• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4. Prestasi Belajar Akuntansi

Pengkategorisasian prestasi belajar akuntansi dibagi menjadi lima kriteria, yaitu :

a) Sangat Tinggi b) Tinggi

d) Kurang

e) Sangat Kurang

Langkah-langkah kategorisasinya dilakukan dengan menghitung nilai tertinggi dan nilai terendah prestasi belajar akuntansi dalam skala pengukuran. Nilai tertinggi dalam skala pengukuran dan nilai terendah dalam skala pengukuran ini akan dijadikan dasar untuk penentuan interval kelas dengan jumlah kelas yang telah ditentukan yaitu 5 kategori (sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah). Dalam prestasi belajar akuntansi ini, nilai terendah dalam skala pengukuran didapatkan sebesar 0 dan nilai tertingginya adalah 100. Pendistribusian skor mengacu pada Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut.

Skor = nilai terendah + persentase (nilai tertinggi – nilai terendah) = 0 + 81% (100-0) = 81

= 0 + 66% (100-0) = 66 = 0 + 56% (100-0) = 56 = 0 + 46% (100-0) = 46

Maka penentuan kriterianya dapat disusun sebagai berikut :

1) prestasi 0 - 45 : Sangat Rendah

2) prestasi 46 - 55 : Rendah

3) prestasi 56 - 65 : Sedang

4) prestasi 66 - 80 : Tinggi

Untuk melengkapi hasil-hasil penelitian, berikut ini adalah rincian minat belajar akuntansi pada masing-masing kategori.

Tabel 5.6

Prestasi Belajar Akuntansi Pada Masing-Masing Kategori

Kategori Frekuensi Frekuensi Relatif

Sangat Tinggi 9 14,5% Tinggi 14 22,6% Sedang 14 22,6% Rendah 13 21,0% Sangat Rendah 12 19,4% Jumlah 62 100%

Berdasarkan kategori tersebut diatas terlihat bahwa ada 9 responden yang berada dalam kategori sangat rendah dalam prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Jumlah ini mewakili 14,5 persen siswa. Sebanyak 14 responden yang berada dalam kategori rendah dalam prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Jumlah ini mewakili 22,6 persen siswa. Sebanyak 14 responden yang berada dalam kategori sedang dalam prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Jumlah ini mewakili 22,6 persen siswa..

Sebanyak 13 responden yang berada dalam kategori tinggi dalam prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Jumlah ini mewakili 21 persen siswa. Sebanyak 12 responden yang berada dalam kategori

sangat tinggi dalam prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Jumlah ini mewakili 19,4 persen siswa.

Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai prestasi belajar akuntansi yang relatif rendah, karena sebagian besar dari siswa tersebut berada dalam kategori sedang sampai dengan sangat rendah dalam prestasi belajar akuntansi.

C. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, terdapat empat hipotesis yang diuji, yaitu.

1. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

2. Terdapat hubungan positif antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan. 3. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar akuntansi dengan

prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

4. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

persepsi persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran Akuntansi, minat belajar akuntansi siswa, dan motivasi belajar akuntansi siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa. Uji regresi dilakukan dengan menggunakan satu variabel terikat (dependent variable) yaitu prestasi belajar akuntansi siswa (Y) dan tiga variabel bebasnya (independent variable) adalah variabel persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran Akuntansi (X1), minat belajar akuntansi (X2), dan motivasi belajar akuntansi (X3). Uji regresi ini juga untuk membuktikan hipotesis yang ada dalam penelitian ini.

Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas/independen (X1, X2, dan X3) secara sendiri-sendiri terhadap variabel tidak bebas/dependen (Y). Pengujian koefisien regresi parsial dengan t-statistik dilakukan dua sisi dengan tingkat kepercayaan 95%.Variabel independen dinyatakan signifikan mempengaruhi variabel dependen jika nilai t-hitung > t tabel atau nilai tingkat signifikansi kurang dari 5% (Sig. < 0.05). Adapun tabulasi hasil uji-t untuk persamaan regresi dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 5.7 Hasil Uji t

Variabel Independen t-Statistik Sig. Kesimpulan

Konstanta 2,803 0,007 Signifikan

Persepsi Siswa (X1) 5,025 0,000 Signifikan Minat (X2) 5,217 0,000 Signifikan Motivasi (X3) 4,272 0,000 Signifikan

Dari hasil tersebut diatas ternyata seluruh variabel bebas yang dimasukkan dalam analisis regresi mempunyai nilai t-statistik yang tingkat signifikansinya lebih kecil daripada 0,05. Dengan demikian, pada α = 5% seluruh variabel bebas yang dimasukkan dalam persamaan tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.

Setelah dilakukan uji t, maka dilakukan pula uji F, yaitu untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung. Pengujian koefisien regresi secara simultan atau secara bersama-sama dengan F-statistik dilakukan dua sisi dengan tingkat kepercayaan 95%. Seluruh variabel bebas dinyatakan signifikan mempengaruhi variabel tergantung jika nilai F-hitung > F tabel atau nilai tingkat signifikansi kurang dari 5% (Sig. < 0.05).

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F-hitung sebesar 40,717 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah daripada α

= 0,05 (5%), maka variabel-variabel bebas secara bersamaan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tergantung. Atau dengan kata lain, variabel persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran Akuntansi, minat belajar akuntansi siswa, dan motivasi belajar akuntansi siswa secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar Akuntansi siswa. Dari hasil pengujian diperoleh nilai R2 sebesar 0,678. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang ada dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan sebanyak 67,8% terhadap variabilitas variabel tergantung. Atau dengan kata lain, variabel persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran

Akuntansi, minat belajar akuntansi siswa, dan motivasi belajar akuntansi siswa dapat menjelaskan sebanyak 67,8% variasi dalam prestasi belajar Akuntansi siswa. Sedangkan sisanya sebesar 22,2% variasi dalam variabel prestasi belajar Akuntansi siswa dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam persamaan ini.

Selanjutnya, berikut ini dijelaskan hasil pengujian hipotesis pertama sampai dengan ketiga.

1. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Ho = Tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Ha = Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah Ho diterima jika thitung lebih kecil daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar daripada 0,05. Demikian pula sebaliknya, apabila thitung lebih besar daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak. Adapun nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 2,0017.

Dari hasil pengujian diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,025 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah daripada α = 0,05 (5%) atau nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel (5,025>2,0017), maka berarti variabel persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran Akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel prestasi belajar Akuntansi siswa. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan diterima.

Gambar 5.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho hubungan antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi dengan

prestasi belajar akuntansi siswa

2. Terdapat hubungan positif antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan. Ho = Tidak ada hubungan positif antara minat belajar akuntansi dengan

prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan

2,0017 5,025 Daerah Penerimaan H0

Ha = Ada hubungan positif antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah Ho diterima jika thitung lebih kecil daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar daripada 0,05. Demikian pula sebaliknya, apabila thitung lebih besar daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak. Adapun nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 2,0017. Dari hasil pengujian diperoleh nilai t-hitung sebesar 5,217 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah daripada α = 0,05 (5%) atau nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel (5,217>2,0017), maka berarti variabel minat belajar akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel prestasi belajar Akuntansi siswa. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan diterima.

Gambar 5.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho hubungan antara Minat Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

3. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Ho = Tidak ada hubungan positif antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan

Ha = Ada hubungan positif antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah Ho diterima jika thitung lebih kecil daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar daripada 0,05. Demikian pula sebaliknya, apabila thitung lebih besar daripada ttabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai

2,0017 5,217 Daerah Penerimaan H0

signifikansi hasil perhitungan lebih kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak. Adapun nilai t-tabel pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 2,0017. Dari hasil pengujian diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,272 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah daripada α = 0,05 (5%) atau nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel (4,272>2,0017), maka berarti variabel motivasi belajar akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel prestasi belajar Akuntansi siswa. Dengan demikian, hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan diterima.

Gambar 5.3

Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho hubungan antara Motivasi Belajar Akuntansi dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa

2,0017 4,272 Daerah Penerimaan H0

4. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Ho = Tidak ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan

Ha = Ada hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan.

Kriteria pengambilan keputusan adalah Ho diterima jika Fhitung lebih kecil daripada Ftabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar daripada 0,05. Demikian pula sebaliknya, apabila Fhitung lebih besar daripada Ftabel pada taraf signifikansi 5% atau nilai signifikansi hasil perhitungan lebih kecil daripada 0,05, maka Ho ditolak. Adapun nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar 2,773. Berdasarkan analisis regresi ganda, diperoleh rangkuman hasilnya seperti pada tabel berikut.

Tabel 5.8

Rangkuman Hasil Analisis Regresi

Variabel Bebas Koefisien t-Hitung F R2 P

Konstanta 23,023 2,803

Persepsi Siswa (X1) 0,518 5,025

Minat (X2) 0,865 5,217

Motivasi (X3) 0,665 4,272

40,717 0,678 0,000

Dari rangkuman hasil analisis regresi tersebut diatas, maka persamaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = 23,023 + 0,518 X1 + 0,865 X2 + 0,665 X3 Dimana :

Y = Prestasi belajar akuntansi

X1 = Persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran Akuntansi X2 = Minat belajar akuntansi siswa

X3 = Motivasi belajar akuntansi siswa

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F-hitung sebesar 40,717 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi ini jauh lebih rendah daripada α = 0,05 (5%) atau nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel (40,717 > 2,773), maka berarti variabel persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel prestasi belajar Akuntansi siswa. Dengan demikian, hipotesis keempat dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap profesi guru mata pelajaran

akuntansi, minat belajar akuntansi, dan motivasi belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas II SMU Kristen Bentara Wacana Muntilan diterima.

Dokumen terkait