• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

F. Prestasi Belajar Matematika

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang artinya hasil usaha (Arifin, 2009: 12). Menurut Mulyasa (2013:189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Sedangkan menurut Mulyasa (2013:189) belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diperolehnya melalui adanya pengalaman.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan perubahan tingkah laku melalui pengalamannya, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. (Susanto, 2013: 5). Kegiatan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dapat dilihat dari aspek pengetahuan, pemahaman, sikap, kebiasaan dan keterampilan. Prestasi belajar pada umumnya berkenaaan

dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa.

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:895) yaitu penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Sumadi (2006:297) prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut : “nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu dan ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010:54).

Faktor intern yaitu faktor dalam diri individu. Faktor intern terdiri dari tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan (Slameto, 2010:54). Faktor jasmaniah dibagi menjadi dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Seseorang dapat belajar dengan baik apabila

mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar. Seseorang yang cacat, belajarnya dapat terganggu.

Selain faktor jasmaniah, faktor psikologis juga mempengaruhi seseorang dalam belajar. Faktor psikologis terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan (Slameto,2010:55). Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Semakin tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat hasil belajar yang dapat dicapai. Jika intelegensinya rendah, maka kecenderungan hasil yang dicapainya pun rendah, meskipun demikian, tidak boleh dikatakan bahwa taraf prestasi belajar di sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya kurang, karena banyak faktor lain yang mempengaruhinya.

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang dalam belajar adalah minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto,2010:57). Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Belajar sangat dipengaruhi oleh minat seseorang. Apabila siswa tidak memiliki minat untuk belajar maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya dan hasil yang diperoleh juga tidak akan maksimal.

Selain minat, bakat juga mempengaruhi siswa dalam belajar, apabila materi yang diajarkan sesuai dengan bakat siswa hasil belajar yang

diperoleh akan lebih baik karena ia senang belajar. Kesiapan juga perlu diperhatikan dalam belajar, siswa yang sudah memiliki kesiapan akan memperoleh hasil belajar yang baik. Faktor kelelahan juga mempengaruhi siswa dalam belajar. Siswa dapat belajar dengan baik apabila menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2010:60). Keluarga adalah orang terdekat dengan siswa. Pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat berpengaruh pula terhadap prestasi belajar siswa, masyarakat dapat berpengaruh positif dan dapat berpengaruh negatif. Apabila siswa bergaul dengan masyarakat yang berpengaruh positif maka seseorang berperilaku positif. Sebaliknya apabila siswa bergaul dengan masyarakat yang berpengaruh negatif maka siswa cenderung berperilaku negatif juga.

Berdasarkan uraian di atas, prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari

dalam diri individu sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu. Namun di samping kedua faktor tersebut, keberhasilan siswa belajar sebagian besar terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri. Siswa akan berhasil apabila berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Sebaliknya, apabila belajar secara serampangan, hasilnya pun akan sesuai dengan usaha itu, bahkan mungkin tidak menghasilkan apa apa.

Dari paparan teori di atas, dapat disimpulkan prestasi belajar matematika adalah nilai ulangan yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan pembelajaran matematika. Hasil ini dapat dilihat dari evaluasi yang merupakan nilai yang menunjukkan keberhasilan siswa dalam memahami matematika.

Dokumen terkait