• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI

4.2 Potensi Sumber Daya Alam

Kelurahan Gantarang merupakan suatu daerah yang berbukit-bukit dengan ketinggian 500 m dpl s/d 700 dpl dan mempunyai tipe iklim C, Terdapat 2 jenis tanah di Kelurahan ini adalah Latosol coklat kuning dan Andosol coklat dengan jumlah bulan hujan 5 sampai 6 bulan, dan suhu rata-rata harian 25,00 °C.

Luas tanah yang dimiliki oleh petani secara keseluruhan yang ada di Kelurahan Gantarang merupakan tanah sawah dan tanah darat atau kebun.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1

30 Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Gantarang Kecamatan

Tinggimoncong Kabupaten Gowa

Sumber :kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Gantarang yaitu hutan (29,91 %), pemukiman (1,74 %), sawah pengairan (9,06 %), sawah tadah hujan (16 5), tegalan (27,25 %), kebun campuran (2,67 %), Alang-alang (6,29 %), rumput (3,11 %) dan tanah tandus (3,97 %). Pola usaha tani dan pengusahaan lahan yang diusahakan adalah untuk lahan sawah, pola tanam yang diterapkan umumnya membentuk pola tanam monokultur padi, di mana dalam 1 tahun hanya dilakukan satu kali penanaman. Jenis padi yang ditanam adalah jenis padi yang berumur pendek, hal ini didasarkan pada kondisi daerah yang bergunung dengan tingkat resiko kekeringan cukup tinggi dan sangat bergantung kepada curah hujan. Untuk lahan perkebunan dan pekarangan, pola tanam yang diterapkan adalah pola tanam tumpang sari, meliputi jenis tanaman coklat, kopi, jambu mente, panili, pisang, dan alpukat. Kenyataan ini menunjukkan kehidupan masyarakat Kelurahan Gantarang sebagai petani tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan.

31 4.3. Potensi Sumber Daya Manusia

Tabel 2. Jumlah penduduk di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki laki 770 51,19

2 Perempuan 734 48,81

Total 1504 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Gantarang sebanyak 1.504 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebanyak 51,19 %, sedangkan jumlah perempuan sebanyak 48,81 %. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang mendominasi jumlah penduduk Kelurahan Gantarang adalah laki-laki. Hal ini membuktikan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang tidak pernah lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat umur dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

32 Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa No Usia Tingkat pendidikan

Laki-laki

Perempuan Jumlah Persentase (%)

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Gantarang paling tinggi di dominasi tamatan SMA dengan persentase 8,49 %, kemudian di ikuti oleh tamatan SMP dengan persentase 8,40 %, dan jumlah penduduk paling banyak didominasi pada tamatan SD dengan persentase 27,72 %, dan tingkatan yang terendah adalah penduduk yang tidak pernah mengenyang pendidikan.

4.3.2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat di lihat dari sektor ekonominya. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Kelurahan Gantarang:

33 Tabel 4. Penyebaran penduduk berdasarkan pekerjaan pokok di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

1 Petani 327 58 385 33,39

2 Buruh tani 29 16 45 3,90

3 Harian lepas 20 1 21 1,82

4 Tukang kayu 2 2 0,17

5 Tukang batu 16 16 1,39

6 Pedagang 44 7 51 4,42

7 Guru 3 5 8 0,69

8 Peternak 303 303 26,28

9 Karyawan swasta 111 211 322 27,93

Jumlah 855 298 1.153 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan jumlah penduduk kelurahan gantarang bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 33,39 %, buruh tani sebanyak 3,90 %, harian lepas sebanyak 1,82 %, tukang kayu sebanyak 0,17 % dan tukang batu sebanyak 1,39 %, pedagang sebanyak 4,42 %, guru sebanyak 0,69 %, peternak 26,28 %, dan karyawan swasta sebanyak 27,93 %. Penduduk di kelurahan gantarang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yang di dukung dengan luas lahan sawah yang tersedia di Kelurahan Gantarang.

4.4. Sarana Dan Prasarana

Untuk memperlancar seluruh aktivitas yang dilakukan para masyarakat yang berada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, maka harus ada sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan

34 kehidupan masyarakat, sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase (%)

1 Tempat Ibadah 6 22,23

2 Sekolah TK 3 11,11

3 Sekolah SD 3 11,11

4 Sekolah SMP 1 3,70

5 Lapangan sepak bola 2 7,41

6 Jembatan 3 11,11

7 Kantor Lurah 1 3,70

8 Posyandu 3 11,11

9 Poskamling 5 18,52

Jumlah 27 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa masih belum memadai dan perlu tambahan baik dalam sarana maupun prasarana demi kelancaran dan berkembangnya para masyarakat di Kelurahan Gantarang.

Seperti hanya terdapat tempat ibadah dengan persentase (22,22 %), sekolah TK dengan persentse (11,11 %), sekolah SD ada dengan persentase (11,11 %) dan sekolah SMP dengan persentase (3,70 %), lapangan sepak bola dengan persentase (7,40 %) terdapat jembatan dengan persentase (11,11 %), dan kantor lurah dengan persentase (3,70 %), posyandu dengan persentase (11,11 %) dan poskamling dengan persentase (18,51 %).

35 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Penelitian ini yang berlokasi di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa khususnya Desa Lembang Panai saya mengambil 24 responden petani tanaman padi, dimana 12 responden petani Tabur benih langsung dan 12 responden petani Tanam pindah. Adapun identitas responden dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani. Identitas petani sangat penting dalam proses penelitian karena dengan adanya identitas responden akan lebih mempermudah peneliti dalam pengambilan data.

Berikut identitas responden yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani.

Tabel 6 : Identitas Responden Petani Padi Tanam Pindah Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Uraian Satuan Range Rataan

1 Luas Lahan Ha 0.16 – 0.55 0.34

2 Umur Tahun 37 – 62 49.42

3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 9 7.50

4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 – 4 2.92

5 Pengalaman Usahatani Tahun 15 – 46 32.33

Sumber : Data Primer telah diolah 2015

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan petani tanam pindah di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.34 Ha setiap KK. Jumlah luas

36 lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata luas lahan petani sampel.

Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 49.42 tahun yang menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar 7.50 tahun atau tingkat SMP, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara berpikir dalam berusahatani.

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.

Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan Gantarang adalah 32.33 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani

37 petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan petani.

Tabel 7 : Identitas Responden Petani Padi Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Uraian Satuan Range Rataan

1 Luas Lahan Ha 0.19 – 0.63 0.33

2 Umur Tahun 33 – 60 46.83

3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 12 7.50

4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 - 4 2.92

5 Pengalaman Usahatani Tahun 12 – 45 28.00 Sumber : Data Primer telah diolah 2015

Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan petani tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.33 Ha setiap KK. Jumlah luas lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata luas lahan petani sampel.

Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 46.83 tahun yang menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di

38 Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar 7.50 tahun atau tingkat SMA, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara berpikir dalam berusahatani.

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.

Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan Gantarang adalah 28.00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan petani.

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi

Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan usahatani Padi . Jenis biaya yang di gunakan dalam analisis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Dimana, Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap yaitu biaya penyusutan alat dan biaya pajak lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang besarnya sangat mempengaruhi hasil produksi padi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang

39 tergolong dalam biaya variabel adalah biaya benih, pupuk, insektisida, dan upah tenaga kerja.

Tujuan pengolahan lahan pada budidaya padi sawah adalah mengubah fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur.

Keuntungan yang didapat yaitu gulma mati kemudian membusuk menjadi humus, lapisan bawah tanah jenuh air dan dapat menghemat air.

Tahapan pengolahan lahan sawah dimulai dari perbaikan pematang sawah dan selokan saluran irigasi serta pembersihan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Pembersihan seperti membersihkan sisa-sisa jerami dan rumput liar yang tumbuh agar bibit padi tidak mengalami persaingan dalam mendapatkan makanan.

Pencangkulan dilakukan dengan tujuan memperbaiki pematang sawah dan sudut-sudut petak sawah yang sukar dikerjakan dengan bajak. Pembajakan dilakukan dengan tujuan agar lahan sawah melumpur dan siap ditanami padi, pengolahan lahan yang ada di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan mesin traktor, pembajakan dengan mesin traktor diharapkan gumpalan-gumpalan tanah terpecah menjadi kecil-kecil kemudian dihancurkan lagi dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata.

Persiapan benih untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan penyiapan lahan persemaian untuk padi tanam pindah yaitu dengan cara benih disemaikan terlebih dahulu, waktu persemaian sekitar 21 hari sebelum tanaman dipindahkan ke lahan sawah. Sebelum benih ditabur di lahan terlebih dahulu

40 diberi perlakuan seperti benih dijemur dibawah sinar matahari antara 2-3 jam agar benih lebih mudah menyerap air, kemudian benih direndam dalam air sehari semalam, setelah itu benih dianginkan dan kemudian karungnya di ikat kembali sehingga benih terbungkus. Simpan bungkusan karung di tempat yang teduh dan diperam sekitar 2 hari, kemudian benih siap di tabur setelah proses pemeraman selesai.

Benih saat umur 7 – 10 hari setelah tabur diberi pupuk awal sebagai perangsang pertumbuhan bibit, selanjunya pengaturan air disesuaikan dengan ketinggian benih, benih setelah berumur kurang lebih 21 hari sejak tabur , maka benih siap dipindahkan ke lahan penanaman.

Pelaksanaan tanam untuk tanam pindah yaitu benih yang sudah berumur 21 hari dicabut dari persemaian. Caranya 5-10 batang bibit kita pegang menjadi satu, kemudian kita tarik ke arah badan kita dan diusahakan batang jangan sampai putus. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan tangan ke dalam sawah, jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat.

Sedangkan untuk tanam sistem tabur benih langsung dilakukan dengan cara menabur benih langsung ke lahan persawahan, namun sebelum benih ditabur memerlukan perlakuan yang sama seperti tanam pindah yaitu dilakukan juga pemeraman benih sampai berkecambah, kemudian benih yang sudah berkecambar ditabur langsung ke areal persawahan. Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan tergenang air. Penanaman benih tabur benih langsung ditunda bila hujan deras, karena apabila hujan deras maka benih yang ditabur akan ikut terbawa air dan

41 tersimpan di petakan sawah, hal tersebut merugikan petani karna mereka harus mengeluarkan kembali biaya untuk membiayai proses penaburan padinya.

Perawatan dan pemeliharaan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan budidaya padi sawah tanam pindah dan tabur benih langsung antara lain pengaturan air di petakan, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama serta penyakit.

Pengaturan air pada benih di sawah diusahakan dalam keadaan lembab, tanaman padi jangan sampai tergenang air karena tanaman padi dapat mati. Pada waktu benih tumbuh, sedikit demi sedikit air di alirkan ke petakan, tinggi air mengikuti pertumbuhan padi.

Perlakuan penyulaman antara petani tanam pindah dan tabur benih langsung sama saja, dimana dilakukan apabila ada tanaman padi yang mati dalam alur penanaman, penyulaman harus cepat dilakukan pada tanaman padi agar pertumbuhannya tidak ketinggalan dengan yang lain, karna apabila penyulaman terlambat maka bibit yang ditanam akan terhalang pertumbuhannya dengan bibit yang lain karna sudah ternaungi oleh tanaman padi yang lain.

Pemupukan pada tanaman padi sistem tanam pindah dan tabur benih langsung tidak jauh berbeda, karna dosis pupuk disesuaikan dengan anjuran setempat yang sesuai dengan sifat varietas padi dan lingkungannya, dosis yang terlalu rendah menyebabkan pemupukan tidak efektif, sebaliknya jika dosis terlalu berlebihan dapat mengakibatkan gagalnya usaha penanaman. Agar pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan baik. Pupuk yang sering digunakan petani

42 responden yang ada di Kelurahan Gantarang pada umumnya yaitu pupuk Urea, dan ZA.

Pengendalian gulma/ penyiangan pada budidaya tanam pindah dan tabur benih langsung ada 2 yaitu pengendalian secara mekanis (penyiangan) dan pengendalian kimiawi (herbisida). Petani di daerah penelitian melakukan pengendalian secara mekanis yaitu gulma dipotong menggunakan parang atau langsung dicabut dari lahan penanaman kemudian disimpan di atas petakan sawah agar gulma tersebut bisa kering dan akhirnya mati, namun ada juga petani yang menggunakan pengendalian kimiawi yaitu gulma dikendalikan dengan menggunakan herbisida setelah sawah digarap, sebelum benih disebar, atau setelah tanaman tumbuh. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman.

Pengendalian hama yang menyerang tanaman padi tanam pindah dan tabur benih langsung yang ada di daerah penelitian yaitu pengendalian hama dan penyakitnya menggunakan pestisida. Jenis-jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi antara lain: wereng, walang sangit, tikus, penggerek batang, bercak coklat, burung, dan lain-lain.

Cara pemanenan padi berbeda-beda tergantung kebiasaan serta tingkat adopsi teknologi petani. Petani di daerah penelitian melakukan panen dengan cara memotong batang berikut malainya dengan menggunakan sabit bergerigi. Tahap selanjutnya setelah padi dipanen adalah perontokan. Perontokan padi yang dilakukan responden yaitu dengan menggunakan mesin perontok gabah.

Pasca panen padi meliputi perontokan, pembersihan, pengeringan dan penyimpanan. Petani di daerah penelitian setelah perontokan selesai, umumnya

43 petani langsung menjemur padinya sebelum dibawa kerumah. Hasil panen padi tidak langsung dijual dalam bentuk gabah, karena sebagian besar hasil panennya untuk komsumsi sendiri dan dijual dalam bentuk beras. Namun ada pula sebagian petani yang langsung menjual gabahnya kepada pedagang setelah padi tersebut selesai dirontok.

Rata-rata petani responden yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dalam melakukan usahatani padi masing – masing petani responden mengelola 2 atau 3 lahan penanaman dimana mereka menanam tanaman padi tanam pindah dan juga tabur benih langsung. Perbedaan yang muncul disini adalah dari cara pemeliharaan dimana sistem tanam pindah lebih mudah dalam pemeliharaan karna jarak tiap tanaman teratur dan memudahkan dalam proses pemeliharaan baik pada saat pemupukan, penyiangan, penyulaman maupun pada saat pengendalian hama dan penyakit yang menyerangnya. Sebaliknya untuk tabur benih langsung pemeliharaannya agak rumit karna benih padi yang di tabur tidak teratur dan pada saat dilakukan pemupukan, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit banyak tanaman yang terinjak dan mati. Hal ini membuat petani melakukan penyulaman ulang terhadap tanaman yang mati.

Tanaman padi tabur benih langsung tidak dapat ditanam pada musim kemarau, karna tanaman ini sangat membutuhkan air yang banyak, dan juga sistem perakaran tanaman padi tabur benih langsung hanya berada di atas tanah dibandingkan dengan sistem tanam pindah dimana perakaran tanaman padi dibenamkan ke dalam tanah pada saat penanaman. Hal inilah yang membuat padi

44 tanam pindah lebih kuat bertahan terhadap kekurangan air walaupun dalam musim kemarau.

Tanaman padi sistem tanam pindah dan tabur benih langsung pada hakikatnya sama, namun dilihat dari segi pendapatan maka pendapatan petani padi tanam pindah lebih baik dibandingkan dengan pendapatan petani padi tabur benih langsung. Karna pada tanaman pindah benih padi sudah berbentuk bibit sebelum dipindahkan ke persemaian dan penanaman juga lebih teratur jaraknya dan hasil panen dari tanam pindah lebih bagus, sedangkan untuk tanaman padi sistem tabur benih lansung, benih yang akan ditanam langsung saja dihamburkan ke lahan persemaian, otomatis tanaman menjadi tidak teratur dan batang tanaman juga agak kecil begitupun dengan pendapatan yang di dapat petani.

Penyusutan alat yang digunakan petani responden dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method) dengan asumsi bahwa alat yang digunakan dalam usahatani menyusut dalam besaran yang sama setiap tahunnya. Secara sistematis penyusutan alat dirumuskan sebagai berikut

JA LP x

HS NPAHB

Keterangan: NPA = Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun) HB = Harga Baru (Rp)

HS = Harga Sisa (Rp) JA = Jumlah Alat (Unit)

LP = Lama Pemakaian (Tahun)

45 Penerimaan usahatani padi adalah hasil perkalian dari produksi padi (Kg) yang diperoleh dengan harga jual (Rp). Sedangkan harga jual adalah nilai atau harga dari usahatani per satuan produksi, suatu usahatani padi dikatakan berhasil apabila pendapatan yang didapat petani memenuhi persyaratan untuk membayar semua sarana produksi, upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama melakukan proses usahatani padi.

5.2.1 Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Padi Tanam Pindah

Pendapatan petani tanam pindah adalah hasil yang diperoleh petani dari total penerimaan yang didapat setelah dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi. Sedangkan biaya adalah semua pengorbanan yang dikeluarkan petani untuk membiayai proses produksi dari tanaman padi tersebut, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

46 Tabel 8 : Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi Tanam

Pindah Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

47 Berdasarkan tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa penerimaan usahatani padi adalah perkalian antara produksi padi yang diperoleh dari harga jual padi. jumlah produksi adalah hasil yang di peroleh dari cabang usahatani per satuan produksi.

Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila situasi pendapatan memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana produksi, untuk membayar upah tenaga kerja atau bentuk lainnya selama proses produksi usahatani padi.

Penerimaan yang diperoleh petani responden tanam pindah yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa sebesar Rp. 16.485.000.00 nilai tersebut diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi dan harga jual pada produksi padi per kilogram.

Biaya usahatani adalah seluruh biaya yang dikeluarkan petani dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu, total biaya yang dikeluarkan adalah

sebesar Rp. 9.539.368.00 yang diperoleh dari biaya variabel sebesar Rp. 8.373.725.00 dan jumlah biaya tetap sebesar Rp. 1.165.643.00

Total pendapatan yang diperoleh petani responden pada usahatani padi tanam pindah di kelurahan gantarang kecamatan tinggimoncong kabupaten gowa sebesar Rp. 6.945.632.00 yang diperoleh dari selisih total penerimaan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

48 5.2.2. Analisis Biaya Dan Pendapatan Petani Padi Tabur Benih Langsung Tabel 9 : Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi tabur benih langsung

Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Uraian Jumlah (Rp) Persentase (%) Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Dokumen terkait