• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEOREITIS

B. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan pengetahuan peserta didik sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi tujuannya untuk mengetahi prestasi yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Winkel mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melalui proses pembelajaran.

Adapun pengertian prestasi belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah hasil yang diperoleh atau didapatkan berupa kesan-kesan yang mengakibatkan

30 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: kalam Mulia, 2010), h. 21.

perubahan dari dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau respon yang disebabkan oleh pengalaman. Singkatnya, pembelajaran akan memberikan perubahan pada tingkah laku diri. Pada hakikat belajar mengajar, anak adalah subjek dan objeknya kegiatan mengajar. Oleh karena itu inti dari proses belajar mengajar tidak lain adalah kegiatan belajar peserta didik dalam mencapai suatu tujuan mengajar. Tujuan pengajaran tentu saja akan tercapai jika peserta didik secara aktif berusaha mencapainya. 31

Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi belajar dan mengajar.

belajar merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari adanya interaksi, proses, dan evaluasi. Interaksi antara pendidik dan pesrta didik untuk melakukan proses pembelajaran dan evaluasi belajar agar hasilnya memuaskan. 32

Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar yang diperoleh. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pasal 1 berbunyi:

Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual, dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang akan dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. 33

31 Sobron Adi Nugraha dkk, Studi Pengaruh Daring Learning terhadap Hasil Belajar Matematika, vol. 01 no. 3 (Agustus 2020), h. 270-271. https://media.neliti.com. (Diakses 12 Juni 2021)

32 Edy Saputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar (Sukabumi:

Haura Publishing, 2020), h. 25.

33 Tim Penyusun, Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 2014.

Setiap proses memiliki tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiiki setelah mengalami pengalaman melalui proses pembelajaran. Biasanya Prestasi belajar berupa angka, simbol, huruf, maupun kalimat.

Perubahan perilaku dalam hal ini seperti yang disebabkan oleh proses kematangan fisik, kemampuan, kelelahan, dan kebosanan tidak dipandang sebagai proses pembelajaran.

b. Indikator Prestasi Belajar

Hal yang utama dalam memperoleh data prestasi belajar adalah dengan mengetahui garis besar indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom dengan taxsonomy of education objectives membaginya pada tiga ranah, yaitu:

1) Aspek Kognitif

Dimensi kognitif merupakan kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Kawasan kognitif merupakan kawasan yang membahas tujuan pembelajaran yang berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat yang paling tinggi, yakni evaluasi.34

2) Aspek Afektif

Dimensi afektif merupakan kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi.

3) Aspek Psikomotorik

Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual. Sebagaimana kedua aspek yang lain. Aspek

34 Jamil Suprihatinungrum, Strategi Pembelajaran, (Teori & Aplikasi), (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 39-45.

ini juga mempunyai beberapa tingkatan. Urutan yang paling sederhana hingga paling kompleks, yaitu persepsi, kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi. 35

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.

Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.36 Perubahan yang terjadi sebagai akibat kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh individu perubahan itu adalah hasil yang dicapai dari proses belajar. Jadi untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan faktor dari luar individu.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar, yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik yang dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor internal meliputi faktor fisiologis, psikologis dan kelelahan.

a) Faktor Fisiologis, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik peserta didik.

b) Faktor Psikologis, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan keadaan psikologis peserta didik.

c) Faktor kelelahan, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan lelahnya jasmani dan rohani peserta didik.

b. Faktor eksternal

35 Jamil Suprihatinungrum, Strategi Pembelajaran, (Teori & Aplikasi), (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 39-45.

36 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Cet. IV; Jakarta:

Prenamedia Group, 2016), h. 12.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, dalam hal ini Syah menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mampu memengaruhi hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat yaitu:

a) Faktor Keluarga, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan cara orang tua dalam mendidik, relasi antar anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga, suasana rumah, perhatian orang tua serta latar belakang kebudayaan.

b) Faktor Sekolah, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan metode pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin kepala sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar serta tugas rumah.

c) Faktor Masyarakat, yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan peserta didik dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, serta kehidupan masyarakat. 37

37 Ni Nyoman Parwati, Belajar dan Pembelajaran (Jawa Barat: Rajagrafindo Persada, 2018), h. 36.

Dokumen terkait