• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CUACA MELALUI MEDIA FILM (YOUTUBE) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CUACA MELALUI MEDIA FILM (YOUTUBE) PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN 20152016 SKRIPSI"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI CUACA

MELALUI MEDIA FILM (YOUTUBE)

PADA SISWA KELAS III MI MA’ARIF KUTOWINANGUN

KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NUZA MURTIANA HADI

NIM 12509002

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

ِهِب ُالله ِدِرُي ْنَم : َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُالله ىَّلَص ِالله ُلْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُالله َيِضَر ِساَّبَع ُنْبِا ْنَع ِنْيهِّدا ْيِِ ُهْْهََُِّي اارْيََ

)ْىِراَخُبْدا ُهاَوَر( ... ِمُّلَعَّتدااِب ُمْلِعْدا اَمَّنِا َو

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

 Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Nur Hadi dan Ibunda Nur Rotiah yang selalu mendoa’akan dan memberi semangat dan kasih sayangnya,

terima kasih atas segalanya hingga aku bisa meraih gelar SI seperti yang kalian harapkan selama ini.

 Suamiku tercinta Rizki Putu Wijanarko dan anakku Leyna Mikayla Wijanarko yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa untuk penulis.

 Kakakku Hariyuda Lestari yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur atas rahmat dan nikmat Allah SWT. Hanya dengan kehendaknya segala sesuatu terjadi dan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan semua Umat Islam yang Mengikutinya.

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulis skripsi dengan judul : Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca Melalui Media Film (Youtube) Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 ini telah selesai. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhitung kepada pihak-pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

Harapan penulis skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan untuk pembaca pada umumnya.Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Atas segala dorongan dan bantuannya penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

(7)

vii

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Bapak Wahidin, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan dan perhatian dengan penuh kesabaran sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga.

6. Kepala Madrasah dan segenap guru MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang telah memberikan izin dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Salatiga yang sudah membantu penulis dalam pengumpulan data.

8. Teman-teman kampus dan semua pihak yang telah membantu penulis menempuh studi di IAIN Salatiga sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis yakin skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Besar harapan kami, skripsi ini bisa bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua pembaca secara umum.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 10 Agustus 2016 Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Hadi, Nuza Murtiana. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca Melalui Media Film (Youtube) Pada Siswa Kelas III Mi Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Wahidin, M.Pd.

Kata kunci:Prestasi belajarIPA dan Media Film.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya kenyataan bahwarendahnya prestasi belajar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu guru diharapkan mencoba suatu media yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Media pembelajaran yang memungkinkan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa adalah media film.Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah apakah melalui media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi cuaca pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun ajaran2015/2016?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan media film (youtube). Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun dengan materi pokok cuaca. Data dalam penelitian ini diambil melalui observasi sikap belajar siswa pada saat proses pembelajaran dan nilai tes untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

(9)

ix DAFTAR ISI

SAMPUL ………... LEMBAR BERLOGO ………..

JUDUL ………... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... Iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Prestasi Belajar IPA ... 16

(10)

x

2. Motivasi Belajar...……… 19

3. Prinsip – Prinsip Belajar………...…... 21

4. Prestasi Belajar ... 24

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 25

B. Media Pembelajaran ... 34

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 34

2. Macam-macam Media Pembelajaran... 36

3. Kriteria Pemilihan Media... 37

4. Tujuan dan manfaat Penggunaan Media... 38

5. Media Film ... 43

C. Hubungan Media Film dan Hasil Belajar IPA ... 37

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN ... 46

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kutowinangun ... 46

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 51

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... 56

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian ………... 61

1. Hasil Penelitian Siklus I...……… 61

2. Hasil Penelitian Siklus II....……… 64

B. Pembahasan ... 67

1. Pembahasan Siklus I dan Siklus II...…….……… 67

BAB V : PENUTUP ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(11)

xi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 : Daftar sarana ruang...……….. 49

2. Tabel 3.2 : Sarana/Media pembelajaran………... 49

3. Tabel 3.3 : Daftar siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun... 50

4. Tabel 3.4 : Daftar guru MI Ma’arif Kutowinangun…...………… 51

5. Tabel 4.1 : Rekapitulasi observasi siswa siklus I...………... 62

6. Tabel 4.2 : Daftar nilai dan rata-ratapost test siklus I... 63

7. Tabel 4.3 : Prosentase nilai pos tes siklus I... 64

8. Tabel 4.4 : Rekapitulasi observasi siswa siklus II…... 65

9. Tabel 4.5 : Daftar nilai dan rata-ratapost test siklus II... 66 10. Tabel 4.6 : Peningkatan dari siklus I dan siklus II dalam %... 67

11. Tabel 4.7 : Hasil nilai post test siklus I dan siklus II……... 68

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Silabus

2. Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 3. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4. Lampiran 4 : Lembar Observasi Siswa

5. Lampiran 5 : Lembar Observasi Guru 6. Lampiran 6 : Soal Pos Tes

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di madrasah ibtidaiyah menuntut peran guru, terutama dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar dapat diartikan sebagai interaksi antara siswa dengan bahan ajar. Dalam proses pembelajaran seorang guru yang menyampaikan materi ajar hanya melalui metode ceramah dan tekstual, dimungkinkan siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya. Tetapi pada kenyataannya siswa tidak memahaminya secara mendalam materi ajar yang diterimanya.

(15)

3

Penyampaian materi ajar akan berbeda jika dilakukan dengan kontekstual. Siswa akan memiliki pengetahuan dan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Siswa juga akan mampu mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari, karena yang siswa butuhkan adalah bagaimana dapat memahami materi ajar yang berhubungan dengan kehidupannya.

Tujuan pengajaran IPA salah satunya adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2008: 148). Apabila dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan media pembelajaran, maka sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.

(16)

4

kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca diperlukan suatu proses pengalaman belajar yang tidak hanya sekedar disajikan melalui metode ceramah.

Peran guru dalam menyediakan dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna sangat diperlukan. Bagaimana seorang guru menemukan cara terbaik untuk menyampaikan bahan ajar, sehingga siswa dapat memahami dan mengingatnya lebih lama serta mampu mengkaitkannya dengan kehidupan nyata. Pengalaman belajar yang dimiliki siswa merupakan bagian yang saling berhubungan dan membentuk satu pemahaman yang utuh. Semua itu merupakan tantangan yang dihadapi guru untuk menyajikan materi ajar dengan lebih bervariasi, inovatif, dan kontekstual.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti berusaha mencari pemecahannya dengan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Belajar IPA Materi Cuaca melalui Media Film (Youtube) pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun

(17)

5

Gambar 1.1 Sistem Pengembangan Pembelajaran yang menampilkan

guru, siswa, dan media (Depdiknas, 2003: 5)

Media film (audio visual) dapat digunakan untuk memperkenalkan para siswa mengenai pengalaman-pengalaman visual dan audio dengan tujuan membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Pengetahuan yang didapat dari ini sangat membantu untuk memahami suatu konsep mengingat telah adanya motivasi pada diri siswa.

(18)

6 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah penelitian tindakan ini adalah “Apakah melalui media film (youtube) dapat

meningkatkan prestasi belajar IPA Materi Cuaca pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan jawaban bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui bukti yang terkumpul (Arikunto, 1999: 67) , hipotesis penelitian ini adalah melalui media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi cuaca pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowingun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga

(19)

7 E. Kegunaan Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti. Manfaat dapat dilihat dari sifat dan sasarannya. Dari segi sifat, manfaat penelitian dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat prkatis. Dari sisi sasaran, manfaat dapat tertuju kepada guru, murid, pengelola sekolah, bahkan orang tua siswa atau masyarakat umum (Syarifah, Doyin, 2008: 33).

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan media pembelajaran.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses pembelajaran.

2) Membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.

3) Meningkatkan penguasaan kompetensi yang harus dikuasai. b. Bagi Guru

1) Memiliki metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada kompetensi dasar menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca.

(20)

8

3) Membudayakan penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan berkaitan dengan kegiatan proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah

1) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah.

2) Memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan antara penafsiran dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan arti kata-kata yang terangkum di dalamnya.

1. Peningkatan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005: 1198) peningkatan adalah proses, cara, usaha, perbuatan menaikkan atau mempertinggi untuk mencapai suatu maksud.

2. Prestasi Belajar IPA

(21)

9 3. Media Film

Media film merupakan media pembelajaran audio visual. Film sebagai media pembelajaran adalah film yang bersuara, memiliki gambar dan suara (Asnawir dan Usman, 2002: 11). Yang dimaksud adalah film untuk pelajaran, penerangan, atau penyuluhan IPA (film pendidikan). Media film yang dimaksud oleh peneliti adalah Youtube. Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video klip sampai film, serta video-video yang dibuat oleh pengguna youtube sendiri.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Berdasarkan fenomena di atas, penelitian termasuk dari jenis penelitian tindakan kelas. Penulis mengadakan penelitian tindakan kelas ini dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA kompetensi dasar jenis-jenis cuaca pada siswa kelas III MI a’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

(22)

10

Gambar 1.2 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008: 74)

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Ma’arif

Kutowinangun Kecamatan Tingkir Kota Salatiga yang berjumlah 24 siswa Tahun Pelajaran 2015/2016. Alasan dipilihnya jenis penelitian ini karena di kelas III MI Ma’arif Kutowinangun siswa-siswinya menyukai gambar atau film sebagai media pembelajarannya. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru yang mengampu kelas 3 sebagai kolabolator yaitu Ibu Siti Zumrotun. Dengan demikiaan diharapkan dapat membantu kelancaran

Perencanaan

tindakan II Pelaksanaaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II Refleksi II

Apabila permasalahan

belum terselesaikan Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Siklus II

(23)

11

penulis dalam memperoleh data yang diperlukan dan mengadakan perbaikan.

3. Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2015/2016, di mulai pada bulan April sampai bulan Juni 2016.

4. Langkah-langkah a. Perencanaan

Perencanaan penelitian meliputi merencanakan tindakan yaitu pembelajaran dengan media film (audio visual), merencanakan observasi atau pengamatan, merencanakan refleksi, analisis, dan keputusan.

Proses penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Terdiri dari 4 tahap yaitu rencana tindakan, tindakan, observasi I (pengamatan), dan refleksi.

Pada tahap perencanaan dilaksanakan berdasarkan refleksi awal sebelum melakukan penelitian. Hasilnya dalam memahami tingkat penguasaan kompetensi siswa dalam pembelajaran tergolong cukup baik. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan I yang diawali dengan:

(24)

12

2. Menyusun pedoman pengamatan yang meliputi, tes ulangan penguasaan kompetensi siswa (pre test dan post test), observasi kemampuan guru mengajar, dan refleksi.

b. Tindakan

Pada tahap tindakan penelitian pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan memberikan pengetahuan prosedural melalui tayangan audio visual sebagai media dalam pembelajaran. Dengan tujuan untuk membantu siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang diajarkan dan membantu siswa mengaitkan materi ajar dengan kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan proses tindakan siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami isi materi cuaca dengan menggunakan media audio visual (film). Hasil dari proses tindakan siklus I digunakan sebagai refleksi pelaksanaan proses tindakan siklus II dan selanjutnya. Hasil tindakan siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman isi materi cuaca dengan pembelajaran audio visual (film).

c. Observasi

(25)

13 d. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dilakukan analisa dan dilakukan refleksi sebagai bahan penyusunan rencana tindakan selanjutnya.

5. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:

a. Soal pre tes dan post test

b. Lembar observasi bagi siswa c. Lembar observasi bagi guru 6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:

a. Tes

Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre test dan post test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran IPA.

b. Observasi

(26)

14 c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dokumentasi berupa sertifikat, foto, dan lain-lain (Arikunto, 2005: 64).

7. Analisis Data

Penulis menganalisa data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Adapun metode analisis data yang dipergunakan yaitu analisis diskripsi prosentase. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus-menerus pada saat penelitian sedang berlangsung hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t : Harga beda untuk sampel berkorelasi

D : Perbadaan skor tes awal dan tes akhir

D : Rerata dari nilai perbedaan

D2 : Kuadrat dari D

N : Banyaknya subyek penelitian

(27)

15 8. Indikator Kinerja

Indikator yang digunakan adalah apabila ≥ 85% dari 24 siswa telah

mendapatkan nilai lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kriteria ketuntasan minimal IPA kelas tiga yaitu 75 (Trianto, 2009:241)

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas meliputi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Tiap-tiap bagian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Cakupan bagian awal, meliputi sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bagian inti skripsi mencakup:

BAB I : Pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(28)

Prinsip-16

Prinsip Belajar; (4)Prestasi Belajar; (5) Ilmu Pengetahuan Alam,(B) Media Pembelajaran film; (1) Pengertian Media Pembelajaran; (2) Macam-Macam Media Pembelajaran; (3) Kriteria Pemilihan Media; (4) Tujuan dan Manfaat Penggunaan Media; (5) Media Film, (C.) Hubungan Media Film dan Prestasi Belajar

BAB III : Pelaksanaan Penelitian memuat deskripsi pra siklus, deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II, dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan memuat deskripsi per siklus (data hasil pengamatan, refleksi keberhasilan dan kegagalan) dan pembahasan.

BAB V : Penutup memuat kesimpulan dan saran.

3. Bagian Akhir

(29)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PRESTASI BELAJAR IPA

1. Pengertian Belajar

Menurut Sam’s (2010: 31) belajar artinya berusaha (berlatih) supaya

mendapat suatu kepandaian. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

(30)

18

keluarga, alam sekitar, dan berbagai aktifitas menjadi proses interaksi terhadap lingkungan. Dari interaksi itu manusia akan mendapat pengalaman. Pengalaman adalah hasil dari belajar, tanpa belajar manusia tidak akan mendapatkan pengalaman. Berdasarkan penjelasan belajar diatas dapat dipahami bahwa dalam belajar terjadi perubahan kegiatan mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh melalui latihan (pengalaman) bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar antara lain: a. Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara berkesinambungan. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar selanjutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

(31)

19

d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Proses belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Dengan demikian proses belajar yang dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkannya. e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Sebagai hasilnya siswa akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan.

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional yang biasa berbentuk pengetahuan dan ketrampilan. Menurut Sardiman (2009: 26-29) tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

(32)

20

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Pada keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat, tetapi abstrak, dan keterampilan berfikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Dalam interaksi belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat, didengar dan ditiru perilakunya oleh siswa. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik, tidak akan terlepas dari penanaman nilai-nilai. Dengan dilandasi nilai-nilai itu, siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

2. Motivasi Belajar

(33)

21

tujuan (Hamalik, 2004: 158). Sedangkan menurut Gage dan Berliner motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang (Dimyati, 2002: 42). Jadi motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk mencapai tujuan.

Menurut Hamalik, (2004: 158) dalam hal motivasi, sedikitnya ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi. Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam neuropisiologis dalam organisme manusia. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affectif arousal.

Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi ini menimbulkan kelakuan bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan mungkin tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadinya yang bermotivasi untuk mengadakan respons-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh energi dalam dirinya. Setiap respons merupakan suatu langkah mencapai tujuan.

Motivasi dalam belajar terdapat dalam diri siswa dan perlu dibangkitkan oleh guru. Sedangkan yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain:

(34)

22 c. Kondisi lingkungan siswa d. Cita-cita siswa

e. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. 3. Prinsip – Prinsip Belajar

Menurut Hamalik (1983: 28) proses belajar memang kompleks, tetapi dapat juga dianlisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Prinsip-prinsip itu ialah sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. b. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa. c. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi

yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

d. Adanya rintangan dan hambatan dalam belajar, siswa harus sanggup mangatasinya secara tepat.

e. Belajar memerlukan bimbingan baik dari guru/dosen atau tuntunan dari buku pelajaran.

f. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

g. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.

(35)

23

i. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup mentrasnferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. Dalam proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Suryabrata (Sriyanti, 2009: 23-25) keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal yaitu:

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor sosial, yaitu:

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar.

2) Faktor sosial

(36)

24 b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis, yaitu:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya

Keadaan tonus secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

Keadaaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu.

2) Faktor psikologis

(37)

25 4. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan (Hamdani, 2011:137). Menurut Arifin, (1988: 2-3) kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie yang artinya hasil usaha. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan khususnya pengajaran. Dengan kata lain, yang dimaksud belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai siswa terhadap sejumlah materi tertentu dalam rangka memperoleh suatu perubahan, baik perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan sikap.

Dalam dunia pendidikan prestasi belajar adalah suatu hal yang mutlak untuk dicapai. Hal itu dikarenakan tolak ukur sebuah proses belajar mengajar dapat dilihat dari prestasi yang dihasilkan siswa. Namun tidak semua siswa mampu berprestasi secara maksimal seperti yang diharapkan guru dan orang tua. Menurut Arifin, (1988: 3-4) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

(38)

26

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengmbangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

(39)

27

sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru (Depdiknas, 2008: 147).

b. Pengertian IPA

(40)

28

baru dibuktikan orang degang percobaan sepuluh tahun setelah Maxwell meninggal (Sukarno, dkk., 1981: 1-2).

Untuk memecahkan suatu masalah tertentu, para ahli sains menggunakan langkah-langkah sistematis yang disebut metode ilmiah. Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sukarno (1981) sebagai berikut:

1) Menyadari adanya suatu masalah disertai keinginan atau kemauan untuk memecahkan masalah.

2) Mengumpulkan fakta atau data yang ada hubungannya dengan masalah yang dihadapi.

3) Menyusun suatu jawaban sementara berdasarkan data-data yang telah terkumpul.

4) Merencanakan dan melakukan eksperimen untuk menguji benar atau salahnya hipotesis itu.

5) Pengkomunikasian. 6) Penyusunan suatu teori.

(41)

29

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sains atau IPA merupakan pelajaran yang mempelajari tentang alam yang berdasarkan pada teori dan fakta-fakta.

c. Tujuan

Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

(42)

30 d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) Benda/materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : cair, padat,

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

(Depdiknas, 2008:148)

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensinya adalah memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam. Kompetensi dasarnya adalah menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca. Sedangkan Indikator Kompetensinya yaitu:

(43)

31

5) Menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu. f. Arah Pengembangan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.

g. Materi Cuaca

Hubungan Awan dan Cuaca

Terkadang awan berbentuk indah. Lihatlah di puncak gunung

yang tinggi. Awan memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan?

Keadaan awan dapat memengaruhi cuaca di sekitarnya. Bagaimana

hubungan keadaan awan dan cuaca? Bagaimana pengaruh cuaca bagi

kegiatan manusia? Pada bab ini kita akan mempelajari hubungan antara

keadaan awan dan cuaca. Apakah kamu pernah melihat prakiraan cuaca

di televisi? Apakah yang dimaksud dengan cuaca? Bumi kita ini,

terkadang menjadi panas, kering, dingin, dan hujan. Perubahan udara

pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu disebut cuaca. Ada

berbagai macam cuaca di Bumi. Ada cuaca cerah, berawan, dan hujan.

Saat cuaca cerah, keadaan langit akan terang. Cahaya matahari tidak

tertutup awan dan udaranya terasa hangat.

(44)

32

Tahukah kamu apa itu cuaca? Cuaca adalah keadaan udara

pada satu wilayah dalam waktu singkat. Cuaca dapat berubah-ubah.

Misalnya, sekarang di luar matahari bersinar terang. Namun, tak

lama kemudian langit berubah menjadi gelap dan turun hujan.

Di televisi sering diberitakan mengenai prakiraan cuaca. Prakiraan

cuaca adalah suatu ramalan tentang cuaca. Prakiraan cuaca kota yang

satu belum tentu sama dengan kota lain. Cuaca dapat diramalkan

dengan mengamati keadaan langit. Cuaca yang sering kita alami

adalah cerah, berawan, panas, dingin, dan hujan. Mengamati Kondisi

Cuaca Keadaan cuacu di suatu tempat dipengaruhi oleh Ada

beberapa faktor yang mempengarbeberapa faktor di antaranya

temperatur udara (suhu udara), tekanan udara, angin, kelembaban

udara, dan curah hujan. Faktor-faktor ini saling ber kaitan satu sama

lain. Bila salah satu unsur berubah, maka cuaca akan berubah.

Faktor-faktor tersebut akan menentukan keadaan cuaca di suatu

daerah, misalnya berawan, cerah, panas, dingin, hujan, atau

berangin.

1. Cuaca Cerah

Cuaca cerah adalah keadaan ketika matahari memancarkan

sinarnya. Ciricirinya langit terang, awan yang terlihat di

(45)

33

2. Cuaca Berawan

Cuaca berawan adalah keadaan ketika sinar matahari tertutup

oleh awan. Langit menjadi agak gelap, awan menebal, dan

udara terasa dingin. Keadaan cuaca seperti ini menandakan

akan turunnya hujan.

3. Cuaca Panas

Cuaca panas adalah keadaan ketika matahari memancarkan

sinarnya dengan terik. Udara terasa panas dan terasa

membakar kulit. Di saat panas, angin bertiup kencang dan

banyak debu berterbangan.

4. Cuaca Dingin

Cuaca dingin adalah keadaan ketika suhu udara terasa dingin

karena berada di bawah suhu normal.

5. Cuaca Hujan

Cuaca hujan adalah keadaan ketika butiran-butiran air jatuh

ke bumi. Ketika cuaca hujan udara terasa dingin dan langit

menjadi gelap. Cahaya matahari hanya sedikit terpancar

karena tertutup oleh awan.

Bagaimana hujan bisa terjadi? Dari manakah sebenarnya hujan

berasal? Agar kamu mengetahuinya, yuk kita simak penjelasan berikut

(46)

34

panas, air di seluruh perairan seperti sungai, danau, dan laut akan

menguap. Uap air menyatu dengan udara dan bergerak naik ke atas.

Ketika suhu udara semakin dingin, uap air akan mengembun. Uap

air berubah menjadi butiran air. Semakin lama butiran air bertambah

banyak dan terbentuklah awan. Awan yang sudah banyak mengandung

butiran air akan berwarna gelap atau kelabu. Jika sudah terlalu berat

maka butiran-butiran air akan jatuh ke bumi. Inilah yang dinamakan

hujan.

Sebenarnya awan terdiri dari berbagai jenis. Hanya saja kita

melihat awan di langit dengan bentuk dan jenis yang sama. Awan terdiri

dari tiga lapisan, yang terdiri dari:

1) Awan Sirus

Lapisan paling atas ditempati oleh awan sirus. Bentuknya berupa

serabut-serabut halus berwarna putih. Awan ini terbentuk sebagai

Kristal es di langit. Jika awan ini sudah terbentuk, maka diperkirakan

akan turun hujan.

2) Awan Kumulus

Lapisan kedua ditempati oleh awan kumulus. Awan kumulus

berbentuk gumpalan putih yang lembut. Munculnya awan ini

menandakan cuaca akan panas dan kering. Ada juga awan kumulus

yang berwarna hitam. Munculnya awan ini menandakan akan

(47)

35

3) Awan Stratus

Awan stratus berbentuk lembaran berlapis-lapis. Lapisannya

melebar seperti kabut. Awan berada di bawah ketinggian 1000

meter. Awan mengambang dekat dengan permukaan bumi. Ketika

dilihat awan ini berwarna abu-abu. Adanya awan stratus

menyebabkan hujan gerimis.

B. Pengaruh Keadaan Awan terhadap Kondisi Cuaca

Sebelum berangkat bepergian, perhatikan keadaan awan.

Mengapa demikian? Kamu dapat memperkirakan cuaca dari

keadaan awan. Dengan demikian kamu dapat mempersiapkan diri.

Contohnya jika cuaca mendung, kamu perlu membawa payung.

Awan terlihat seperti gumpalan kapas. Bentuk awan selalu

berubah-ubah. Bentuk awan memengaruhi keadaan cuaca. Misalnya awan

berwarna putih, berarti cuaca cerah. Bagaimana pembentukan awan?

Panas matahari menguapkan air permukaan. Air permukaan adalah

air sungai, danau dan laut. Air dalam tumbuhan juga menguap. Air

tanah juga menguap. Air tanah juga menguap. Uap air naik ke udara.

Semakin lama uap air naik semakin tinggi. Cuaca cerah Cuaca

berawan Mendung Semakin ke atas, udara semakin dingin. Uap air

mengembun pada debu-debu di udara. Selanjutnya membentuk titik

air yang sangat halus. Titik-titik air tersebut jumlahnya semakin

(48)

36

B. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara bahasa, media berarti perantara atau pengantar. Menurut

Association for Education and Comunication Technology(AECT) atau Asosiasi Teknologi dan Pendidikan yang berada di Amerika mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi (Asnawir dan Usman, 2002: 01)

Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran (Rosyidi, 2009: 19). Media pembelajaran sering digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan informasi dengan tujuan mempermudah menyampaikan pesan.

Sedangkan menurut Gagne dan Brings mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran. Alat tersebut dapat berupa buku, radio, kaset, film, slide dan lain sebagainya. Media merupakan segala peralatan yang mengandung materi pembelajaran.

(49)

37

memberikan pengertian media sebagai sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan oleh guru yang memegang peranan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Berbagai macam pengertian media dikemukakan oleh para ahli. Dari semua pengertian tersebut pada dasarnya media merupakan perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi pembelajaran. Mengenai bentuknya sangatlah variatif baik yang berupa buku, film maupun alam. 2. Macam-macam Media Pembelajaran

Menurut Rudi Bretz media secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu media suara, visual dan gerak. Namun media tesebut masih dapat dibedakan lagi sehingga Rudi Bertz membedakan media menjadi 8 diantaranya (Asnawir dan Usman, 2002:27):

a. Media audio visual gerak b. Media audio visual diam c. Media audio semi gerak d. Media visual gerak e. Media visual diam f. Media visual semi gerak g. Media audio

h. Media cetak

(50)

38

a. Alat-alat visual seperti transparasi, papan tulis, gambar, poster, peta, globe.

b. Alat-alat auditif yang hanya dapat didengar seperti radio, tape recorder dan rekaman.

c. Alat yang bisa didengar dan dilihat misalnya film, televisi.

d. Dramatisasi, bermain peran, sosio drama, sandiwara dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Gagne, media dapat diklasifikasikan menjadi 7 macam pengelompokan. Macam-macam media menurut Gagne adalah benda yang didemonstrasikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar gerak, gambar diam, film bersuara dan mesin belajar.

Media juga dapat diklasifikasikan menjadi media poyeksi dan media non proyeksi. Media proyeksi merupakan media yang penggunaannya dapat ditayangkan seperti tranparasi, OHP, LCD dan lain sebagainya. Sedangkan media nonproyeksi adalah media yang tidak dapat ditayangkan seperti misalnya media asli, gambar dan lainsebagainya.

3. Kriteria Pemilihan Media

(51)

39

Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media juga harus sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Kesesuaian media dengan materi akan sangat berpengaruh hasil pembelajaran. Pemilihan media juga harus memperhatikan kondisi siswa seperti umur, intelegensi, budaya dan latar belakang pendidikan. Memilih media juga memperhatikan ketersediaan media tersebut. Media hendaknya memang tersedia atau memungkinkan guru untuk mendesain media tersebut dengan tetap memperhatikan biaya yang akan dikeluarkan seimbang dengan hasil yang dicapai.

Selain itu juga perlu diperhatikan kemampuan guru dalam menggunakan media serta keefektifan waktu yang akan digunakan. Tidak mungkin seorang guru menggunakan media yang ia tidak kuasai cara penggunaanya. Pemilihan media hendaknya juga mempertimbangkan waktu yang tersedia. Apakah dengan menggunakan media waktu yang akan digunakan cukup.

4. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Media

Pada dasarnya penggunaan media dalam pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut (Rosyidi, 2009: 28):

a. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran b. Memberi tekanan pada bagian-bagian penting c. Memberi variasi dalam pembelajaran

(52)

40

Penggunaan media dalam proses pembelajaran memiliki beberapa manfaat (Asnawir dan Usman, 2002: 13), diantaranya sebagai berikut:

a. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. Pengetahuan awal yang dimiliki siswa tentunya berbeda-beda dan beragam. Dua siswa yang tinggal ditempat berbeda tentunya memikili pengalaman yang berbeda pula. Untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut maka digunakan media.

b. Media dapat mengatasi batasan ruang kelas. Dalam pembelajaran, banyak materi pelajaran yang sulit dipelajari secara langsung oleh siswa di dalam kelas seperti hewan buas, benda-benda langit dan lain sebagainya. Maka dari itu digunakan media dalam pembelajaran c. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan

lingkungan.

d. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan. Pembelajaran seringkali hanya dilakukan secara verbal dan siswa akan mengimajinasikan obyek materi pelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan perbedaan pemahaman diantara siswa. Dengan menggunakan media maka pengamatan siswa dapat diseragamkan. e. Media menanamkan konsep dasar yang konkrit dan realistis.

(53)

41

f. Media dapat membangkitkan minat baru siswa dalam belajar. Dengan menggunakan media, pengetahuan siswa akan lebih luas sehingga minat belajar siswa pun akan meningkat.

g. Media dapat membangkitkan motivasi siswa. Media juga mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran karena media akan membuat pembelajaran jadi menyenangkan.

Menurut Abdul Wahab Rosyidi (2009:20) penggunaan media memiliki tiga peranan penting diantaranya:

a. Sebagai penarik perhatian, media dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pelajaran.

b. Peran komunikasi, media mendorong dan membantu siswa untuk memahami pesan tertentu yang disampaikan oleh guru.

c. Peran retensi, media membantu siswa dalam memahami konsep-konsep penting.

5. Media Film

(54)

42

atau penyuluhan (film pendidikan). Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui media film, salah satunya adalah film tentang ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup. Film sudah selayaknya digunakan dalam media pembelajaran, karena dapat menjawab berbagai persoalan dan dapat digunakan untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.

Sebagai media pembelajaran, film mempunyai banyak kelebihan. Oleh karena itu penggunaan film perlu melalui prosedur kerja, sehingga hasilnya akan optimal. Penyampain pesan/ informasi belajar melaui media film lebih mudah diterima dan dipahami siswa. Menurut Asnawir dan Basyiruddin Usman, (2002: 96-97) ada beberapa langkah yan perlu diperhatikan dalam pengunaan film sebagai media pembelajaran, yaitu: a. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih

dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran.

b. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan siswa.

c. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan. d. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa tanya jawab guna mengetahui sejauh

mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

(55)

43

pembelajaran, film memiliki kelebihan dan kekurangan. Asnawir dan Basyirudin Usman, (2002: 95-96) mengungkapkan beberapa keuntungan media film antara lain:

a. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu. b. Penggambarannya bersifat tiga dimensional.

c. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.

d. Dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat penampilannya.

e. Dapat menggambarkan teori IPA atau sains dan animasi.

f. Film yang berwarna akan menambah realita obyek yang diperagakan. Selain kelebihan atau keuntungan di atas, media film juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

a. Biaya pembuatan film dan peralatannya cukup tinggi dan mahal. b. Audien (siswa) tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film

diputar terlalu cepat.

c. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.

(56)

44

e. Film memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikan alat perangkat film (hardware).

Youtube adalah situs web yang menyediakan berbagai macam video mulai dari video klip sampai film.

C. HUBUNGAN MEDIA FILM DAN PRESTASI BELAJAR

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa orang telah belajar adalah terjadi peubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan baik yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) meupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melelui proses belajar mengajar. Di mana guru bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.

(57)

45

1. Dapat menyajikan gerakan, bentuk, besar relatif, warna, suara, dan sebagainya.

2. Dapat mengintegrasikan berbagai pengalaman sehari-hari ke dalam suatu abstraksi yang bermakna.

3. Memberikan pengalaman baru yang lebih memadai bagi siswa.

Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

IPTEK sudah mengalami peningkatan, namun pembelajaran IPA masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah atau metode yang masih konvensional yang kegiatannya lebih berpusat pada guru (teacher centered). Dalam hal ini tentu saja aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru, sehingga siswa cenderung dituntut untuk membenarkan apa yang dikatakan oleh guru tanpa usaha untuk membuktikan kebenarannya.

(58)

46

metode, pendekatan, dan alat peraga/praktikum sebagai alat media pendidikan untuk menjelaskan IPA sangat diperlukan.

Tujuan pembelajaran IPA secara umum adalah agar siswa memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki ketrampilan tentang alam sekitar untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar semakin disadari para guru sebagai salah satu faktor penting untuk membantu siswa memahami apa yang disampaikan. Media pembelajaran memberi variasi penyampaian materi bagi guru karena tidak sekedar ceramah. Sedangkan bagi siswa merupakan daya tarik yang dapat memberikan motivasi dan kesamaan dalam pengamatan. Selain itu media memliki fungsi sebagai duplikat benda asli dan visualisasi benda abstrak.

(59)

47 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MI Ma’arif Kutowinangun

1. Profil Sekolah

a. Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif

b. N I S : 111233730004

c. N S M : 152337302004

d. Propinsi : Jawa Tengah

e. Kecamatan : Tingkir

f. Kelurahan : Kutowinangun

g. Jalan dan Nomor : Nusantara I No. 05 Canden

h. Kode Pos : 50742

i. Telepon : (0298)

j. Faksimile : Kode Wilayah : - Nomor : - k. Daerah : Perkotaan

l. Status Sekolah : Swasta

m. Akreditasi : B tahun 2012

n. SK MADRASAH : Nomor : 1569/PWMRF/03.1/F/XII/91 o. Penerbit SK : LP. Ma’arif NU JAWA TENGAH p. Kepala Sekolah

 Nama : Khurur Rozad, S.PdI

(60)

61

 Nomor SK Pengangkatan : 01/PC.MRF/E/2089/SK/VII/2014

 TMT : 01 JULI 2014

q. Tahun Berdiri : 1971

r. Tahun Perubahan Bangunan : DAK 2007 s. Kegiatan Belajar mengajar : Pagi

t. Bangunan Sekolah : Milik Yayasan/Lembaga u. Luas Tanah/Bangunan : 699.49 M2

v. Jarak ke Pusat Kecamatan : 1 Km w. Jarak ke Pusat Kota : 1 Km

x. Jumlah 1 KKM : 13 MI

y. Organisasi Penyelenggara : LP. Ma’arif NU z. Tenaga

 Kepala Sekolah : 1 (merangkap guru kelas)

 Guru Kelas : 5 orang

 Wiyata Bakti (Guru Agama) : 1 orang

 Wiyata Bakti (Guru Penjaskes) : 1 orang

 Wiyata Bakti (Guru Bhs Inggris : 1 orang

 Wiyata Bakti (Guru TIK) : 1 orang

 Penjaga (WB) : 2 orang

Jumlah : 12 orang

(61)

62

juga dekat dengan jalan raya. Madrasah ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:

Visi Sekolah

“Terwujudnya madrasah yang mampu menghasilkan lulusan yang Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan, berkarakter, mandiri, dan berwawasan kebangsaan”

Misi Sekolah

1. Meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan IPTEK.

2. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik sehingga dapat diteladani dalam membangun sikap kritis, kreatif, dan inovatif siswa. 3. Menyelenggarakan program pendidikan yang senatiasa memberi bekal

pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.

4. Melaksanakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai Ahlussunnah Waljama’ah dan budaya positif dengan mengikuti

perkembangan zaman.

5. Meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan budi pekerti serta keterampilan agama kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari. 6. Menanamkan sikap percaya diri, dan terampil dalam menghadapi

(62)

63

7. Menciptakan suasana kekeluargaan yang demokratis dan berbudaya dengan dilandasi salin hormat menghormati antar warga sekolah. 8. Meningkatkan kerja sama sekolah dengan masyarakat sekitar dan

steakeholder lainnya. 2. Fasilitas Sekolah

Dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar madrasah ini dilengkapi dengan sarana pendukung seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Daftar Sarana Ruang

No. Nama Ruang Jumlah Keterangan

1 Ruang Kelas 6 Baik dan Standar

Tabel 3.2 Sarana/Media Pembelajaran

No. Sarana Jumlah Keterangan

(63)

64 3. Peserta Didik dan Tenaga Pendidik

Kondisi siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun

Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun

No Nama

Keterangan

Laki-laki Perempuan

1. Agga

2. Ahmad Ihsan An’im

3. Abdillah Alfa Kannajma

4. Djaduk Herdian Wibisono

5. Jamaludin Saputro

6. Muhammad Alfin Dwi Nugroho

7. Muhammad Fachrudin

8. Muhammad Mahrus Fikri

9. Muhammad Niam Syukron

10. Maulana Yusuf Danu Saputra

11. Nanda Farid Setyawan

12. Putra Giota Kapindo

13. Muhammad Reza Atiollah

14. Najwa

15. Azra Falihanun Ulayya

16. Awwalya Farah Ikhsani

17. Alya Risca Al Haris

18. Meisilla Azzahra

19. Siti Nur Anjani

20. Yassie Nadine Aulianata

21. Muhammad Tata Pradita

22. Rio Alif Setyono

23. M. Raffi Abdus Rachardhyansyah

24. Ahmad Lutfi S.

Kondisi guru Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Kutowinangun Salatiga

(64)

65

Tabel 3.4 Daftar Guru MI Ma’arif Kutowinangun

No Nama Guru Jabatan

1. Khurur Rozad,S.Pd.I Kepala Sekolah dan Guru Kelas VI 2. Iswadati Nur mujianti,S.Pd.I Guru Kelas I

3. Ernawati,S.Pd.I Guru Kelas II 4. Siti Zumrotun,S.Pd.I Guru Kelas III 5. Drs. Ibrahim Alfian Guru Kelas IV

6. A.Muniri.S.Pd.I Guru Kelas V

7. Muflikhin Guru Bahasa Jawa

8. Suparti.S.PdI Guru Keterampilan

9. Umi Nur Khoiriyah, S.PdI Guru Bahasa Inggris

10. Yogi Prayoga Guru TIK

11. Yusuf Ali Imron, S.PdI Guru 12 Roudlotul Muflihin, S.PdI Guru

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan (Planning)

(65)

66 2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 28 April 2016 jam ke 1-2 (07.15 – 08.25). Siswa terjadinya hujan dan terbentuknya awan. Pada siklus I ide perbaikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan media film agar siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Langkah– langkah kegiatan pembelajarannya :

a. Kegiatan Awal

1) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran. 2) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan

kelas.

3) Siswa menyiapkan bahan ajar.

4) Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan diajarkan.

5) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan. 6) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) EKSPLORASI

a) Guru menyajikan sebuah masalah yang berkaitan dengan keadaan cuaca yang terjadi saat ini.

(66)

67 2) ELABORASI

a) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa.

b) Guru memutarkan film tentang cuaca.

c) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

d) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah disampaikan kepada siswa.

3) KONFIRMASI

a) Guru memberi pujian atas usaha siswa.

b) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif dalam pemebelajaran.

c) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran. c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.

2) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana. 3) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah

dan salam. d. Sumber Belajar

Buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III dan film pembelajaran.

(67)

68

Guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran. Pada siklus I guru melakukan bimbingan pada saat pembelajaran.

Penilaian pada siswa terdiri dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan lembar observasi dan penilaian tertulis yang telah dilakukan setelah kegiatan inti dilakukan.

3. Pengamatan (Observation)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama pada pra siklus. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA.

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus I adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan pra siklus .

4. Refleksi (Reflektion)

a. Kelebihan

(68)

69

lebih aktif dan lebih tertarik perhatiannya serta lebih fokus untuk mengamati film yang ditampilkan.

b. Kekurangan

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan hampir sesuai harapan, walaupun masih ada sedikit kekurangan yaitu pada pembagian waktu yang kurang tepat sehingga melebihi jam yang seharusnya. Selain itu juga pada penguasaan kelas yang masih kurang sehingga suasana akan juga kurang terkontrol, masih ada beberapa siswa yang sibuk sendiri.

c. Cara Mengatasinya

Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan beberapa ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide tersebut adalah membuat kelompok dan memberikan variasi dalam pembelajaran berupa nyanyian untuk menambah semangat belajar siswa.

(69)

70 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan rencana tindakan dari siklus-siklus sebelumnya. Dimulai dengan mempersiapkan RPP disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi absensi siswa, lembar observasi, lembar penilaian, soal pre tes dan pos tes, rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan program pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2016 jam 1-2 (07.15 – 08.25). Siswa yang hadir sebanyak 24 siswa. Materi yang diajarkan dalam pertemuan ini adalah mengidentifikasi keadaan awan dan menjelaskan dampak yang terjadi pada saat cuaca tertentu. Pada siklus II ini ide perbaikan yang digunakan adalah membuat kelompok dan memberikan variasi dalam pembelajaran berupa nyanyian untuk menambah semangat belajar siswa. Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya:

a. Kegiatan Awal

1) Guru memberikan salam dan memulai pembelajaran dengan mengucapkan basmalah dan berdoa sebelum memulai pelajaran. 2) Guru melakukan presensi kehadiran siswa dan mengkondisikan

kelas.

(70)

71 4) Guru mengajak bernyanyi bersama

5) Guru mengulas kembali materi yang diberikan pada pertemuan yang lalu.

6) Guru memberikan pre tes mengenai materi yang akan diajarkan. 7) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) EKSPLORASI

a) Guru memberikan contoh masalah dampak cuaca terhdap lingkungan.

b) Guru membimbing siswa untuk memahami cara untuk mengatasi dampak cuaca terhadap lingkungan tersebut.

2) ELABORASI

a) Guru menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada siswa.

b) Guru memutarkan film tentang dampak cuaca yang terjadi dilingkungan alam.

c) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok (sesuai dengan kelompok yang sudah dibetuk).

d) Siswa berkelompok untuk memecahkan masalah cuaca terhadap lingukungan yang diputarkan oleh guru.

(71)

72

g) Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara mandiri. 3) KONFIRMASI

a) Guru memberi pujian atas usaha siswa.

b) Guru memberi motivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif dalam pemebelajaran.

c) Guru memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran. c. Kegiatan Penutup

1) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.

2) Guru merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah terlaksana. 3) Guru bersama siswa menutup pembelajara dengan bacaa hamdalah

dan salam. d. Sumber Belajar

Buku Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III dan film pembelajaran.

(72)

73 3. Pengamatan (Observation)

Tahap observasi dikumpulkan data dari lembar hasil pengamatan guru dan siswa. Aspek yang diamati sama dengan siklus sebelumnya. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan ulang terhadap kinerja peneliti dan pengamatan terhadap kemampuan siswa mempresentasikan hasil diskusi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA.

Data yang dikumpulkan pada pelaksanaan siklus II adalah hasil observasi proses pembelajaran dan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran. Setelah data terkumpul menunjukkan bahwa hasil evaluasi dan hasil pengamatan lebih mengalami kenaikan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.

4. Refleksi (Reflektion)

a. Kelebihan

Berdasarkan pada lembar hasil pengamatan, secara umum peneliti melakukan proses pembelajaran sangat baik. Semua aspek yang diamati mengalami peningkatan. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar menunjukkan perubahan yang meningkat dibandingkan siklus sebelumnya.

b. Kekurangan

(73)

74

kekurangan sedikit pada pengelolaan kelas terjadi apabila tayangan media mengalami gangguan, sehingga diperlukan tindakan antisipasi.

c. Cara mengatasinya

(74)

75 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Sebelum penulis memaparkan hasil penelitian dan pembahasan terlebih dahulu penulis jelaskan kembali tentang tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah melalui media film (youtube) dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas III MI Ma’arif Kutowinangun Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, TahunAjaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas yang direncanakan menggunakan tiga siklus, selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan dengan standar kompetensi memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Penelitian ini setiap pembelajaran menggunakan lembar observasi bagi guru dan siswa juga soal pre tes dan pos tes untuk siswa. Adapun hasil dari penelitian yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian Siklus I

(75)

62

Tabel 4.1 Rekapitulasi Observasi Siswa Siklus I

No Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang

2. Berani mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik dans opan

5 11 8

Gambar

Gambar 1.1 Sistem Pengembangan Pembelajaran yang menampilkan
Gambar 1.2 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2008: 74)
Tabel 3.1 Daftar Sarana Ruang
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas III MI Ma’arif Kutowinangun
+7

Referensi

Dokumen terkait