3 HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Potensi Sumber Daya dan Strategi Geografis
Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2012, Pulau Pari mempunyai luas 0.46 km2. Pulau ini tergolong dalam pulau yang datar, hal ini dapat diketahui dari pengamatan dilapangan bahwa ketinggian pulau tidak sampai 3 mdpl, yaitu 1.9 mdpl.
15 Pulau Pari mempunyai kerentanan yang rendah. Menurut informasi dari masyarakat setempat, di Pulau Pari belum pernah terjadi bencana. Pulau tersebut juga mempunyai tingkat sensitifitas terhadap pencemaran yang rendah. Hal ini disebabkan karena pantai disusun oleh material pasir yang kasar sehingga mempunyai rongga yang besar. Salim dan Ahmad (2013), menyatakan bahwa Pulau Pari materialnya didominasi oleh material pasir dan krikilan.
Posisi strategis sebuah pulau kecil terhadap daratan sebagai pusat kegiatan ekonomi akan berpengaruh pada masa depan dan kesejahteraan masyarakat suatu pulau. Posisi geografis yang sama dapat menentukan nilai strategis dengan perkembangan rute perjalanan dari waktu ke waktu (Godenau, 2012). Elroy dan Lucas (2014), menyatakan bahwa setengah dari kesejahteraan masyarakat pulau ditentukan oleh kedekatan ke pasar dan status politik yang berafiliasi. Ini menunjukkan jarak berperan dalam eksplorasi masa depan ekonomi pulau. Secara geografis berdasarkan peta Allos tahun 2010 Pulau Pari terletak di sebelah utara Jakarta atau Pulau Jawa yang merupakan daratan besar dengan jarak 8.73 mill laut. Pulau ini dapat ditempuh dari Pelabuhan Muara Angke, Pelabuhan Marina Ancol maupun pelabuhan Rawa Saban Kabupaten Tangerang. Dari data lapangan diperoleh bahwa untuk menuju Pulau Pari dapat dicapai dengan menggunakan kapal reguler milik Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari pelabuhan Kali Adem, Muara Angke dengan biaya Rp. 55.000.00 maupun dengan menggunakan kapal kayu dengan biaya Rp. 40.000.00.
Pusat administrasi pemerintahan berada di Pulau Pramuka dengan jarak 6.36 mil laut. Berdasarkan informasi dari masyarakat, aktifitas ekonomi masyarakat pulau banyak dilakukan di pelabuhan Rawa Saban Kabupaten Tangerang. Hal ini karena jarak dengan pelabuhan tersebut lebih dekat daripada jarak ke Jakarta. Jarak Pelabuhan Rawa Saban menurut analisa peta Alos tahun 2010 adalah 10.29 mil laut.
Pulau Pari merupakan pulau datar yang tidak mempunyai teluk. Jenis substrat pantainya adalah pantai berpasir dengan slope datar dengan lebar 5.3 meter dan kemiringan pantai 70. Menurut Salim dan Ahmad (2013), kemiringan pantai di Pulau Pari bervariasi dari 4o sampai 8o dan lebar pantai 3.5 hingga 8 meter. Kondisi lahan pulau ditumbuhi dengan pohon sukun, cemara laut, kelapa dan mangrove. Ketiga pulau ini juga mempunyai cadangan penyimpanan air tawar yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pulau.
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Pertanian provinsi DKI Jakarta tahun 2013 perairan Pulau Pari memiliki kecerahan 4.9 meter dengan kecepatan arus 9.56 cm/dt. Dari pengamatan peta citra Bingmap tahun 2012 dan Allos tahun 2010, pulau ini mempunyai potensi terumbu karang dengan lebar hamparan datar karang mencapai 441 078 meter dan mempunyai 13 jenis lifeform. Fadli et al.
(2013) menyatakan bahwa karang di Kepulauan Seribu direkrut dan menetap di substrat puing-puing di kedalaman 6 dan 10 meter. Tidak ada perbedaan jumlah total merekrut karang antara 6 dan 10 meter.
Areal pulau di Pulau Pari tidak semuanya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kegiatan ekowisata. Hal ini tergantung kepada peruntukan lahan di pulau tersebut. Untuk pemanfaatan Pulau Pari mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detai Tata Ruang dan Peraturan Zonasi (RDTRPZ). Dengan melakukan analisis terhadap peta RDTR didapatkan untuk luas area perdagangan dan jasa Pulau Pari
16
sebesar 23.60 hektar dan budidaya 7.6 hektar sehingga luas seluruhnya untuk areal pemanfaatan di Pulau Pari adalah 31.20 hektar.
Hasil penilaian kriteria investasi berdasarkan sumber daya alam dan strategi geografi, Pulau Pari mempunyai nilai masing-masing 3.79 untuk ketersediaan jasa lingkungan, 4.04 untuk ketersediaan sumberdaya hayati, dan 3.64 untuk ketersediaan sumberdaya non hayati yang disajikan pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 2 Hasil penilaian investasi berbasis ketersediaan jasa lingkungan di Pulau Pari.
No Parameter Bobot Indikator Skor Bobot x Skor 1 Luas daratan pulau kecil
(km2)
0.03 0.1 – 1 2 0.06 2 Ketinggian pulau kecil
(mdpl)
0.02 <2 1 0.02 3 Tingkat kerentanan pulau
kecil (frekuensi bencana) 0.05 Sangat rendah (lebih dari satu decade)
5 0.25
4 Posisi pulau 0.01 4 – 12 mill laut 4 0.04 5 Jarak ke pusat aktifitas
ekonomi 0.03 4 – 12 mill laut 4 0.12 6 Jarak ke administrasi
pemerintahan (kabupaten)
0.02 4 – 12 mill laut 4 0.08 7 Kemudahan mencapai PPK 0.05 Sangat Mudah
(reguler 1- 2 jam)
5 0.25 8 Moda transportasi 0.05 Kapal Pelni/Ferry
Speadboat 3 0.15 9 Kondisi moda tranportasi 0.04 Baik (ada
perlengkapan safety)
5 0.20
10 Waktu tempuh rata-rata 0.03 <2 jam 5 0.15 11 Tingkat ketersediaan
transportasi
0.04 Selalu ada banyak pilihan (regular dan banyak jenis)
5 0.20
12 Frekuensi perjalanan 0.04 >1 kali perhari 5 0.20 13 Biaya transportasi 0.02 Murah (< Rp.
50 000,-/trip)
5 0.10 14 Ketersediaan sumber air
tawar 0.05 Tersedia sepanjang tahun, hanya cukup untuk kebutuhan penduduk pulau 4 0.20
15 Jenis substrat pantai 0.05 Pantai berpasir
sangat baik 5 0.25 16 Tipologi pantai 0.05 Memiliki slope
datar (flat) yang luas
17 17 Kondisi ekosistem (tutupan
karang hidup (%))
0.07 >40-60 3 0.21 18 Lebar hamparan datar karang
(m) 0.07 300-500 4 0.28
19 Struktur fisik pulau 0.03 Tidak memiliki teluk
1 0.03 20 Biota unit sebagai obyek
pemanfaatan
0.05 1 spesies 1 0.05 21 Jumlah lokasi pemanfaatan 0.05 2 – 4 lokasi di satu
pulau
3 0.15 22 Daya dukung lokasi
pemanfaatan PPK
0.05 Baik ( air tawar banyak)
5 0.25 23 Lebar pantai (m) 0.07 5-<10 3 0.21 24 Kemiringan Pantai 0.03 <10 5 0.15
Total 3.85
Modifikasi dari : Yulianda (2007); Adrianto et al. (2011)
Tabel 3 Hasil penilaian investasi berbasis ketersediaan sumber daya hayati di Pulau Pari.
No Parameter Bobot Indikator Skor Bobot x Skor 1 Luas daratan pulau kecil
(km2)
0.03 0.1 – 1 2 0.06 2 Ketinggian pulau kecil
(mdpl) 0.02 <2 1 0.02
3 Tingkat kerentanan pulau kecil (frekuensi bencana)
0.04 Sangat rendah (lebih dari satu decade)
5 0.20
4 Jarak ke pusat aktifitas ekonomi
0.04 4 – 12 mill laut 4 0.16 5 Jarak ke administrasi
pemerintahan (kabupaten)
0.04 4 – 12 mill laut 4 0.16 6 Kemudahan mencapai PPK 0.05 Sangat Mudah
(reguler 1- 2 jam)
5 0.25 7 Moda transportasi 0.04 Kapal Pelni/Ferry
Speadboat
3 0.12 8 Kondisi moda tranportasi 0.04 Baik (ada
perlengkapan safety)
5 0.20
9 Waktu tempuh rata-rata 0.05 <2 jam 5 0.25 10 Tingkat ketersediaan
transportasi
0.04 Selalu ada banyak pilihan (regular dan banyak jenis)
5 0.20
11 Biaya transportasi 0.05 Murah (< Rp. 50 000,-/trip)
5 0.25 12 Ketersediaan air tawar
(tingkat kecukupan)
0.05 Tersedia sepanjang tahun, hanya cukup untuk
18
kebutuhan penduduk pulau 13 Potensi dan jenis
pemanfaatan 0.06 5 jenis/sangat baik 5 0.30 14 Kecerahan perairan (%) 0.06 40 – 60 sedang –
baik
3 0.18 15 Luas areal pemanfaatan 0.06 3 – 10 ha 2 0.12 16 Keterlindungan lokasi
pemanfaatan
0.06 Terlindung 2 pada waktu musim
5 0.30 17 Tingkat sensitivitas lokasi
terhadap pencemaran dari luar
0.06 Tidak sensitive
(pantai berpasir) 5 0.30 18 Kondisi oseanografi
(kecepatan arus (cm/dt)) 0.06 Sangat baik (0 – 15) 5 0.30 19 Penutupan lahan pulau 0.05 Hutan bakau,
pemukiman
2 0.10 20 Kedalaman terumbu karang
(m) 0.05 >10-17 4 0.20
21 Jenis lifeform 0.05 >12 5 0.25
Total 4.12
Modifikasi dari : Yulianda (2007); Adrianto et al. (2011)
Tabel 4 Hasil penilaian investasi berbasis ketersediaan sumber daya non hayati di Pulau Pari.
No Parameter Bobot Indikator Skor x Skor Bobot 1 Luas daratan pulau kecil
(km2) 0.07 0.1 – 1 2 0.14 2 Ketinggian pulau kecil
(mdpl)
0.07 <2 1 0.07 3 Tingkat kerentanan pulau
kecil (frekuensi bencana)
0.07 Sangat rendah (lebih dari satu dekade)
5 0.35
4 Jarak ke pusat aktifitas
ekonomi 0.05 4 – 12 mill laut 4 0.20 5 Jarak ke administrasi
pemerintahan (kabupaten)
0.05 4 – 12 mill laut 4 0.20 6 Kemudahan mencapai PPK 0.05 Sangat mudah
(reguler 1- 2 jam)
5 0.25 7 Moda transportasi 0.05 Kapal Pelni/Ferry
Speadboat 3 0.15 8 Kondisi moda tranportasi 0.04 Baik (ada
perlengkapan safety)
5 0.20
9 Waktu tempuh rata-rata 0.04 <2 jam 5 0.20 10 Tingkat ketersediaan
transportasi
0.05 Selalu ada banyak pilihan (regular dan banyak jenis)
19 11 Biaya transportasi 0.05 Murah (< Rp.
50 000,-/trip)
5 0.25 12 Ketersediaan air tawar
(tingkat kecukupan) 0.06 Tersedia sepanjang tahun, hanya cukup untuk kebutuhan penduduk pulau
2 0.12
13 Potensi dan jenis pemanfaatan
0.05 5 jenis/sangat baik 5 0.25 14 Kecerahan perairan (%) 0.06 40 – 60 sedang –
baik 3 0.18
15 Luas areal pemanfaatan 0.06 3 – 10 ha 2 0.12 16 Keterlindungan lokasi
pemanfaatan 0.06 Terlindung 2 pada waktu musim 5 0.30 17 Tingkat sensitivitas lokasi
terhadap pencemaran dari luar 0.03 Tidak sensitive (pantai berpasir) 5 0.15 18 Kondisi oseanografi (kecepatan arus (cm/dt)) 0.06 Sangat baik (0 – 15) 5 0.30 19 Penutupan lahan pulau 0.03 Hutan bakau,
pemukiman 2 0.06
Total 3.74
Modifikasi dari : Yulianda (2007); Adrianto et al. (2011)