BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Winkel (2006:162) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Tingkat keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Sedangkan menurut Suryabrata (2006:297) mengemukakan prestasi belajar adalah nilai sebagai rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan prestasi belajar selama masa tertentu.
Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar dan studi kemajuan prestasi belajar selama masa tertentu. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sekolah.
Setiap kegiatan yang dilakukan siswa akan menghasilkan suatu perubahan dalam dirinya, yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor (Purwanto, 2009:46). Hasil belajar yang diperoleh siswa diukur berdasarkan perbedaan tingkah laku sebelum dan sesudah belajar dilakukan. Salah satu indikator terjadi perubahan dalam diri siswa sebagai hasil belajar di sekolah dapat dilihat melalui
prestasi belajar berupa nilai yang diperoleh siswa pada akhir semester atau hasil ujian nasional.
2. Tujuan Belajar
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang lebih kondusif. Sistem itu terdapat beberapa komponen yang akan saling mempengaruhi seperti tujuan pembelajaran yang akan dicapai, materi belajarnya dan guru dan siswa yang akan berperan dalam hubungan sosial di sekolah. Tujuan belajar tersebut ada tiga jenis (Sardiman, 2011:26) :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan dan kemampuan berpikir adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Pada dasarnya tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir jika tidak memiliki pengetahuan sehingga kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki kecenderungan besar pada perkembangan didalam kegiatan belajar. Untuk itu peran guru sangat penting untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan dan memperkaya pengetahuannya.
b. Penanaman konsep dan ketrampilan dapat menjadi tujuan belajar yang harus dikembangkan. Ketrampilan bersifat jasmani dan rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan ada keterampilan gerak. Ketrampilan rohani merupakan ketrampilan lebih abstrak menyangkut persoalan penghayatan, ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu konsep atau masalah.
c. Pembentukan sikap meliputi pembentukan sikap mental dan perilaku peserta anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai. Oleh karena itu, guru tidak hanya sebagai pengajar yang tugasnya mentransfer ilmu tetapi benar-benar juga menerapkan nilai-nilai sebagai teladan kepada anak didik dengan perilaku-perilaku baik. Dengan dilandasi nilai-nilai itu akan tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktikkan segala sesuatu yang telah dipelajari.
3. Jenis-Jenis Belajar
Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Terdapat tiga jenis belajar (Mustaqim, 2008) :
a. Jenis belajar Keterampilan
Dalam lingkungan keluarga sebenarnya telah mulai belajar jenis ini, misalnya memungut benda-benda, mengenakan pakaian, memakai alat makan dan lain sebagainya. Saat memasuki bangku SD, anak-anak melanjutkan belajar keterampilan yang baru, seperti menulis dan menggambar. Selain itu dalam pendidikan non formal lebih banyak mendapatkan jenis belajar ini seperti menjahit, megetik, mengukir kayu. Hal yang biasa dilakukan untuk membimbing anak-anak belajar keterampilan motorik adalah adanya pemahaman dengan memberi penjelasan mengenai gerakan-gerakan apa yang harus anak-anak lakukan dengan urutan-urutannya bila perlu dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memperoleh pemahaman yang jelas, latihan awal yaitu perlu mendapatkan perhatian dengan adanya urutan gerak secara tepat dan teliti, setelah latihan awal memperoleh hasil sesuai tujuan sementara ditetapkan lalu barulah
anak-anak dibimbing menambah kecepatan aktivitasnya dilakukan sampai keterampilan tersebut lancar tanpa memikirkan urutan gerak, luwes dan cepat. b. Jenis Belajar Pengetahuan dan Pemahaman
Pendidik atau orang tua dalam membantu anak agar memperoleh kesan/tanggapan yang benar dan jelas. Dalam belajar pendidik atau orang tua memberikan kesempatan belajar kepada anak agar mengamati langsung atau dengan bantuan barang tiruan, gambar, rekaman, peta dan lain-lain. Dengan begitu anak akan lebih memahami dan memperoleh pengetahuan tentang apa yang telah dipelajari. Dalam tahapan akhir setelah memahami maka anak juga dituntut untuk memecahkan masalah yang telah mereka dapatkan atau megidentifikasi hal yang sudah dipelajari.
c. Jenis Belajar Sikap
Kecenderungan jiwa individu untuk menerima atau menolak sesuatu hal/ orang berdasarkan penilaian terhadap sesuatu tersebut bagi dirinya disebut sikap. Pada umumnya, sikap tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui proses panjang, mula-mula individu mengenal sesuatu, ingin mengerti atau paham tentang kebaikan atau manfaat dirinya, kemudian disusul perasaan suka atau tidak suka dan selanjutnya baru muncul sikap.
4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar individu. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (Rohmah, 2012:196) adalah sebagai berikut.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa. 1) Kondisi fisiologis : kondisi fisik dan kondisi panca indera
2) Kondisi psikologis : bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemandirian belajar dan kemampuan kognitif.
b. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa. 1) Faktor lingkungan : alam, sosial dan keluarga (orang tua)
2) Faktor instrumental : kurikulum/ bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan prasarana, administrasi manajemen
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah (2008:132) yang berasal dari internal siswa yaitu kemandirian belajar dan menurut Slameto (2010: 54-60) perhatian orang tua merupakan salah satu faktor prestasi belajar yang berasal dari eksternal siswa. Kedua faktor ini apabila diterapkan secara bersama dan saling mendukung akan menghasilkan prestasi belajar Ekonomi yang maksimal. Dalam penelitian ini memfokuskan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari faktor internal kemandirian belajar dan faktor eksternal perhatian orang tua.