• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip-Prinsip Umum Mengenai Ke dudukan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Prinsip-Prinsip Umum Mengenai Ke dudukan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

pemberhentian sementara. Hal ini demi kepentingan perseroan untuk menghindarkan tindakan anggota direksi lebih lanjut yang dapat merugikan kepentingan perseroan lebih besar lagi. RUPS dalam rangka pemberhentian direksi ini, didahului dengan panggailan RUPS yang dilakukan oleh organ perseroan yang memberhentikan sementara tersebut.

C. Prinsip-Prinsip Umum Mengenai Ke dudukan dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

a. Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris

Keberadaan komisaris dalam KUHD dalam suatu perseroan terbatas bukan suatu keharusan, yang tugasnya mengawasi pengurusan perseroan terbatas. Pasal 44 ayat (1) KUHD menyatakan, bahwa : “tiap-tiap perseroan terbatas harus diurus oleh beberapa pengurus, kawan-kawan peserta atau lain-lainnya yang semua itu harus diangkat oleh pesero, dengan atau tidak dengan mendapat upah, dan dengan atau tidak dengan diawasi oleh beberapa komisaris”. Dari kata-kata terakhir Pasal 44 ini, yaitu : “dengan atau tidak dengan diawasi”, keberadaan komisaris dalam suatu perseroan bukan sesuatu yang diharuskan atau d diwajibkan. Dengan kata lain, suatu perseroan menurut KUHD dapat mempunyai komisaris atau tidak. Jika ada, biasanya tugas, wewenang dan kewajibannya diatur dalam anggaran dasar perseroan. Karena KUHD tidak mengatur lebih lanjut mengenai komisaris.

Dalam praktiknya, di bawah KUHD bagi perseroan terbatas yang go public sesuai dengan kebijakan Badan Pelaksana Pasar Modal diwajibkan mempunyai Dewan Komisaris yang diharapkan dapat melakukan pengawasan secara efektif terhadap tindakan pengurusan direksi. Demikian dalam KUHD tidak diatur mengenai komisaris utusan. Namun, dalam praktik pengurusan perseroan terbatas, karena kebutuhan sering diperlukan, mengingat bahwa anggota dewan komisaris biasanya mempunyai jabatan atau pekerjaan lain di luar perseroan terbatas yang bersangkutan, sehingga ia tidak dapat menjalankan tugasnya secara aktif dalam pengawasan terhadap pengurusan direksi atas perseroan terbatas. Untuk itu anggota dewan komisaris tersebut menunjuk seorang sebagai komisaris utusan dengan mendelegasikan wewenangnya. Hal ini

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

diperbolehkan dengan tidak mengurangi kekuasaan rapat dewan komisaris untuk mengadakan pembatasn sesuai dengan anggaran dasarnya.46

Bagi perusahaan-perusahaan besar dan BUMN yang pada umumnya dipimpin oleh suatu direksi yang terdiri atas orang-orang yang profesional dan pemegang saham tidak ikut campur dalam manajemen, rasanya suatu hal yang mutlak bahwa pemegang saham atau pemilik perlu mengangkat atau menermpatkan orang-orangnya selaku komisaris yang merupakan pengawas daripada direksi. Sedangkan bagi perusahaan- perusahaan kecil, pemegang saham atau pemilik sendiri yang memimpin atau menjadi direksi perseroan, dalam arti kata direksi perseroan adalah sebagai pemegang saham, kurang pas apabila diangkat komisaris yang mengawasinya. Direksi yang notabene adalah pemegang saham juga. Dalam hal yang demikian yaitu pemegang saham juga. Dalam hal yang demikian yaitu pemegang saham merangkapt sebagai direksi, cukup relevan apabila jabatan komisaris sementara tidak diisi.47

Khusus untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai dewan komisaris, juga wajib mempunyai dewan pengawas syariah. Dewan pengawas syariah sebagaimana dimaksud terdiri atas seorang ahli syariah atau lebih, yang diangkat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. Dewan pengawas syariah sebagaiaman dimaksud bertugas memberikan nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah.48

46

Rachmadi Usman, Op.cit, hal. 191-192.

47

Sutjipto, Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dalam Rangka Peningkatan

Profesionalisme Pengurus Perseroan Terbatas. Makalah disajikan pada Seminar Regional Prediksi

Pelaksanaan Undang-Undang Perseroan Terbatas bagi Perkembangan Dunia Usaha di Indonesia, Banjarmasin, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UNLAM bekerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia Cabang Kalimantan Selatan, 1995, hal. 2.

48

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

Selanjutnya yang dapat diangkat menjadi anggota dewan komisaris adalah orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu lima tahun sebelum pengangkatannya pernah :

1). Dinyatakan pailit.

2). Menjadi anggota direksi atau anggota dewan komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.

3). Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Yang dimaksud dengan “sektor keuangan”, antara lain, lembaga keuangan bank dan non bank, pasar modal dan sektor lain yang berkaitan dengan penghimpunan dan pengelolaan dana masyarakat.

Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksud tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang berwenang menetapkan persyaratan tambahan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan surat yang disimpan oleh perseroan (Pasal 110). Yang dimaksud dengan “surat” adalah surat pernyataan yang dibuat oleh calon anggota dewan komisaris yang bersangkutan berkenaan dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dan surat dari instansi yang berwenang berkenana dengan ketentuan yang dipersyaratkan tersebut.

b. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan komisaris bertanggung jawab atas pengawasan perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007. Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi sebagaimana

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

dimaksud dalam Pasal 108 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud di atas. Dalam hal dewan komisaris terdiri atas dua anggota dewan komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan komisaris. Ketentuan ini menegaskan bahwa apabial dewan komisaris. Ketentuan ini menegaskan bahwa apabial dewan komisaris bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya sehingga mengakibatkan kerugian pada perseroan Karen pengurusan yang dilakukan oleh direksi anggota dewan komisaris tersebut ikut bertanggung jawab sebatas dengan kesalahan atau kelalaiannya.

Anggota dewan komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian sebagaimana dimaksud di atas apabila dapat membuktikan :

a. Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan perseroan dansesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

b. Tidak mempunyai kepentingan pribadi, biak langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian, dan

c. Telah memberikan nasihat kepada direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota dewan komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan ke pengadilan negeri.49

49

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

Dalam hal terjadi kepailitan disebabkan kesalahan atau kelalaian dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh direksi dan kekayaan perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota dewan komisaris yang sudah tidak menjabat lima tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.

c. Kewajiban Dewan Komisaris Dewan komisaris wajib :50

Risalah rapat dewan komisaris memuat segala sesuatu sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat tersebut. Yang dimaksud dengan “salinan” adlah salinan risalah rapat dewan komisaris karena asli risalah tersebut dipelihara direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa setiap perubahan dalam kepemilikan saham tersebut wajib juga dilaporkan. Yang dimaksud dengan “keluarganya”, dengan ketentuan dalam dewan direksi sebagaimana diatur dalam Penjelasan Pasal 50 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Laporan dewan komisaris mengenai hal ini dicatat 1). Membuat risalah rapat dewan komisaris dan menyimpan salinannya.

2). Melaporkan kepada perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada perseroan tersebut dan perseroan lain, dan

3). Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.

50

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

dalam daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

d. Kewenangan Dewan Komisaris

Dalam anggaran dasar, dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada dewan komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. Dalam hal anggaran dasar menetapkan persyaratan pemberian persetujuan atau bantuan sebagaimana dimaksud, tanpa persetujuan atau bantuan dewan komisaris, perbuatan hukum tetap mengikat perseroan sepanjang pihak lainnya dalam perbuatan hukum tersebut beriitikad baik.51

Yang dimaksud dengan “perbuatan hukum tetap mengikat perseroan” adalah perbuatan hukum yang dilakukan tanpa persetujuan dewan komisaris sesuai dengan ketentuan anggaran dasar tetap mengikat perseroan, kecuali dapat dibuktikan pihak lainnya tidak beritikad baik. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat ini dapat mengakibatkan tanggung jawab pribadi anggota direksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS,

Yang dimaksud dengan “memberikan persetujuan” adalah memberikan persetujuan adalah memberikan persetujuan secara tertulis dari dewan komisaris. Yang dimaksud dengan “bantuan” adalah tindakan dewan komisaris mendampingi direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.

Pemberian persetujuan atau bantuan oleh dewan komisaris kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu yang dimaksud Pasal 117 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, bukan merupakan tindakan pengurus.

51

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

dewan komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.

Dewan komisaris yang dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan sebagaimana dimaksud berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban direksi terhadap perseroan dan pihak ketiga (Pasal 118).

Ketentuan ini dimaksud untuk memberikan wewenang kepada dewan komisaris untuk melakukan pengurusan perseroan dalam hal direksi tidak ada. Yang di maksud dengan “dalam keadaan tertentu”, antara lain, keadaan sebagaimana dimaksud dengan “dalam keadaan tertentu”, antara lain, keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf b dan Pasal 107 huruf c UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu dalam hal direksi tidak berwenang mengurus perseroan, maka dewan komisaris dalam hal seluruh anggota direksi mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan, pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota direksi atau dewan komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan perseroan, maka dewan komisaris dapat melakukan pengurusan perseroan.

Ketentuan mengenai pemberhentian anggota direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mutadis mutandis berlaku bagi pemberhentian anggota dewan komisaris.52

Anggaran dasar perseroan dapat mengatur adanya satu orang atau lebih komisaris independen dan satu orang komisaris utusan. Komisaris independen yang ada e. Komisaris Independen dan Komisaris Utusan.

52

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

di dalam tata kelola perseroan yang baik (code of good corporate governance) adalah “komisaris dari pihak luar”.

Komisaris indenpenden sebagaimana dimaksud, diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota direksi dan/atau anggota dewan komisaris lainnya. Komisaris utusan sebagaimana dimaksud merupakan anggota dewan komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat dewan komisaris. Tugas dan wewenang komisaris utusan ditetapkan dalam anggaran dasar perseroan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang dewan komisaris dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan direksi.53

Dalam menjalankan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan komisaris dapat membentuk komite yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota dewan komisaris. Yang dimaksud dengan “komite”, antara lain, komite audit, remunerasi dan nominasi. Komite sebagaimana dimaksud bertanggung jawab kepada dewan komisaris. 54

Rencana kerja di sebuah perusahaan disusun oleh direksi. Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, rencana kerja

BAB III

RENCANA KERJA, LAPORAN TAHUNAN DAN PENGGUNAAN LABA PERSEROAN

Dokumen terkait