• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi Belajar Sosiologi di Madrasah Aliyah (MA) a.Pengertian Prestasi Belajar a.Pengertian Prestasi Belajar

PENYUSUNAN KERANGKA TEORITIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

2. Prestasi Belajar Sosiologi di Madrasah Aliyah (MA) a.Pengertian Prestasi Belajar a.Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari kata belanda yaitu Prestatie yang kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.31 Dalam bahasa kamus populer dijelaskan bahwa prestasi memiliki makna apa yang telah dapat diciptakan hasil pekerjaan dan hasil gemilang yang diperoleh dengan kerja keras. 32 Menurut Muhibbin Syah

“ prestasi belajaar merupakan hasil akhir yang dicapai seorang siswa ia

melakukan kegiatan belajar tertentu atau setelah ia menerima pelajaran

dari seorang guru pada suatu saat”.33

Dan Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna dari kedua kata tersebut. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). 34 30 http://coretanpenacianda.wordpress.com/2013/02/10/model-pembelajaran-make-a-match/ . 19/11/13 31

Zaenal arifin, evaluasi hasil instruksional, prinsip, teknik prosedur, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), h 2

32

Ibid, h. 3 33

Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,1993), Cet,h. 105

34

Kamus Besar Bahasa Indonesia, departemen pendidikan dan kebudayaan,1988, Jakarta : Balai Pustaka, h. 215

Sedangkan menurut Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. 35

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Slameto dalam bukunya “Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya”. bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 36

Muhibbin Syah bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Begitu juga menurut James Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari

35

Djamarah. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional. 1994 36

Slameto,Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta: PT Rineka Cipta,2010)

proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 37

Menurut Winkel melalui Sunarto mengatakan bahwa “prestasi

belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya”. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono prestasi belajar merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Berdasarkan beberapa batasan di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar.38

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:

1) Faktor intern. Dalam faktor ini dibahas 2 faktor yaitu: a) Faktor jasmaniah mencakup:

(1) Faktor kesehatan (2) Cacat tubuh

b) Faktor psikologis mencakup: (1) Intelegensi (2) Perhatian (3) Minat (4) Bakat 37

Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, ( Bandung : Remaja Rosda Karya,1993)

38

(5) Motivasi (6) Kematangan (7) Kesiapan c) Faktor kelelahan

2) Faktor ekstern Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu: a) Faktor keluarga mencakup:

(1) cara orang tua mendidik (2) relasi antar anggota keluarga (3) suasana rumah

(4) keadaan ekonomi keluarga (5) pengertian orang tua (6) latar belakang kebudayaan

b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, media masa, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat. 39

Selanjutnya Sumadi Suryabrata mengklasifikasikan faktor-faktor yang memepengaruhi belajar sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar dalam diri a) Faktor non-sosial dalam belajar

39

Slameto, Belajar& faktor- faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010).

Meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga)

2) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri a) Faktor fisiologi dalam belajar

Faktor ini terdiri dari keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi jasmani tertentu.

b) Faktor psikologi dalam belajar

Faktor ini dapat mendorong aktivitas belajar seseorang karena aktivitas dipacu dari dalam diri, seperti adanya perhatian, minat, rasa ingin tahu, fantasi, perasaan, dan ingatan.40

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono yaitu:

1) Faktor internal

a) Faktor jasmaniah, Faktor jasmaniah baik bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. b) Faktor psikologi, baik bawaan maupun yang diperoleh yang

terdiri atas:

(1) Faktor intelektif yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

40

Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta:PT Rineka Cipta,2010)

(2) Faktor non intelektif yaitu unsur -unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor Eksternal

a) Faktor sosial, yang terdiri atas : (1) Lingkungan kerja

(2) Lingkungan sosial (3) Lingkungan masyarakat (4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim

d) Faktor lingkungan spiritual.

Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Faktor intern adalah Faktor berkaitan dengan segala yang berhubungan dengan diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan dan faktor pribadi lainnya.

2) Faktor ekstern adalah Faktor berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri individu berupa sarapa dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, metode pembelajaran, kondisi social, ekonomi, dan lain sebagaianya.41

41

http://libraskyandri.blogspot.com//analisis-faktor-faktor-yang. 2010/01 html diakses pada tanggal 21 Desember 2013.

c. Definisi Ilmu Sosiologi

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari sifat manusia dan objeknya masyarakat.42 Secara etimologi sosiologi berasal dari kata

socius dan logos. Socius (bahasa latin) artinya teman, dan logos yang berarti kata, perkataan atau pembicaraan. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan kumpulan pengetahuan mengenai kajian masyarakat dan kebudayaan yang disusun secara sistematis dan logis.43

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Menurut Auguste Comte bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.44 Artinya, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga dan peradaban.

Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi dikutip dari Bambang Suteng, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial.45 Maka individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

42

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). Hal 13

43

Karjono Sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII.( Jakarta: Berdasarkan Kurikulum KTSP), h. 12

44

Sukanto Karjono,Belajar Sosiologi MA X,XI,XII, Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama,

2008).h.7 45

Bambang Suteng, Sosiologi SMA kelas X, 2006. Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama. Hal 4-5

Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial masyarakat.46 Pitirim A. Sorokin mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, kelurga, moral); selain itu sosiologi juga mempelajari tentang hubungan timbal balik tentang gejala sosial dengan gejala nonsosial dan secara umum gejala- gejala sosial yang lain. 47

Sejarah sosiologi berasal dari ilmu filsafat yang lahir pada saat- saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Dan Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari gejala yang umum ada pada setiap interaksi antar manusia. Jadi sosiologi merupakan dasar ilmu sosial yang umum, menyelidiki faktor-faktor sosial dalam bidang kehidupan apa pun juga. Dan kesimpulannya bahwa sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris, murni, abstrak, berusaha pengertian umum, rasional dan empiris, serta bersifat umum. 48

d. Tujuan Ilmu Sosiologi

Ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan sosiolgi ada empat yaitu fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.

46

Ibid h.6-5 47

http//wikipedia.org/wiki/definisi_Sosiologi diakses pada tanggal 8 maret 2014 48

Soejarno Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar , 1982. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hal 5-6

Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. 49

Kewajiban -kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah.

Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi. 50

Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.51

49

Karjono Sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII.( Jakarta: Berdasarkan Kurikulum KTSP)

50

http://id.wikipedia.org/wiki/Definisi_Sosiologi diakses pada 22/12/2013 51

http://irnaindriani.blogspot.com/2012/04/ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html. diakses pada 22/12/2013

e. Ruang lingkup Pembelajaran Sosiologi di MA

Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi di Madrasah Aliyah meliputi kajian tentang pengendalian sosial pada bahasan pengertian lembaga pengendalian sosial, tokoh sosiologi yang menjelaskan pengendalian sosial, jenis- jenis pengendalian sosial, cara pengendalian sosial, dan lembaga- lembaga pengendalian sosial.

Adapun penelitian yang dilakukan adalah mengukur prestasi belajar sosiologi siswa yang ada di kelas X1,X2, MA Annida Al Islamy pada pokok bahasan pengendalian sosial yang ada pada semester genap. Secara garis besarnya materi kelas X tentang Pengendalian Sosial dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengertian Pengendalian sosial

Pengendalian sosial merupakan tindakan pengawasan terhadap kegiatan atau perilaku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari norma dan nilai sosial yang berlaku. Jadi pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang.52

Menurut Peter L. Berger Lembaga Pengendalian Sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.

Di dalam kehidupan masyarakat keteraturan dapat ditegakkan melalui kedisiplinan setiap anggota masyarakat di dalam memegang teguh sistem nilai dan norma yang telah disepakati bersama maka diperlukan upaya pengendalian sosial agar setiap anggota masyarakat tidak menyimpang dari sistem nilai dan sistem norma yang berlaku.

Sedangkan menurut Bruce C. Cohen Lembaga Pengendalian Sosial adalah suatu proses baik direncanakan maupun tidak direncanakan yang bertujuan untuk mengajak membimbing atau

52

Karjono sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII. Jakarta: Berdasarkan kurikulum KTSP. Hal 65

bahkan memaksa warga agar mematuhi nilai kaidah yang berlaku.53

2. Cara Pelaksanaan Pengendalian Sosial

Cara pelaksanaan pengendalian sosial dalam masyarakat yaitu Cara Persuasif dimana cara ini dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Dan cara koersif yaitu uapaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat bersedia bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. 54

3. Jenis- Jenis Pengendalian Sosial

Adapun jenis- jenis pengendalian sosial a) Gosip

Gosip merupakan berita yang menyebar belum tentu berlandaskan pada kenyataan fakta. Jadi berita gosip masih diragukan kebenarannya sebab sering kali berita dalam gosip tidak jelas. Contoh pada umumnya orang tidak senang bila menjadi sasaran gosip sebab gosip menyebabkan perubahan sikap. Oleh karena itu orang akan berusaha agar tidak menjadi sasaran gosip. Oleh karena orang akan berusaha agar tidak menjadi sasaran gosip. Gosip menjadikan seseorang menyadari kesalahannya berusaha bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Dengan demikian gosip bisa menjadi sala satu cara pengendalian sosial. 55

b) Teguran

Teguran adalah peringatan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain. Tujuan dari teguran menyadarkan pihak yang

53 Ibid hal 65 54 Ibid hal. 66 55 Ibid hal. 66

melakukan perilaku menyimpang sehingga dengan demikian diharapkan pihak tersebut tidak akan mengulangi tindakannya. c) Hukuman atau Sanksi

Hukuman adalah perlakuan tertentu yang sifatnya tidak mengenakan menimbulkan penderitaan yang diberikan kepada pihak pelaku perilaku menyimpan. Pemberiaan hukuman hanya kepada pihak berwenang saja.

d) Pendidikan

Pendidikan adalah lembaga pengendalian sosial yang penting. karena melalui pendidikan orang tahu, memahami, mengakui, dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

e) Agama

Agama merupakan pedoman hidup baik dalam berhubungan dengan tuhan maupun dengan sesama manusia, agama mengajarkan apa yang baik dan tinggalkan apa yang buruk. 56 4. Macam-macam lembaga pengendalian sosial

Lembaga-lembaga pengendalian sosial dalam pelaksanaanya di dalam masyarakat dikenal adanya lembaga sosial yang berperan dalam melaksanakan pengendalian sosial yaitu57

a. Kepolisian

Di Indonesia keberadaan kepolisian secara konstitusional diatur dalam pasal 30 ayat 4 UUD 1945. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat melindungi, mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

56

Karjono sukatma, Belajar Sosiologi MA X,XI,XII. Jakarta: Berdasarkan kurikulum KTSP. Hal 65

57

Bambang suteng. Sosiologi SMA kelas X, 2006. Jakarta: PT Phebeta Aneka Gama. Hal 163

b. Peradilan

Lembaga peradilan berfungsi memberikan putusan hukum kepada warga masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap norma-norma hukum. Putusan peradilan sangat penting artinya dalam menyelesaikan persoalaan hukum melalui putusan peradailan menjadi jelas status hukum dari sebuah persoalan hukum.

c. Adat istiadat

Adat istiadat merupakan lembaga sosial yang terdapat di masyarakat yang masih memegang teguh tradisi. Di indonesia tertuma di pelosok-pelosok desa. Warga masyarakat yang melanggar adat atau tradisi akan dikenakan sankksi

d. Tokoh masyarakat

5. Tokoh masyarakat adalah individu- individu warga masyarakat yang dianngap memilki pengaruh atau wibawa tertentu oleh warga masyarakat lainnya. Tokoh masyarakat biasanya menjadi tempat tujuan warga dalam persoalan- Macam-macam lembaga pengendalian sosial

6. Fungsi pengendalian sosial

Menurut Koentjaraningrat fungsi pengendalian sosial sebagai berikut.58

a. Mempertebal Keyakinan Masyarakat tentang Kebaikan Norma Norma diciptakan oleh masyarakat sebagai petunjuk hidup bagi anggotanya dalam bersikap dan bertingkah laku, agar tercipta ketertiban dan keteraturan dalam hidup bermasyarakat. Untuk mempertebal keyakinan ini dapat ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah.

Pendidikan di lingkungan keluarga merupakan cara yang paling pokok untuk meletakkan dasar keyakinan akan norma pada

58

http://irnaindriani.blogspot.com/2012/04/ilmu-pengetahuan-dan-sosiologi.html 18/12/2013.

diri anak sejak dini. Selanjutnya, seiring dengan pertambahan usia anak, maka lingkungan sosialisasinya juga semakin luas, sehingga masyarakat dan sekolah juga turut berperan dalam mempertebal keyakinan terhadap norma-norma.

Selain itu dilakukan dengan sugesti sosial. Cara ini dilakukan dengan memengaruhi alam pikiran seseorang melalui cerita-cerita, dongeng-dongeng, karya-karya orang besar, atau perjuangan pahlawan.

Misalnya cerita mengenai seorang anak yang taat beribadah. Tujuannya memberikan gambaran pada seseorang untuk dapat mengambil hikmah dari hal-hal tersebut. Cara lainnya adalah dengan menonjolkan kelebihan norma norma pada saat mengenalkan dan menanam kannya pada diri anak. Maksudnya agar anak tertarik untuk mempelajari, menghayati, dan mengamalkan norma-norma itu dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

b. Memberikan Imbalan kepada Warga yang Menaati Norma

Pemberian imbalan ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dalam diri orang-orang yang berbuat baik agar mereka tetap melakukan perbuatan yang baik dan menjadi contoh bagi warga lain. Imbalan ini dapat berupa pujian dan penghormatan. Apabila perbuatan tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial, maka imbalan yang diberikan dapat berupa penghargaan yang lebih tinggi.

c. Mengembangkan Rasa Malu

Dapat dipastikan bahwa setiap orang mempunyai 'rasa malu. Terutama apabila telah melakukan kesalahan dengan melanggar norma sosial. Masyarakat yang secara agresif mencela setiap perbuatan yang menyimpang dari norma-norma dengan melemparkan gosip dan gunjingan akan memengaruhi jiwa seseorang yang melakukan penyimpangan tersebut. Sifat

demikian menimbulkan kesadaran dalam diri seseorang bahwa perbuatannya mendatangkan malu. Oleh karena itu ia akan menjauhkan diri dari perbuatan menyimpang itu.

d. Mengembangkan Rasa Takut

Rasa takut mengakibatkan seseorang menghindarkan diri dari suatu perbuatan yang dinilai mengandung risiko. Oleh karena itu orang akan berkelakuan baik, taat kepada tata kelakuan atau adat istiadat karena sadar bahwa perbuatan yang menyimpang dari norma-norma akan berakibat tidak baik bagi dirinya maupun orang lain. Rasa takut biasanya muncul dalam diri seseorang karena adanya 'ancaman'.

Misalnya, seseorang yang mencuri atau membunuh diancam dengan hukuman penjara. Selain itu, hampir semua agama mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berbuat baik karena perbuatan yang tidak sesuai dengan norma-norma akan mendapatkan hukuman di akhirat.

e. Menciptakan Sistem Hukum

Setiap negara memiliki sistem hukum yang berisi perintah dan larangan yang dilengkapi dengan sanksi yang tegas. Hukum mengatur semua tindakan setiap warga masyarakatnya, agar tercipta ketertiban dan keamanan.

1) Hukuman pidana, diberlakukan bagi orang-orang yang melanggar peraturan-peraturan negara, seperti membunuh, mencuri, dan merampok.

2) Kompensasi adalah kewajiban pihak yang melakukan kesalahan untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang dirugikan akibat kesalahan tersebut. Misalnya, orang yang mencemarkan nama baik orang lain dapat dituntut di pengadilan dengan ganti rugi berupa sejumlah uang.

3) Terapi adalah inisiatif untuk memperbaiki diri sendiri dengan bantuan pihak-pihak tertentu. Misalnya pengguna narkotika yang masuk ke panti rehabilitasi ketergantungan narkoba. 4) Konsolidasi adalah upaya untuk menyelesaikan dua pihak yang

bersengketa, baik secara kompromi maupun dengan mengundang pihak ketiga sebagai penengah (mediator)