• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Ekspor di Negara Tujuan Ekspor

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Potensi Pengembangan Ekspor di Negara Tujuan Ekspor

Komoditi minyak atsiri Indonesia di negara tujuan ekspor memiliki potensi pengembangan ekspor. Potensi pengembangan ekspor terjadi pada negara-negara tujuan ekspor yang ditetapkan Kementerian Perdagangan yaitu Singapura, USA, Perancis, Jerman, United Kingdom, Switzerland, Spanyol, Belanda, India, China, Turki, United Arab Emirates, Taiwan, Malaysia, Italia, Hong Kong, Brazil, dan Pakistan. Negara tujuan ekspor miyak atsiri Indonesia yang memiliki pengembangan kurang potensial yaitu Jepang, dan Australia. Potensi pengembangan ekspor minyak atsiri Indonesia di negara tujuan ekspor dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu potensi pengembangan pasar optimis, pengembangan pasar potensial, dan pengembangan pasar kurang potensial.

Pengembangan pasar optimis mengartikan bahwa pengembangan pasar yang dilakukan tersebut sangat positif dapat berkembang, sementara pengembangan pasar potensial mengartikan bahwa pengembangan pasar di negara tersebut memungkinkan berhasil. Berikut merupakan tabel yang mendukung terlihatnya potensi pengembangan ekspor Indonesia di beberapa negara tujuan ekspor ditunjukkan pada Tabel 28.

82 Tabel 28. X-Model Produk Ekspor Potensial Minyak Atsiri Indonesia

No. Negara RCA EPD X-Model

1 Singapura 7,9 Rising Star Pengembangan optimis

2 USA 15,4 Rising Star Pengembangan optimis

3 Germany 16,1 Rising Star Pengembangan optimis 4 Spain 15,9 Rising Star Pengembangan optimis 5 Netherlands 13,7 Rising Star Pengembangan optimis

6 India 4,5 Rising Star Pengembangan optimis

7 China 6,7 Rising Star Pengembangan optimis

8 Turkey 18,3 Rising Star Pengembangan optimis 9 Italia 3,8 Rising Star Pengembangan optimis 10 Brazil 2,1 Rising Star Pengembangan optimis 11 Pakistan 2,9 Rising Star Pengembangan optimis 12 Hong Kong 1,9 Falling Star Pengembangan potensial 13 UAE 9,9 Falling Star Pengembangan potensial 14 Taiwan 1,9 Falling Star Pengembangan potensial 15 Malaysia 0,4 Rising Star Pengembangan potensial 16 France 33,2 Falling Star Pengembangan potensial 17 United Kingdom 12,5 Falling Star Pengembangan potensial 18 Switzerland 103,2 Falling Star Pengembangan potensial 19 Australia 0,4 Falling Star Pengembangan kurang potensial 20 Japan 0,4 Lost opportunity Pengembangan kurang potensial Sumber: UNComtrade, 2016 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 28 nilai RCA minyak atsiri Indonesia di negara tujuan ekspor lebih besar dari satu kecuali di negara Malaysia, Australia, dan Jepang. Hal ini berarti minyak atsiri Indonesia memiliki daya saing di negara tujuan ekspor kecuali di Malaysia, Australia, dan Jepang. Nilai RCA yang rendah pada ketiga negara tersebut dikarenakan nilai ekspor minyak atsiri Indonesia ke negara tersebut yang rendah sementara total ekspor Indonesia di negara tersebut tinggi.

Hal ini mengartikan bahwa Indonesia tidak baik untuk berspesialisasi mengekspor minyak atsiri ke Malaysia, Australia dan Jepang, namun setelah dipadukan dengan posisi EPD, potensi pengembangan di negara Malaysia mempunyai potensi yang baik atau potensial, sedangkan pengembangan ekspor ke negara Australia dan Jepang memiliki potensi yang kurang baik atau kurang potensial.

83 Potensi pengembangan minyak atsiri Indonesia di negara Singapura, USA, Jerman, Spanyol, Belanda, India, China, Turki, Italia, Brazil,dan Pakistan berdasarkan nilai RCA dan posisi EPD memiliki potensi pengembangan pasar yang optimis terutama di negara Singapura dan USA yang merupakan negara tujuan ekspor pertama dan kedua. Sedangkan pengembangan pasar di negara Perancis, United Kingdom, Switzerland, UAE, Taiwan, Malaysia, dan Italia memiliki potansi pengembangan pasar yang potensial.

Potensi pengembangan ekspor minyak atsiri Indonesia jika dilihat dari sisi pembagian kawasan negara di dunia menunjukkan bahwa ekspor minyak atsiri Indonesia ke negara tujuan ekspor yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan dominan sebesar 60% menuju ke kawasan Asia, 30% ke kawasan Eropa, dan 5%

ke kawasan Amerika.

Berdasarkan Tabel 29 dapat diketahui bahwa pada negara tujuan ekspor minyak atsiri Indonesia yang berada dikawasan Asia negara Turki merupakan negara yang memiliki potensi terbesar dilihat dari hasil X-model yang menunjukkan pengembangan potensial dan juga memiliki nilai RCA terbesar diantara 12 negara tujuan ekspor Asia lainnya. Selanjutnya meskipun kawasan Asia dominan dalam tujuan ekspor minyak atsiri Indonesia namun demikian terdapat dua negara di kawasan Asia yang memiliki pengembangan kurang potensial yaitu negara Australia, dan Jepang.

84 Tabel 29. Potensi Pengembangan Ekspor Minyak Atsiri Indonesia di

Masing-Masing Kawasan Dunia

Negara RCA EPD X-Model

Kawasan Asia

India 4,5 Rising Star Pengembangan optimis China 6,7 Rising Star Pengembangan optimis Turki 18,3 Rising Star Pengembangan optimis Italia 3,8 Rising Star Pengembangan optimis Pakistan 2,9 Rising Star Pengembangan optimis Singapura 7,9 Rising Star Pengembangan optimis Malaysia 0,4 Rising Star Pengembangan potensial UAE 9,7 Falling Star Pengembangan potensial Hong Kong 1,9 Falling Star Pengembangan potensial Taiwan 1,9 Falling Star Pengembangan potensial Australia 0,4 Falling Star Pengembangan kurang potensial Jepang 0,4 Lost opportunity Pengembangan kurang potensial

Kawasan Eropa

USA 15,4 Rising Star Pengembangan optimis

Spanyol 15,9 Rising Star Pengembangan optimis Jerman 16,1 Rising Star Pengembangan optimis Belanda 13,7 Rising Star Pengembangan optimis Switzerland 103,2 Falling Star Pengembangan potensial United Kingdom 12,5 Falling Star Pengembangan potensial Perancis 33,2 Falling Star Pengembangan potensial

Kawasan Amerika

Brazil 2,1 Rising Star Pengembangan optimis Sumber : UNComtrade, 2016 (Diolah)

Kawasan Eropa merupakan tujuan ekspor minyak atsiri kedua setelah Asia. Pada kawasan ini negara yang memiliki potensi pengembangan ekspor paling kuat yaitu negara Jerman, dilihat dari nilai RCA yang paling besar dengan kondisi EPD yaitu rising star. Sementara itu wilayah tujuan ekspor Amerika hanya terdapat ke negara Brazil dengan potensi pengembangan ekspor yaitu optimis.

5.3 Keunggulan Kompetitif Minyak Atsiri Indonesia

Indonesia memiliki keunggulan kompetitif sebagai negara eksportir minyak atsiri dunia, namun jika diperhatikan dari sisi kondisi perekonomian aktual yaitu yang berkaitan dengan masing-masing subsistem agribisnis minyak

85 atsiri maka terlihat kurang kuatnya kemampuan untuk bersaing secara maksimal di pasar minyak atsiri dunia.

5.3.1 Spesialisasi Perdagangan Minyak Atsiri Indonesia

Perdagangan minyak atsiri Indonesia di pasar internasional memposisikan Indonesia sebagai negara eksportir. Hal ini dikarenakan produksi domestik yang surplus sementara permintaan domestik terhadap minyak atsiri yang dihasilkan tidak signifikan meningkat. Berikut disajikan hasil penghitungan ISP Indonesia.

Tabel 30. Nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan Minyak Atsiri Indonesia Tahun 2004-2013

Berdasarkan hasil penghitungan ISP pada Tabel 30 menunjukan bahwa nilai ISP minyak atsiri Indonesia menunjukkan nilai berkisar -0.1 hingga 0.9.

Hasil penghitungan rata-rata nilai ISP adalah 0,7. Hal ini berarti bahwa komoditas minyak atsiri Indonesia pada perdagangan internasional telah berada pada tahap pematangan atau memiliki daya saing yang kuat sebagai pengekspor minyak atsiri dunia. Indonesia telah masuk pada tahap standarisasi menyangkut teknologi yang digunakanya dan karena nilai ISP mendekati 1 (satu).

86 5.3.2 Keunggulan Kompetitif Berdasarkan Sistem Berlian Porter

Keunggulan kompetitif dimiliki oleh Indonesia namun kurang kuat untuk komoditas minyak atsiri. Hal ini dibuktikan dengan keterkaitan beberapa komponen utama berlian porter yang kurang mendukung, meskipun demikian pada keterkaitan antara komponen pendukung dengan komponen utama sangat kuat. Berikut merupakan uraian terkait kondisi perekonomian aktual minyak atsiri Indonesia yang mendukung terlihatnya keunggulan kompetitif minyak atsiri Indonesia.

Dokumen terkait