• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES JUAL BELI ROTI RIJEKAN DI PASAR

B. Praktek Jual Beli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat Karangannyar

1. Profil Penjual Roti Rijekan di pasar Kebakkramat

Ibu Suyati adalah seorang pegawai toko roti Luwes Bakery yang cukup terkenal di kota Surakarta, setiap hari Ibu Suyati bekerja di toko bakery sebagai kasir, menata roti-roti dan mengambil roti-roti yang sudah tidak layak dijual ke keranjang dan diletakkan ke dalam keranjang dan disimpang di gudang, setiap harinya roti-roti yang sudah tidak layak dijual di toko bakery tersebut ada yang membelinya dengan harga yang miring dari harga roti yang dijual ditoko, lalu Ibu Suyati memiliki cara mencoba untuk berjualan roti tersebut dengan cara bekerja sama kepada pemilik bakery luwes, setiap roti memiliki variasi dan harga yang berbeda-beda seperti contoh tabel dibawah ini.

No Nama Roti Harga

Ditoko Harga Membeli Harga di pasar 1 Roti Kombinasi Rp. 17.000 Rp.6000 Rp.8000 2 Brownis Rp. 50.000 Rp.15.000 Rp.20.000 3 Roti Tiramisu Rp.50.000 Rp.15.000 Rp.20.000 4 Roti Krumpul Rp. 15.000 Rp.5000 Rp.7000 5 Roti Mandarin Rp. 36.000 Rp.12.000 Rp.15.000 6 Roti Ulang Tahun Rp. 55.000 Rp.15.000 Rp.20.000 7 Roti Pisang Coklat Rp. 7000 Rp.1500 Rp.2500 8 Roti Daging Rp. 20.000 Rp.7500 Rp.9000

67

9 Roti Tawar Rp. 7500 Rp.1500 Rp.2500 Tabel 3.1 Harga Roti Rijekan

Setiaphari dari Penjual Roti Rijekan pendapatan yang diperoleh Ibu Suyati bisa sampai seratus lima puluh ribu rupiah hingga dua ratus ribu rupiah. Dari roti yang diperjual belikan Ibu Suyati roti yang banyak peminatnya adalah roti kombinasi, brownis, dan roti daging. Untuk berjualan di Pasar dan menyewa lapak di Pasar Kebakkramat dengan melalui tahap diantaranya membayar karcis setiap harinya kepada petugas Pasar, pengecekan yang di perjual belikan apakah layak atau tidak oleh Dinas Kesehatan Pasar apakah aman untuk dikonsumsi. Disitulah Ibu Suyati mengaku mendapatkan roti rijekan tersebut dari toko roti tempat Ibu Suyati bekerja. Sampai sekarang jual beli roti rijekan masih berlangsung saat ini, peminatnya yang masih banyak dan yang berjualan roti rijekan di Pasar Kebakkrmat hanya Ibu Suyati seorang belum ada penjual roti rijekanyang lain di Pasar kebakkramat. (Wawancara dengan Ibu Suyati penjual Roti Rijekan di pasar Kebakkramat Karangannyar, Karangannyar 31 juli 2018 Jam 06.30 WIB.)

2. Profil pembeli Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat

Roti rijekan memiliki cukup banyak peminat, mulai dari kalangan bawah, menengah sampai atas, pembeli roti rijekan kebanyakan adalah Ibu rumah tangga, untuk dikonsumsi sendiri dan diberikan kepada

68

tamu atau saudara yang sedang berkunjung di rumah, pembeli roti rijekan tersebut membeli roti rijekan karena harganya yang murah, rasanya yang masih enak, dan apabila roti itu terdapat cacat atau rusak dapat dikembalikan kepada penjual atau ditukarkan dengan roti yang masih bagus. (Wawancara dengan pembeli roti rijekan di pasar kebakkramat, Karangannyar 31juli 2018 Jam 07.00 WIB)

Tabel Sebagian Pembeli Roti Rijekan di Pasar Kebakkrmat

NO NAMA PEKERJAAN

1 Titik Ibu rumah tangga

2 Win Penjual klontong di pasar

3 Siti Ibu rumah tangga

4 Warjo Petugas pukesmas

5 Iskandar Ibu rumah tangga

6 Astuti Penjual rosok

7 Sri Guru Tk

8 Ika Buruh pabrik

9 Sari Penjual Rosok

10 Nur Penjual klontong di warung

11 Novi Penjual daging sapi

12 Suroto Guru Smp

13 Dwi Penjual Bumbon di pasar

14 Tri Pegawai Bank

15 Mardi Katring makanan

16 Kris Penjual ayam potong

Tabel 4.1 pembeli Roti Rijekan

Dari tabel diatas pembeli roti rijekan bukan dari kalangan Ibu rumah tangga saja melaikan dari penjual, pegawai bank, guru, buruh pabrik hingaa petugas pukesmas, dari semua pembeli roti rijekan tersebut mereka membeli roti rijekan karena memiliki alasan tersendiri

69

yaitu dekat dengan rumah, tidak perlu susah-susah pergi ke tokonya langsung, banyak pilihannya, malas apabila berpegian jauh.

Hasil wawancara peneliti dengan penjual Roti Rijekan di Pasar Kebakkramat

Pertama, dengan Ibu Suyati penjual Roti Rijekann Ibu Win selaku pembeli roti rijekan sebanyak tiga bungkus roti kombinasi dengan harga delapan ribu lima ratus rupiah perbungkus dari Ibu Suyati dengan ketentuan

a. Barang masih bagus b. Rotinya belum berjamur c. Rasanya masih enak d. Harganya yang murah

Biasanya setiap penjualan ada barang yang tidak sesuai dan itu kebanyakan kondisi roti belum sehari sudah berjamur, rasanya aneh, dan bentuk sudah tidak sesuai, oleh karena itu ketika barang yang di perjanjikan tersebut tidak sesuai maka dapat di kembalikan atau ditukar dengan barang yang masih bagus kondisinya, disini di anggap wajar dan mungkin bisa dibilang sudah terbiasa dengan penjualan tersebut dari situ dari pihak pembeli itu dapat melihat barang dan mencoba merasakann roti tersebut dirumah.

Kedua, hasil wawancara dengan Ibu Titik warga dusun Kramat desa Kemiri kecamatan Kebakkramat dan didapatkan informasi sebagai berikutsaya membeli membeli roti dari Ibu Suyati dengan

70

barang yang masih bagus dengan harga yang murah harganya pun berbeda jauh dari toko langsungnya, biasanya bila membeli roti ditempatnya langsung roti tiramisu harganya enam puluh ribu rupiah , sedangkan jika membeli roti tiramisu di Ibu Suyati seharga dua puluh satu ribu rupiah saja, dari penjualan roti rijekan tersebut Ibu Suyati selaku penjual roti rijekan tersebut Ibu suyati selaku penjual roti rijekan menawarkan barang yang bagus dan masih enak, apabila sudah berjamur atau tidak sesuai rotinya boleh dikembalikan dan ditukarkan kembali dengan roti yang masih bagus.

Sedangkan dengan adanya perjanjian atau yang ditawarkan Ibu Suyati ada yang masih mengeluh karena rasanya tidak enak, belum sehari sudah berjamur, dan kondisi roti sudah tidak bagus.

Faktor yang mempengaruhi pembeli roti rijekan adalah harganya yang terjangkau, mudah diperoleh, rasanya yang masih enak, dan sampai sekarang pembeli roti rijekan belum mengetahui dampak dari mengkonsumsi roti rijekan tersebut bagi kesehatan tubuh meskipun belum ada yang mengeluh tentang damapak roti rijekan tersebut dan samapi sekarang masih aman untuk dikonsumsi.

3. Pandangan Pemerintah Kabupaten Karangannyar.

Pemkot Daerah dinas kesehatan Pasar Kebakkramat dalam upaya melakukan uji kelayakan makanan yang diperjual belikan oleh pedagang tiap tahunnya melakukan pengecekan, penyuluhan makanan dan bahan pokok lainnya dengan pengambilan sempel makanan yang

71

akan diuji coba kelayakannya, agar mengetahui apakah makanan yang diperjual belikan tersebut dapat layak atau tidak layak untuk dikonsumsi, dari hasil penelitian dinas kesehatan di Pasar Kebakkramat makanan dan bahan pokok lainnya yang diperjual belikan hasilnya baik dan layak untuk dikonsumsi, akan tetapi dari dinas kesehatan sendiri apabila ada pelaku penjual yang menyimpang maka akan dilakukan tindakan yang tegas bagi penjual atau pelaku tersebut. Selama yang diperjual belikan itu tidak merugikan orang lain.Penjual di pasar kebakkramat dari sejauh ini belum ada laporan- laporan yang menyimpang masih aman samapi sekarang, seperti pengecekan terhadap roti rijekan yang di ambil sempelnya dan di tes uji kelayakan konsumsi apakah aman atau tidak untuk dikomsumsi, dari laporan dinas kesehatan penjual yang ada di Pasar Kebakkramat sudah lulus uji kelayakan makanan dan aman untuk dikonsumsi. (Wawancara dengan Bp. Mariman kepala Pasar Kebakkramat, Karangannyar 12 Mei 2018 jam 10.12 WIB )

C. Bentuk Jual Beli

Bentuk transaksi jual beli yang berada di Pasar Kebakkrmat masih menggunakan uang tunai secara langsung karena masih menggunakan sistem tradisional.

Dari kesepakatan tersebut dapat dihasilkan proses penjualan dan pembelian barang sebagai berikut

72 1. Barangnya sesuai dari yang dijanjikan

2. Jika barang tidak sesuai dengan kesepakatan maka barang yang tidak sesuai dapat dikembalikan

3. Bentuk roti masih sesuai (masih bagus) 4. Rasa roti masih enak

5. Roti belum berjamur 6. Harganya yang murah

73

Dokumen terkait