ABD. RAHMAN RAHIM & EDI JUSRIADI
KATA PENGANTAR
Dengan kesadaran dan keikhlasan hati yang tulus suci untuk terus berusaha guna melahirkan perubahan akhirnya “Buku Pengantar Manajemen dengan judul Buku Urgensi Manajemen dapat selesaikan dengan baik walaupun “Tak ada gading yang tak retak”.
Seribu langkah tetap diawali dari langkah pertama, seribu kesuksesan tidak lepas dari nafas, doa, kerja keras, kerja tuntas, kerja cerdas, dan restu orang-orang diseliling kita.
Bahan Ajar ini disusun untuk menambah literatur dibidang manajemen sekaligus memudahkan proses belajar mengajar sehingga mahasiswa lebih mudah mengakses informasi atau materi yang berkaitan dengan mata kuliah Pengantar Manajemen.
Buku Pengantar Manajemen membahas tentang histori manajemen, basic teori, konsep, prosedur, fungsi-fungsi manajemen, sarana manajemen, kepemimpinan syariah dan manajemen SDM. Buku ini lebih menekankan pada pendekatan Contextual Teaching Learning, yang dimaksudkan agar mahasiswa bisa lebih memahami konsep ilmu manajemen, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan, materi bahan ajar bukan hanya reorentasi teori akan tetapi juga diarahkan pada aplikasi dilapangan atau dunia nyata.
Makassar, Maret 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I : MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DAN KONSEP
A. Pendahuluan ... 1
B. Sejarah Perkembangan Manajemen ... 1 C. Konsep Dasar Manajemen ... 6
D. Prinsip Manajemen .... 11 E. Ugensi Manajemen .... 17
BAB II : TINJAUAN MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF SYARIAH DAN KONVENSIONAL
A. Pendahuluan ... 20
B. Manajemen Perspektif Islam …. 20 C. Manajemen Perspektif Pakar …. 24 BAB III : SARANA MANAJEMEN
A. Pendahuluan ... 42
B. Komponen Sarana Manajemen ... 43 BAB IV : FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
A. Pendahuluan ... 42
B. Komponen Fungsi-Fungsi Manajemen ... 43 C. Perencanaan (Plenning) …. 44
D. Pengorganisasian (organizing) ….. 55 E. Pengertian Staffing ….. 69
F. Pengertian Directing / Commanding ... 69 G. Pengertian Actuating ….. 69
H. Pengertian Controling …. 70
BAB V : MANAGEMENT LEADER AND LEADERSHIP A. Pendahuluan ... 80
B. Pengertian dan Peran Manajer …. 81
C. Tingkatan Tugas dan Keterampilan Manajer .... 85 D. Memaknai Jabatan Sebagai Amanah ….. 86 E. Bercermin pada Kepemimpinan Islami …. 97
F. Kunci Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW … 100 G. Prophetic Leadership Vs Krisis Kepemimpinan ...111 BAB VI : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pendahuluan …. 118
B. Urgensi Manajemen Sumber Daya Manusia …. 119 C. Perencanaan Sumber Daya Manusia …. 123 D. Analisis Pekerjaan …. 127
E. Proses Rekrutmen …. 129
F. Seleksi Sumber Daya Manusia …. 130 G. Penempatan Sumber Daya Manusia …. 131 H. Pelatihan dan Pengembangan …. 133
I. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia … 136
J. Instrumen Evaluasi Kinerja …. 137
Bagian I
MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF SEJARAH DAN KONSEP
Standar Kompetensi Kompotensi Dasar Memahami Sejarah
dan konsep manajemen
1. Mendeskripsikan konsep manajemen dalam perspektifsyariah dan konvensional
2. Membandingkan konsep dan aplikasi teorimanajemen syariah dan konvensional
A. Pendahuluan
Manajemen telah dipraktekkan sejak lama akan tetapi belum dianggap sebagai ilmu. Menurut perspektif syariah (islam) bahwa manajemen itu ada sejak proses penciptaan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini (Al-Baqarah : 30), sedangkan dalam pandangan konvensional dijelaskan bahwa manajemen sudah dipraktekkan pada saat pembangunan piramida giza di Mesir. Secara konsep bahwa manajemen itu penting untuk mengatur aktivitas guna mencapai tujuan secara efektif dan efesien melalui pemanfaatan sarana manajemen dan fungsi-fungsi manajemen.
B. Sejarah Perkembangan Manajemen
Istilah manajemen telah tercatat dalam berbagai kegiatan
keagamaan, politik, kenegaraan, sosial, dan budaya kehidupan
masa lalu. Memang, kita tidak menemukan catatan lengkap tentang aktivitas mereka apalagi tentang keilmuan manajemen namun kita dapat melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan dari aktivitas para nenek moyang manusia tersebut. sebagai contoh ketika Allah SAW akan menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah di muka bumi. Proses penciptaan Nabi Adam itu diawali dari proses dialog antara Allah SAW dengan malaikatnya, artinya Allah memiliki kuasa untuk melakukan itu, akan tetapi ide itu perlu didiskusikan dengan para malikat, proses inilah yang dikatakan manajemen, artinya manajemen ada sejak adanya kehidupan ini. Pentingnya dialog dalam mengambil keputusan sebagai bagian dari manajemen dipertegas dalam Al-quran Surah al-Baqarah:30:
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (Al-Baqarah:30)
Aspek manajemen dalam surah Al-Baqarah: 30 ini terletak pada adanya ide, diskusi ide untuk mendapatkan feedback, dan pengambilan keputusan. Sedangkan dalam perspektif konvensional ditandai proses pembangunan piramida Giza di Mesir, Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun dengan penggunaan peralatan yang masih tradisional. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang, tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia, bahan baku, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat dibuktikan
sekitar tahun 1400-an di Kota VenesiaItalia, yang ketika itu
menjadi pusat perekonomian dan perdagangan. orang Venesia
memiliki sistem pergudangan, manajemen sumber daya
manusia, dan sistem akuntansi yang bagus. Tahun 1776,
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi
klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan
berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai
contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus maka perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari.
Peristiwa lain yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah revolusi industri di Inggris. Revolusi industri menjadi cikal bakal dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
Keinginan akan adanya perubahan mulai nampak ketika
James Watt Jr. (1769-1848), Robert Owen (1771-1858), dan
Charles Babbage (1792-1871), memulai masa pencarian dan
pemetaan tentang berbagai cara baru untuk mengelola suatu
perusahaan. Jika Babbage dikenal sebagai bapak komputer
maka Taylor dikenal sebagai ”Bapak Manajemen Ilmiah”.
Pendekatan baru yang diperkenalkannya sangat mempengaruhi praktik manajemen. Setelah itu banyak para ahli yang mengemukakan teori-teorinya dalam bidang manajemen dan organisasi perusahaan.
Menurut Manullang (2004:19) bahwa diskusi secara tertulis dalam bidang manajemen, baru dimulai tahun 1970.
Sehingga Beishline (Manullang, 2004:19) menggolongkan sejarah perkembangan manajemen dalam tiga bagian, yaitu:
manajemen konvensional, manajemen sistematis/Ilmiah, dan manajemen modern. Untuk menjelaskan masa perkembangan manajemen dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Manajemen Konvensional/Tradisional
Manajemen konvensional biasa disebut manajemen tradisional, kenapa….?, karena manajer dalam menjalankan fungsinya senantiasa mendasarkan pengambilan keputusan pada tindakan-tindakan yang diambilnya pada masa lampau atau tradisi yang ada.
Sehingga pengalaman manajer memegang peranan penting, akan tetapi apabila di tinjau dari aspek implementasi fungsi-fungsi manajemen maka manajemen konvensional kurang efektif dan efesien digunakan khususnya untuk organisasi besar.
2. Manajemen Sistematis/Ilmiah
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul “principles of scientific management” pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, F. W. Taylor, mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." (dalam Hasibuan, 2006:6-7).
3. Era Manajemen Modern
Era manajemen modern ditandai perpaduan operation research and management science. Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur operation research lebih mengarah pada aliran iImu manajemen modern.
Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah- masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih rasional kepada para manajer dalam membuat putusan, seperti dalam hal penganggaran, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Menurut Muh Akbar menyatakan bahwa perubahan
lain dalam era manajemen modern dalam hal persepsi
tentang pelanggan dan struktur organisasi dalam bidang
bisnis, dimana dalam era manajemen modern posisi pelanggan sangat sentral dalam manajemen bisnis, keberadaan pelanggan harus dilihat dengan memakai kaca mata tiga dimensi, jangan lagi memakai kaca mata kuda.
Dalam manajemen tradisional tingkatan struktur yang paling puncak adalah CEO dan posisi pelanggan paling rendah, akan tetapi era modern saat ini ditengah kompetisi bisnis, maka pola struktur tersebut berubah dimana pelanggan menempati posisi puncak, karyawan, manajer, posisi paling rendah CEO, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Perubahan mindset dalam bisnis harus dibarengi
perubahan sikap semua bagian dalam organisasi. Menurut
Donald Keough mantan presiden coca cola menyatakan
bahwa sukses atau gagalnya suatu bisnis tergantung sikap
manajemennya, sikap merupakan keadaan pikiran yang
dipengaruhi kecenderungan perasaan, gagasan dan tindakan.
Manajemen modern lebih demokratis dimana partisipasi semua bagian dalam pengambilan keputusan sangat diperhatikan.
C. Konsep Dasar Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin “ mantis/manus”
yang berarti tangan, dan “agree” yang berarti melakukan, kemudian kata-kata ini digabung menjadi kata kerja
“manager” yang diterjemahkan dalam bahasa inggris to manage dan dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
“manajemen”, yang berarti mengatur, mengurus, mengelola, menjalankan, membina, dan memimpin.(Hasibuan, 2006:1).
Apa yang diatur dalam manajemen....? menurut Hasibuan (2006:1-2) dan Manullang (2004:5-6) bahwa yang diatur dalam manajemen adalah sarana manajemen yang terdiri dari manusia (men), uang (money), metode (methods), bahan baku (materials), peralatan (machines), dan pasar (market). Sarana manajemen (6M) ini akan berdaya guna dan berhasil guna atau akan menjadi efektif dan efesien bila diatur melalui fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC (plenning, organizing, actuanting, and controling). Untuk memudahkan memahami konsep manajemen maka dapat digunakan panduan 5W + 1 H sebagai berikut:
1. What : Apa yang diatur dalam manajemen yaitu sarana
manajemen (6M) yang terdiri dari sumber daya manusia
(SDM), sumber daya alam (SDA), modal, peralatan, metode, dan pasar.
2. Why : Kenapa harus diatur yaitu agar pekerjaan yang dilakukan dapat berhasil guna dan berdaya guna.
3. Who : Siapa yang mengatur fungsi-fungsi manajemen yaitu pimpinan, individu, dan kelompok.
4. Where : dimana diatur fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu didalam organisasi/lembaga.
5. How : Bagaimana mengaturnya yaitu melalui fungsi- fungsi manajemen yaitu POAC (plenning, organizing, actuanting, and controling).
Manajemen dan organisasi pada dasarnya bukanlah suatu
tujuan, akan tetapi hanya sebagai alat atau wadah untuk
memudahkan mencapai suatu tujuan yang diinginkan baik
secara individual, kelompok, dan institusi, sehingga makna
manajemen dapat dipahami melalui dua hal, yaitu: teori dan
praktek manajemen. Dalam aktivitas manajemen ada yang
mendahulukan aspek teori dari pada praktek, disisi lain ada
pula yang mendahulukan aspek praktek dari pada teori dan
mengkombinasikan antara teori dan praktek. Kafi Kurnia
dalam bukunya anti marketing (2006) melandaskan aktivitas
bisnis dan pemasaran berdasarkan praktek manajemen yang
mengabaikan teori sebagai rujukan awal, anti marketing oleh
kafi kurnia dianggap sebagai marketing langsung praktek.
Sedangkan Tanri Abeng (2007) mengkombinasikan antara teori dan praktek dalam menjalankan aktivitasnya baik sebagai pengusaha, pendidik, organisasi profesi, dan sebagai menteri BUMN pada era kepemimpinan Soeharto 1998.
Walaupun manajemen dan organisasi itu hanya alat atau wadah, tetapi perlu diatur dengan baik untuk menghindari terjadinya mismanagement karena dampaknya akan terjadi pemborosan sumberdaya. Bila kita mempelajari beberapa literatur manajemen, maka istilah manajemen mengandung tiga pengertian utama (Manullang, 2004:1) yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses
Haiman (Manullang, 2004:1), mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan George R.
Terry (Hasibuan, 2006:2), mengatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan- tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat
disimpulkan bahwa pertama adanya tujuan yang ingin
dicapai, dalam manajemen perlu ada tujuan yang jelas
yang akan dicapai sehingga memudahkan pimpinan atau anggota organisasi membuat program-program untuk mencapai tujuan tersebut. kedua, dalam mencapai tujuan dapat mempergunakan kegiatan orang lain, dalam teori organisasi dan manajemen sumberdaya manusia dikenal konsep delegasi. Delegasi berarti memberikan kepercayaan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan yang ditetapkan artinya seorang pimpinan tidak perlu bekerja secara teknis akan tetapi hanya membuat kebijakan sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai melalui kerja orang lain atau bawahan. ketiga, kegiatan- kegiatan orang lain tetap perlu diawasi.Proses pendelegasi tugas atau wewenang kepada orang lain atau bawahan tetap harus dilakukan pengawasan guna memastikan apakah pelaksanaan tugas sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku.
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen
Suatu organisasi didalamnya ada aktivitas manajemen
yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki
karakteristik berbeda-beda, sehingga diperlukan
pendekatan manajemen. Aktivitas yang dimaksudkan
adalah POAC (plenning, organizing, actuanting, and
controling).
Pelaksanaa fungsi-fungsi manajemen ini dikendalikan oleh seorang manajer atau pemimpin agar efektif dan efesien guna mencapai tujuan manajemen atau organisasi yaitu profit motif atau non-profit motif (pelayanan).
3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.
Chester I Barnard dalam bukunya The function of the executive, mengakui bahwa manajemen itu adalah seni dan juga sebagai ilmu, pendapat ini diperkuat oleh pendapat Henry Fayol, Alfin Brown, Harold Koontz, Cyril O’donnel, dan George R. Terry. Artinya untuk menggerakan dan mengelolah organisasi tidak cukup dengan ilmu yang kita miliki, tapi perlu pendekatan estetika, jadi keteladanan pimpinan sangat penting sebagai seorang pemimpin.
Hasil penelitian Edi Jusriadi (2010) menunjukkan
bahwa diantara lima variabel yang diteliti yaitu keteladanan
pimpinan, kompensasi, pengawasan melekat, sanksi hukum,
dan lingkungan kerja, hasil penelitian menunjukkan bahwa
keteladanan pimpinan merupakan variabel yang dominan
mempegaruhi seseorang untuk disiplin dalam bekerja. Dengan
asumsi bahwa kalau pimpinan disiplin maka akan ada beban
moral bawahan untuk tidak disiplin dalam bahasa bugis
makassar dikenal dengan istilah “masisiri” artinya malu-malu.
Manajemen bukan hanya merupakan konsep barat, akan tetapi Agama Islam juga memberikan penekanan pentingnya manajemen dalam Al-Quran surah Ash-shaff :4:
4.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff:4).
Surah Ash-Shaff ini memberikan pemahaman petingnya pengaturan/manajemen, bahkan ditegaskan bahwa perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah perbuatan yang tidak direncanakan sebelumnya, kemudian kokoh yang dimaksudkan adalah adanya sinergi yang rapih antara satu bagian dengan bagian yang lain.
Perspektif Islam bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, teratur, dan tuntas hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran islam kepada umat islam dalam segala profesinya. Pentingnya prinsip tersebut sehingga Rasulullah SAW, bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani.
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas, dan tuntas”(HR Thabrani).
Dari hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani
menekankan bahwa manajemen yang baik merupakan sesuatu
yang disyariatkan oleh ajaran islam sehingga hasilnya
diharapkan menjadi amal saleh yang bernilai abadi
sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran surah Az-
Zalzalah: 7-8:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula”.(az-Zalzalah:7-8).
Surah az-zalzalah ayat 7-8 apabila dikaitkan dengan manajemen syariah maka menekankan adanya aspek perilaku yang diharapkan dapat menjadi amal saleh, jadi apapun yang dikerjakan senantiasa berkenyakinan bahwa kita di awasi Allah SWT. Amal saleh yang dimaksudkan disini bukan hanya perbuatan yang dikategorikan dapat diterima orang lain, akan tetapi harus dilandasi keimanan dan memenuhi syarat : niat yang ikhlas, sesuai syariat, dan bersungguh-sungguh.
Iman dan amal saleh merupakan dua hal yang saling berhubungan.
Dari berbagai defenisi yang dikemukankan para ahli/pakar manajemen, maka menurut penulis manajemen sesungguhnya adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilandasi dengan sifat “shiddiq, Istiqamah, fathonah, amanah, dan tabligh”agar mencapai tujuan secara efektif dan efesien baik yang bersifat horizontal maupun yang bersifat vertical (hubungan manusia kepada Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia/lingkunga/makhluk ciptaan Allah SWT).
D. Prinsip Manajemen
Pada pembahasan sebelumnya dijelaskan bahwa
manajemen itu berarti proses pencapaian tujuan melalui
kegiatan orang lain. Untuk dapat mencapai tujuan secara
efektif dan efisien maka harus didasarkan pada prinsip-prinsip
atau unsur-unsur manajemen. Menurut Hasibuan (2006:9)
prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan lingkungan.
Menurut Henry Fayol (dalam Hasibuan, 2006:10-12) prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat belas macam, yaitu:
1. Division of work
2. Authority and responsibility 3. Dicipline
4. Unity of command 5. Unity of direction
6. Subordination of individual interest to general interest 7. Remuneration of personnel
8. Centralization 9. Scalar chain 10. Order 11. Equity
12. Stability of turnover of personel 13. Initiative
14. Escprit de corps Deskripsi:
1. Pembagian Kerja (Division of work)
Pembagian kerja memudahkan suatu tujuan dapat dicapai, karena orang akan bekerja dan bertanggungjawab sepenuhnya pada bidang pekerjaan masing-masing, sehingga kecurangan-kecurangan kerja dapat diminimalisir dengan jalur kendali, wewenang, dan tanggungjawab.
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada
semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya tidak
bersifat pilih kasih atau pilih bulu, melainkan harus
bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang
berimbang atau harus menganut sistem asas keadilan yang merata.
2. Pemberian kewenangan dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya itu dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan langsung.Setiap orang dalam suatu organisasi memiliki wewenang tersendiri berdasarkan tugas dan jabatannya, wewenang adalah hak seseorang mengambil tindakan dan memberikan perintah sesuai jenjang jabatan dan tugasnya.
Henry Fayol membedakan authority menjadi dua bagian yaitu: Pertama, personal authority, kedua official authority. Personal authority (kekuasaan pribadi) bersumber dari intelegensi, pengalaman, nilai moral, dan kesanggupan memimpin, sedangkan offiacial authority merupakan wewenang formal atau wewenang resmi yang diterima dari instansi yang lebih tinggi. Selanjutnya wewenang yang dimiliki perlu untuk dipertanggungjawabkan sejauh mana efektivitas dan efisiensi pelaksanaannya.
Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi baik Top manager, middle manager, dan Lower manager.
3. Disiplin (Dicipline)
Disiplin ialah kesedian untuk melakukan usaha atau
kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan
rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah
ditetapkan.
Jusriadi (2009) hakekat dari disiplin adalah kepatuhan terhadap aturan baik yang sifatnya tertulis, lisan, dan hukum adat yang telah disepakati. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga kesepakatan yang ada, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sanksi hukum secara adil terhadap yang menyimpang. Jusriadi (2009) bahwa keteladan pimpinan, kompensasi, waskat, sanksi hukum, dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap penegakan disiplin.
4. Kesatuan Perintah (Unity of command)
Kesatuan perintah/komando setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
Kesatuan perintah/komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
5. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi (Subordination of Individual interest to general interes)
Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi ketika seseorang sedang bekerja sebagai kerabat kerja, maka semua kepentingan pribadi harus dikesampingkan/diabaikan atau disimpan dalam hati.
6. Kompensasi yang adil (Renumeration of personnel)
Renumerasi Personil (Renumeration of personnel),
dalam arti imbalan yang adil bagi karyawan. Pemberian
gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan
sedapat mungkin bisa memuaskan. Pemberian kompensasi
menurut Cascio F Wayne (1990) dapat berbentuk
pembayaran tunai langsung dalam bentuk kompensasi
financial dan pembayaran tidak langsung dalam bentuk kompensasi non-financial.
Menurut Carroll dan Buchollz (dalam Rudito dan Famiola, 2007:49-55) bahwa penerapan prinsip manajemen harus memperhatikan aspek perilaku manusianya, sehingga Carroll dan Buchollz membagi tiga etika manajemen yaitu:
1. Immoral Manajemen
Immoral Manajemen merupakan tingkatan terendah dalam etika manajemen, dimana manajer sama sekali tidak mengindahkan apa yang dimaksud moralitas, baik dalam internal ataupun eksternal organisasi yang terpenting bagaimana tujuan dapat tercapai tanpa memperhatikan dampak sosial terhadap lingkungan.
Contoh kasus :
Sie Ai Kong, merupakan estate manajer di perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia, dinyatakan sebagai tersangka pembakaran hutan di Danau Sembulu, Kalimantan Tengah demi kepentingan perusahannya, hasil penyelidikan aparat hukum dan beberapa pencinta alam bahwa kebakaran hutan itu disebabkan adanya beberapa motif seperti bagaimana mendapatkan kayu secara illegal, mempercepat pembersihan lahan dan lain- lain.
2. Amoral Manajemen
Amoral manajemen merupakan tingkatan menengah,
tingkatan ini terbagi dua bagian yaitu pertama manajer
tidak sengaja berbuat amoral contohnya disuatu
pemukiman ada perusahaan pengolahan yang terletak
ditengah-tengah pemukiman warga, setiap kali beroperasi
perusahaan tersebut mengeluarkan bau, asap, dan suara
bising, akan tetapi kondisi tersebut bagi masyarakat
pemukiman hal yang biasa karena sudah terbiasa dengan
kondisi tersebut, pada hal sesungguhnya aktivitas
perusahaan tersebut dapat merusak lingkungan dengan
pencemaran udara, limbah dan secara medis bisa menurungkan daya kemampuan pendegarang warga.Kedua manajer dengan sengaja berbuat amoral walaupun mereka paham aturan, dengan pertimbangan keuntungan bisnis mereka misalnya ingin melakukan efisiensi. Contoh penambang pasir dan galian di Kabupaten Gowa dimana banyak penambang yang melakukan penambangan secara liar secara aturan ini pelanggaran akan tetapi tetap dilakukan dengan alasan bahwa lahan yang digali adalah lahanya sendiri dan dia selalu membayar pajak, kalau ditinjau dari aspek efesiensi biaya proses ini efektif karena proses pengangkutan lebih mudah dengan akses transportasi, akan tetapi jangka panjangnya akan merusak struktur tanah sehingga memungkinkan akan terjadi tanahlongsor dan banjir.
(Survei 2014).
3. Moral Manajemen
Moral manajemen merupakan tingkatan tertinggi dalam etika manajemen. Pada tahapan ini moral manajemen menjadi landasan manajer dalam menjalankan aktivitasnya dengan penguatan aturan.
Islam menekankan prinsip manajemen bukan terletak pada aspek pekerjaannya saja tetapi perlu memperhatikan aspek perilaku individu yang akan melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas yang dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketauhidan, sehingga aktivitas yang dilakukan senantiasa berlandaskan pada ajaran islam yang berfungsi sebagai ibadah yang akan melahirkan amal saleh. Menurut Hafidhuddin dan Tanjung (2003:5) bahwa dalam konsep manajemen syariah senantiasa adanya pengawasan melekat dari Allah swt, berbeda manajemen konvensional yang tidak merasa adanya pengawasan melekat, pengawasan itu hanya bersumber dari pimpinan atau atasan.
Hafidhuddin dan Tanjung (2003:6-7) menyatakan
bahwa suatu kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai
bagian dari amal saleh apabila dilakukan syarat-syarat berikut ini:
1. Niat yang ikhlas artinya suatu perbuatan walupun terkesan baik akan tetapi kalau tidak dilandasi dengan keikhlasan karena Allah, maka perbuatan itu tidak dianggap sebagai bagian dari amal saleh.
2. Sesuai syariat artinya tata cara pelaksanaanya harus sesuai tuntunan yang disyariatkan contoh ada orang shalat dhuzur sebelum waktunya itu kelihatannya baik akan tetapi tidak sesuai syariat maka akan sia-sia artinya bukan amal saleh.
3. Dilakukan dengan penuh kesungguhan artinya pekerjaan yang dilakukan tidak boleh dilakukan secara asal-asalan akan tetapi dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tuntas sehingga menjadi bagian dari amal saleh.
E. Urgensi Manajemen
Mengapa ManajemenPenting???
Teori kebutuhan Abraham Maslow (1954) memberikan penekanan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas akan tetapi kemampuan manusia untuk memenuhi
kebutuhanya yang terbatas. Dalam kondisi seperti ini dibutuhkan manajemen untuk mengatur sehingga apa yang kita inginkan dapat kita penuhi dengan kemampuan yang kita miliki. Suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila orang-orang yang berada didalamnya bekerja sesuai dengan visi dan misi organisasi dengan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan, guna kelancaran pekerjaan maka perlu ada pembagian tugas sehingga baik pimpinan maupun bawahan dapat bekerja dan bertanggungjawab sesuai bidang tugasnya masing-masing.
Winardi (2004) menyatakan bahwa manusia merupakan
makhluk yang serba berkeinginan yang akan mencoba
memenuhi keinginanya melalui dipredeterminasi rangsangan kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologikal (dasar) sampai pada kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut Hasibuan (2006:3-4) bahwa manajemen dibutuhkan untuk:
1. Untuk mempermudah pencapaian tujuan organisasi dengan adanya pengaturan yang sistematik.
2. Kompleksitas pekerjaan sehingga dibutuhkan pembagian kerja, tugas, dan tanggungjawab yang jelas.
3. Manajemen yang baik dapat memudahkan dalam memanfaatkan potensi diri yang dimiliki sehingga hasil pekerjaan dapat berkualitas.
4. Manajemen yang baik akan menghindari terjadinya pemborosan waktu dan biaya guna menciptakan efesiensi dan efektivitas kerja
Rangkuman :
Sejarah perkembangan Manajemen sebagai suatu ilmu dalam perspektif islam/syariah berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits seperti surah al- Baqarah:30, ash-shaff :4, az-zalzalah, sedangkan perspektif konvensional evolusi pemikiran yang dimulai dari Taylor, yang kemudian perkembangannya melahirkan manajemen tradisional, manajemen ilmiah, dan manajemen modern. Walaupun sampai saat ini belum ada konsep/definisi manajemen yang berlaku universal oleh karena dipengaruhi oleh faktor objek, komplesitas masalah, lingkungan, dan latar belakang pakar akan tetapi secara umum manajemen dapat diartikan dalam tiga defenisi (1) manajemen sebagai suatu proses, karena melalui suatu tahapan/prosedur, (2) manajemen merupakan kolektivitas, karena didalam organisasi terdiri dari beberapa orang. (3)manajemen sebagai suatu seni, karena manajemen dipraktekkan berdasarkanketrampilan, manajemen sebagai suatu ilmu, karena manajemen memiliki kerangka dasar, dan tenri abeng menambahkan bahwamanajemen sebagai suatu profesi, karenamanajemen mencakup keanggotaan dari mereka yang memiliki pengetahuan khusus,diakui dan diatur oleh kode etik.Manajemen sangat penting dalam mengatur segala dimensi kehidupan manusia baik hubungan yang bersifat horizontal maupun yang bersifat vertical sehingga dalam pelaksanaanya dibutuhkan etika manajemen.
Arti/skor tingkat penguasaan materi yang dicapai:
90% - 100% = Baik sekali 80% - 89% = Baik 70% - 79% = Cukup - 69% = Kurang
Abeng, Tanri, 2007. Profesi Manajemen, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Hafiuddin, Didin dan Hendri Tanjung, 2008. Manajemen Syariah, Cet pertama, Jakarta : Gema Insani,
Hasibuan, Malayu S.P. 2006, Manajemen: Dasar, pengertian dan masalah, Cet ke-5, Jakarta : Bumi Aksara.
Jusriadi, Edi. 2009. Faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai pada Kantor Kecamatan di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Prospek. 14: 147-148 : Kopertis Wilayah IX Makassar:
Kurnia, Kafi. 2006. Anti Marketing, Jakarta:Akoer dan Gatra Pustaka.
Manullang. M. 2004. Dasar-dasar manajemen, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Rudito, Bambang dan Famiola, Melia, 2007. Etika Bisnis.
Bandung:Rekayasa Sains.
Wayne, Cascio F. 1990. Managing Human Resources : Productivity, Quality of Work life, Profits. New York :Mc. Graw Hill.
Winardi, 2004. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Aktivitas I:1. Diskusikanlah evolusi manajemen dalam perspektif syariah dan konvensional. (tugas kelompok)
2. Diskusikanlah mengapa definis manajemen sampai saat ini belum ada konsepsi yang baku dan bersifat universal. (tugas Kelompok) 3. Deskripsikanlah urgensi manajemen dalam mengelolah diri,
kelompok/organisasi, dan pekerjaan. (individu)
4. Buatlah klipping seorang pengusahan yang memulai usahanya dari pola tradisional ke modern (aspek pengelolaan usaha). (tugas
lanjutan)
Referensi
BAB II
TINJAUAN MANAJEMEN DALAM PERSPEKTIF SYARIAH DAN KONVENSIONAL
Standar Kompetensi Kompotensi DasarMengenal konsep manajemen perspektif Syariah(Islam) dan Konvensional (pakar)
Membandingkan konsep manajemen syariah dengan manajemen konvesional
A. Pendahuluan
Manajemen sebagai suatu ilmu dalam perspektif syariah berlandaskan Al-Quran dan hadits sedangkan dalam perspektif konvensional rujukannya beradasarkan adaptasi teori (pakar). Ciri konsep manajemen syariah direorentasikan pada: pertama proses yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan sehingga aspek perilaku seperti niat, halal haram, dan keikhlasan dalam bekerja menjadi tuntunan. Kedua ada tanggungjawab sosial terhadap lingkungan (sedekah), ketiga Ibadah artinya menjadikan aktivitas itu sebagai bagian dari ibadah sehingga dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan keikhlasan.
B. Manajemen Perspektif Islam
Manajemen dalam perspektif syariah menekankan pada aplikasi perilaku yang bersumber dari Al-quran dan hadits yang berisi perintah dan larangan. Pentingnya manajemen dalam mengatur kehidupan manusia bukan hanya bersumber dari konsep orang barat atau non muslim, akan tetapi islam telah mengaplikasikan proses manajemen itu sejak manusia ada yaitu pada proses penciptaan Nabi Adam dengan adanya dialog antara Allah dengan para malaikat yang ditegaskan dalam Al-quran Surah al-Baqarah:30. Adapun aplikasi manajemen pada zaman Nabi sebagai berikut:
1. Implementasi Manajemen Zaman Nabi Adam
Peristiwa yang terjadi dalam kehidupan keluarga Nabi Adam merupakan proses manajemen, dimana ditetapkanya suatu system/aturan dalam memilih pasangan dimana pasangan pertama contoh Amir & Auni, harus menikah dengan pasangan kedua Messi & Jannah, tidak boleh Amir dan Auni menikah, demikian pula sebaliknya Messi dan Jannah tidak boleh menikah.Kisah ini terjadi pada putra dan putri Nabi Adam yang dikenal dengan kisah Qabil dan Habil yang dicatat dalam Al-Quran surah al-Maa’idah:27- 30:
27. Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
28. "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.
Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam."
29. "Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan
(membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri,
Maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian Itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
30. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
Maknanya bahwa aturan itu harus ditegakkan tanpa melihat strata, sehingga aturan itu bisa berlaku universal dan tidak tebang pilih. Proses penegakan aturan dalam konteks Indonesia terus disuarakan pada pemilu 2014 dimana semua partai dan caleg menjadikan isu penegakan aturan khususnya terkait pemberantasan korupsi menjadi isu sentral untuk meraih simpati masyarakat. (dialog partai menjawab, TV- One).
2. Implementasi Manajemen Zaman Nabi Nuh
Nabi Nuh melakukan manajemen yang baik dalam proses berdakwah siang dan malam beliau berdakwah dengan penuh kesejukan, jelas dan argumentatif, hal ini hanya bisa dilakukan kalau ada perencanaan atau persiapan yang baik, sehingga orentasinya bukan hanya hasil semata tetapi yang dinilai adalah prosesnya. Keberhasilan manajemen dakwah yang dilakukan Nabi Nuh, diabadikan dalam al-quran surah nuh:1.
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih"
, 3. Implementasi Manajemen Zaman Nabi Yusuf
Kisah Nabi Yusuf sebagai leader teraplikasi pada dua
sifat yang dimiliki yaitu sifat hafidz dan sifat alim.Hafidz
bermakna transparan sedangkan Alim bermakna kompoten
dan dapat bertanggungjawab. Kemampuan manajemen Nabi Yusuf diaplikasikan ketika suatu waktu terjadi musim paceklik maka tidak ada rakyatnya yang kelaparan, kenapa….? Karena Nabi Yusuf mampu memenej ketersediaan bahan makanan khususnya pada musim subur.
Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang berorentasi pada kepentingan masyarakat, dan bukan semata-mata pada kekuasaan semata. Kemampuan manajemen yang dimiliki Nabi Yusuf dijelaskan dalam Al-Quran surah Yusuf:55:
“Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".(Yusuf:55) 4. Implementasi Manajemen Zaman Nabi Ibrahim
Kisah Nabi Ibrahim dan anaknya Ismail merupakan cerminan aplikasi manajemen dan keimanan seorang ayah takkalah mendapatkan wahyu untuk menyembeli anak kesanyangannya. Ketika Nabi Ibrahim akan melaksanakan perintah Allah, maka di sana ada proses-proses manajemen yang terjadi, walaupun perintah ini bersifat mutlak, tetapi dalam proses pelaksanaan Nabi Ibrahim tetap melakukan proses dialogis supaya dijalankan dengan penuh kesadaran.
Kisah ini dijelaskan dalam Al-quran Surah ash- Shaafat:102:
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai
anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa
aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"
ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".(ash-
Shaafat:102)
5. Implementasi Manajemen Zaman Nabi Muhammad SAW
Salah satu fungsi manajemen adalah menempatkan orang pada posisi yang tepat, Rasulullah saw memberikan contoh dalam hal ini seperti yang dilakukan Rasulullah saw tidak mengangkat Umar Ibnu Khathab sebagai panglima perang ternyata beliau dipersiapkan menjadi seorang negarawan, dan ketika seorang sahabat meminta jabatan Rasulullah tidak mengabulkannya karena Rasulullah mengutamakan penempatan berdasarkan “the right man in the right place”. Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda: “Apabila sebuah urusan diserahkan bukan pada ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya” (HR Bukhari).
Kisah-kisah tersebut diatas mencerminkan implementasi manajemen dalam berbagai dimensi kehidupan, profesi, dan masyarakat. Masih banyak kisah- kisah yang lain yang terkait manajemen yang penulis belum sempat bahas dalam materi ini.
C. Manajemen Perspektif Pakar
Pakar manajemen (Hasibuan, Malayu S.P. 2006)sebagai berikut:
1. Frederick Winslow Taylor (1856-1915)
Frederick Winslow Taylor melakukan penelitian
bidang manajemen pada tahun 1856-1915 dan merupakan
pencetus ide pertama tentang ilmu manajemen (scientific
management) dalam penelitianya mencoba
membandingkan waktu yang digunakan setiap orang dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan yang sama yang dikenal dengan istilah time and motion study.
Pada tahun 1911 F.W. Taylor menerbitkan buku yang pertama berjudul the principle of scientific management, dalam bukunya ini F.W. Taylor menunjukkan bahwa asas- asas dasar ilmu manajemen dapat dipakai untuk segala macam kegiatan manusia. F.W. Taylor telah melahirkan banyak karya yang mampu merubah pola pikir manajer dan karyawan dalam bekerja seperti :
a. Sistem perintah (rule of thumb) F.W. Taylor memandang bahwa seorang manajer tidak boleh otoriter dalam mengambil keputusan, tapi perlu banyak mendengarkan masukan baik yang bersumber dari internal maupun eksternal.
b. Pengambilan atau penentuan pekerjaan harus berangkat dari kajian ilmiah bukan berangkat dari kebiasaan- kebiasaan masa lalu berdasarkan kompetensi seseorang.
c. Perlu ada pengembangan pengetahuan dan skill dengan melakukan pelatihan-pelatihan.
d. Perlu ada komunikasi yang baik antara manajer dengan karyawan dengan melakukan pertemuan/shering e. Pembagian tugas dan tanggungjawab pekerjaan perlu
dilakukan guna efektivitas dan efisiensi kerja.
Frederick Winslow Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas.
Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja.
Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan.
Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop
management (1930)", Principles Of Scientific Management
(1911)", dan "Testimory Before Special House Comittee
(1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku tersebut
digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul
"ScientificManagement".
2. Henry Fayol (1908)
Henry Fayol salah seorang tokoh manajemen modern yang berasal dari Prancis yang bekerja pada perusahaan tambang batubara, pada tahun 1908 menerbitkan buku berjudul Administration industrielle et general, yang kemudian diterjemahkan oleh Constance Storrs dengan judul general and industrial management, buku tersebut berisi tentang kegiatan-kegiatan industri yang meliputi enam (6) bagian, yaitu:
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barang-barang produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha mendapatkan dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah- langkah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan
kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas
pekerjaan mereka.
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3. Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek- praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat meningkatkan kondisi kerja di pabrik, menaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik menjadi menarik.
Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modern". Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga membuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
4. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar
matematika yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi
pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan prinsip- prinsip ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertama kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut "rnesin penambah dan pengurang (DifferenceMachine)".
Pada tahun 1833 Charles Babbage menyusun sebuah Mesin analitis (AnalysicalMachine), yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar computer modern, sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the Economy Of Machinery and Manufactures" (1832).
Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk menentukan seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
E. Henry L. Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henry L. Grant yang terkenal adalah
sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor.
Beliau juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan "GantChart". Konsep ini menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajer dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis.
F. The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878 -1972)
Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia.
Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia Dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
G. Mary Parker Folett (1868-1933)
Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen berdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
H. Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat manajemen yang pertama kali ditulis dalam
bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang
adanya tanggung jawab sosial. Manajemen juga harus
memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur, beliau
menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
I. Chester L. Barnard (1886 -1961).
Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan. Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the Executive" (1983), menulis tentang manajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk mengerti dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan tugas-tugas utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun tugas eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sama dalam organisasi formal.
J. Hugo Munsterberg (1863 -1916).
Hugo Munsterberg adalah bapak psikologi industri.
sumbangannya yang terpenting adalah berupa pemanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan produktivitas.
Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan tiga cara untuk meningkatkan produktivitas:
a. Menempatkan seorang pekerja sesuai dengan bidangnya.
b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
K. Elton Mayo (1880 -1949).
Elton Mayo meneliti tentang hubungan timbal balik
manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi
mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta
semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan- kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas tetapi karena sikap yang di miliki karyawan yang merasa manajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas.
Mayo beryakinan terhadap konsepnya yang terkenal
dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh
kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih
efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian
manajemen. Konsep "social man”dapat menggantikan
konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong
semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang
terkenal dengan julukan "rational economic man” yang
oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital
machine”.
Rangkuman:
Peran Agama sangat besar dalam mengembangkan manajemen dalam segala dimensi kehidupan. Aplikasi manajemen telah dicontohkan para nabi seperti kisah anak Nabi Adam Qabil- &
Habil dalam surah al-Maa’idah:27:30, kisah Nabi Nuh dalam Surah Nuh:1, Kisah Nabi Yusuf dalam surah Yusuf:55, Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail dalam surah ash-shaafat:102, dan kisah Nabi Muhammad saw sebagai pemimpin yang adil. Sedangkan tokoh non-muslim yang berkontribusi terhadap perkembangan manajemen seperti Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan, Henry general and industrial management juga berisi tentang prinsip-prinsip manajemen, Owen "Bapak Personal Manajemen Modern". lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka, Babbage Bapak Komputer". Beliau tertarik pada prinsip efisiensi dalam pembagian kerja, peningkatan produktivitas, penurunan biaya, dan penyesuaian kompetensi, Henry "Gant Chart". Konsep ini menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik antara manajer dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis, Frank dan Lilian menekankan pada kepribadian serta kebutuhan, Mary menekankan konsep leadership,Oliver menekankantanggungjawab sosial dan keadilan, Barnard menekankan pada peranan organisasi, Hugo menekankan pada
"Psychology and Indutrial Efficiency", dan Mayo menekankan pada pengaruh aspek lingkungan.
Aktivitas 2:
1. Kajilah dalam bentuk diskusi kelompok mengenai pandangan agama (islam, Kristen, Hindu & Budha) aplikasi manajemen dalam kehidupan beragama.
2. Dari beberapa tokoh manajemen tulislah idolah anda dilengkapi dengan profil dirinya dan alasan-alasannya.
Arti/skor tingkat penguasaan materi yang dicapai:
Arti/skor tingkat penguasaan materi yang dicapai:
90% - 100% = Baik sekali 80% - 89% = Baik 70% - 79% = Cukup - 69% = Kurang
Hafiuddin, Didin dan Hendri Tanjung, 2008. Manajemen Syariah, Cet pertama, Jakarta : Gema Insani.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006, Manajemen: Dasar, pengertian dan masalah, Cet ke-5, Jakarta : Bumi Aksara.
Manullang. M. 2004. Dasar-dasar manajemen, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Referensi
BAB III
SARANA MANAJEMEN
Standar Kompetensi Kompotensi Dasar
Memahami Urgensi dan Komponen Sarana Manajemen
1. Menjelaskan pengertian sarana manajemen
2. Menjelaskan peranan komponen sarana manajemen yang terdiri dari : Man, Money, Materials, Machines, Metdod, Market.