• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan pendapatan yang didapat petani tanam pindah dan tabur benih langsung dalam melakukan usahatani padi yang ada di daerah penelitian?

Penelitian ini berguna terhadap petani agar mereka dapat mengetahui perbedaan pendapatan antara usahatani padi tanam pindah dan tabur benih langsung.

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Tanaman Padi

Robert redfield (2009), mengatakan bahwa usahatani terbentuk dari adanya tingkat kebutuhan dan kemajuan dengan melalui pemanfaatan sumber-sumber daya alam seperti tanah, air dan matahari yang difungsikan untuk mendapatkan sesuatu produksi pertanian. Lebih lanjut Hernanto (2006), mendefinisikan usahatani adalah sebagai organisasi dari alam, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan pada produksi dilapangan pertanian.

Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat disuatu tempat yang diperlukan untuk produksi pada bidang pertanian seperti udara, tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah dan sebagainya yang ada di alam ini (Mubyarto, 2001). Sejalan dengan pengertian usahatani yang dikemukakan beberapa pakar ekonomi pertanian tersebut diatas, pada dasarnya mempunyai pengertian yang sama karena masing-masing melihat pengertian usahatani dari segi pemanfaatan sumberdaya alam.

Menurut Soekartawi (2011), ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumber daya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input.

6 2.1.1 Usahatani Padi Sistem Tanam Pindah Dan Tabur Benih Langsung

Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat Indonesia. Menanam padi sawah sudah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa.

Namun, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan kegiatan menanam padi di sawah. Sistem penanaman padi di sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah secara sempurna seraya petani melakukan persemaian

Padi merupakan tanaman yang membutuhkan air cukup banyak untuk hidupnya. Memang tanaman ini tergolong semi aquatis yang cocok ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang menyediakan kebutuhan air cukup untuk pertumbuhannya. Meskipun demikian, padi juga dapat diusahakan di lahan kering atau ladang. Istilahnya adalah padi gogo. Namun kebutuhan airnya harus terpenuhi.

Tabur benih langsung merupakan salah satu teknik tanam padi dengan cara langsung menabur benih padi pada lahan pertanian tanpa dipindahkan. Bibit yang digunakan pada sistem tabur benih langsung masih berupa benih yang masih berkecambah. Sedangkan sistem tanam pindah merupakan cara tanam padi dengan cara memindahkan tanaman padi dari persemaian yang sudah berumur sekitar 21 hari ke areal tanam.

a) Tabur benih langsung

Sistem tanam padi tabur benih langsung yang sedang dikembangkan yaitu larikan searah atau sejajar. Tanah sawah yang akan ditanami padi tabur benih

7 langsung diupayakan dalam keadaan berlumpur, jenuh air, dan tergenang air.

Penanaman padi tabur benih langsung sebaiknya ditunda bila hujan deras.

Penanaman benih langsung dilakukan dengan mengguanakan alat tanam benih langsung. Alat tanam benih langsung diletakkan di tepi sawah. Bak penampung diisi dengan benih padi yang telah diperam semalam. Atabela kemudian ditarik lurus ke depan. Secara otomatis, benih akan keluar melalui rol penangkar benih, kemudian jatuh pada alur di dalam tanah. Cara ini tanaman padi akan tumbuh pada alur searah dengan jarak yang sama.

Adapun beberapa keuntungan budidaya padi dengan sistem tabur benih langsung diantaranya:

a) Sistem tabela menyebabkan tanaman terhindar dari proses transpirasi yang berlebihan yang dapat menyebabkan kelayuan saat kekurangan air

b) Tanaman terhindar dari stagnasi

c) Tanaman terhindar dari proses penggabungan akar yang biasa terjadi saat transplanting sehingga banyak akar yang rusak dan putus

d) Dengan sistem tabela kebutuhan tenaga kerja penanam untuk luasan 1 hektar adalah lima orang tenaga kerja dengan waktu + 4 jam, jika dibandingkan dengan budidaya sistem persemaian.

Namun disamping memiliki kelebihan-kelebihan tersebut, sistem budidaya padi secara tabur benih langsung ini juga memiliki beberapa kelemahan/kekurangan diantaranya:

1) Sistem tabela hanya dapat digunakan pada musim kemarau. Bila digunakan pada saat musim penghujan benih yang dimasukkan ke dalam

8 lubang akan keluar dan tersebar kemana-mana menyebabkan jarak tanam menjadi tidak teratur,

2) Dengan sistem tabela, karena air dimasukkan lebih awal pada saat akan membuat lubang, dapat menyebabkan biji-biji gulma berkecambah dan tumbuh lebih awal.

b) Tanam pindah

Benih yang sudah berumur 21 hari dicabut dari persemaian. Caranya, 5-10 batang bibit kita pegang menjadi satu, lalu kita tarik ke arah badan kita dan diusahakan batang jangan sampai putus. Bibit selanjutnya diseleksi. Bibit yang baik dan sehat memiliki tanda-tanda bebas dari hama, tinggi sekitar 25 cm, batang besar dan kuat, berdaun 5-7 helai, bibit memiliki banyak akar dan lebih berat, pelepah daun pendek.

Penanaman dilakukan di antara barisan tanaman sebelumnya. Guna memudahkan penanaman dapat menggunakan tali yang direntang agar barisan tanaman teratur. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit dengan tangan atau dibantu dengan tugal untuk membuat lubang tanam jika tanah belum cukup lunak. Jarak tanam yang dipakai sesuai dengan kebiasaan setempat. Cara tanam padi adalah tangan kiri memegang bibit dan dengan berjalan mundur tiap lubang diisi 2-3 bibit, kedalaman 3-4 cm, dan penanamannya tegak lurus.

Penanaman jangan terlalu dangkal menyebabkan bibit mudah roboh. Penanaman yang terlalu dalam dapat berakibat pada pertumbuhan akan terlambat.

Setelah bibit tumbuh sampai berumur + 3 minggu dilakukan pemindahan tanaman bibit ke lapangan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dikenal

9 dengan istilah transplanting. Cara ini merupakan suatu cara yang umum digunakan oleh petani padi di seluruh Indonesia. Keunggulan yang dimiliki dari sistem tanam pindah tersebut, diantaranya :

1) Sistem budidaya melalui persemaian lebih cocok untuk musim penghujan karena proses transpirasi (penguapan) dapat ditekan lajunya sehingga bibit padi dapat terhindar dari proses kelayuan

2) Bibit yang akan ditanam dilahan sudah berbentuk tanaman dan sudah bisa di lihat bibit yang subur saja yang di pindahkan ke lahan persemaian.

3) Tanaman padi sistem tanam pindah lebih teratur jaraknya dan memudahkan dalam perawatan.

4) Penanaman dengan sistem tanam pindah mampu beradaptasi pada musim kemarau, karena akar dari padi tanam pindah berada jauh di dalam tanah.

Sedangkan kelemahan dari sistem tanam pindah itu sendiri adalah:

a) pada saat bibit dicabut dari tempat persemaian maka bibit akan mengalami kerusakan pada sistem perakarannya. Hal ini mempengaruhi daya tahan tanaman dimana luka yang ada akan menyebabkan bibit penyakit dapat masuk ke dalam tanaman.

b) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke sawah, akan terjadi proses stagnasi dimana pertumbuhan bibit tanaman akan terhenti sementara sampai dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya

10 c) Sistem budidaya melalui persemaian akan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak dimana untuk luasan satu hektar akan membutuhkan kurang lebih 10 orang tenaga kerja transplanting dan membutuhkan waktu + 8 jam

2.2. Konsep Produksi

Sejumlah ahli ekonomi mengemukakan berbagai macam definisi tentang produksi akan tetapi pada prinsipnya mempunyai pengertian yang sama.

Pengertian produksi secara ekonomi adalah menghasilkan sejumlah output.

Mengenai hal tersebut selanjutnya penulis mengemukakan pendapat para ahli sebagai berikut :

Menurut Assauri (2006 ), produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa.

Selain itu produksi dapat juga diartikan sebagai kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Selanjutnya menurut M. Fuad (2004), produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).

2.2.1. Faktor-faktor Produksi

Menurut Soekartawi (2001), bahwa yang dimaksud fakor produksi usahatani adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu dan menghasilkan dengan baik. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi (output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship

11 Terdapat faktor produksi yang diperlukan dalam usahatani yaitu:

1. Lahan pertanaman

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar.

2. Modal

Dalam kegiatan proses produksi pertanian, modal di bedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Faktor produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin yang sering dimasukkan dalam kategori modal tetap. Maka modal tetap didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Sebaliknya dengan modal tidak tetap atau modal variabel adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi dan habis dalam satu kali dalam proses produksi tersebut, misalnya biaya produk yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, atau yang dibayarkan untuk pembayaran tenaga kerja.

3. Tenaga kerja

Faktor produksi tenaga kerja mendorong dalam suatu kegiatan yang dijalankan maka dari itu faktor tenaga kerja penting dalam proses produksi beserta kualitas dan kegiatan operasional tenaga kerja perlu di perhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam faktor produksi tenaga kerja adalah :

1) Tersedianya tenaga kerja 2) Kualitas tenaga kerja 3) Jenis kelamin

12 4. Tenaga kerja musiman

Pertanian ditentukan oleh musim, maka terjadilah penyediaan tenaga kerja musiman dan pengangguran tenaga kerja musiman

5. Manajeman

Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta mengevaluasi suatu proses produksi. Secara umum faktor produksi ada faktor produksi asli dan faktor produksi turunan.

a. Faktor produksi asli, meliputi alam (tanah, air, udara, sinar matahari, tumbuhan, hewan ) dan tenaga kerja.

b. Faktor produksi turunan, meliputi modal dan keahlian.

2.3. Konsep Biaya

Menurut Kuswadi (2007), bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007), bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Kusnadi (2006), bahwa biaya adalah manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa biaya adalah pengorbanan yang dikeluarkan saat sekarang dan diharapkan dapat memperoleh hasil tertentu pasa masa yang akan datang.

13 2.3.1. Macam-macam Biaya

Untuk tujuan yang berbeda, biaya dapat dibedakan dalam berbagai cara sebagaimana Supriyono (2002), mengemukakan bahwa :

Penggolongan biaya adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada kedalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting.

Mulyadi (2007), menggolongkan biaya kedalam 5 (lima) cara penggolongan menurut :

1) Objek pengeluaran dalam suatu perusahaan yang terdiri atas :

a. Biaya bahan baku, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang akan diubah menjadi bentuk baru.

b. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membiayai karyawan yang bekerja dalam proses produksi.

c. Biaya overhead pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membiayai kegiatan produksi.

2) Fungsi pokok perusahaan yang terdiri atas :

a. Biaya produksi, yakni biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi

b. Biaya pemasaran, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan kegiatan pemasaran produk jadi.

c. Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membantu kelancaran kegiatan produksi dan pemasaran produk.

14 3) Hubungan biaya dengan sesuatu yang terbagi atas :

a. Biaya langsung, yaitu biaya yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai

b. Biaya tidak langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan tidak hanya disebabkan karena adanya sesuatu yang dibiayai.

4) Perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, yaitu a. Biaya variabel, yaitu biaya yang dalam jumlah totalnya akan berubah

sebanding/proporsional dengan perubahan volume kegiatan produksi

b. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan produksi

c. Biaya semi tetap, yaitu biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu dan akan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu

d. Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu dan waktu tertentu.

5) Atas dasar jangka waktu manfaatnya, terdiri atas :

a. Pengeluaran modal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

b. Pengeluaran pendapatan yaitu biaya yang dikeluarkan yang masa manfaatnya hanya pada masa/saat atau periode akuntansi menjadi pengeluaran tersebut.

Untuk melakukan perhitungan tingkat pendapatan yang diperoleh suatu usaha pertanian, maka sangat perlu dilakukan identifikasi biaya-biaya yang

15 dikeluarkan sekaligus mengetahi tingkat pendapatan, sehingga dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan atau tidak dalam suatu periode tertentu.

2.4 Konsep Harga

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli, sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut.

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, tempat, promosi).

Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2002), harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.

Kemudian menurut Harini (2008), harga adalah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.

16 Berdasarkan beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

2.4.1 Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

2. Mempertahankan perusahaan, dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment), perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali.

4. Menguasai Pangsa Pasar, dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan status quo, Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

17 2.4.2 Metode Penetapan Harga

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan mark up pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.

2.5. Konsep Penerimaan

Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).

Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat

18 diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau TR = Q x P

 Jenis-jenis Penerimaan

1. Total penerimaan (Total revenue : TR)

Yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR)

Yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR)

Yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :

19 1. Positif

2. Sama dengan nol 3. Negatif.

2.6. Konsep Pendapatan

Menurut Soekartawi (2006), pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Keuntungan atau profit adalah pendapatan yang diterima oleh seseorang dari penjualan produk barang maupun produk jasa yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam membiayai produk barang maupun produk jasa. Pendapatan dapat dibagi menjadi tiga pendapatan yaitu sebagai berikut :

1. Pendapatan kotor (Gross Income) adalah pendapatan usahatani yang belum dikurangi biaya-biaya.

2. Pendapatan bersih (Net Income) adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.

3. Pendapatan pengelola (Management Income) adalah pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input.

Berkaitan dengan ukuran pendapatan dan keuntungan Soekartawi (2009), mengemukakan beberapa defenisi:

1. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani.

2. Pengeluaran tunai usahatani aadalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.

3. Pendapatan tunai usahatani adalah produk usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual.

20 4. Penerimaan total usahatani merupakan nilai sema yang habis terpakai atau

dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan.

5. Pengeluaran total usahatani merupakan selisih antara penerimaan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani. Secara harfiah pendapatan dapat didefenisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.

Pendapatan yang diharapkan tentu saja memiliki nilai positif dan semakin besar nilainya semakin baik, meskipun besar pendapatan tidak selalu mencerminkan efisiensi yang tinggi karena pendapatan yang besar mungkin juga diperoleh dari investasi dan jumlahnya besar pula. Untuk mengukur keberhasilan usahatani biasanya dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani.

Dengan melakukan analisis pendapatan usahatani dapat diketahui gambaran keadaan aktual usahatani sehingga dapat melakukan evaluasi dengan perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang akan datang.

Untuk menganalisis pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.

Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hail perkalian antara jumlah produksi total dengan harga satuan dari hasil produksi tersebut. Sedangkan biaya atau pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor-faktor produksi dalam melakukan proses produksi usahatani. Biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan.

21 Biaya tunai usahatani merupakan pengeluaran tunai yang dikeluarkan oleh petani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran yang secara tidak tunai dikeluarkan petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga.

Penggunaan benih dari hasil produksi dan penyusutan dari sarana produksi.

Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dapat berupa biaya sewa lahan, pajak dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya dipengaruhi jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel dapat berupa biaya dikeluarkan untuk benih, pupuk, pestisida dan upah tenaga kerja.

Pendapatan usahatani terbagi atas pendapatan kotor usahatani dan pendapatan bersih usahatani. Pendapatan kotor usahatani mengukur pendapatan kerja petani tanpa memasukkan biaya yang diperhitungkan sebagai komponen biaya. Pendapatan bersih usahatani merupakan selisih dari penerimaan usahatani.

2.7. Kerangka Pikir

Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani tanaman padi. Dalam melakukan suatu usahatani padi petani mengeluarkan biaya-biaya produksi

Salah satu sub sektor pangan adalah usahatani tanaman padi. Dalam melakukan suatu usahatani padi petani mengeluarkan biaya-biaya produksi

Dokumen terkait