• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. PRESTASI BELAJAR IPA 1.Pengertian Belajar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PRESTASI BELAJAR IPA 1. Pengertian Belajar

Menurut Sam’s (2010: 31) belajar artinya berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

Menurut Djamarah, (2003: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap manusia akan selalu mengalami proses perubahan dalam hidupnya dan selalu melaksanakan kegiatan atau aktivitas dalam kehidupannya. Dalam hal tersebut, manusia akan berinteraksi dengan individu lain dan bahkan dengan lingkungan yang menjadi pendukung interaksi tersebut. Sekolah,

18

keluarga, alam sekitar, dan berbagai aktifitas menjadi proses interaksi terhadap lingkungan. Dari interaksi itu manusia akan mendapat pengalaman. Pengalaman adalah hasil dari belajar, tanpa belajar manusia tidak akan mendapatkan pengalaman. Berdasarkan penjelasan belajar diatas dapat dipahami bahwa dalam belajar terjadi perubahan kegiatan mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar antara lain: a. Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar selanjutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetapkan atau permanen. Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

19

d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Proses belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan demikian proses belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya. e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Sebagai hasilnya siswa akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan.

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang biasa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Sardiman (2009: 26-29) tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai hal yang tak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Kemampuan inilah yang memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.

20

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Pada keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat, tetapi abstrak, dan keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar dan ditiru perilakunya oleh siswa. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari penanaman nilai-nilai. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

2. Motivasi Belajar

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

21

tujuan (Hamalik, 2004: 158). Sedangkan menurut Gage dan Berliner motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang (Dimyati, 2002: 42). Jadi motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan.

Menurut Hamalik, (2004: 158) dalam hal motivasi, sedikitnya ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam neuropisiologis dalam organisme manusia. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affectif arousal.

Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi ini menimbulkan kelakuan bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadinya yang bermotivasi untuk mengadakan respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah mencapai tujuan.

Motivasi dalam belajar terdapat dalam diri siswa dan perlu dibangkitkan oleh guru. Sedangkan yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain:

a. Kemampuan yang terdapat dalam diri siswa. b. Kondisi jasmani dan rohani siswa.

22 c. Kondisi lingkungan siswa d. Cita-cita siswa

e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. 3. Prinsip – Prinsip Belajar

Menurut Hamalik (1983: 28) proses belajar memang kompleks, tetapi dapat juga dianlisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi

yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

d. Adanya rintangan dan hambatan dalam belajar, siswa harus sanggup mangatasinya secara tepat.

e. Belajar memerlukan bimbingan baik dari guru/dosen atau tuntunan dari buku pelajaran.

f. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

g. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.

h. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan/hasil.

23

i. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentrasnferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. Dalam proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Suryabrata (Sriyanti, 2009: 23-25) keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal yaitu:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial, yaitu:

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor yang bersifat sosial, dibedakan menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

24 b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis, yaitu:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

25 4. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani, 2011:137). Menurut Arifin, (1988: 2-3) kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain, yang dimaksud belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh suatu perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan sikap.

Dalam dunia pendidikan prestasi belajar adalah suatu hal yang mutlak untuk dicapai. Hal itu dikarenakan tolak ukur sebuah proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi yang dihasilkan siswa. Namun tidak semua siswa mampu berprestasi secara maksimal seperti yang diharapkan guru dan orang tua. Menurut Arifin, (1988: 3-4) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

26

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengmbangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Pembelajaran IPA

27

sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Depdiknas, 2008: 147).

b. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah kepanjangan dari IPA. Seorang ahli sains dapat memberikan sumbangan besar pada sains tanpa ia sendiri melakukan percobaan, tanpa membuat suatu alat, dan bahkan tanpa melakukan observasi. Namun, orang lain yang melakukan observasi dan percobaan itu. Pembuktian teori Einstein secara eksperimental tidak dilakukan oleh Einstein sendiri, Planet Neptunus pertama kali tidak ditemukan dengan menggunakan alat teleskop, melainkan dari perhitungan gelombang elektromagnetik. Pertama adalah suatu ramalan matematis oleh Maxwell, yang kenyataan adanya

28

baru dibuktikan orang degang percobaan sepuluh tahun setelah Maxwell meninggal (Sukarno, dkk., 1981: 1-2).

Untuk memecahkan suatu masalah tertentu, para ahli sains menggunakan langkah-langkah sistematis yang disebut metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sukarno (1981) sebagai berikut:

1) Menyadari adanya suatu masalah disertai keinginan atau kemauan untuk memecahkan masalah.

2) Mengumpulkan fakta atau data yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi.

3) Menyusun suatu jawaban sementara berdasarkan data-data yang telah terkumpul.

4) Merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji benar atau salahnya hipotesis itu.

5) Pengkomunikasian. 6) Penyusunan suatu teori.

Tata urutan tersebut mempunyai hierarki antara satu dengan yang lainnya. Misalnya sebelum mencari data-data yang berhubungan dengan masalah, maka peneliti harus menyadari dulu tentang adanya sebuah masalah. Teori-teori sains saat ini kebanyakan diperoleh penemuannya melalui metode ilmiah tersebut.

29

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sains atau IPA merupakan pelajaran yang mempelajari tentang alam yang berdasarkan pada teori dan fakta-fakta.

c. Tujuan

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

30 d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : cair, padat,

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

(Depdiknas, 2008:148)

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensinya adalah memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Kompetensi dasarnya adalah menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca. Sedangkan Indikator Kompetensinya yaitu:

1) Menjelaskan pengertian cuaca dengan benar. 2) Menyebutkan jenis-jenis cuaca dengan benar. 3) Mengidentifikasi keadaan cuaca dengan benar. 4) Mengidentifikasi keadaan awan

31

5) Menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu. f. Arah Pengembangan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

g. Materi Cuaca

Hubungan Awan dan Cuaca

Terkadang awan berbentuk indah. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi. Awan memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan? Keadaan awan dapat memengaruhi cuaca di sekitarnya. Bagaimana hubungan keadaan awan dan cuaca? Bagaimana pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia? Pada bab ini kita akan mempelajari hubungan antara keadaan awan dan cuaca. Apakah kamu pernah melihat prakiraan cuaca di televisi? Apakah yang dimaksud dengan cuaca? Bumi kita ini, terkadang menjadi panas, kering, dingin, dan hujan. Perubahan udara pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu disebut cuaca. Ada berbagai macam cuaca di Bumi. Ada cuaca cerah, berawan, dan hujan. Saat cuaca cerah, keadaan langit akan terang. Cahaya matahari tidak tertutup awan dan udaranya terasa hangat.

32

Tahukah kamu apa itu cuaca? Cuaca adalah keadaan udara pada satu wilayah dalam waktu singkat. Cuaca dapat berubah-ubah. Misalnya, sekarang di luar matahari bersinar terang. Namun, tak lama kemudian langit berubah menjadi gelap dan turun hujan. Di televisi sering diberitakan mengenai prakiraan cuaca. Prakiraan cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca kota yang satu belum tentu sama dengan kota lain. Cuaca dapat diramalkan dengan mengamati keadaan langit. Cuaca yang sering kita alami adalah cerah, berawan, panas, dingin, dan hujan. Mengamati Kondisi Cuaca Keadaan cuacu di suatu tempat dipengaruhi oleh Ada beberapa faktor yang mempengarbeberapa faktor di antaranya temperatur udara (suhu udara), tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan. Faktor-faktor ini saling ber kaitan satu sama lain. Bila salah satu unsur berubah, maka cuaca akan berubah. Faktor-faktor tersebut akan menentukan keadaan cuaca di suatu daerah, misalnya berawan, cerah, panas, dingin, hujan, atau berangin.

1. Cuaca Cerah

Cuaca cerah adalah keadaan ketika matahari memancarkan sinarnya. Ciricirinya langit terang, awan yang terlihat di langit hanya sedikit, dan udara terasa hangat.

33

2. Cuaca Berawan

Cuaca berawan adalah keadaan ketika sinar matahari tertutup oleh awan. Langit menjadi agak gelap, awan menebal, dan udara terasa dingin. Keadaan cuaca seperti ini menandakan akan turunnya hujan.

3. Cuaca Panas

Cuaca panas adalah keadaan ketika matahari memancarkan sinarnya dengan terik. Udara terasa panas dan terasa membakar kulit. Di saat panas, angin bertiup kencang dan banyak debu berterbangan.

4. Cuaca Dingin

Cuaca dingin adalah keadaan ketika suhu udara terasa dingin karena berada di bawah suhu normal.

5. Cuaca Hujan

Cuaca hujan adalah keadaan ketika butiran-butiran air jatuh ke bumi. Ketika cuaca hujan udara terasa dingin dan langit menjadi gelap. Cahaya matahari hanya sedikit terpancar karena tertutup oleh awan.

Bagaimana hujan bisa terjadi? Dari manakah sebenarnya hujan berasal? Agar kamu mengetahuinya, yuk kita simak penjelasan berikut ini! Di permukaan bumi terdapat daratan dan perairan. Ketika cuaca

34

panas, air di seluruh perairan seperti sungai, danau, dan laut akan menguap. Uap air menyatu dengan udara dan bergerak naik ke atas.

Ketika suhu udara semakin dingin, uap air akan mengembun. Uap air berubah menjadi butiran air. Semakin lama butiran air bertambah banyak dan terbentuklah awan. Awan yang sudah banyak mengandung butiran air akan berwarna gelap atau kelabu. Jika sudah terlalu berat maka butiran-butiran air akan jatuh ke bumi. Inilah yang dinamakan hujan.

Sebenarnya awan terdiri dari berbagai jenis. Hanya saja kita melihat awan di langit dengan bentuk dan jenis yang sama. Awan terdiri dari tiga lapisan, yang terdiri dari:

1) Awan Sirus

Lapisan paling atas ditempati oleh awan sirus. Bentuknya berupa serabut-serabut halus berwarna putih. Awan ini terbentuk sebagai Kristal es di langit. Jika awan ini sudah terbentuk, maka diperkirakan akan turun hujan.

2) Awan Kumulus

Lapisan kedua ditempati oleh awan kumulus. Awan kumulus berbentuk gumpalan putih yang lembut. Munculnya awan ini menandakan cuaca akan panas dan kering. Ada juga awan kumulus yang berwarna hitam. Munculnya awan ini menandakan akan datangnya hujan yang disertai angin, petir, dan guruh.

35

3) Awan Stratus

Awan stratus berbentuk lembaran berlapis-lapis. Lapisannya melebar seperti kabut. Awan berada di bawah ketinggian 1000 meter. Awan mengambang dekat dengan permukaan bumi. Ketika dilihat awan ini berwarna abu-abu. Adanya awan stratus menyebabkan hujan gerimis.

B. Pengaruh Keadaan Awan terhadap Kondisi Cuaca

Sebelum berangkat bepergian, perhatikan keadaan awan. Mengapa demikian? Kamu dapat memperkirakan cuaca dari keadaan awan. Dengan demikian kamu dapat mempersiapkan diri. Contohnya jika cuaca mendung, kamu perlu membawa payung. Awan terlihat seperti gumpalan kapas. Bentuk awan selalu berubah-ubah. Bentuk awan memengaruhi keadaan cuaca. Misalnya awan berwarna putih, berarti cuaca cerah. Bagaimana pembentukan awan? Panas matahari menguapkan air permukaan. Air permukaan adalah air sungai, danau dan laut. Air dalam tumbuhan juga menguap. Air tanah juga menguap. Air tanah juga menguap. Uap air naik ke udara. Semakin lama uap air naik semakin tinggi. Cuaca cerah Cuaca berawan Mendung Semakin ke atas, udara semakin dingin. Uap air mengembun pada debu-debu di udara. Selanjutnya membentuk titik air yang sangat halus. Titik-titik air tersebut jumlahnya semakin banyak. Titiktitik air tersebut berkumpul membentuk awan.

36

B. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara bahasa, media berarti perantara atau pengantar. Menurut

Association for Education and Comunication Technology(AECT) atau Asosiasi Teknologi dan Pendidikan yang berada di Amerika mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi (Asnawir dan Usman, 2002: 01)

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran (Rosyidi, 2009: 19). Media pembelajaran sering digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan informasi dengan tujuan mempermudah menyampaikan pesan.

Sedangkan menurut Gagne dan Brings mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Alat tersebut dapat berupa buku, radio, kaset, film, slide dan lain sebagainya. Media merupakan segala peralatan yang mengandung materi pembelajaran.

Gerlach dan Ely memberikan pengertian media secara luas dan sempit (Rosyidi, 2009: 26). Adapun media pembelajaran secara luas adalah setiap orang, materi atau peristiwa yang memberikan kesempatan

Dokumen terkait