuan trilyun.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 48

Tabel 16. Neraca Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm

AKTIVA PASIVA

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 49

Lanjutan Tabel 16.

II. Penambahan (Perubahan) II. Persediaan Akhir (Saldo

Akhir)

A. Berhutan A. Berhutan

1. Hutan Primer 1. Hutan Primer

a. Kawasan Hutan a. Hutan Mangrove 0,00

1. Penunjukan Kawasan Hutan 0,00 b. Hutan Rawa 177,50

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 2.284,20

3. Perubahan Fungsi 0,06

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 50

Lanjutan Tabel 16.

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 1.848,77

3. Perubahan Fungsi 0,54

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 51,76

3. Perubahan Fungsi 0,00

2. Areal Pengganti/Kompensasi 0,00 c. Hutan Kering 99,24

3. Perubahan Fungsi 0,05

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 51

Lanjutan Tabel 16.

• Perubahan fungsi kawasan menjadikan nilai potensi berkurang sebesar Rp. 0,14 trilyun.

Revisi SK kawasan hutan dan koreksi menjadikan nilai potensi berkurang sebesar Rp. 14,14 trilyun, yang terdiri dari hutan primer berkurang sebesar Rp. 19,58 trilyun, hutan sekunder bertambah sebesar Rp. 5,18 trilyun dan bukan hutan berkurang sebesar Rp.

0,01 trilyun.

- Perubahan nilai kayu semua jenis diameter ≥ 20 cm disebabkan perubahan penutupan lahan bertambah sebesar Rp. 0,71 trilyun seperti pada Tabel 18, terdiri dari :

Kegiatan IUPHHK Hutan Alam menjadikan nilai potensi bertambah sebesar Rp. 0,15 trilyun.

• Kegiatan IUPHHK Hutan Tanaman menjadikan nilai potensi berkurang sebesar Rp. 0,52 trilyun.

• Rehabilitasi Lahan menjadikan nilai potensi bertambah sebesar Rp.

0,71 trilyun.

Pinjam pakai kawasan hutan menjadikan nilai potensi berkurang sebesar Rp. 1,72 trilyun.

• Perambahan / perladangan menjadikan nilai potensi tidak berubah karena kondisi hutan sama.

Perubahan nilai potensi karena penebangan ilegal tidak tergambarkan pada satuan trilyun.

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 52

Kebakaran hutan menjadikan nilai potensi berkurang Rp.0,58 trilyun, terdiri dari hutan primer sebesar Rp.0,05 trilyun, hutan sekunder sebesar 0,55 trilyun, hutan tanaman sebesar Rp.0,03 trilyun dan tidak berhutan bertambah sebesar Rp.0,05 trilyun.

Revisi data penutupan lahan menjadikan nilai potensi bertambah Rp.2,68 trilyun, terdiri dari hutan primer sebesar Rp.16,17 trilyun, hutan sekunder berkurang sebesar 11,91 trilyun, hutan tanaman berkurang sebesar Rp.2,96 trilyun dan tidak berhutan bertambah sebesar Rp.1,39 trilyun.

Perubahan penutupan lahan menjadikan nilai potensi bertambah sebesar Rp.0,71 trilyun, terdiri dari hutan primer bertambah sebesar Rp.5,23 trilyun, hutan sekunder berkurang sebesar Rp.2,38 trilyun, hutan tanaman berkurang Rp. 3,95 trilyun dan tidak berhutan bertambah Rp. 1,82 trilyun.

Tabel 17. Perubahan Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018.

No. Jenis Perubahan Penutupan

Lahan

Perubahan Rp. (x Trilyun) Selisih Rp. (x Trilyun) Penambahan Pengurangan

1 2 3 4 5 6

1. Penunjukan/Pelepasan Kawasan Hutan Primer 0,00 0,67 -0,67

Hutan Sekunder 0,00 0,79 -0,79

4. Perubahan SK Kawasan Hutan dan Hutan Primer 267,92 287,50 -19,58

Re-Strukturisasi Batas Kawasan Hutan Hutan Sekunder 79,10 73,92 5,18

Hutan Tanaman 0,18 0,18 0,00

Jumlah Total Perubahan Luas Kawasan Hutan 349,27 365,43 -16,16

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 53

Tabel 18. Perubahan Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018.

No. Jenis Perubahan Penutupan Lahan Perubahan Rp. (x Trilyun) Selisih Rp.

(x Trilyun)

5. Perambahan Perladangan Hutan Primer 0,00 0,00 0,00

Hutan Sekunder 0,00 0,00 0,00

8. Revisi Data Penutupan Lahan Hutan Primer 42,00 25,83 16,17

Hutan Sekunder 21,08 33,00 -11,91

Jumlah Total Perubahan Penutupan Lahan 86,43 85,72 0,71

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 54

Rincian untuk potensi dan estimasi nilai kayu semua jenis ≥ 20 cm dapat di lihat dalam Buku II Lampiran Neraca Sumber Daya Hutan Tahun 2018, untuk seluruh Kawasan Hutan di Tabel 12.2.a s/d c, Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB) di Tabel 13.2.a s/d c, Kawasan Hutan Lindung (HL) di Tabel 14.2.a s/d c, Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Tabel 15.2.a s/d c, Kawasan Hutan Produksi tetap (HP) di Tabel 16.2.a s/d c dan Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) di Tabel 17.2.a s/d c.

C. Potensi dan Estimasi Nilai Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 50 cm

Dokumen terkait