• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip koordinasi (Principle of coordination) Prinsip koordinasi merupakan tindak lanjut

Dalam dokumen ABD. RAHMAN RAHIM & EDI JUSRIADI (Halaman 71-76)

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN Standar Kompetensi Kompotensi Dasar

C. Pengertian Pengorganisasian 1. Organizing

10. Prinsip koordinasi (Principle of coordination) Prinsip koordinasi merupakan tindak lanjut

dari prinsip-prinsip organisasi lainnya, karena koordinasi yang dimaksudkan merupakan sinkronisasi dan integrasi segala tindakan supaya terarah sesuai sasaran yang ingin dicapai.

Contohnya suatu perguruan tinggi yang terdiri dari beberapa fakultas dan unit-unit kerja yang memiliki tugas masing-masing cenderung hanya memberikan perhatian sepenuhnya terhadap tugas di fakultas atau unitnya masing-masing dan kemungkinan melupakan tujuan perguruan tinggi atau universitas secara umum, oleh karena itu untuk mencegah hal yang demikian haruslah ada usaha mengembalikan gerak yang memisahkan melalui kegiatan koordinasi.

Kegiatan koordinasi dapat menghindari konflik, duplikasi tugas, pengganguran kerja, melenyapkan kepentingan unit, dan memperkokoh

kerja sama antar unit. Kegiatan koordinasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Mengadakan pertemuan resmi antara unit-unit dalam organisasi untuk menjelaskan informasi atau kebijakan organisasi yang mesti diketahui unit-unit tersebut.

b) Mengangkat seseorang atau membuat tim yang khusus bertugas untuk mensosialisasikan kebijakan organisasi kepada unit-unit dalam organisasi.

c) Membuat buku pedoman atau membuat standar operasional (SOP) yang berisi tugas dan wewenang setiap unit dalam pelaksanaan tugasnya dalam suatu organisasi.

d) Mengadakan silaturahim atau pertemuan nonformal

e. Makna Jabatan dalam Struktur organisasi

Jabatan yang dimiliki manusia merupakan amanah dari Allah swt dan manusia yang harus kita pertanggungjawabkan. Makna jabatan dijelaskan dalam Al-quran surah Ali Imran 26 dan 104:







26. Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.





104. dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[217]; merekalah orang-orang yang beruntung.

Surah Ali-Imran ini mengingatkan kepada ummat manusia bahwa Allah swt punya kuasa terhadap segala kehidupan kita dimuka bumi ini termasuk jabatan, sehingga jabatan itu seharusnya digunakan untuk hubungan yang bersifat vertikal dan horizontal.

Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Pertanyaanya kemudian adalah……. Bagaimana cara agar jabatan itu menjadi sarana ibadah……?.

Agar jabatan bisa menjadi sarana ibadah maka ada dua hal yang pokok yaitu cara mendapatkannya dan pemanfaatan jabatan. Oleh karena itu islam memberi petunjuk bahwa agar jabatan itu bermakna ibadah maka perlu menghindari hal-hal berikut:

1. Jabatan diperoleh tidak dengan cara yang batil, misalnya suap menyuap (risywah)

Cara batil ini ditegaskan dalam Al-quran surah al-Baqarah:188:





188. dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.

2. Tidak dengan rekayasa negatif misalnya curang atau menfitnah

3. Tidak berlaku zalim Makna pemanfaatan jabatan

a. Memberi peluang beribadah kepada Allah swt b. Memberi peluang memberi manfaat kepada orang

lain

c. Memberi peluang menyejahterakan kehidupan d. Memberi peluang untuk berdakwa

menyebarluaskan syiar islam

The Liang Gie, struktur organisasi adalah kerangka yang mewujudkan pola tetap dari hubungan-hubungan di antara bidang-bidang kerja, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan dan peranan masing-masing dalam kebulatan kerja sama.

Malayu S.P. Hasibuan menyatakan bahwa struktur organisasi adalah suatu gambar yang mengambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan, jenis wewenang pejabat, bidang, hubungan pekerjaan, garis perintah, rentang kendali, dan sistem pimpinan organisasi.

Struktur organisasi akan memudahkan dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang pola kerja suatu organisasi. Informasi apa saja yang terkandung dalam struktur organisasi, dapat dilihat pada penjelasan berikut ini:

1. Tipe organisasi

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang tipe organisasi yang digunakan, apakah menggunakan tipe line organization, staf organization,atau function organization.

2. Pendepartemenan bidang pekerjaan

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang dasar dalam pendepartemen bidang pekerjaan, sehingga dapat memberikan informasi mengenai tugas, wewenang, dan tangunggjawab masing-masing berdasarkan departemenya.

3. Kedudukan dan tingkatan

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang tingkatan kedudukan seseorang, apakah dia masuk dalam kategori top manager, middle manager, atau low manager.

4. Jenis wewenang

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang jenis dan batasan wewenang setiap bagian/tingkatan dalam organisasi, sehingga pelaksanaan tugas dapat terlaksana berdasarkan job deskcription. Jenis wewenang yang dimaksudkan apakah sifatnya line authority, staf authority, atau functional authority.

5. Rentang kendali

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang rentang kendali secara kuantitatif setiap departemen dalam organisasi.

6. Manajer dan bawahan

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang pola perintah dan tanggungjawab antara pimpinan dan bawahan.

Artinya perlu ada pembedaan siapa yang memberi

perintah (atasan), dan siapa yang menerima dan melaksanakan perintah (bawahan)

7. Tingkat manajemen

Struktur organisasi yang baik harus mengambarkan tentang tingkat manajemen, artinya struktur organisasi tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan secara perorangan, tetapi juga hierarki manajemen secara keseluruhan, yang mengatur sumber perintah dan pertanggungjawabab perintah.

8. Pimpinan organisasi

Struktur organisasi yang baik harus memberikan informasi tentang pengelompokan pimpinan organisasi yang digunakan apakah sifatnya pimpinan tunggal, kolektif, presidium, atau formatur.

Struktur organisasi adalah suatu sistem jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi sertaukuran satuan kerja.Struktur organisasi ada dua macam, struktur organisasi formal dan struktur organisasi informal yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Struktur organisasipun mempunyai tipe-tipe seperti organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi lini staf dan fungsional, organisasi proyek dan matriks.

Dalam dokumen ABD. RAHMAN RAHIM & EDI JUSRIADI (Halaman 71-76)

Dokumen terkait