• Tidak ada hasil yang ditemukan

iii Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018 Tahun Anggaran 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "iii Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018 Tahun Anggaran 2019"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 i

RANGKUMAN

Luas Kawasan Hutan seluruh Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Kawasan Hutan dan Perairan pada awal tahun 2018 seluas 125.922.475,73 Ha, yang terdiri dari kawasan konservasi perairan seluas 5.532.316,00 Ha dan daratan seluas 120.390.159,73 Ha. Luas Kawasan Hutan yang dipergunakan dalam penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional Tahun 2018 adalah luas kawasan hutan daratan seluas 120.390.159,73 Ha sebagai Data Awal.

Luas Data Awal tersebut diperhitungkan dengan perubahan luas kawasan hutan mulai dari terbit keputusan kawasan hutan dan perairan tiap provinsi sampai dengan awal tahun 2018. Selama kurun waktu setelah SK tersebut ditetapkan sampai dengan akhir tahun 2017 telah terjadi perubahan luas kawasan hutan seluas 1.045.454,39 Ha, sehingga Saldo Awal NSDH Tahun 2018 seluas 119.344.705,34 Ha.

Perubahan luas kawasan hutan pada NSDH Nasional Tahun 2018 disebabkan adanya revisi kawasan hutan provinsi sebanyak 3 (tiga) provinsi, perubahan fungsi, pelepasan untuk perkebunan, tukar menukar dan koreksi. Perubahan dimaksud menjadikan luas kawasan hutan berkurang seluas 81.181,11 Ha, yang mencakup pengurangan karena revisi kawasan hutan seluas 1.391,00 Ha, perubahan fungsi tidak mengubah luas kawasan hutan, pelepasan untuk perkebunan berkurang seluas 76.719,08 Ha, tukar menukar kawasan hutan bertambah seluas 33,97 Ha (areal ditukar seluas 41,20 Ha dan areal pengganti seluas 75,17 Ha) dan koreksi luas kawasan hutan berkurang seluas 3.105,00 Ha. Berdasarkan perubahan di atas Saldo Akhir luas kawasan hutan dalam NSDH Nasional Tahun 2018 seluas 119.263.524,23 Ha.

Dalam NSDH Nasional Tahun 2018 untuk estimasi potensi kayu berdasarkan Statistik Bidang Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Tahun 2018 dan Perum Perhutani Tahun 2018. Untuk estimasi nilai ekonomi potensi kayu dan non kayu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.

P.64/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan untuk Perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan, Ganti Rugi Tegakan dan Penggantian Nilai Tegakan dan data standing stock dari Perum Perhutani.

Saldo awal NSDH Nasional Tahun 2018 seluas 119.344.705,34 dengan potensi kayu

semua jenis diameter ≥20 cm sebesar 11.562,15 juta M 3 (estimasi nilai Rp. 4.690,96

trilyun) dan potensi kayu semua jenis diameter ≥ 50 cm sebesar 6.422,95 juta M 3 (Rp.

(3)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 ii

2.702,82 trilyun). Saldo awal NSDH Nasional Tahun 2018 untuk potensi kayu dan nilainya tidak sama dengan saldo akhir NSDH Nasional Tahun 2017, dikarenakan ada update sumber data potensi.

Perubahan pada NSDH Nasional Tahun 2018 terdiri dari perubahan luas kawasan hutan dan penutupan lahan yang tidak mengubah luas kawasan hutan, hanya mengubah kondisi penutupan lahan (hutan primer, sekunder, tanaman dan tidak berhutan).

Perubahan luas kawasan hutan seluas 81.181,11 Ha terdiri dari perubahan fungsi kawasan hutan (tidak mengubah luas total kawasan hutan) berupa kawasan konservasi bertambah seluas 6.514,95 Ha, HL berkurang seluas 6.917,95 Ha, HPT bertambah seluas 301,00 Ha dan HP bertambah seluas 102,00 Ha yang berada di Provinsi Lampung, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara. Perubahan fungsi kawasan hutan di Provinsi Sumatera Utara dan Jawa Barat terjadi antar kawasan konservasi (CA ke TWA). Pelepasan kawasan hutan seluas 76.719,08 Ha dengan rincian di Provinsi Sumatera Utara seluas 386,72 Ha, Sumatera Selatan seluas 65,18 Ha, Kalimantan Tengah seluas 16.948,48 Ha, Kalimantan Selatan seluas 2.716,88 Ha, Sulawesi Tengah seluas 9.964,00 Ha, Sulawesi Tenggara seluas 17.820,40 Ha dan Papua seluas 28.817,42 Ha. Tukar menukar luas kawasan hutan bertambah seluas 33,97 Ha terdiri dari areal yang ditukar seluas 41,20 Ha terdiri dari Provinsi Jawa Barat seluas 7,75 Ha dan Jawa Timur seluas 33,45 Ha dan areal pengganti seluas 75,17 Ha dengan rincian Jawa Barat seluas 8,10 Ha dan Jawa Timur seluas 67,07 Ha. Revisi Kawasan Hutan pada tahun 2018 mengakibatkan luas kawasan hutan berkurang seluas 1.391,00 Ha.

Perubahan terjadi di Provinsi Kepulauan Riau berkurang seluas 330,00 Ha dari HL dan perubahan dari konservasi menjadi HPK seluas 7.560,00 Ha, di Provinsi Sumatera Selatan berkurang seluas 1.061,00 Ha di HP dan di Provinsi Kalimantan Timur terjadi perubahan dari HP menjadi HPK seluas 17.210,00 Ha.

Perubahan penutupan lahan terdiri dari Kegiatan IUPHHK Hutan Alam berupa

pengayaan/penanaman seluas 20.864,87 Ha dan penebangan seluas 146.171,29 Ha,

kegiatan IUPHHK Hutan Tanaman berupa penanaman seluas 282.840,40 Ha dan

penebangan seluas 388.806,30 Ha, Rehabilitasi Lahan pada kawasan hutan seluas

18.787,00 Ha (diluar kawasan hutan seluas 169.843,00 Ha) terdiri dari di lahan

mangrove seluas 950,00 Ha dan diluar mangrove seluas 17.837,00 Ha. Pinjam Pakai

seluas 89.385,75 Ha, perambahan/perladangan seluas 50,10 Ha (Perum Perhutani),

penebangan Ilegal seluas 1,48 Ha (Perum Perhutani), kebakaran lahan pada kawasan

(4)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 iii

hutan seluas 290.579,98 Ha (diluar kawasan hutan seluas 238.686,76 Ha) dan revisi data (hasil penafsiran citra) untuk hutan primer bertambah seluas 740.698,05 Ha, hutan sekunder berkurang seluas 955.960,74 Ha, hutan tanaman berkurang seluas 227.479,21 Ha dan tidak berhutan bertambah seluas 442.741,90 Ha.

Perubahan luas kawasan hutan dan penutupan lahan menjadikan berkurangnya potensi kayu semua jenis diameter ≥20 cm sebesar 58,41 juta M 3 (Rp.15,45 trilyun) potensi kayu semua jenis diameter ≥ 50 cm sebesar 52,52 juta M 3 (Rp.10,32 trilyun)

Berdasarkan saldo awal dan perubahan di atas diperoleh Saldo Akhir NSDH Nasional Tahun 2018 yaitu kawasan hutan seluas 119.263.524,23 Ha dengan potensi kayu semua jenis diameter ≥20 cm sebesar 11.503,74 juta M 3 (estimasi nilai Rp.4.675,51 trilyun) dan potensi kayu semua jenis diameter ≥ 50 cm sebesar 6.370,44 juta M 3 (Rp.2.692,50 trilyun).

(5)
(6)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 v

DAFTAR ISI

RANGKUMAN ………. i

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ………. vi

DAFTAR GAMBAR ………..… viii

DAFTAR SINGKATAN ………... ix

PENGERTIAN-PENGERTIAN ………. x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Maksud dan Tujuan ………. 1

C. Ruang Lingkup ……….… 2

D. Data dan Informasi ………. 3

II. METODA DAN PELAKSANAAN A. Pengumpulan Data ………. 5

B. Perubahan Data NSDH Nasional ………. 5

C. Analisa dan Entry Data ………. 9

III. NERACA SUMBER DAYA HUTAN A. Luas Kawasan Hutan ………. 12

B. Potensi dan Estimasi Nilai Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 20 cm …… 33

C. Potensi dan Estimasi Nilai Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 50 cm……. 54

D. Potensi Satwa ………. 75

E. Analisa Perubahan ……….. 77

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 93

B. Saran ………. 96

DAFTAR PUSTAKA ………. 97

(7)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Luas Kawasan Hutan dalam NSDH sampai dengan awal

Tahun 2018 (Ha) ………. 15 Tabel 2. Data Luas Kawasan Hutan dalam NSDH Tahun 2018 (Ha) ……… 18 Tabel 3. Luas Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 ……… 21 Tabel 4. Rekapitulasi Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ……. 23 Tabel 5. Neraca Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ………. 27 Tabel 6. Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ..……… 30 Tabel 7. Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 ……… 31 Tabel 8. Perubahan Penutupan Lahan berdasarkan pengelolaan,

tindakan dan pengaruh alam Tahun 2018 (Ha) ………...… 32 Tabel 9. Potensi Rata-Rata Kayu Semua Jenis Diameter ≥20 cm Tahun

2018 ……… 33 Tabel 10. Rekapitulasi Potensi Kayu Semua Jenis Diamater ≥20 cm

Tahun 2018 ……… 35 Tabel 11. Neraca Potensi Kayu Semua Jenis Diamater ≥20 cm Tahun

2018 .………..……… 37 Tabel 12. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan

Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 .……….. 41 Tabel 13. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm disebabkan

Perubahan Penutupan Lahan Hutan Tahun 2018 .……….. 42 Tabel 14. Estimasi Nilai Ekonomi Rata-Rata Kayu Semua Jenis Tahun

2018 ……… 44 Tabel 15. Rekapitulasi Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua jenis Diamater

≥ 20 cm Tahun 2018 ……… 45 Tabel 16. Neraca Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diamater ≥ 20

cm Tahun 2018 ……….. 48 Tabel 17. Perubahan Estimasi Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm

disebabkan Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ………. 52 Tabel 18. Perubahan Estimasi Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 20 cm

disebabkan Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 .……….... 53 Tabel 19. Potensi Rata-Rata Kayu Semua Jenis Diamater ≥ 50 cm Tahun

2018 ……… 55

(8)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 vii

Tabel 20. Rekapitulasi Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 50 Tahun

2018 ……… 57 Tabel 21. Neraca Potensi Semua Jenis Diameter ≥ 50 Tahun 2018 ……… 60 Tabel 22. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 50 cm disebabkan

Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 .……….. 63 Tabel 23. Perubahan Potensi Kayu Diameter ≥ 50 cm disebabkan

Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 ...………. 64 Tabel 24. Rekapitulasi Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua Jenis

Diameter ≥ 50 Tahun 2018 ……… 67 Tabel 25. Neraca Estimasi Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diameter ≥ 50

Tahun 2018 ……… 70 Tabel 26. Perubahan Estimasi Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 50 cm

disebabkan Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ..……. 73 Tabel 27. Perubahan Estimasi Nilai Potensi Kayu Diameter ≥ 50 cm

disebabkan Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 ………. 74 Tabel 28. Daftar Perubahan Populasi 25 Satwa Terancam Punah Tahun

2018 (ekor).………... 76 Tabel 29. Perubahan Potensi dan Nilai Tahun 2018 ……… 79 Tabel 30. Perubahan Revisi Kawasan Hutan dan Perairan dan Re-

Strukturisasi Batas Kawasan Hutan Tahun 2018 ……… 81 Tabel 31. Data Penanaman dan Penebangan IUPHHK Hutan Alam Tahun

2018 ………. 84 Tabel 32. Data Penanaman dan Penebangan IUPHHK Hutan Tanaman

Tahun 2018 ………... 85 Tabel 33. Luas Rehabilitasi Lahan Mangrove pada Tahun 2018 (Ha) …….. 86 Tabel 34. Luas Rehabilitasi Lahan diluar Mangrove pada Tahun 2018

(Ha). ……… 87 Tabel 35. Luas Pinjam Pakai Kawasan Hutan Tahun 2018 (Ha)... 89 Tabel 36. Luas Perambahan/Perladangan Kawasan Hutan Tahun 2018

(Ha) ……….. 89

Tabel 37. Penebangan liar (ilegal) pada Kawasan Hutan Tahun 2018 (Ha) 90

Tabel 38. Kebakaran Hutan pada Kawasan Hutan Tahun 2018 (Ha) …….… 92

(9)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Proses Pengolahan Perubahan Luas Kawasan Hutan … 7 Gambar 2. Diagram Proses Pengolahan Perubahan Penutupan Lahan ...… 9 Gambar 3. Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018 ………. 24 Gambar 4. Perubahan Potensi Kayu Semua Jenis Diameter > 20 cm Tahun

2018 ……… 36 Gambar 5. Estimasi Perubahan Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diameter

> 20 cm Tahun 2018 ………..……….. 46 Gambar 6. Perubahan Potensi kayu Semua Jenis Diameter > 50 cm Tahun

2018 ……… 58 Gambar 7. Estimasi Perubahan Nilai Potensi Kayu Semua Jenis Diameter

> 50 cm Tahun 2018 ……….. 66

(10)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 ix

DAFTAR SINGKATAN

NSDH : Neraca Sumber Daya Hutan KSA : Kawasan Suaka Alam

KPA : Kawasan Pelestarian Alam

KSA+KPA+TB : Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru (Kawasan Konservasi).

HL : Hutan Lindung

HPT : Hutan Produksi Terbatas HPT : Hutan Produksi tetap

HPK : Hutan Produksi yang dapat dikonversi

(11)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 x

PENGERTIAN - PENGERTIAN

Beberapa pengertian dan istilah yang digunakan dalam penyusunan NSDH antara lain sebagai berikut :

Neraca Sumber Daya Hutan adalah suatu informasi yang dapat menggambarkan cadangan sumber daya hutan, kehilangan dan penggunaan sumber daya hutan, sehingga pada waktu tertentu dapat diketahui kecenderungannya, apakah surplus atau defisit jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi Sumber Daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan.

Kawasan Suaka Alam terdiri dari : Cagar Alam dan Suaka Margasatwa

Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari Sumber Daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan Pelestarian Alam terdiri dari : Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam.

Taman Buru adalah kawasan yang didalamnya terdapat satwa buru dan memungkinkan untuk diselenggarakannya perburuan secara teratur serta ditetapkan dan dibina untuk kepentingan rekreasi dan perburuan.

Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memulihkan kesuburan tanah.

(12)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 xi

Hutan Produksi Terbatas adalah kawasan hutan yang digunakan untuk kegiatan budidaya hasil-hasil hutan secara terbatas dengan tetap memperhatikan fungsinya sebagai hutan untuk melindungi kawasan dibawahnya.

Hutan Produksi Tetap adalah kawasan yang karena pertimbangan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dan negara perlu dipertahankan sebagai kawasan hutan produksi yang berfungsi untuk menghasilkan hasil-hasil hutan bagi kepentingan negara, masyarakat, industri dan ekspor.

Hutan Produksi yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan produksi tetap yang dapat diubah peruntukannya guna memenuhi kebutuhan pengembangan transmigrasi, pertanian, pangan, perkebunan, industri, pemukiman, lingkungan dan lain-lain.

Perubahan Fungsi Kawasan Hutan adalah perubahan sebagian atau seluruh fungsi hutan dalam satu atau beberapa kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain.

Perubahan peruntukan kawasan hutan adalah perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan

Pelepasan kawasan hutan adalah perubahan peruntukan kawasan HPK menjadi bukan kawasan hutan

Tukar menukar kawasan hutan adalah perubahan kawasan hutan produksi tetap dan /atau hutan produksi terbatas menjadi bukan kawasan hutan yang diimbangi dengan memasukan lahan pengganti dari bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan.

Hutan Tanah Basah adalah hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan basah yang terdiri dari hutan payau, hutan rawa dan hutan gambut.

Hutan Mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang selalu atau secara periodik tergenang air laut, tetapi tidak terpengaruhi oleh iklim.

Hutan Rawa adalah hutan yang selalu atau secara periodik digenangi air tawar.

Hutan Tanah Kering adalah hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering terdiri dari hutan pantai, hutan tropis dataran rendah dan hutan tropis dataran tinggi.

Hutan Primer adalah penutupan lahan berupa hutan yang belum dipernah eksploitasi

atau merupakan suksesi dari hutan sekunder.

(13)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 xii

Hutan Sekunder adalah penutupan lahan berupa hutan yang telah dieksploitasi dengan menggunakan system tebang pilih.

Hutan Tanaman adalah penutupan lahan berupa hutan hasil penanaman yang berada pada fungsi Hutan Produksi tetap.

Tidak berhutan adalah penutupan lahan dalam kawasan hutan berupa : semak, belukar, alang-alang, lahan pertanian dan lain-lain.

Re-Strukturisasi Batas Kawasan Hutan adalah proses revisi kawasan hutan

berdasarkan hasil penetapan kawasan secara parsial dan update terhadap peta dasar.

(14)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan penjelasan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan pada pasal 13 ayat (4) Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) merupakan informasi yang dapat menggambarkan cadangan sumber daya hutan, kehilangan dan penggunaan sumber daya hutan, sehingga pada waktu tertentu dapat diketahui kecenderungannya, baik surplus atau defisit jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Neraca Sumber Daya Hutan menggambarkan timbangan antara aktiva dan pasiva sumber daya hutan, baik berupa luas kawasan, potensi hutan (kayu, non kayu dan satwa) dan nilai potensi hutan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan dalam rangka mengemban tugas pokok dan fungsinya, menyusun Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) Nasional setiap tahun, dimana informasi yang disajikan adalah informasi tahun sebelumnya (t-1).

Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan Nasional untuk tahun 2018 dilakukan berdasarkan Pedoman Penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan Nasional (Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 644/Kpts-II/1999 tanggal 19 Agustus 1999) serta perkembangan hasil pembahasan NSDH Nasional setiap tahun dengan stakeholders terkait. Buku I NSDH Nasional Tahun 2018 berisikan gambaran rekapitulasi dan analisa data yang didukung dengan Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018 berisikan lampiran Tabel-Tabel pendukung.

B. Maksud Dan Tujuan

Maksud penyusunan buku NSDH Nasional adalah memberikan gambaran informasi tentang persediaan awal, penambahan, pengurangan dan persediaan akhir sumber daya hutan sehingga diketahui kecenderungan ketersediaan dan perubahan sumber daya hutan dari waktu ke waktu.

Adapun tujuan penyusunan NSDH ini adalah untuk memberikan informasi kepada

stakeholders pembangunan kehutanan mengenai ketersediaan dan perubahan

sumber daya hutan, untuk dapat dimanfaatkan sesuai kepentingannya. Bagi

(15)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 2

pengambil kebijakan, informasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan perumusan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya hutan yang lestari.

C. Ruang Lingkup

Dokumen NSDH terdiri dari 2 (dua) buku, Buku I berisi narasi NSDH Nasional dan Buku II berisi lampiran Tabel NSDH Nasional.

Narasi dalam Buku I berisi sebagai berikut:

RANGKUMAN

Berisi rangkuman data dalam NSDH Nasional KATA PENGANTAR

Berisi pengantar Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan.

DAFTAR ISI

Berisi daftar isi buku dan halaman DAFTAR TABEL

Berisi daftar Tabel dan halaman DAFTAR GAMBAR

Berisi daftar gambar dan halaman DAFTAR SINGKATAN

Berisi singkatan-singkatan yang digunakan dalam buku NSDH Nasional PENGERTIAN-PENGERTIAN

Berisi pengertian dari istilah yang digunakan dalam buku NSDH Nasional BAB I. PENDAHULUAN

Memuat Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang lingkup, dan Data dan Informasi Sumber Daya Hutan yang disajikan dalam NSDH.

BAB II. METODE PELAKSANAAN

Berisi tahapan pelaksanaan penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan yang meliputi pengumpulan data, rekapitulasi, entry dan analisa data serta pembuatan peta NSDH.

BAB III. NERACA SUMBER DAYA HUTAN

Bab ini menguraikan tentang perubahan luas kawasan hutan, penutupan

lahan, potensi sumber daya hutan baik kayu dan analisa.

(16)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 3

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat kesimpulan dari hasil penyusunan neraca sumber daya hutan pada tahun terkini serta saran yang perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

D. Data dan Informasi NSDH

Data dan informasi yang disajikan dalam NSDH meliputi : 1. Luas Sumber Daya Hutan (dalam satuan Ha)

2. Potensi Kayu Semua jenis diameter ≥ 20 cm (M 3 ) dan Nilai (Rp.) 3. Potensi Kayu Semua jenis diameter ≥ 50 cm (M 3 ) dan Nilai (Rp.) 4. Peningkatan Populasi 25 Satwa Prioritas Terancam Punah Tahun 2018 5. Fungsi Hutan terdiri dari:

a. Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB)

- Kawasan Suaka Alam (KSA) : Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa (SM) - Kawasan Pelestarian Alam (KPA) : Taman Nasional (TN), Taman Hutan

Raya (TAHURA) dan Taman Wisata Alam (TWA) - Taman Buru (TB)

b. Hutan Lindung (HL)

c. Hutan Produksi Terbatas (HPT) d. Hutan Produksi tetap (HP)

e. Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) 6. Tipe dan Kondisi Penutupan Lahan terdiri dari :

a. Berhutan Primer: Hutan Bakau/Mangrove, Hutan Rawa/Gambut dan Hutan Tanah Kering.

b. Berhutan Sekunder: Hutan Bakau/Mangrove, Hutan Rawa/Gambut dan Hutan Tanah Kering.

c. Hutan Tanaman: Hutan Bakau/Mangrove, Hutan Rawa/Gambut dan Hutan Tanah Kering.

d. Tidak Berhutan: Hutan Bakau/Mangrove, Hutan Rawa/Gambut dan Hutan Tanah Kering.

7. Penyajian luas, potensi dan nilai dalam NSDH berupa : a. Saldo Awal

b. Perubahan

(17)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 4

- Penambahan/Aktiva

• Perubahan Kawasan Hutan : Penunjukan Kawasan Hutan, Lahan Pengganti/Tanah Kompensasi (Pinjam Pakai), Perubahan Fungsi Kawasan Hutan, Pembatalan Pelepasan Kawasan Hutan, Revisi Penunjukan Kawasan Hutan (Surat Keputusan Kawasan Hutan) dan Lain-lain (Koreksi Luas, Re-Strukturisasi Batas Kawasan dan lainnya).

• Perubahan Penutupan Lahan : Kegiatan HPH/IUPHHK Alam, Kegiatan HTI/IUPHHK Tanaman, Rehabilitasi Lahan/Reboisasi, Pinjam Pakai, Perambahan/Perladangan, Penebangan Ilegal, Kebakaran Hutan, Bencana Alam dan Revisi Data (Hasil Penafsiran Penutupan Lahan).

- Pengurangan/Pasiva

• Perubahan Kawasan Hutan : Pelepasan Kawasan Hutan, Lahan yang dilepas (Tukar menukar), Perubahan Fungsi, Revisi Penunjukan Kawasan Hutan (Surat Keputusan Kawasan Hutan) dan Lain-lain (Koreksi Luas, Re-Strukturisasi Batas Kawasan dan lainnya).

• Perubahan Penutupan Vegetasi: Kegiatan HPH/IUPHHK Alam, Kegiatan HTI/IUPHHK Tanaman, Penebangan Legal, Rehabilitasi Lahan/Reboisasi, Pinjam Pakai, Perambahan/Perladangan, Penebangan Ilegal, Kebakaran Hutan, Bencana Alam dan Revisi Data (Hasil Penafsiran Penutupan Lahan).

c. Saldo Akhir

(18)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 5

II. METODE PELAKSANAAN

Metode penyusunan Neraca Sumber Daya Hutan Nasional adalah metode objektif praktis, yaitu melalui pengumpulan data sekunder baik yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan maupun instansi terkait.

Adapun tahapan yang dilakukan dalam metode objective praktis tersebut meliputi:

A. Pengumpulan Data

1. Memproses data dan informasi saldo awal NSDH Nasional Tahun 2018 tentang luas hutan berdasarkan fungsi, kondisi penutupan lahan dan tipe hutan dari saldo akhir NSDH Nasional Tahun 2017.

2. Melakukan pengumpulan data dan informasi NSDH Provinsi dari tahun 2018 tentang potensi kayu semua jenis dengan satuan M 3 /Ha dan non kayu dengan Satuan Ukuran ((SU-Ton/Kg/Btg/dll)/Ha) pada tiap kawasan hutan, tipe hutan dan kondisi penutupan lahan, termasuk nilai/harga dalam rupiah per-M 3 (Rp./M 3 ).

3. Melakukan pengumpulan data dan informasi yang mendukung dan melengkapi kebutuhan data dan informasi NSDH Nasional di tingkat eselon satu lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun 2018 sesuai tupoksi.

4. Merujuk Data Statistik Kehutanan Tahun 2018 tentang perubahan luas kawasan hutan berupa penunjukan kawasan hutan dan perairan, perubahan fungsi, pelepasan, tukar menukar, kompensasi pinjam pakai, rehabilitasi lahan, pinjam pakai, kegiatan pengelolaan izin pemanfaatan hasil hutan, potensi kayu dan lainnya sebagai bahan validasi data.

5. Melakukan pengumpulan data dan informasi dari Direktorat lingkup Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan sesuai tupoksi.

B. Perubahan Data NSDH Nasional 1. Perubahan Luas Kawasan Hutan

Perubahan luas kawasan hutan dapat disebabkan oleh:

a. Penunjukan Kawasan Hutan

Penunjukan kawasan hutan merupakan penambahan kawasan hutan dari

penetapan/penunjukan di luar kawasan hutan menjadi kawasan hutan.

(19)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 6

b. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Perubahan fungsi kawasan hutan merupakan perubahan antara fungsi kawasan hutan yang tidak mengubah luas seluruh kawasan hutan.

c. Pelepasan Kawasan Hutan

Pelepasan kawasan hutan merupakan pengurangan kawasan hutan untuk keperluan pembangunan di luar bidang kehutanan.

d. Tukar Menukar/Kompensasi Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Tukar menukar merupakan pengurangan kawasan hutan ditukar (pengurangan) dengan areal di luar kawasan hutan sebagai areal pengganti (penambahan) dan kompensasi pinjam pakai merupakan penetapan areal di luar kawasan hutan menjadi kawasan hutan sebagai kompensasi pada proses pinjam pakai (penambahan).

e. Revisi Kawasan hutan

Revisi kawasan hutan merupakan perubahan disebabkan adanya keputusan tentang kawasan hutan (penambahan dan pengurangan) untuk setiap provinsi (Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan).

f. Pencabutan Pelepasan Kawasan Hutan

Pencabutan pelepasan kawasn hutan merupakan pembatalan pelepasan kawasan hutan (penambahan).

g. Koreksi/Re-Strukturisasi batas kawasan hutan

Koreksi merupakan perbaikan luas kawasan hutan karena adanya perubahan data pada proses penyusunan NSDH Nasional sebelumnya (penambahan dan pengurangan) dan re-strukturisasi batas merupakan perubahan dikarenakan perkembangan hasil tata batas kawasan hutan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendera Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan secara definitif (penambahan dan pengurangan).

Proses pengolahan data perubahan luas kawasan hutan dalam NSDH Nasional dapat

dilihat pada gambar 1.

(20)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 7

Gambar 1. Diagram Proses Pengolahan Perubahan Luas Kawasan Hutan

2. Perubahan Penutupan Lahan

Beberapa kegiatan berikut menyebabkan adanya perubahan penutupan lahan, yaitu:

a. Pengelolaan IUPHHK Hutan Alam/Restorasi

Pengelolaan IUPHHK Hutan Alam/Restorasi terdiri dari kegiatan penanaman (pengayaan) dan penebangan (sistem tebang pilih/TPTI).

b. Pengelolaan IUPHHK Hutan Tanaman

Pengelolaan IUPHHK Hutan Tanaman terdiri dari penanaman dan penebangan (sistem tebang habis)

c. Rehabilitasi Lahan/Reboisasi

Rehabilitasi lahan/Reboisasi merupakan penanaman pada lahan kritis (tidak berhutan). Pada NSDH Nasional yang diproses adalah lahan pada kawasan hutan, diluar kawasan hutan (APL) merupakan informasi tambahan.

d. Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang dipergunakan untuk pembangunan diluar

pengelolaan bidang kehutanan. Kawasan hutan yang dipinjam diasumsikan

menjadi tidak berhutan dan diperhitungkan kembali pada proses

pengembalian (habis masa pinjam pakai).

(21)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 8

e. Perambahan/Perladangan

Perambahan/Perladangan berupa penguasaan lahan secara ilegal.

f. Penebangan ilegal

Penebangan ilegal berupa pemanfaatan hasil hutan secara tidak resmi.

g. Kebakaran Hutan

Kebakaran Hutan merupakan bagian dari kebakaran lahan yang berada pada kawasan hutan, diluar kawasan hutan tidak diproses dalam NSDH Nasional hanya sebagai informasi tambahan.

h. Bencana Alam

Bencana Alam berupa perubahan penutupan lahan karena adanya bencana alam.

i. Revisi Data

Revisi Data merupakan perubahan hasil penafsiran citra satelit berupa data rekalkulasi penutupan lahan tahun NSDH Nasional dengan kondisi saldo awal NSDH Nasional. Perubahan di atas dari point a. s/d i. diperhitungkan sebagai perubahan revisi data sehingga kondisi penutupan lahan selaras dengan hasil rekalkulasi penutupan lahan terakhir, tapi perubahan penutupan lahan hasil monitoring dan evaluasi pembangunan dan kerusakan kawasan hutan tergambarkan.

Proses pengolahan data perubahan penutupan lahan tersebut dapat dilihat pada

gambar 2.

(22)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 9

Gambar 2. Diagram Proses Pengolahan Perubahan Penutupan Lahan

C. Analisa dan Entry Data

Proses analisa dan entry data dalam penyusunan NSDH tahun 2018 adalah sebagai berikut:

1. Melakukan analisa terhadap data awal, saldo awal NSDH Nasional dan perubahan sebelum tahun penyusunan NSDH Nasional.

2. Melakukan analisa dan koreksi terhadap data dari eselon I lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan eselon II lingkup Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan yang terkait, untuk menghindari pengulangan data yang sama.

3. Melakukan rekapitulasi data ke dalam format data entry NSDH Nasional dan Tabel yang tersedia, sehingga diperoleh data perubahan tahun 2018 :

a. Tabel perubahan luas kawasan hutan seluruh Indonesia berdasarkan fungsi kawasan, kondisi dan tipe hutan.

b. Tabel perubahan penutupan lahan seluruh Indonesia berdasarkan fungsi kawasan, kondisi dan tipe hutan.

c. Tabel perubahan potensi seluruh indonesia dan nilai/harga kayu semua jenis diameter ≥ 20 dan diameter ≥ 50.

d. Tabel perubahan populasi 25 satwa prioritas terancam punah.

(23)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 10

4. Hasil Program Data Entry NSDH Nasional berupa :

a. Tabel Luas Kawasan Hutan untuk setiap fungsi hutan dan seluruh fungsi hutan berdasarkan : kondisi dan tipe hutan dengan perubahannya secara rinci (perubahan luas kawasan dan penutupan lahan) pada tiap provinsi dalam satuan Ha.

b. Tabel Luas Kawasan Hutan seluruh Indonesia (Nasional) untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) c. Tabel Rekapitulasi Luas Kawasan Hutan Nasional untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) d. Tabel Neraca Sumber Daya Hutan Nasional untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

e. Tabel Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 20 cm, Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 50 cm, dan Potensi dan Nilai Non Kayu (rotan) untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

(24)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 11

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

f. Tabel Rekapitulasi Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 20 cm, Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 50 cm dan Potensi dan Nilai Non Kayu (rotan) untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

g. Tabel Neraca Sumber Daya Hutan Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 20 cm dan Potensi dan Nilai Kayu Semua Jenis diameter ≥ 50 cm untuk :

• Seluruh fungsi kawasan hutan (KSA, KPA, TB, HL, HPT, HP dan HPK).

• Fungsi kawasan hutan konservasi (KSA, KPA dan TB)

• Fungsi kawasan Hutan Lindung (HL)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi tetap (HP)

• Fungsi kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

h. Tabel Perubahan Populasi 25 Satwa Prioritas Terancam Punah Tahun 2018

termasuk perubahan berdasarkan jenis dalam satuan ekor.

(25)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 12

III. NERACA SUMBER DAYA HUTAN

A. Luas Kawasan Hutan

1. Data Awal Luas Kawasan Hutan

Luas kawasan hutan yang digunakan berdasarkan Kawasan Hutan dan Perairan tiap Provinsi sesuai Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Data Awal dalam NSDH Nasional adalah Kawasan Hutan dan Perairan dikurangi kawasan perairan (kawasan konservasi perairan). Luas kawasan hutan dalam proses NSDH Nasional berupa luas kawasan hutan daratan.

Luas kawasan konservasi perairan dan daratan Provinsi Aceh dan Lampung tidak dipisahkan, data luas diperoleh berdasarkan hasil rekalkulasi penutupan lahan (Direktorat IPSDH, Ditjen PKTL). Luas kawasan hutan Provinsi Banten dihitung ulang berdasarkan Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan provinsi induk (Jawa Barat) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Ditjen PKTL). Luas Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara pada NSDH Tahun 2018 dipisahkan sesuai dengan hasil rekalkulasi penutupan lahan (Direktorat IPSDH, Ditjen PKTL).

Analisa luas kawasan hutan dalam NSDH Nasional Tahun 2018 terdiri dari data kawasan hutan dan perairan, data awal, perubahan sampai dengan Tahun 2017, saldo awal Tahun 2018, perubahan Tahun 2018 dan saldo akhir Tahun 2018.

Luas Kawasan Hutan seluruh Indonesia berdasarkan Kawasan Hutan dan Perairan tiap Provinsi sesuai SK MenLHK sampai dengan awal tahun 2018 seluas 125.922.475,73 Ha termasuk Kawasan Konservasi Perairan seluas 5.532.316,00 Ha, rincian pada Tabel 1. Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018. Luas yang digunakan dalam NSDH berupa luas daratan (tidak termasuk luas kawasan konservasi perairan) dengan total luas 120.390.159,73 Ha, rincian pada Tabel 2. Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018. Luasan tersebut menjadi data awal.

Surat Keputusan (SK) Kawasan Hutan dan Perairan tiap Provinsi ditetapkan pada

tahun yang berbeda. Selama kurun waktu setelah SK tersebut ditetapkan

(26)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 13

sampai dengan akhir tahun 2017 telah terjadi perubahan luas kawasan hutan seluas 1.045.454,39 Ha (Tabel 1). Perubahan tersebut terdiri dari:

a. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan

Perubahan fungsi kawasan hutan pada Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB) yaitu bertambah seluas 88.471,34 Ha, Hutan Lindung (HL) berkurang seluas 181.538,54 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) berkurang seluas 52.250,72 Ha, Hutan Produksi tetap (HP) bertambah seluas 147.421,21 Ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) berkurang seluas 9.777,29 Ha. Rincian dapat dilihat pada Tabel 3.a. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

b. Pelepasan Kawasan Hutan untuk Perkebunan, Transmigrasi dan lainnya.

Pelepasan kawasan untuk keperluan pembangunan perkebunan, transmigrasi dan lainnya mengakibatkan berkurangnya kawasan hutan seluas 1.067.594,26 Ha pada fungsi kawasan HPK, rincian dapat dilihat pada lampiran Tabel 3.b. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

c. Tukar Menukar Kawasan Hutan - Kawasan hutan yang ditukar

Kawasan hutan yang ditukar (berkurang) untuk pembangunan diluar kehutanan seluas 16.700,01 Ha.

- Areal pengganti kawasan hutan

Areal pengganti untuk kawasan yang ditukar (bertambah) seluas 21.973,86 Ha.

Rincian dapat dilihat Tabel 3.c. dan 3.d. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

d. Kompensasi Pinjam Pakai (Penggunaan Kawasan Hutan)

Perubahan yang menambah kawasan hutan karena kompensasi pinjam pakai

seluas 559,82 Ha, rincian dapat dilihat pada Tabel 3.e. pada Buku II

Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

(27)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 14

e. Pencabutan Pelepasan Kawasan Hutan

Perubahan akibat pencabutan pelepasan kawasan hutan yang menambah kawasan hutan seluas 23.980,20 Ha, rincian dapat dilihat pada Tabel 3.f.

pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

Saldo awal NSDH diperhitungkan dari data awal yaitu SK Kawasan Hutan dan Perairan tiap provinsi dan perubahan luas kawasan hutan selama kurun waktu setelah ditetapkannya SK Kawasan Hutan dan Perairan sampai dengan akhir tahun 2017.

Berdasarkan data di atas Luas Kawasan Hutan untuk Saldo Awal untuk NSDH

Tahun 2018 seluas 119.344.705,34 Ha, dengan rincian Kawasan Konservasi

(KSA+KPA+TB) seluas 21.986.307,34 Ha, HL seluas 29.479.789,63 Ha, HPT seluas

26.735.549,22 Ha, HP seluas 29.397.651,71 Ha dan HPK seluas 11.745.407,44

Ha.

(28)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 15

Tabel 1. Data Luas Kawasan Hutan dalam NSDH sampai dengan awal Tahun 2018 (Ha)

No. Data Luas Kawasan Hutan Kawasan

Konservasi HL HPT HP HPK Jumlah Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Data Awal 21.897.836,00 29.661.315,37 26.787.910,70 29.220.318,67 12.822.778,99 120.390.159,73

2. Perubahan Luas Kawasan Hutan

a. Perubahan Fungsi 88.471,34 -181.538,54 -52.250,72 147.421,21 -9.777,29 -7.674,00

b. Pelepasan untuk Transmigrasi, Perkebunan dan Lainnya -1.067.594,26 -1.067.594,26

c. Tukar Menukar Kawasan Hutan

- Areal Ditukar -110,76 -16.589,25 -16.700,01

- Areal Pengganti 21.973,86 21.973,86

d. Kompensasi Pinjam Pakai 12,80 547,02 559,82

e. Pencabutan Pelepasan Kawasan Hutan 23.980,20 23.980,20

Jumlah Perubahan Luas Kawasan Hutan 88.471,34 -181.525,74 -52.361,48 177.333,04 -1.077.371,55 -1.045.454,39 3. Saldo Awal NSDH Tahun 2018/Saldo Akhir NSDH Tahun 2017 21.986.307,34 29.479.789,63 26.735.549,22 29.397.651,71 11.745.407,44 119.344.705,34 Keterangan : Perubahan Luas kawasan Hutan pada Tabel diatas adalah perubahan pada kurun waktu dari tahun penetapan kawasan hutan tiap provinsi diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2017

(awal tahun 2018).

(29)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 16

2. Neraca Luas Kawasan Hutan

Data luas kawasan hutan dalam NSDH Nasional Tahun 2018 berupa data Saldo Awal, Perubahan dan Saldo Akhir berdasarkan fungsi hutan dan kondisi penutupan lahan. Saldo Awal Luas Kawasan Hutan dalam NSDH Nasional Tahun 2018 seluas 119.344.705,34 Ha (rincian dapat dilihat pada Tabel 4. Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018), terjadi perubahan (berkurang) seluas 81.181,11 Ha, sehingga Saldo Akhir Tahun 2018 menjadi seluas 119.263.524,23 Ha (Tabel 2).

Perubahan luas kawasan hutan disebabkan :

a. Perubahan fungsi kawasan hutan pada kawasan konservasi bertambah seluas 6.514,95 Ha, HL berkurang seluas 6.917,95 Ha, HPT bertambah seluas 301,00 Ha dan HP bertambah 102,00 Ha. Ada perubahan fungsi kawasan hutan pada kawasan konservasi berupa perubahan antara fungsi kawasan konservasi (Cagar Alam menjadi Taman Wisata Alam) di 2 (dua) provinsi dalam NSDH Nasional tidak tergambarkan, tidak dibedakan jenis kawasan konservasinya. Perubahan fungsi kawasan hutan tersebut tidak mengubah total luas seluruh kawasan hutan (Indonesia), tapi mengubah luas kawasan hutan setiap fungsi kawasan hutan. Rincian perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.a. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

b. Pelepasan kawasan hutan seluas 76.719,08 Ha untuk pembangunan perkebunan, yang berada pada 7 (tujuh) provinsi. Rincian perubahan pelepasan kawasan hutan tiap provinsi dapat dilihat pada Tabel 5.b. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

c. Areal yang ditukar seluas 41,20 Ha yang berada pada 2 (dua) provinsi.

Rincian perubahan areal yang ditukar tiap provinsi dapat dilihat pada Tabel 5.c. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

d. Areal pengganti seluas 75,17 Ha yang berada pada 2 (dua) provinsi. Rincian perubahan fungsi kawasan hutan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.d.

pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

e. Revisi Kawasan Hutan dan Perairan pada tahun 2018 terjadi pada 3 (tiga)

provinsi dengan perubahan luas kawasan hutan berkurang seluas 1.391,00

(30)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 17

Ha, terdiri dari kawasan konservasi berkurang seluas 7.560,00 Ha, HL berkurang seluas 330,00 Ha, HP berkurang seluas 18.271,00 Ha dan HPK bertambah seluas 24.770,00 Ha. Rincian perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.a. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

f. Koreksi luas kawasan terdapat pada Kawasan konservasi yang berkurang seluas 3.105,00 Ha dikarenakan adanya perubahan luas konservasi perairan dan daratan di Provinsi Aceh sesuai dengan hasil Rekalkulasi Penutupan Lahan Tahun 2018. Koreksi berikutnya tidak mengubah kawasan hutan, hanya memisahkan antara Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sesuai hasil rekalkulasi penutupan lahan tahun 2018. Rincian koreksi luas Kawasan hutan tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.b. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

Dari perubahan luas kawasan hutan di atas menjadikan saldo akhir NSDH Nasional Tahun 2018 seluas 119.263.524,23 Ha, rincian dapat dilihat pada Tabel 7. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

Rincian riwayat perubahan luas kawasan hutan tiap provinsi dan perkembangannya dapat dilihat pada Tabel 8. pada Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

Luas kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Lingkungan

Hidup pada akhir Tahun 2018 sebagai dasar dalam penentuan Data Awal

penyusunan NSDH Provinsi Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 8. pada Buku II

Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018.

(31)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 18

Tabel 2. Data Luas Kawasan Hutan dalam NSDH Tahun 2018 (Ha)

No. Data Luas Kawasan Hutan Kawasan

Konservasi HL HPT HP HPK Jumlah Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Saldo Awal NSDH Tahun 2018 21.986.307,34 29.479.789,63 26.735.549,22 29.397.651,71 11.745.407,44 119.344.705,34

2. Perubahan Luas Kawasan Hutan

a. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan 6.514,95 -6.917,95 301,00 102,00 0,00

b. Pelepasan kawasan Hutan

- Untuk Transmigrasi 0,00

- Untuk Perkebunan dan lainnya -76.719,08 -76.719,08

Jumlah 2.b. -76.719,08 -76.719,08

c. Tukar Menukar Kawasan Hutan

- Areal Ditukar -41,20 -41,20

- Areal Pengganti 75,17 75,17

d. Perubahan Revisi SK Kawasan -7.560,00 -330,00 -18.271,00 24.770,00 -1.391,00

e. Koreksi Luas Kawasan Hutan -3.105,00 -3.105,00

Jumlah Perubahan Luas Kawasan Hutan -4.150,05 -7.247,95 301,00 -18.135,03 -51.949,08 -81.181,11

3. Saldo Akhir NSDH Tahun 2017/Saldo Awal NSDH Tahun 2018 21.982.157,29 29.472.541,68 26.735.850,22 29.379.516,68 11.693.458,36 119.263.524,23

(32)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 19

Perubahan penutupan lahan merupakan perubahan kondisi hutan (primer, sekunder, tanaman dan bukan hutan) dikarenakan pengelolaan kawasan hutan, intervensi manusia dan pengaruh alam yang tidak mengubah luas kawasan hutan. Perubahan penutupan lahan lahan tersaji pada Tabel 3., terdiri dari : a. Pengelolaan IUPHHK Hutan Alam/Restorasi

Pengelolaan IUPHHK Hutan Alam/Restorasi terdiri dari kegiatan penanaman (pengayaan) seluas 20.864,87 Ha dan penebangan (sistem tebang pilih/TPTI) seluas 146.171,29 Ha.

b. Pengelolaan IUPHHK Hutan Tanaman

Pengelolaan IUPHHK Hutan Tanaman terdiri dari penanaman seluas 282.840,40 Ha dan penebangan (sistem tebang habis) seluas 388.806,30 Ha.

c. Rehabilitasi Lahan/Reboisasi

Rehabilitasi lahan/Reboisasi merupakan penanaman pada lahan kritis (tidak berhutan), pada kawasan hutan seluas 18.787 Ha, diluar kawasan hutan (APL) seluas 169.843 Ha. Rehabilitasi lahan pada kawasan hutan terdiri dari lahan mangrove seluas 950 Ha dan diluar mangrove seluas 17.837 Ha.

d. Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Pinjam Pakai Kawasan Hutan yang dipergunakan untuk pembangunan diluar pengelolaan bidang kehutanan seluas 89.385,76 Ha. Kawasan hutan yang dipinjam diasumsikan menjadi tidak berhutan dan diperhitungkan kembali pada proses pengembalian (habis masa pinjam pakai).

e. Perambahan/Perladangan

Perambahan/Perladangan berupa penguasaan lahan secara tidak resmi (ilegal) seluas 50,10 Ha (data Perum Perhutani).

f. Penebangan ilegal

Penebangan ilegal berupa pemanfaatan hasil hutan secara tidak resmi seluas 1,48 Ha (data Perum Perhutani).

g. Kebakaran Hutan

Kebakaran Hutan merupakan bagian dari kebakaran lahan yang berada pada

kawasan hutan seluas 290.579,98 Ha, diluar kawasan hutan seluas

238.686,76 Ha.

(33)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 20

h. Revisi Data

Revisi Data berupa perubahan penutupan lahan hasil rekalkulasi tahun NSDH

Nasional dengan kondisi saldo awal NSDH Nasional, yang telah

diperhitungkan dengan perubahan dengan point a. s/d g. sehingga kondisi

penutupan lahan selaras dengan hasil rekalkulasi data terakhir.

(34)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 21

Tabel 3. Luas Perubahan Penutupan Lahan Tahun 2018 (Ha)

No. Kegiatan/Perubahan Kawasan

Konservasi HL HPT HP HPK Jumlah

Kawasan

Hutan APL Jumlah Total Ket.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1. Kegiatan IUPHHK Alam

a. Penanaman / Pengayaan 20.864,87 20.864,87

b. Penebangan (Pola TPTI) 146.171,29 146.171,29

2. Kegiatan IUPHHK Tanaman

a. Penanaman 282.840,40 282.840,40

b. Panebangan 388.806,30 388.806,30

3. Rehabilitasi Lahan

a. Rehabilitasi Lahan Mangrove 39,00 716,00 120,00 75,00 950,00 10,00 960,00

*)

b. Rehabilitasi Lahan Diluar Mangrove 2.708,00 14.142,00 645,00 75,00 267,00 17.837,00 169.833,00 187.670,00

*)

Jumlah Rehabilitasi Lahan 2.747,00 14.858,00 765,00 75,00 342,00 18.787,00 169.843,00 188.630,00

4. Pinjam Pakai 11.156,40 20.333,04 51.473,80 6.422,52 89.385,76

5. Perambahan / Perladangan 50,10 50,10

5. Penebangan Ilegal 1,48 1,48

6. Kebakaran Hutan 78.863,68 37.189,91 33.289,78 77.416,56 63.820,05 290.579,98 238.686,76 529.266,74

*)

7. Revisi data penutupan lahan

- Hutan Primer -80.442,34 621.196,93 339.869,04 -99.039,93 -40.885,65 740.698,05

- Hutan sekunder 54.765,66 -674.960,72 -403.697,18 66.488,06 1.443,44 -955.960,74

- Hutan Tanaman -227.479,21 -227.479,21

- Tidak Berhutan 25.676,68 53.763,79 63.828,14 260.031,08 39.442,21 442.741,90

Jumlah Revisi Data 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Keterangan : *) = Data dalam Areal Penggunaan Lainnya (APL) tidak diproses dalam NSDH, tetapi sebagai informasi diluar Kawasan Hutan

(35)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 22

Rekapitulasi saldo awal, perubahan dan saldo akhir berdasarkan fungsi hutan dan kondisi hutan dapat dilihat pada Tabel 4 dan gambar 3.

Perubahan luas kawasan hutan tahun 2018 seperti tercantum dalam Tabel 4, saldo awal seluas 119.344.705,34 Ha, perubahan (pengurangan) seluas

81.181,11 Ha dan saldo akhir seluas 119.263.542,23 Ha yang terdiri dari : a. Berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan

- Kawasan Konservasi (KSA+KPA+TB)

Saldo awal seluas 21.986.307,34 Ha, perubahan (pengurangan) seluas 4.150,05 Ha dan saldo akhir seluas 21.982.157,29 Ha.

- Hutan Lindung (HL)

Saldo awal seluas 29.479.789,63 Ha, perubahan (pengurangan) seluas 7.247,95 Ha dan saldo akhir seluas 29.472.541,68 Ha.

- Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Saldo Awal seluas 26.735.549,22 Ha, perubahan (penambahan) seluas 301,00 Ha dan saldo akhir seluas 26.735.850,68 Ha.

- Hutan Produksi tetap (HP)

Saldo awal seluas 29.397.651,71 Ha, perubahan (pengurangan) seluas 18.135,03 Ha dan saldo akhir seluas 29.379.516,68 Ha.

- Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK)

Saldo awal seluas 11.745.407,44 Ha, perubahan (pengurangan) seluas 51.949,08 Ha dan saldo akhir seluas 11.693.458,36 Ha.

b. Berdasarkan Kondisi Penutupan Lahan - Hutan Primer

Saldo awal seluas 44.448.687,01 Ha, perubahan (penambahan) seluas 572.495,53 Ha dan saldo akhir seluas 45.021.182,54 Ha.

- Hutan Sekunder

Saldo awal seluas 38.269.458,36 Ha, perubahan (pengurangan) seluas

831.111,63 Ha dan saldo akhir seluas 37.438.346,73 Ha.

(36)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 23

Tabel 4. Rekapitulasi Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018.

No. Fungsi Hutan

Areal Berhutan

Jumlah Areal Berhutan Tidak Berhutan Jumlah Total Hutan Primer Hutan Sekunder Hutan Tanaman

Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

A. Persediaan Awal (Saldo Awal)

1. Konservasi 12.553.612,55 10,52 4.862.005,43 4,07 17.415.617,98 14,59 4.570.689,36 3,83 21.986.307,34 18,42

2. HL 15.106.612,80 12,66 8.659.989,52 7,26 23.766.602,32 19,91 5.713.187,31 4,79 29.479.789,63 24,70

3. HPT 9.711.862,21 8,14 11.531.330,51 9,66 21.243.192,72 17,80 5.492.356,50 4,60 26.735.549,22 22,40

4. HP 4.779.066,11 4,00 9.702.842,84 8,13 3.002.202,67 2,52 17.484.111,62 14,65 11.913.540,09 9,98 29.397.651,71 24,63

5. HPK 2.297.533,34 1,93 3.513.290,06 2,94 5.810.823,40 4,87 5.934.584,04 4,97 11.745.407,44 9,84

Jumlah A. 44.448.687,01 37,24 38.269.458,36 32,07 3.002.202,67 2,52 85.720.348,04 71,83 33.624.357,30 28,17 119.344.705,34 100,00

B. Perubahan

1. Konservasi -81.977,00 -0,07 55.119,06 0,05 -26.857,94 -0,02 22.707,89 0,02 -4.150,05 0,00

2. HL 620.416,02 0,52 -671.661,33 -0,56 -51.245,31 -0,04 43.997,36 0,04 -7.247,95 -0,01

3. HPT 190.564,16 0,16 -246.876,74 -0,21 -56.312,58 -0,05 56.613,58 0,05 301,00 0,00

4. HP -100.158,71 -0,08 41.871,00 0,04 -340.963,58 -0,29 -399.251,29 -0,33 381.116,26 0,32 -18.135,03 -0,02

5. HPK -56.348,94 -0,05 -9.563,62 -0,01 -65.912,56 -0,06 13.963,48 0,01 -51.949,08 -0,04

Jumlah B. 572.495,53 0,48 -831.111,63 -0,70 -340.963,58 -0,29 -599.579,68 -0,50 518.398,57 0,43 -81.181,11 -0,07

C. Persediaan Akhir (Saldo Akhir)

1. Konservasi 12.471.635,55 10,46 4.917.124,49 4,12 17.388.760,04 14,58 4.593.397,25 3,85 21.982.157,29 18,43

2. HL 15.727.028,82 13,19 7.988.328,19 6,70 23.715.357,01 19,88 5.757.184,67 4,83 29.472.541,68 24,71

3. HPT 9.902.426,37 8,30 11.284.453,77 9,46 21.186.880,14 17,76 5.548.970,08 4,65 26.735.850,22 22,42

4. HP 4.678.907,40 3,92 9.744.713,84 8,17 2.661.239,09 2,23 17.084.860,33 14,33 12.294.656,35 10,31 29.379.516,68 24,63

5. HPK 2.241.184,40 1,88 3.503.726,44 2,94 5.744.910,84 4,82 5.948.547,52 4,99 11.693.458,36 9,80

Jumlah C. 45.021.182,54 37,75 37.438.346,73 31,39 2.661.239,09 2,23 85.120.768,36 71,37 34.142.755,87 28,63 119.263.524,23 100,00

(37)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 24

Gambar 3. Perubahan Luas Kawasan Hutan Tahun 2018.

- Hutan Tanaman

Saldo awal seluas 3.002.202,67 Ha, perubahan (pengurangan) seluas 340.963,58 Ha dan saldo akhir 2.661.239,09 Ha.

- Tidak berhutan

Saldo awal seluas 33.624.357,30 Ha, perubahan (penambahan) seluas 518.398,57 Ha dan saldo akhir seluas 34.142.755,87 Ha.

c. Berdasarkan Jenis Perubahan

Neraca luas kawasan hutan berdasarkan jenis perubahannya dapat dilihat pada Tabel 5.

- Perubahan Luas Kawasan berupa pengurangan seluas 81.181,11 Ha, seperti dapat dilihat pada Tabel 6, terdiri dari :

• Pelepasan kawasan hutan (pengurangan) seluas 76.719,08 Ha.

• Tukar menukar kawasan hutan (penambahan) seluas 33,97 Ha terdiri dari areal yang ditukar (pengurangan) seluas 41,20 Ha dan areal pengganti (penambahan) seluas 75,17 Ha.

• Perubahan fungsi kawasan hutan tidak mengubah luas kawasan hutan secara keseluruhan.

• Revisi SK kawasan hutan dan koreksi kawasan hutan (pengurangan)

seluas 4.496,00 Ha.

(38)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 25

- Perubahan Penutupan Lahan seperti terlihat pada Tabel 7 dan 8, terdiri dari :

• Kegiatan IUPHHK Hutan Alam berupa penanaman/pengayaan seluas 20.864,87 Ha (tidak berhutan menjadi hutan sekunder) rincian dapat dilihat pada Tabel 10.a. Buku II Lampiran NSDH Nasional Tahun 2018 dan penebangan dengan pola tebang pilih seluas 146.171,29 Ha (hutan primer menjadi hutan sekunder atau hutan sekunder menjadi sekunder). Rincian dapat dilihat pada Tabel 10.b. Buku II.

• Kegiatan IUPHHK Hutan Tanaman berupa penanaman seluas 282.840,40 Ha (tidak berhutan menjadi hutan tanaman) rincian dapat dilihat pada Tabel 10.c. Buku II dan penebangan dengan pola tebang habis seluas 388.806,30 Ha (hutan tanaman menjadi tidak berhutan). Rincian dapat dilihat pada Tabel 10.d. Buku II.

• Rehabilitasi lahan mangrove seluas 950,00 Ha (tidak berhutan menjadi hutan mangrove sekunder) dalam kawasan hutan rincian dapat dilihat pada Tabel 10.e. Buku II dan seluas 10,00 Ha di luar kawasan hutan (tidak masuk dalam proses NSDH).

• Rehabilitasi lahan diluar mangrove seluas 17.837,00 Ha (tidak berhutan menjadi hutan sekunder) dalam kawasan hutan. Rincian dapat dilihat pada Tabel 10.f. Buku II. Rehabilitasi seluas 169.833,00 Ha di luar kawasan hutan (tidak masuk dalam proses NSDH).

• Pinjam Pakai seluas 89.385,76 Ha (menjadi tidak berhutan), rincian dapat dilihat pada Tabel 10.g. Buku II.

• Perambahan/perladangan seluas 50,10 Ha (hutan tanaman menjadi tidak berhutan), rincian dapat dilihat pada Tabel 10.h. Buku II.

• Penebangan illegal seluas 1,48 Ha (hutan tanaman menjadi tidak berhutan), rincian dapat dilihat pada Tabel 10.i. Buku II.

• Kebakaran dalam kawasan hutan seluas 290.579,98 Ha (menjadi tidak berhutan), rincian dapat dilihat pada Tabel 10.j. Buku II.

Kebakaran di luar kawasan hutan seluas 238.686,76 Ha (tidak masuk

dalam proses NSDH).

(39)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 26

• Revisi penutupan lahan berdasarkan hasil penafsiran, terdiri dari ; hutan primer bertambah seluas 740.698,05 Ha, hutan sekunder berkurang seluas 955.960,74 Ha, hutan tanaman berkurang seluas 227.479,21 Ha dan tidak berhutan bertambah seluas 442.741,90 Ha.

Rincian dapat dilihat pada Tabel 10.k. Buku II.

Perubahan berdasarkan hasil penafsiran penutupan lahan (revisi data) telah terkoreksi dengan data hasil monitoring kegiatan pengelolaan, tindakan dan pengaruh alam pada kondisi penutupan lahan pada kawasan hutan (kegiatan IUPHHK Alam dll).

Rincian perubahan luas dan perubahan kawasan hutan per-Provinsi berdasarkan Fungsi Kawasan Hutan dan Kondisi Penutupan Hutan dapat dilihat pada Tabel 11. pada Buku II Lampiran Neraca Sumber Daya Hutan Tahun 2018.

Rincian untuk luas kawasan hutan dapat di lihat dalam Buku II Lampiran

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018 untuk seluruh Kawasan

Hutan di Tabel 12.1.a s/d c, Kawasan Konservasi di Tabel 13.1.a s/d c, HL

di Tabel 14.1.a s/d c, HPT di Tabel 15.1.a s/d c, HP di Tabel 16.1.a s/d c

dan HPK di Tabel 17.1.a s/d c.

(40)

Neraca Sumber Daya Hutan Nasional Tahun 2018

Tahun Anggaran 2019 27

Tabel 5. Neraca Luas Kawasan Hutan Tahun 2018

AKTIVA PASIVA

No. Uraian Luas (Ha) No. Uraian Luas (Ha)

1 2 3 4 5 6

I. Persediaan Awal (Saldo Awal) I. Pengurangan (Perubahan)

A. Berhutan A. Berhutan

1. Hutan Primer 1. Hutan Primer

a. Hutan Mangrove 1.317.023,82 a. Kawasan Hutan

b. Hutan Rawa 4.983.811,02 1. Pelepasan Kawasan Hutan 16.085,74

c. Hutan Kering 38.147.852,17 2. Areal Yang ditukar 0,21

3. Perubahan Fungsi 1.112,59

4. Perubahan SK / Re-Struk. Batas 3.689.450,07

Jumlah I.A.1.a. 3.706.648,61

b. Perubahan Penutupan Lahan

1. Kegiatan IUPHHK Alam 146.171,29

2. Kegiatan IUPHHK Tanaman 0,00

3. Rehabilitasi Lahan 0,00

4. Pinjam Pakai 3.076,84

5. Perambahan Perladangan 0,00

6. Penebangan Ilegal 0,00

7. Kebakaran Hutan 1.010,25

8. Revisi Data 464.857,09

Jumlah I.A.1.b. 615.115,47

Jumlah I.A.1. 44.448.687,01 Jumlah I.A.1. 4.321.764,08

2. Hutan Sekunder 2. Hutan Sekunder

a. Hutan Mangrove 996.878,29 a. Kawasan Hutan

b. Hutan Rawa 4.979.353,40 1. Pelepasan Kawasan Hutan 19.820,10

c. Hutan Kering 32.293.226,67 2. Areal Yang ditukar 3,19

3. Perubahan Fungsi 10.893,01

4. Perubahan SK / Re-Struk. Batas 1.399.396,66

Jumlah I.A.2.a. 1.430.112,96

b. Perubahan Penutupan Lahan

1. Kegiatan IUPHHK Alam 0,00

2. Kegiatan IUPHHK Tanaman 0,00

3. Rehabilitasi Lahan 0,00

4. Pinjam Pakai 25.646,70

5. Perambahan Perladangan 0,00

6. Penebangan Ilegal 0,00

7. Kebakaran Hutan 15.103,63

8. Revisi Data 1.364.056,91

Jumlah I.A.2.b. 1.404.807,24

Jumlah I.A.2. 38.269.458,36 Jumlah I.A.2. 2.834.920,20

3. Hutan Tanaman 3. Hutan Tanaman

a. Hutan Mangrove 0,00 a. Kawasan Hutan

b. Hutan Rawa 0,00 1. Pelepasan Kawasan Hutan 0,00

c. Hutan Kering 3.002.202,67 2. Areal Yang ditukar 27,15

3. Perubahan Fungsi 1.822,54

4. Perubahan SK / Re-Struk. Batas 15.660,21

Jumlah I.A.3.a. 17.509,90

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan penutupan lahan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dari tahun, 1996, 2002, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi penutupan lahan pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Naning yang berada di wilayah Kabupaten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2018 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan dan Perubahan Batas Kawasan Hutan

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa antara tahun 2000 s.d 2009 telah terjadi perubahan penutupan lahan di dalam kawasan Hutan Lindung Gunung Sirimau

Grafik Perubahan Penutupan Lahan Kawasan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai Antara Tahun 2002 dan Tahun 2016. Pertanian Lahan

Terjadi perubahan tutupan lahan kawasan hutan gunung Timau, tingkat kerapatan vegetasi hutan dari tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini dapat dilihat dari penurunan

Kementerian kehutanan merancang pemantauan sebagai upaya untuk mengetahui kondisi hutan terkini sebagai pendukung perencanaan pembangunan, laju perubahan penutupan lahan sebagai bahan

Secara keseluruhan, perubahan penutupan lahan yang terjadi di dalam kawasan Hutan Lindung Gunung Sirimau antara tahun 2009 s.d 2019 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas hutan