Letak Geografis Desa Klaces
Desa Klaces merupakan salah satu desa yang terbentuk di atas tanah timbul di wilayah Kecamatan Kampung Laut. Desa ini mempunyai luas wilayah daratan 2 189 498 hektar dan luas wilayah perairannya 18 977 hektar. Desa yang menjadi pusat pemerintahan di Kecamatan Kampung Laut ini terdiri atas dua dusun yaitu Dusun Klaces dan Dusun Klapa Kerep yang terbagi menjadi dua RW dan 13 RT yaitu tujuh RT di Dusun Klaces serta enam RT di Dusun Klapa Kerep. Batas-batas administratif Desa Klaces adalah sebagai berikut:
sebelah utara : Desa Ujung Alang sebelah timur : Desa Ujung Gagak sebelah selatan : Pulau Nusa Kambangan sebelah barat : Laguna Segara Anakan
Dilihat dari topografi dan kontur tanah, secara umum desa ini terbentuk dari tanah timbul hasil proses sedimentasi yang berada pada ketinggian dua meter di atas permukaan laut. Penggunaan lahan yang berasal dari tanah timbul ini sangat beragam. Tabel 3 di bawah ini menunjukkan luas penggunaan lahan di Desa Klaces.
Tabel 3 Luas lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan Desa Klaces
Penggunaan lahan Luas (Ha)
1. Wilayah hutan
1) Hutan lindung 17 977
2) Hutan bakau 200
2. Lahan persawahan
1) Sawah tadah hujan 350
3. Lahan kering
1) Perkebunan 5
2) Pemukiman 291
4. Penggunaan lahan bukan sawah
1) Kolam/tambak ikan 4
Sumber: Data Monografi Desa Klaces 2012
Secara geografis posisi Desa Klaces termasuk ke dalam bagian Kabupaten Cilacap yang letaknya menempel pada Pulau Nusa Kambangan. Perjalanan yang ditempuh untuk menuju desa ini dapat menggunakan empat jalur yaitu jalur Pelabuhan Sleko di Kota Cilacap, jalur Pelabuhan Sodong di Pulau Nusa Kambangan, jalur Pelabuhan Kalipucang di Kalipucang, Jawa Barat dan jalur Pelabuhan Majingklak di Majingklak, Jawa Barat. Waktu yang harus ditempuh dari empat jalur tersebut pun bervariasi. Perjalanan yang dilakukan dari Pelabuhan Sleko menghabiskan waktu sekitar dua setengah jam menggunakan angkutan umum perahu motor. Jika kondisi cuaca di Laguna Segara Anakan sedang buruk seperti hujan dan angin kencang, maka perjalanan yang ditempuh akan lebih lama
hingga tiga jam karena Laguna Segara Anakan berombak dan berangin kencang. Akan berbeda jika perjalanan dilakukan melalui Pelabuhan Sodong yang menggunakan jalur perairan dan daratan. Waktu yang ditempuh angkutan umum perahu motor dari Kota Cilacap ke Pelabuhan Sodong sekitar 15 menit. Setelah itu dari Pelabuhan Sodong dilanjutkan kembali perjalanan jalur darat menggunakan sepeda motor dan melewati hutan yang akan menghabiskan waktu sekitar satu jam. Perjalanan tersingkat yang dapat ditempuh untuk menuju Desa Klaces yaitu melalui Pelabuhan Majingklak yang hanya menghabiskan waktu sekitar 30 menit menggunakan angkutan umum perahu motor. Selain itu, perjalanan dari Pelabuhan Kalipucang dapat ditempuh menggunakan angkutan umum perahu motor yang menghabiskan waktu sekitar satu jam. Perjalanan waktu yang ditempuh dapat disimpulkan bahwa jarak Desa Klaces dengan Provinsi Jawa Barat lebih dekat dibandingkan dengan jarak ke Kota Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Demografi Desa Klaces Penduduk
Desa Klaces merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk terkecil di antara desa-desa lainnya se-Kecamatan Kampung Laut. Desa Klaces memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit karena desa ini merupakan desa pemekaran baru dari Desa Ujung Alang. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang menunjukkan proporsi jumlah penduduk se-Kecamatan Kampung Laut berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4 Jumlah penduduk Kecamatan Kampung Laut berdasarkan jenis kelamin
Desa
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Jumlah (KK) Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Ujung Gagak 1 276 4 857 2 543 2 314 Ujung Alang 1 274 5 186 2 836 2 350 Panikel 1 470 5 806 2 995 2 811 Klaces 389 1 455 725 730 Jumlah 4 409 17 304 9 099 8 205
Sumber: Data Monografi Kecamatan Kampung Laut 2012
Berdasarkan Tabel 4 jumlah penduduk desa ini mencapai 1 455 jiwa pada tahun 2012 dengan jumlah laki-laki sebesar 725 jiwa, jumlah perempuan sebesar 730 jiwa dan jumlah kepala keluarga sebesar 389 KK. Selisih jumlah penduduk laki laki dengan jumlah penduduk perempuan hanya sedikit yaitu sebanyak lima orang. Berdasarkan Keputusan Bupati Cilacap Nomor 6 Tahun 2002 tanggal 9
Februari 2002, Desa Ujung Alang sebagai bagian dari Kecamatan Pembantu Kampung Laut dipecah menjadi dua yaitu menjadi Desa Ujung Alang dan Desa Persiapan Klaces sehingga wilayah Kecamatan Kampung Laut terdiri atas Desa Panikel, Desa Ujung Gagak dan Desa Persiapan Klaces. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 54 tahun 2003 tanggal 24 Desember 2003 tentang Pembentukan Kecamatan Kampung Laut maka Kampung Laut telah resmi menjadi Kecamatan dengan bagian wilayah desanya terdiri dari:
1. Desa Klaces sebagai Ibukota Kecamatan Kampung Laut 2. Desa Ujung Alang
3. Desa Ujung Gagak, dan 4. Desa Panikel
Komposisi penduduk di desa ini terdiri atas etnis Sunda dan etnis Jawa. Penduduk etnis Sunda merupakan pendatang dari Jawa Barat yang kemudian menetap di desa ini. Berdasarkan kelompok usia, usia penduduk Desa Klaces ini sangat beragam. Tabel 5 di bawah ini menunjukkan sebaran jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia.
Tabel 5 Jumlah penduduk Desa Klaces berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia Jumlah Jiwa
0-4 98 5-9 176 10-14 113 15-19 184 20-24 157 25-29 187 30-34 118 35-39 197 40 tahun ke atas 225 Jumlah 1 455
Sumber: Data Monografi Desa Klaces 2012
Berdasarkan Tabel 5 dari keseluruhan kelompok usia, kelompok usia 35 sampai 39 tahun dan usia 40 tahun ke atas jumlah penduduknya lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Tabel tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang berumur produktif lebih besar dibandingkan dengan umur non produktif. Kelompok usia nol sampai empat tahun sangat sedikit jumlah penduduknya yaitu hanya 98 orang.
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan dalam konteks ini lebih diartikan sebagai pekerjaan apa yang dilakukan oleh penduduk Desa Klaces sebagai sumber mata pencaharian utama bagi keluarganya. Desa yang diapit oleh perairan yang luas serta hamparan hutan yang lebat membuat mata pencaharian penduduknya beragam. Beragam mata pencaharian yang dilakukan oleh penduduk ini untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari di tengah perubahan bentang alam yang terjadi di desa ini. Mata
pencaharian tersebut di antaranya yaitu petani pemilik, penggarap tanah, nelayan, pengrajin industri kecil, buruh tani, buruh industri, buruh bangunan, pedagang warung, buruh angkut, dan PNS.
Tabel 6 Jenis mata pencaharian di Desa Klaces tahun 2014
Mata Pencaharian Jumlah
1. Petani
1) Pemilik tanah 200
2) Penggarap tanah 50
3) Buruh tani 25
2. Nelayan 20
3. Pengrajin industri kecil 4
4. Buruh 1) Buruh industri 4 2) Buruh bangunan 15 5. Pedagang 50 6. Pengangkutan 11 7. PNS 6
Sumber: Data Monografi Kecamatan Kampung Laut 2012
Berdasarkan Tabel 6, mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Klaces bergerak di bidang pertanian yaitu pemilik tanah sebanyak 200 orang atau 52 persen, penggarap tanah sebanyak 50 orang atau 13 persen dan buruh tani sebanyak 25 orang atau enam persen. Penduduk desa ini lebih memilih sektor pertanian daripada perikanan karena kondisi luas perairan Laguna Segara Anakan yang semakin menyempit dan menipis sumber daya perairannya. Penduduk yang masih bertahan sebagai nelayan sebanyak 20 orang atau lima persen. Di samping itu, tanah timbul yang semakin meluas dimanfaatkan oleh penduduk untuk lahan pertanian. Selain bergantung pada lahan pertanian, sebagian masyarakat Desa Klaces bertumpu pada hasil dagangan di rumah dengan membuka warung berskala kecil sebanyak 50 orang atau 13 persen. Selain itu terdapat pengrajin industri kecil sebanyak empat orang atau dua persen yaitu industri gula aren, meubel dan pembuatan tempe. Usaha lain untuk menambah penghasilan, sebagian dari penduduk ada yang menjadi buruh industri sebanyak empat orang atau dua persen, buruh bangunan sebanyak 15 orang atau empat persen, dan buruh pengangkutan sebanyak sebelas orang atau tiga persen. Ada pula penduduk yang telah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak enam orang atau dua persen. Subjek penelitian ini yaitu rumah tangga petani karena dari data monografi di Tabel 6, mayoritas mata pencaharian penduduk di bidang pertanian dengan mengolah lahan sawah yang berasal dari tanah timbul.
Hal ini mereka lakukan karena pekerjaan di sektor pertanian kurang menjanjikan dan tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Usaha sampingan mayoritas penduduk desa ini yaitu menggarap lahan milik Lembaga Permasyarakatan Nusa Kambangan dengan menanam pohon albasia. Status
penduduk yang memanfaatkan lahan tersebut hanya sebagai penggarap dan tidak ada bagi hasil maupun uang sewa lahan garapan dengan pihak Lembaga Permasyarakatan Nusa Kambangan. Hasil dari penanaman pohon albasia ini cukup untuk menambah penghasilan mereka walaupun membutuhkan modal yang besar untuk penanaman, perawatan hingga panen yang dilakukan setiap 4 atau 5 tahun sekali.
Pendidikan
Selain memiliki beragam mata pencaharian, penduduk desa ini pun beragam dalam tingkat pendidikannya. Mulai dari yang belum sekolah, tidak tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, tamat SLTP/sederajat, tamat SLTA/sederajat, tamat akademi/sederajat, dan tamat Perguruan Tinggi/sederajat. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu sebagai berikut:
9% 5% 44% 30% 12% 0% 0%
Gambar 3 Sebaran jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, 2012
Berdasarkan Gambar 3, jumlah penduduk dengan pendidikan akhir tamat SD/sederajat merupakan jumlah penduduk yang paling banyak sebanyak 600 orang atau 44 persen. Jumlah penduduk yang belum sekolah yaitu sebanyak 124 orang atau sembilan persen, tidak tamat sekolah sebanyak 70 orang atau lima persen, tamat SLTP/sederajat sebanyak 400 orang atau 30 persen, tamat SLTA/sederajat sebanyak 155 orang atau 12 persen, tamat akademi/sederajat sebanyak dua orang atau nol persen dan tamat Perguruan Tinggi/sederajat sebanyak tiga orang atau nol persen. Dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Klaces pendidikannya rata-rata hingga SD/sederajat walaupun ada beberapa yang lulusan pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal ini karena pentingnya pendidikan belum disadari oleh masyarakat desa dan tidak adanya dana untuk sekolah menjadi halangan bagi masyarakat desa untuk mengenyam pendidikan padahal sarana pendidikan di desa ini sudah cukup baik. Alasan lain mereka tidak
meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena banyak remaja yang melakukan pernikahan dini dan kerja serabutan untuk membantu orang tua mereka mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Religi
Penduduk desa ini terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang yang mayoritas berasal dari Jawa Barat. Mayoritas penduduk di Desa Klaces beragama Islam, namun ada pula yang beragama Kristen Protestan dan Budha. Penduduk desa ini memiliki tingkat spiritual yang tinggi. Hal ini dapat terlihat pada kegiatan rutin pengajian yang dilakukan oleh penduduk baik untuk orang tua maupun anak muda. Gambar 4 di bawah ini menunjukkan sebaran penduduk menurut agama yang dipercayai oleh penduduk Desa Klaces.
98.90%
0.68% 0.42%
Islam Protestan Budha
Gambar 4 Sebaran penduduk berdasarkan agama di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa sebanyak 1 440 orang atau 98.9 persen menganut agama Islam, sepuluh orang atau 0.68 persen menganut agama Kristen Protestan dan lima orang atau 0.42 persen menganut agama Budha. Tidak ada penduduk yang menganut agama Katholik dan Hindu. Pada data monografi tercatat mayoritas penduduk Desa Klaces menganut agama Islam. Masih ada segelintir orang yang menganut istilah “kejawen” dalam bahasa Jawa yang memasukkan unsur budaya Jawa pada setiap kegiatannya dan sudah menjadi tradisi pengaruh adat budaya seperti melakukan ritual menggunakan sesajen
dalam ritual “sedekah laut” atau ritual lainnya. Hal ini tidak menjadi masalah bagi penduduk desa karena tingkat toleransi dan kerukunan antar warga masih tergolong tinggi. Penduduk Desa Klaces masih melestarikan kebudayaan Sunda dan Jawa di setiap acara besar yang diselenggarakan oleh masyarakat maupun pemerintahan desa. Ikatan kekerabatan antar penduduk masih tergolong kuat satu sama lain. Hal ini dapat dilihat dari silsilah keluarga yang masih memiliki ikatan kekeluargaan antar penduduk yang bermukim di Desa Klaces.
Karakteristik Subyek Penelitian
Peneliti mengambil beberapa subyek-subyek penelitian untuk mendapatkan data informasi mengenai perubahan lanskap, struktur penguasaan lahan dan corak usaha tani yang mempengaruhi kualitas hidup rumah tangga petani. Subjek penelitian ini sebanyak 40 orang dari rumah tangga petani di Desa Klaces yang dipilih secara simple random sampling. Karakteristik subyek penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.
Usia Subyek Penelitian
Usia subyek penelitian merupakan selisih antara tahun dilahirkan hingga tahun pada saat dilakukannya penelitian ini. Usia subyek penelitian di Desa klaces bervariasi mulai dari 22 tahun hingga 94 tahun dengan rataan 49.7 tahun. Rataan tersebut berarti rata-rata responden yang ada masih berada dalam rentang usia produkif. Usia subyek penelitian dibagi menjadi tiga kategori menurut teori Havigurst dan Acherman dalam Mugniesyah (2008) yaitu usia muda (18 sampai 30 tahun), dewasa (31 sampai 50 tahun) dan tua (lebih dari 50 tahun). Usia responden yang masuk ke dalam usia muda adalah sebanyak empat orang atau sepuluh persen, golongan dewasa sebanyak 21 orang atau 52.50 persen, dan golongan tua sebanyak 15 orang atau 37.50 persen. Distribusi subyek penelitian berdasarkan usia dituangkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Persentase subyek penelitian berdasarkan usia di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tahun 2014
Pendidikan Subyek Penelitian
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam melihat kondisi kualitas hidup suatu masyarakat. Pendidikan yang terdapat di Desa Klaces dengan ditunjang sarana pendidikan mengharuskan warganya dapat sekolah hingga ke jenjang yang lebih baik seperti SMA. Kondisi sarana dan prasarana bidang pendidikan yang ada di desa sudah cukup baik dibandingkan dengan awal
terbentuknya desa ini. Dahulu belum tersedia sarana dan prasarana pendidikan sehingga pada awal terbentuknya desa ini mayoritas penduduknya hanya mengenyam pendidikan SR (Sekolah Rakyat). Tingkat pendidikan subyek penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.
Rendah (Tidak sekolah - SD/sederajat) 72% Sedang (Lulus SMP/sederajat) 13% Tinggi (Lulus SMA/sederajat - Perguruan Tinggi) 15%
Gambar 6 Persentase subyek penelitian berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa tengah tahun 2014
Hasil penelitian di lapangan dari 40 subyek penelitian sebanyak 29 orang atau 72 persen ada pada kategori pendidikan rendah. Kategori pendidikan rendah yaitu terdiri dari warga yang tidak bersekolah dan hanya bersekolah lulus SD ataupun tidak lulus SD tetapi pernah bersekolah SD. Subyek penelitian yang tidak bersekolah sebanyak satu orang dan subyek penelitian yang hanya mengenyam pendidikan di SD sebanyak 28 orang. Kategori pendidikan sedang sebanyak lima orang dengan persentase 13 persen dan kategori pendidikan tinggi sebanyak enam orang dengan persentase 15 persen. Kategori pendidikan sedang dilihat dari lulusan SMP, sedangkan kategori pendidikan tinggi dilihat dari lulusan SMA dan Perguruan Tinggi.
Hasil tersebut juga memperlihatkan bahwa mayoritas petani yang ada di sana hanya memiliki jenjang pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar. Umumnya hal ini dikarenakan banyak responden yang sudah berumur di atas 30 tahun dan dulunya mereka tinggal di desa yang belum memiliki fasilitas sekolah yang lebih tinggi dari jenjang Sekolah Rakyat (SR) yang kini setara dengan Sekolah Dasar. Di Desa Klaces sendiri, hanya terdapat fasilitas SD dan SMA. Fasilitas SMP tersedia di Desa Ujung Alang yang merupakan desa bagian utara dari Desa Klaces. Faktor penting lain yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendidikan adalah keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi.
Pengalaman Bertani
Penduduk desa ini terdiri atas warga asli yang beretnis Jawa dan warga pendatang yang mayoritas beretnis Sunda. Semenjak luas perairan Segara Anakan menyempit dan tanah timbul hasil proses sedimentasi semakin meluas maka warga yang bermukim di desa ini mengalami peralihan mata pencaharian dari nelayan menjadi petani. Pengalaman bertani setiap warga pun berbeda tergantung sejak kapan dia menjadi petani. Ada warga asli yang baru menjadi petani setelah mengolah tanah timbul menjadi lahan pertanian, warga pendatang yang menjadi petani setelah mengolah tanah timbul menjadi lahan pertanian dan warga pendatang yang telah menjadi petani sebelum dia bermukim di desa ini. Pengalaman responden di bidang pertanian dapat dilihat pada gambar berikut berikut. Distribusi subyek penelitian berdasarkan pengalaman sebagai petani dituangkan pada Gambar 7.
Tinggi (>25 tahun) 27% Sedang (14-24 tahun) 35% Rendah (<13 tahun) 38%
Gambar 7 Persentase subyek penelitian berdasarkan pengalaman sebagai petani di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tahun 2014
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebanyak sebelas orang atau 27 persen subyek penelitian bekerja sebagai petani selama lebih dari 25 tahun. Sebanyak 14 orang atau 35 persen subyek penelitian bekerja sebagai petani selama 14 sampai 24 tahun. Sebanyak 15 orang subyek penelitian atau 38 persen subyek penelitian bekerja sebagai petani kurang dari 13 tahun. Pada pengalaman petani desa di bidang pertanian ini mayoritas petani masuk kategori rendah dan sedang. Hal ini dikarenakan warga asli atau pendatang menjadi petani ketika telah menjadikan tanah timbul sebagai lahan pertanian. Ada beberapa warga pendatang yang telah menjadi petani sebelum datang ke desa ini dan membawa ilmu pertanian untuk diterapkan pada lahan pertanian baru yang berasal dari tanah timbul.
Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah banyaknya orang yang kehidupannya masih bergantung pada petani tersebut terutama terkait dengan ekonomi, termasuk dirinya sendiri. Distribusi subyek penelitian berdasarkan jumlah tanggungan dituangkan pada Gambar 8 di bawah ini.
Kecil (1-3 orang) 37% Menengah (4-6 orang) 50% Besar (>7 orang) 13%
Gambar 8 Persentase subyek penelitian berdasarkan jumlah tanggungan keluarga responden di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tahun 2014
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang atau 37 persen subyek penelitian memiliki jumlah tanggungan satu sampai tiga orang. Sebanyak 20 orang atau 50 persen subyek penelitian memiliki jumlah tanggungan empat sampai enam orang dan sebanyak lima orang atau 13 persen subyek penelitian memiliki jumlah tanggungan lebih dari tujuh orang. Rata-rata jumlah tanggungan dari petani di desa ini adalah lima orang yang biasanya terdiri atas dirinya sendiri, satu orang isteri, dan dua sampai tiga orang anak. Terkait dengan persepsi jumlah anak yang dimiliki, tampaknya petani yang ada di Desa Klaces masih memiliki pemikiran bahwa semakin banyak anak akan semakin banyak rejeki yang didapatkan.
Status Kependudukan
Petani yang memanfaatkan tanah timbul di Desa Klaces terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang yang mayoritas berasal dari Jawa Barat. Banyak penduduk asli beralih mata pencaharian dari nelayan menjadi petani karena semakin sempit dan sedikit sumber daya perairan serta melihat potensi tanah timbul yang dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Selain itu, ada penduduk pendatang yang telah menjadi petani bermukim di Desa Klaces untuk memanfaatkan tanah timbul menjadi lahan pertanian namun ada pula penduduk pendatang yang baru menjadi petani setelah memanfaatkan tanah timbul untuk
lahan pertanian. Distribusi subyek penelitian berdasarkan status kependudukan dituangkan pada Gambar 9.
Asli 80% Pendatang
20%
Gambar 9 Persentase subyek penelitian berdasarkan status kependudukan di Desa Klaces, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah tahun 2014.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa subyek penelitian yang memiliki status kependudukan sebagai warga asli sebanyak 32 orang atau 80 persen, sedangkan subyek penelitian yang memiliki status kependudukan sebagai warga pendatang sebanyak delapan orang atau 20 persen. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas subyek penelitian yaitu petani berasal dari penduduk asli. Mereka menggeluti bidang pertanian sejak pembukaan tanah timbul untuk lahan pertanian.
Sarana dan Prasarana Desa Klaces
Desa ini memiliki jumlah penduduk terkecil dibandingkan dengan desa yang ada di Kecamatan Kampung Laut. Hal ini tidak mempengaruhi ragam sarana dan prasarana untuk menunjang kebutuhan penduduknya. Berbagai sarana dan prasarana di desa ini mulai dari sarana dan prasarana desa, pendidikan, peribadahan, kesehatan, perekonomian, usaha industri, alat transportasi lokal, perhubungan, olahraga dan komunikasi. Bentuk dan jumlah dari sarana dan prasarana yang ada di desa dapat dilihat pada Tabel 7 yaitu sebagai berikut.
Tabel 7 Bentuk dan jumlah sarana dan prasarana Desa Klaces Sarana dan Prasarana Bentuk Sarana dan Prasarana Jumlah
Desa 1. Kantor desa 1 buah
2. Balai pertemuan 1 buah
3. Kantor Urusan Agama 1 buah Pendidikan 1. Taman Kanak-kanak (TK) swasta 2 buah 2. Sekolah Dasar Negeri 1 buah 3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 buah
4. Perpustakaan SD 1 buah
5. Perpustakaan SMA 1 buah
6. Guru TK 8 guru
7. Guru SD 22 guru
8. Guru SMA 25 guru
Peribadahan 1. Mesjid 2 buah
2. Mushola 3 buah
Kesehatan 1. Puskesmas 1 buah
2. Puskesmas pembantu 4 buah
3. Posyandu 2 buah
4. Bidan 2 orang
5. Dukun bayi 14 orang
6. Perahu ambulance 1 buah Perekonomian 1. Koperasi simpan pinjam 1 buah
2. Kios 3 buah
3. Warung 15 buah
4. Kedai 3 buah
Usaha industri 1. Industri kecil 1 buah 2. Industri rumah tangga 2 buah
3. Perusahaan 3 buah
4. Tenaga kerja industri kecil 2 orang 5. Tenaga kerja industri rumah tangga 10 orang 6. Tenaga kerja perusahaan 12 orang Alat transportasi lokal 1. Sepeda 40 buah
2. Gerobak/cikar 10 buah
3. Sepeda motor 70 buah
4. Mobil dinas 20 buah
5. Mobil pribadi 30 buah
Perhubungan 1. Dermaga 2 buah
2. Jembatan 8 buah
3. Jalan kondisi sedang 4 km 4. Jalan kondisi rusak ringan 2 km 5. Jalan kondisi rusak berat 2 km
6. Jalan tanah 2 km
Olahraga 1. Lapangan sepak bola 1 buah
2. Lapangan bulu tangkis 1 buah
Komunikasi 1. TV umum 200 buah