• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG DI KELURAHAN GANTARANG KECAMATAN TINGGIMONCONG KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG DI KELURAHAN GANTARANG KECAMATAN TINGGIMONCONG KABUPATEN GOWA"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG

DI KELURAHAN GANTARANG KECAMATAN TINGGIMONCONG

KABUPATEN GOWA

SYAMSUL SULISTYO 105960108311

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(2)

ii

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI TANAM PINDAH DAN TABUR BENIH LANGSUNG

DI KELURAHAN GANTARANG KECAMATAN TINGGIMONCONG

KABUPATEN GOWA

SYAMSUL SULISTYO 105960108311

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang

Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Nama : Syamsul Sulistyo

Stambuk : 105960108311

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian Program studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Ir.Kasifah, M.P. St.Khadijah Y.Hiola, STP,M.Si.

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir.Saleh Molla, M.M. Amruddin, S.Pt.,M.S.i.

(4)

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

Nama : Syamsul Sulistyo Stambuk : 105960108311

Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian Program studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr.Ir. Kasifah, M.P Ketua Sidang

2. St. Khadijah Y. Hiola, STP.,M.Si Sekretaris

3. Dr. Sri Mardiyati, SP., MP Anggota

4. Dewi Sartika, STP.,M.Si Anggota

Tanggal Lulus :……….

(5)

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Oktober 2015

Syamsul Sulistyo 105960108311

(6)

vi

ABSTRAK

SYAMSUL SULISTYO. 105960108311. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Penelitian ini dibimbing oleh KASIFAH dan ST.KHADIJAH Y.HIOLA.

Penelitian ini dilakukan pada awal bulan September sampai dengan Oktober 2015 yang bertujuan untuk menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi antara tanam pindah dan tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah 155. Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Populasi yang dijadikan sampel sebanyak 24 petani, dimana 12 petani tanam pindah dan 12 petani tabur benih langsung. Analisa data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produksi padi pada petani tanam pindah sebesar 4.710 kg/ha, dengan harga 3.500/kg. penerimaan usahatani sebesar Rp 16.485.000/ha, dengan rata-rata besar biaya produksi Rp 9.539.368/ha.

Dengan demikian diperoleh rata-rata pendapatan usahatani padi sebesar Rp 6.945.632/ha. Sedangkan rata-rata produksi untuk petani padi tabur benih

langsung sebesar 4.466 kg/ha, dengan harga 3.500/kg, penerimaan usahatani sebesar Rp 15.631.000/ha, dengan rata-rata besar biaya produksi Rp 9.590.040/ha.

Dengan demikian diperoleh rata-rata pendapatan usahatani padi sebesar Rp 6.040.960/ha.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Usahatani Padi Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Kasifah, M.P selaku pembimbing I dan St.Khadijah Y.Hiola, STP,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii 4. Kedua orangtua ayahanda Rahim dan ibunda Dombong, dan kakak-kakakku tercinta Kamaruddin, Basri, Samad, Risal dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Tinggimoncong khususnya kepala Lurah Gantarang beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

Makassar, Oktober 2015

SYAMSUL SULISTYO

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Usahatani Tanaman Padi ... 5

2.2 Konsep Produksi ... 10

2.3 Konsep Biaya ... 12

2.4 Konsep Harga ... 15

2.5 Konsep Penerimaan ... 17

2.6 Konsep Pendapatan ... 19

2.7 Kerangka Pikir ... 21

(10)

x III. METODE PENELITIAN ...

3.1 Tempat dan Waktu penelitian ... 23

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.3 Jenis Dan Sumber Data ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

3.6 Defenisi Operasional ... 27

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI ... 4.1 Kondisi Geografis ... 29

4.2 Potensi Sumber Daya Alam ... 29

4.3 Potensi Sumber Daya Manusia ... 31

4.4 Sarana dan Prasarana... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 5.1 Identitas Responden ... 35

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi ... 38

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 6.1 Kesimpulan ... 51

6.2 Saran... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54

 Koesioner Penelitian

 Peta Lokasi Penelitian

 Rekapitulasi Data

 Dokumentasi

 Surat Isin Penelitian RIWATAY HIDUP

(11)

xi DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Gantarang Kecamatan

Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 30 2. Jumlah penduduk di Kelurahan Gantarang Kecamatan

Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 31 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 32 4. Penyebaran penduduk berdasarkan pekerjaan pokok di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 33

5. Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang

Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 34

6. Identitas responden petani padi tanam pindah di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 35

7. Identitas responden petani tabur benih langsung di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa ... 37 8. Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi

Tanam Pindah ... 46 9. Rata-Rata Biaya Dan Produksi Per Hektar Usahatani Padi

Tabur Benih Langsung ... 48

(12)

xii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Kuesioner penelitian tentang analisis pendapatan usahatani

padi tanam pindah dan tabur benih langsung ... 54 2. Peta lokasi penelitian... 57 3. Identitas responden usahatani padi pada petani tanam pindah .... 58 4. Biaya penyusutan alat usahatani padi pada petani tanam

pindah ... 59 5. Rekapitulasi biaya total usahatani padi pada petani tanam

pindah ... 61 6. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi pada petani tanam

pindah ... 65 7. Luas lahan, produksi, dan penerimaan usahatani padi ... 66 8. Penerimaan, biaya total, dan pendapatan usahatani padi pada

petani tanam pindah ... 67 9. Identitas responden usahatani padi pada petani tabur benih

langsung... 68 10. Biaya penyusutan alat usahatani padi pada petani tabur

benih langsung ... 69 11. Rekapitulasi biaya total usahatani padi pada petani tabur benih

langsung ... 72 12. Penggunaan tenaga kerja usahatani padi pada petani tabur benih

langsung ... 76 13. Luas lahan, produksi, dan penerimaan usahatani padi ... 77 14. Penerimaan, biaya total, dan pendapatan usahatani padi pada

Petani tabur benih langsung ... 78 15. Dokumentasi penelitian usahatani padi ... 79

(13)

1 I. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

Pembangunan nasional dewasa ini diprioritaskan pada bidang perekonomian sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian. Apalagi negara kita terkenal dengan negara agraris yang mempunyai areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih sangat perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Sektor pertanian khususnya komoditas padi memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang mana juga diharapkan dapat menjadi salah satu komoditas andalan penyumbang devisa negara dari sektor nonmigas.

Produksi padi dan kebutuhan akan beras merupakan hal mutlak yang harus selalu mendapat perhatian dari pemerintah. Hal ini dikarenakan untuk mencegah permintaan akan beras yang lebih besar daripada produksi padi para petani.

Karena jika terjadi demikian maka kesejahteraan masyarakat akan terhambat akibat kekurangan bahan pangan pokok. Selain itu juga dapat menimbulkan masalah-masalah di bidang lainnya di badan pemerintahan seperti di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lainnya.

Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa komponen yaitu : jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani dalam pertaniannya. Ini berarti bahwa perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian merupakan usaha untuk memperbaiki taraf kehidupan sebagian besar penduduk yang tergolong miskin.

(14)

2 Padi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek cerah guna menambah pendapatan para petani. Hal tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan produksinya dengan harapan agar pada saat panen usaha memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Namun kadang kala dalam kenyataannya berbicara lain. Ketika saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga mendadak turun, dan lebih parah lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan, produksi minim, harga rendah dan tidak menentu membuat petani padi kadang merasa kecewa bahkan patah semangat untuk tetap mengembangkan usaha pertaniannya. Hal ini disebabkan karena setiap kegiatan pengolahan sawah mutlak petani mengeluarkan biaya untuk kegiatan produksi, mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pengolahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.

Untuk memperoleh pendapatan yang memuaskan petani, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga sebagai solusi dalam menentukan pilihan, apakah ia memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Namun bagi petani yang secara umumnya menggantungkan hidupnya dari bertani, maka mereka senantiasa tidak memiliki kemampuan untuk menahan hasil panen kecuali sekedar untuk konsumsi sehari-hari dan membayar biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Kelurahan Gantarang merupakan pemekaran dari Kelurahan Malino yang terdiri atas 3 lingkungan yaitu Lembang Panai, Gantarang dan Ujung Bori, dengan luas wilayah Kelurahan adalah 2.925 Ha. Terdapat 2 jenis tanah di Kelurahan ini

(15)

3 adalah Latosol coklat kuning dan Andosol coklat. Kelurahan Gantarang merupakan suatu daerah yang berbukit- bukit dengan ketinggian 500 m dpl s/d 700 dpl dan mempunyai tipe iklim C.

Jenis penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Gantarang yaitu hutan (875 ha), pemukiman (51 ha), sawah pengairan (265 ha), sawah tadah hujan (468 ha), tegalan (797 ha), kebun campuran (78 ha), Alang-alang (184 ha), rumput (91 ha) dan tanah tandus (116 ha). Pola usaha tani dan pengusahaan lahan yang diusahakan adalah untuk lahan sawah, pola tanam yang diterapkan umumnya membentuk pola tanam monokultur padi, di mana dalam 1 tahun hanya dilakukan satu kali penanaman. Jenis padi yang ditanam adalah jenis padi yang berumur pendek, hal ini didasarkan pada kondisi daerah yang bergunung dengan tingkat resiko kekeringan cukup tinggi dan sangat bergantung kepada curah hujan. Untuk lahan perkebunan dan pekarangan, pola tanam yang diterapkan adalah pola tanam tumpang sari, meliputi jenis tanaman coklat, kopi, jambu mente, panili, pisang, dan alpukat. (Sumber: Monografi kelurahan tahun 2013).

Pengelolaan usaha tani padi dengan sistem tanam pindah dan sistem tabur benih langsung pada hakekatnya sama. Perbedaan prinsip antara kedua sistem tabur benih langsung dan sistem tanam pindah adalah terdapat pada bentuk fisik bibit yang akan ditanam pada sawah. Bibit yang akan dipergunakan pada sistem tabur benih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah, sedangkan bibit yang dipergunakan untuk bertanam padi sawah sistem tanam pindah berupa tanaman padi dari persemaian yang berumur sekitar 20-24 hari.

(16)

4 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar perbedaan pendapatan petani dalam melakukan usahatani padi tanam pindah dan tabur benih langsung yang ada di daerah penelitian?

1.3. Tujuan dan kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pendapatan yang didapat petani tanam pindah dan tabur benih langsung dalam melakukan usahatani padi yang ada di daerah penelitian?

Penelitian ini berguna terhadap petani agar mereka dapat mengetahui perbedaan pendapatan antara usahatani padi tanam pindah dan tabur benih langsung.

(17)

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Tanaman Padi

Robert redfield (2009), mengatakan bahwa usahatani terbentuk dari adanya tingkat kebutuhan dan kemajuan dengan melalui pemanfaatan sumber-sumber daya alam seperti tanah, air dan matahari yang difungsikan untuk mendapatkan sesuatu produksi pertanian. Lebih lanjut Hernanto (2006), mendefinisikan usahatani adalah sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan pada produksi dilapangan pertanian.

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat disuatu tempat yang diperlukan untuk produksi pada bidang pertanian seperti udara, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah dan sebagainya yang ada di alam ini (Mubyarto, 2001). Sejalan dengan pengertian usahatani yang dikemukakan beberapa pakar ekonomi pertanian tersebut diatas, pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama karena masing-masing melihat pengertian usahatani dari segi pemanfaatan sumberdaya alam.

Menurut Soekartawi (2011), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.

(18)

6 2.1.1 Usahatani Padi Sistem Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.

Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.

Tabur benih langsung merupakan salah satu teknik tanam padi dengan cara langsung menabur benih padi pada lahan pertanian tanpa dipindahkan. Bibit yang digunakan pada sistem tabur benih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah. Sedangkan sistem tanam pindah merupakan cara tanam padi dengan cara memindahkan tanaman padi dari persemaian yang sudah berumur sekitar 21 hari ke areal tanam.

a) Tabur benih langsung

Sistem tanam padi tabur benih langsung yang sedang dikembangkan yaitu larikan searah atau sejajar. Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih

(19)

7 langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan tergenang air.

Penanaman padi tabur benih langsung sebaiknya ditunda bila hujan deras.

Penanaman benih langsung dilakukan dengan mengguanakan alat tanam benih langsung. Alat tanam benih langsung diletakkan di tepi sawah. Bak penampung diisi dengan benih padi yang telah diperam semalam. Atabela kemudian ditarik lurus ke depan. Secara otomatis, benih akan keluar melalui rol penangkar benih, kemudian jatuh pada alur di dalam tanah. Cara ini tanaman padi akan tumbuh pada alur searah dengan jarak yang sama.

Adapun beberapa keuntungan budidaya padi dengan sistem tabur benih langsung diantaranya:

a) Sistem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kelayuan saat kekurangan air

b) Tanaman terhindar dari stagnasi

c) Tanaman terhindar dari proses penggabungan akar yang biasa terjadi saat transplanting sehingga banyak akar yang rusak dan putus

d) Dengan sistem tabela kebutuhan tenaga kerja penanam untuk luasan 1 hektar adalah lima orang tenaga kerja dengan waktu + 4 jam, jika dibandingkan dengan budidaya sistem persemaian.

Namun disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, sistem budidaya padi secara tabur benih langsung ini juga memiliki beberapa kelemahan/kekurangan diantaranya:

1) Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau. Bila digunakan pada saat musim penghujan benih yang dimasukkan ke dalam

(20)

8 lubang akan keluar dan tersebar kemana-mana menyebabkan jarak tanam menjadi tidak teratur,

2) Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih awal.

b) Tanam pindah

Benih yang sudah berumur 21 hari dicabut dari persemaian. Caranya, 5-10 batang bibit kita pegang menjadi satu, lalu kita tarik ke arah badan kita dan diusahakan batang jangan sampai putus. Bibit selanjutnya diseleksi. Bibit yang baik dan sehat memiliki tanda-tanda bebas dari hama, tinggi sekitar 25 cm, batang besar dan kuat, berdaun 5-7 helai, bibit memiliki banyak akar dan lebih berat, pelepah daun pendek.

Penanaman dilakukan di antara barisan tanaman sebelumnya. Guna memudahkan penanaman dapat menggunakan tali yang direntang agar barisan tanaman teratur. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan tangan atau dibantu dengan tugal untuk membuat lubang tanam jika tanah belum cukup lunak. Jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat. Cara tanam padi adalah tangan kiri memegang bibit dan dengan berjalan mundur tiap lubang diisi 2-3 bibit, kedalaman 3-4 cm, dan penanamannya tegak lurus.

Penanaman jangan terlalu dangkal menyebabkan bibit mudah roboh. Penanaman yang terlalu dalam dapat berakibat pada pertumbuhan akan terlambat.

Setelah bibit tumbuh sampai berumur + 3 minggu dilakukan pemindahan tanaman bibit ke lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dikenal

(21)

9 dengan istilah transplanting. Cara ini merupakan suatu cara yang umum digunakan oleh petani padi di seluruh Indonesia. Keunggulan yang dimiliki dari sistem tanam pindah tersebut, diantaranya :

1) Sistem budidaya melalui persemaian lebih cocok untuk musim penghujan karena proses transpirasi (penguapan) dapat ditekan lajunya sehingga bibit padi dapat terhindar dari proses kelayuan

2) Bibit yang akan ditanam dilahan sudah berbentuk tanaman dan sudah bisa di lihat bibit yang subur saja yang di pindahkan ke lahan persemaian.

3) Tanaman padi sistem tanam pindah lebih teratur jaraknya dan memudahkan dalam perawatan.

4) Penanaman dengan sistem tanam pindah mampu beradaptasi pada musim kemarau, karena akar dari padi tanam pindah berada jauh di dalam tanah.

Sedangkan kelemahan dari sistem tanam pindah itu sendiri adalah:

a) pada saat bibit dicabut dari tempat persemaian maka bibit akan mengalami kerusakan pada sistem perakarannya. Hal ini mempengaruhi daya tahan tanaman dimana luka yang ada akan menyebabkan bibit penyakit dapat masuk ke dalam tanaman.

b) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke sawah, akan terjadi proses stagnasi dimana pertumbuhan bibit tanaman akan terhenti sementara sampai dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya

(22)

10 c) Sistem budidaya melalui persemaian akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dimana untuk luasan satu hektar akan membutuhkan kurang lebih 10 orang tenaga kerja transplanting dan membutuhkan waktu + 8 jam

2.2. Konsep Produksi

Sejumlah ahli ekonomi mengemukakan berbagai macam definisi tentang produksi akan tetapi pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama.

Pengertian produksi secara ekonomi adalah menghasilkan sejumlah output.

Mengenai hal tersebut selanjutnya penulis mengemukakan pendapat para ahli sebagai berikut :

Menurut Assauri (2006 ), produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

Selain itu produksi dapat juga diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Selanjutnya menurut M. Fuad (2004), produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).

2.2.1. Faktor-faktor Produksi

Menurut Soekartawi (2001), bahwa yang dimaksud fakor produksi usahatani adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu dan menghasilkan dengan baik. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship

(23)

11 Terdapat faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani yaitu:

1. Lahan pertanaman

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar.

2. Modal

Dalam kegiatan proses produksi pertanian, modal di bedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Faktor produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin yang sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Maka modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produk yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.

3. Tenaga kerja

Faktor produksi tenaga kerja mendorong dalam suatu kegiatan yang dijalankan maka dari itu faktor tenaga kerja penting dalam proses produksi beserta kualitas dan kegiatan operasional tenaga kerja perlu di perhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam faktor produksi tenaga kerja adalah :

1) Tersedianya tenaga kerja 2) Kualitas tenaga kerja 3) Jenis kelamin

(24)

12 4. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman

5. Manajeman

Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Secara umum faktor produksi ada faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.

a. Faktor produksi asli, meliputi alam (tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuhan, hewan ) dan tenaga kerja.

b. Faktor produksi turunan, meliputi modal dan keahlian.

2.3. Konsep Biaya

Menurut Kuswadi (2007), bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007), bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Kusnadi (2006), bahwa biaya adalah manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pasa masa yang akan datang.

(25)

13 2.3.1. Macam-macam Biaya

Untuk tujuan yang berbeda, biaya dapat dibedakan dalam berbagai cara sebagaimana Supriyono (2002), mengemukakan bahwa :

Penggolongan biaya adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting.

Mulyadi (2007), menggolongkan biaya kedalam 5 (lima) cara penggolongan menurut :

1) Objek pengeluaran dalam suatu perusahaan yang terdiri atas :

a. Biaya bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang akan diubah menjadi bentuk baru.

b. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan yang bekerja dalam proses produksi.

c. Biaya overhead pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membiayai kegiatan produksi.

2) Fungsi pokok perusahaan yang terdiri atas :

a. Biaya produksi, yakni biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi

b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan pemasaran produk jadi.

c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membantu kelancaran kegiatan produksi dan pemasaran produk.

(26)

14 3) Hubungan biaya dengan sesuatu yang terbagi atas :

a. Biaya langsung, yaitu biaya yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai

b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan tidak hanya disebabkan karena adanya sesuatu yang dibiayai.

4) Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yaitu a. Biaya variabel, yaitu biaya yang dalam jumlah totalnya akan berubah

sebanding/proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi

b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi

c. Biaya semi tetap, yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu dan akan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu

d. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu dan waktu tertentu.

5) Atas dasar jangka waktu manfaatnya, terdiri atas :

a. Pengeluaran modal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

b. Pengeluaran pendapatan yaitu biaya yang dikeluarkan yang masa manfaatnya hanya pada masa/saat atau periode akuntansi menjadi pengeluaran tersebut.

Untuk melakukan perhitungan tingkat pendapatan yang diperoleh suatu usaha pertanian, maka sangat perlu dilakukan identifikasi biaya-biaya yang

(27)

15 dikeluarkan sekaligus mengetahi tingkat pendapatan, sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak dalam suatu periode tertentu.

2.4 Konsep Harga

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut.

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, tempat, promosi).

Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2002), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

Kemudian menurut Harini (2008), harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

(28)

16 Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

2.4.1 Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

2. Mempertahankan perusahaan, dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment), perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali.

4. Menguasai Pangsa Pasar, dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan status quo, Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

(29)

17 2.4.2 Metode Penetapan Harga

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan mark up pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

2.5. Konsep Penerimaan

Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat

(30)

18 diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P

 Jenis-jenis Penerimaan

1. Total penerimaan (Total revenue : TR)

Yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR)

Yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR)

Yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :

(31)

19 1. Positif

2. Sama dengan nol 3. Negatif.

2.6. Konsep Pendapatan

Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum dikurangi biaya-biaya.

2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan Soekartawi (2009), mengemukakan beberapa defenisi:

1. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani.

2. Pengeluaran tunai usahatani aadalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.

3. Pendapatan tunai usahatani adalah produk usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.

(32)

20 4. Penerimaan total usahatani merupakan nilai sema yang habis terpakai atau

dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.

5. Pengeluaran total usahatani merupakan selisih antara penerimaan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Secara harfiah pendapatan dapat didefenisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.

Pendapatan yang diharapkan tentu saja memiliki nilai positif dan semakin besar nilainya semakin baik, meskipun besar pendapatan tidak selalu mencerminkan efisiensi yang tinggi karena pendapatan yang besar mungkin juga diperoleh dari investasi dan jumlahnya besar pula. Untuk mengukur keberhasilan usahatani biasanya dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani.

Dengan melakukan analisis pendapatan usahatani dapat diketahui gambaran keadaan aktual usahatani sehingga dapat melakukan evaluasi dengan perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan datang.

Untuk menganalisis pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.

Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hail perkalian antara jumlah produksi total dengan harga satuan dari hasil produksi tersebut. Sedangkan biaya atau pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi usahatani. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan.

(33)

21 Biaya tunai usahatani merupakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan oleh petani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran yang secara tidak tunai dikeluarkan petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.

Penggunaan benih dari hasil produksi dan penyusutan dari sarana produksi.

Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dapat berupa biaya sewa lahan, pajak dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel dapat berupa biaya dikeluarkan untuk benih, pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja.

Pendapatan usahatani terbagi atas pendapatan kotor usahatani dan pendapatan bersih usahatani. Pendapatan kotor usahatani mengukur pendapatan kerja petani tanpa memasukkan biaya yang diperhitungkan sebagai komponen biaya. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih dari penerimaan usahatani.

2.7. Kerangka Pikir

Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani tanaman padi. Dalam melakukan suatu usahatani padi petani mengeluarkan biaya-biaya produksi seperti, saprodi, pupuk, pestisida, untuk mempertahankan proses produksinya.

Setelah petani mengeluarkan biaya-biaya tersebut, petani kemudian memproduksi dan mendapatkan sebuah pendapatan kotor, hal ini disebabkan

(34)

22 karna pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Dalam usaha tani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi pada khususnya, karena salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat adalah dengan peningkatan pendapatannya.

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dapat digambarkan dalam skema berikut :

k

Gambar 1.1 Skema kerangka pikir analisis pendapatan usahatani padi tanam pindah dan tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa.

Usahatani Padi

Tanam Pindah Tabur Benih Langsung

Produksi Biaya Produksi Biaya

Penerimaan Penerimaan

Pendapatan Pendapatan

(35)

23 III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lembang Panai Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Waktu penelitian dilakukan pada awal bulan September sampai dengan Oktober 2015

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Jumlah populasi yang terdapat di desa Lembang Panai berjumlah 155 orang, dari jumlah populasi tersebut saya mengambil 15% petani yang menghasilkan 23,25 dibulatkan menjadi 24 responden, dimana 12 petani tanam pindah dan 12 petani tabur benih langsung. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan menetapkan ciri yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

Menurut Arikunto (2008), penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan cara yaitu Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

(36)

24 a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden petani tanaman padi yang ada di Desa Lembang Panai dan mengajukan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Data yang diperoleh antara lain: identitas responden, status lahan, jumlah produksi dan jumlah pengeluaran yang dikeluarkan (bibit, pestisida, pupuk, pajak, dan upah tenaga kerja) serta pendapatan bersih yang didapat dalam stu kali panen.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari lembaga-lembaga yang erat hubungannya dengan penelitian ini, dengan cara pengutipan data dan membaca literatur untuk mendapat dasar teori yang selanjutnya digunakan sebagai alat analisis dalam pemecahan permasalahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah melakukan penjajakan awal lokasi yang hendak ditempati untuk mengumpulkan data dengan informasi yang ada di lapangan, selanjutnya menyusun rancangan dan instrument-instrumen penelitian berupa: observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.

Selanjutnya penulis mengumpulkan data melalui pustaka, yang sebelumnya melakukan pengumpulan data di lapangan. Pada tahap ini ditempuh dengan dua cara yaitu:

(37)

25 1. library research (data yang bersumber dari kepustakaan) yaitu penulis mengumpulkan data dengan membaca buku-buku berbagai literature yang berkaitan atau mempunyai relevansi dengan objek pembahasan dalam skripsi yang sifatnya teoritis dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

a). Kutipan langsung,yaitu penulis mengutip pendapat-pendapat para ahli secara langsung dari buku-buku referensi sesuai dengan redaksi aslinya tanpa mengubah sedikitpun kata-kata yang di tulis dari buku-buku tersebut.

b). Kutipan tidak langsung, yaitu penulis mengutip dari buku-buku referensi dengan mengubah sedikit redaksi aslinya, namun maksud dan tujuannya sama.

c). Ikhtisar, yaitu penulis menyaring pendapat yang dikutip dari suatu buku, kemudian menarik suatu kesimpulan.

2. Field research metode untuk mengumpulkan data melalui penelitian lapangan, dalam hal ini digunakan metode sebagai berikut:

a). Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang di teliti

b). Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan langsung terhadap responden untuk memperoleh data-data yang di inginkan

c). Dokumentasi, yaitu pengumpulan dokumen yang relevan dengan masalah yang di bahas

d). Angket, yaitu formulir yangberisi pertanyaan secara tertulis kepada informan untuk mendapatkan informasi.

(38)

26 3.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif, dimana:.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau besaran dari sebuah objek yang akan diteliti. Data ini bersifat nyata atau dapat diterima oleh panca indera sehingga peneliti harus benar- benar jeli dan teliti untuk mendapatkan keakuratan data dari objek yang akan diteliti.

Rumus analisis pendapatan usaha tani menurut Soekartawi (2006), yakni : a) Besarnya pendapatan dapat dihitung menggunakan rumus :

Pd = TR – TC

Dimana: Pd = Pendapatan Usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya

b) Rumus untuk mencari penerimaan yaitu TR = Y. Py

Dimana : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y

(39)

27 c) Rumus untuk mencari Total Cost

TC = FC + VC

Dimana : TC = Total Cost (total biaya) FC = Fixed Cost

VC = Variabel Cost

d) Rumus untuk menghitung Penyusutan Peralatan (Suratiyah, 2002):

( HB - HS)

NPA = x JA LP

Keterangan:

NPA = Nilai Penyusutan Alat (Rp/Tahun) HB = Harga Baru (Rp)

HS = Harga Sisa (Rp) JA = Jumlah Alat ( Unit) LP = Lama Pemakaian (Tahun)

3.6. Defenisi Operasional

1) Usahatani padi adalah usaha yang dilakukan untuk memperoleh produksi dan meningkatkan pendapatan petani padi sistem tanam pindah dan sistem tabur benih langsung

2) Produksi adalah kegiatan yang dilakukan oleh petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung untuk mendapatkan hasil panen di Desa Lembang Panai, Kelurahan Gantarang.

3) Tanam pindah adalah proses budidaya tanaman padi dengan cara benih disemaikan di lahan sebelum dipindahkan ke areal pertanaman padi

(40)

28 4) Tabur benih langsung adalah budidaya padi dengan cara benih langsung

ditabur di lahan pertanaman padi

5) Biaya adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani padi mulai dari pengolahan lahan hingga panen.

6) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan oleh petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung walaupun tidak produksi seperti pajak dan penyusutan alat.

7) Biaya variabel adalah biaya yang dikelurkan petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung dan mempengaruhi besarnya produksi padi seperti biaya benih,pupuk,pestisida dan biaya tenaga kerja

8) Tenaga kerja adalah orang yang melakukan kegiatan produksi padi tanam pindah dan tabur benih langsung yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

9) Penerimaan adalah hasil yang diperoleh dari perkalian antara produksi padi tanam pindah dan tabur benih langsung dengan harga jual padi yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa yang dinyatakan dalam satuan rupiah

10) Pendapatan adalah hasil yang diperoleh petani padi tanam pindah dan tabur benih langsung dari selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi padi di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

(41)

29 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Kelurahan Gantarang merupakan pemekaran dari Kelurahan Malino yang terdiri atas 3 lingkungan yaitu Lembang Panai, Gantarang dan Ujung Bori, dengan luas wilayah Kelurahan adalah 2.925 Ha.

Secara administratif batas wilayahnya berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kecamatan Garassi

Sebelah Selatan : Kecamatan Malino dan Desa Parigi Sebelah Barat : Kecamatan Malino

Sebelah Timur : Kecamatan Parigi dan Desa Garassi

4.2. Potensi Sumber Daya Alam

Kelurahan Gantarang merupakan suatu daerah yang berbukit-bukit dengan ketinggian 500 m dpl s/d 700 dpl dan mempunyai tipe iklim C, Terdapat 2 jenis tanah di Kelurahan ini adalah Latosol coklat kuning dan Andosol coklat dengan jumlah bulan hujan 5 sampai 6 bulan, dan suhu rata-rata harian 25,00 °C.

Luas tanah yang dimiliki oleh petani secara keseluruhan yang ada di Kelurahan Gantarang merupakan tanah sawah dan tanah darat atau kebun.Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 1

(42)

30 Tabel 1. Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Gantarang Kecamatan

Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Jenis Penggunaan Lahan Luas / Ha Persentase (%)

1 Hutan 875 29,91

2 Pemukiman 51 1,74

3 Sawah pengairan 265 9,06

4 Sawah tadah hujan 468 16

5 Tegalan 797 27,25

6 Kebun campuran 78 2,67

7 Alang-alang 184 6,29

8 Rumput 91 3,11

9 Tanah tandus 116 3,97

Jumlah 2.925 100

Sumber :kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa jenis penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Gantarang yaitu hutan (29,91 %), pemukiman (1,74 %), sawah pengairan (9,06 %), sawah tadah hujan (16 5), tegalan (27,25 %), kebun campuran (2,67 %), Alang-alang (6,29 %), rumput (3,11 %) dan tanah tandus (3,97 %). Pola usaha tani dan pengusahaan lahan yang diusahakan adalah untuk lahan sawah, pola tanam yang diterapkan umumnya membentuk pola tanam monokultur padi, di mana dalam 1 tahun hanya dilakukan satu kali penanaman. Jenis padi yang ditanam adalah jenis padi yang berumur pendek, hal ini didasarkan pada kondisi daerah yang bergunung dengan tingkat resiko kekeringan cukup tinggi dan sangat bergantung kepada curah hujan. Untuk lahan perkebunan dan pekarangan, pola tanam yang diterapkan adalah pola tanam tumpang sari, meliputi jenis tanaman coklat, kopi, jambu mente, panili, pisang, dan alpukat. Kenyataan ini menunjukkan kehidupan masyarakat Kelurahan Gantarang sebagai petani tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan.

(43)

31 4.3. Potensi Sumber Daya Manusia

Tabel 2. Jumlah penduduk di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki laki 770 51,19

2 Perempuan 734 48,81

Total 1504 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan jumlah penduduk Kelurahan Gantarang sebanyak 1.504 jiwa, dimana jumlah laki-laki sebanyak 51,19 %, sedangkan jumlah perempuan sebanyak 48,81 %. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa yang mendominasi jumlah penduduk Kelurahan Gantarang adalah laki-laki. Hal ini membuktikan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

4.3.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas hidup penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang tidak pernah lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan suatu daerah. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat umur dan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

(44)

32 Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa No Usia Tingkat pendidikan Laki-

laki

Perempuan Jumlah Persentase (%) 1 3-6

tahun

Belum masuk TK 37 48 85 7,01

2 Sedang TK 14 17 31 2,56

3 7-8 tahun

Tidak pernah sekolah 21 24 45 3,71

4 Sedang sekolah 146 144 290 23,93

5 18-56 tahun

Tidak pernah sekolah 27 59 86 7,09

6 Pernah sekolah tapi

tidak lulus

62 69 131 10,81

7

Tamat

SD 179 157 336 27,73

8 SMP 38 65 103 8,50

9 SMA 53 50 103 8,50

10 D-2 1 1 0,08

11 S-1 1 1 0,08

Jumlah 579 633 1.212 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Gantarang paling tinggi di dominasi tamatan SMA dengan persentase 8,49 %, kemudian di ikuti oleh tamatan SMP dengan persentase 8,40 %, dan jumlah penduduk paling banyak didominasi pada tamatan SD dengan persentase 27,72 %, dan tingkatan yang terendah adalah penduduk yang tidak pernah mengenyang pendidikan.

4.3.2. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan gambaran kegiatan ekonomi suatu daerah sehingga maju mundurnya suatu daerah dapat di lihat dari sektor ekonominya. Berikut tabel mata pencaharian penduduk Kelurahan Gantarang:

(45)

33 Tabel 4. Penyebaran penduduk berdasarkan pekerjaan pokok di Kelurahan

Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

1 Petani 327 58 385 33,39

2 Buruh tani 29 16 45 3,90

3 Harian lepas 20 1 21 1,82

4 Tukang kayu 2 2 0,17

5 Tukang batu 16 16 1,39

6 Pedagang 44 7 51 4,42

7 Guru 3 5 8 0,69

8 Peternak 303 303 26,28

9 Karyawan swasta 111 211 322 27,93

Jumlah 855 298 1.153 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan jumlah penduduk kelurahan gantarang bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 33,39 %, buruh tani sebanyak 3,90 %, harian lepas sebanyak 1,82 %, tukang kayu sebanyak 0,17 % dan tukang batu sebanyak 1,39 %, pedagang sebanyak 4,42 %, guru sebanyak 0,69 %, peternak 26,28 %, dan karyawan swasta sebanyak 27,93 %. Penduduk di kelurahan gantarang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani yang di dukung dengan luas lahan sawah yang tersedia di Kelurahan Gantarang.

4.4. Sarana Dan Prasarana

Untuk memperlancar seluruh aktivitas yang dilakukan para masyarakat yang berada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, maka harus ada sarana dan prasarana yang menunjang keberlangsungan

(46)

34 kehidupan masyarakat, sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Sarana dan Prasarana Jumlah Persentase (%)

1 Tempat Ibadah 6 22,23

2 Sekolah TK 3 11,11

3 Sekolah SD 3 11,11

4 Sekolah SMP 1 3,70

5 Lapangan sepak bola 2 7,41

6 Jembatan 3 11,11

7 Kantor Lurah 1 3,70

8 Posyandu 3 11,11

9 Poskamling 5 18,52

Jumlah 27 100

Sumber : kantor kelurahan gantarang, 2013

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa masih belum memadai dan perlu tambahan baik dalam sarana maupun prasarana demi kelancaran dan berkembangnya para masyarakat di Kelurahan Gantarang.

Seperti hanya terdapat tempat ibadah dengan persentase (22,22 %), sekolah TK dengan persentse (11,11 %), sekolah SD ada dengan persentase (11,11 %) dan sekolah SMP dengan persentase (3,70 %), lapangan sepak bola dengan persentase (7,40 %) terdapat jembatan dengan persentase (11,11 %), dan kantor lurah dengan persentase (3,70 %), posyandu dengan persentase (11,11 %) dan poskamling dengan persentase (18,51 %).

(47)

35 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Penelitian ini yang berlokasi di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa khususnya Desa Lembang Panai saya mengambil 24 responden petani tanaman padi, dimana 12 responden petani Tabur benih langsung dan 12 responden petani Tanam pindah. Adapun identitas responden dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani. Identitas petani sangat penting dalam proses penelitian karena dengan adanya identitas responden akan lebih mempermudah peneliti dalam pengambilan data.

Berikut identitas responden yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usahatani, dan luas lahan usahatani.

Tabel 6 : Identitas Responden Petani Padi Tanam Pindah Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Uraian Satuan Range Rataan

1 Luas Lahan Ha 0.16 – 0.55 0.34

2 Umur Tahun 37 – 62 49.42

3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 9 7.50

4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 – 4 2.92

5 Pengalaman Usahatani Tahun 15 – 46 32.33

Sumber : Data Primer telah diolah 2015

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan petani tanam pindah di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.34 Ha setiap KK. Jumlah luas

(48)

36 lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata luas lahan petani sampel.

Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 49.42 tahun yang menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar 7.50 tahun atau tingkat SMP, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara berpikir dalam berusahatani.

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.

Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan Gantarang adalah 32.33 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani

(49)

37 petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan petani.

Tabel 7 : Identitas Responden Petani Padi Tabur Benih Langsung Di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa

No Uraian Satuan Range Rataan

1 Luas Lahan Ha 0.19 – 0.63 0.33

2 Umur Tahun 33 – 60 46.83

3 Tingkat pendidikan Tahun 3 – 12 7.50

4 Jumlah Tanggungan Jiwa 1 - 4 2.92

5 Pengalaman Usahatani Tahun 12 – 45 28.00 Sumber : Data Primer telah diolah 2015

Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa rata-rata luas lahan garapan petani tabur benih langsung di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa memiliki luas lahan rata-rata 0.33 Ha setiap KK. Jumlah luas lahan yang digarap petani sudah dapat dikatakan cukup luas berdasarkan rata-rata luas lahan petani sampel.

Umur merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas, termasuk dalam hal ini berusahatani di lahan sawah, rata-rata umur petani sampel di Kelurahan Gantarang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah 46.83 tahun yang menunjukkan bahwa petani sampel masih tergolong dalam usia produktif.

Tingkat pendidikan yang diraih dapat menunjukkan kualitas penduduk dalam suatu daerah. Pendidikan merupakan indikator yang sangat penting yang tidak bisa lepas dalam penentuan kemiskinan dan kesejahteraan dalam suatu daerah. Rata- rata tingkat pendidikan yang diperoleh petani tanam pindah di

(50)

38 Kelurahan Gantarang kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah sekitar 7.50 tahun atau tingkat SMA, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan petani padi tanam pindah masih tergolong rendah, sehingga mempengaruhi cara berpikir dalam berusahatani.

Semua keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah merupakan tanggung jawab seorang kepala keluarga yang harus dinafkahi karena kepala keluarga merupakan tulang punggung dalam rumah tangga, setiap kepala keluarga petani padi tanam pindah memiliki jumlah tanggungan sekitar 3 jiwa. Sebagian besar petani menggunakan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri.

Rata-rata pengalaman berusahatani petani padi tanam pindah di Kelurahan Gantarang adalah 28.00 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani petani padi tanam pindah sudah cukup lama sehingga mempengaruhi pendapatan petani.

5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Padi

Biaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengambilan keputusan usahatani Padi . Jenis biaya yang di gunakan dalam analisis biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Dimana, Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang tergolong dalam biaya tetap yaitu biaya penyusutan alat dan biaya pajak lahan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi dalam melaksanakan aktivitas usahatani padi yang besarnya sangat mempengaruhi hasil produksi padi dan dinyatakan dalam satuan rupiah, yang

(51)

39 tergolong dalam biaya variabel adalah biaya benih, pupuk, insektisida, dan upah tenaga kerja.

Tujuan pengolahan lahan pada budidaya padi sawah adalah mengubah fisik tanah agar lapisan atas yang semula keras menjadi datar dan melumpur.

Keuntungan yang didapat yaitu gulma mati kemudian membusuk menjadi humus, lapisan bawah tanah jenuh air dan dapat menghemat air.

Tahapan pengolahan lahan sawah dimulai dari perbaikan pematang sawah dan selokan saluran irigasi serta pembersihan. Pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Pembersihan seperti membersihkan sisa-sisa jerami dan rumput liar yang tumbuh agar bibit padi tidak mengalami persaingan dalam mendapatkan makanan.

Pencangkulan dilakukan dengan tujuan memperbaiki pematang sawah dan sudut-sudut petak sawah yang sukar dikerjakan dengan bajak. Pembajakan dilakukan dengan tujuan agar lahan sawah melumpur dan siap ditanami padi, pengolahan lahan yang ada di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan mesin traktor, pembajakan dengan mesin traktor diharapkan gumpalan-gumpalan tanah terpecah menjadi kecil-kecil kemudian dihancurkan lagi dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata.

Persiapan benih untuk penanaman padi sawah dilakukan dengan penyiapan lahan persemaian untuk padi tanam pindah yaitu dengan cara benih disemaikan terlebih dahulu, waktu persemaian sekitar 21 hari sebelum tanaman dipindahkan ke lahan sawah. Sebelum benih ditabur di lahan terlebih dahulu

(52)

40 diberi perlakuan seperti benih dijemur dibawah sinar matahari antara 2-3 jam agar benih lebih mudah menyerap air, kemudian benih direndam dalam air sehari semalam, setelah itu benih dianginkan dan kemudian karungnya di ikat kembali sehingga benih terbungkus. Simpan bungkusan karung di tempat yang teduh dan diperam sekitar 2 hari, kemudian benih siap di tabur setelah proses pemeraman selesai.

Benih saat umur 7 – 10 hari setelah tabur diberi pupuk awal sebagai perangsang pertumbuhan bibit, selanjunya pengaturan air disesuaikan dengan ketinggian benih, benih setelah berumur kurang lebih 21 hari sejak tabur , maka benih siap dipindahkan ke lahan penanaman.

Pelaksanaan tanam untuk tanam pindah yaitu benih yang sudah berumur 21 hari dicabut dari persemaian. Caranya 5-10 batang bibit kita pegang menjadi satu, kemudian kita tarik ke arah badan kita dan diusahakan batang jangan sampai putus. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan tangan ke dalam sawah, jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat.

Sedangkan untuk tanam sistem tabur benih langsung dilakukan dengan cara menabur benih langsung ke lahan persawahan, namun sebelum benih ditabur memerlukan perlakuan yang sama seperti tanam pindah yaitu dilakukan juga pemeraman benih sampai berkecambah, kemudian benih yang sudah berkecambar ditabur langsung ke areal persawahan. Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan tergenang air. Penanaman benih tabur benih langsung ditunda bila hujan deras, karena apabila hujan deras maka benih yang ditabur akan ikut terbawa air dan

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan Ekonomi Syariah dan sistem ekonomi syariah bukan untuk menyaingi Sistem ekonomi kapitalis ataupun sosialis, tetapi lebih diperuntukkan untuk mencari suatu sistem

Proses penyisipan pesan dengan metode Dynamic Parity Bit Steganografi membutuhkan empat buah data input , yaitu cover image berupa citra bitmap yang diproses

Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau. untuk

Today, you will certainly require this Foodopoly: The Battle Over The Future Of Food And Farming In America By Wenonah Hauter as one of the most referred publication as well as

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sistem dapat mendeteksi kolesterol melalui iris mata dengan menggunakan ciri Arcus Senilis dengan menghitung selisih citra

Berdasarkan hasil analisa ter- sebut dapat disimpulkan bahwa hipo- tesis dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat kontribusi identitas sosial terha- dap konformitas

Format Portofolio Pendaftaran dapat diunduh di laman UT (http://www.ut.ac.id) pada menu “Akademik”, submenu “Pascasarjana”. Khusus untuk calon mahasiswa Program Magister

TEL21-423 Perancangan Mesin Listrik 2 TEL21-425 Perancangan Pembangkit Energi Baru & Terbaharukan 2 TEL21-421 Kualitas Tenaga Listrik 2 TEL21-430 Metoda Prakiraan Beban &