• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

E. Prinsip-Prinsip Umum Mengenai Kedudukan dan Tanggung Jawab Direksi a rencana perubahan anggaran dasar.

3. Pihak terafilias

Pengertian mengenai pihak terafiliasi tidak ditemukan pengaturannya dalam UU No. 40 Tahun 2007 dan memang dalam undang-undang ini tidak memberikan pengertian ataupun penjelasan mengenai afiliasi, dan pihak terafiliasi. Pengertian afiliasi dapat ditemukan dan diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1 angka 1 yang menyebutkan Afiliasi adalah :

a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

b. hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari Pihak tersebut;

c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;

d. hubungan antara perusahaan dan Pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh Pihak yang sama; atau

f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Dengan demikian yang dimaksud dengan pihak terafiliasi adalah pihak-pihak yang memiliki kaitan dengan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Penjelasan Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1995, sebagai pihak terafiliasi adalah :

1. Pihak yang ada hubungan keluarga karena perkawinan dengan Direksi, Komisaris atau Pegawai/Karyawan, sebagai berikut :

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

a. suami atau istri;

b. orang tua dari suami atau istri dan suami atau istri dari anak (derajat I vertikal);

c. kakek dan nenek dari suami atau istri dan suami atau istri dari cucu (derajat II vertikal);

d. saudara dari suami atau istri beserta suami atau istrinya dari saudara yang bersangkutan (derajat II horizontal);

e. suami atau istri dari saudara orang yang bersangkutan (derajat II horizontal). 2. Pihak yang ada hubungan keluarga karena keturunan dengan Direksi, Komisaris

atau Pegawai/Karyawan, sebagai berikut : a. orang tua dan anak (derajat I vertikal);

b. kakek dan nenek serta cucu (derajat II vertikal);

c. saudara dari orang yang bersangkutan (derajat II horizontal).

3. Pihak yang mempunyai hubungan dengan pegawai, direktur atau komisaris.

4. Perusahaan lain yang mempunyai satu atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama dengan perusahaan yang bersangkutan.

5. Anak perusahaan atau Induk perusahaan.

6. Dua anak perusahaan yang berada di bawah kendalikan oleh pihak yang sama. 7. Pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki sekurang-

kurang 20% hak suara dari seluruh saham yang mempunyai hak suara yang dikeluarkan oleh suatu Perseroan atau jumlah yang lebih kecil dari itu sebagaimana ditetapkan oleh BPPM.

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

Direksi mempunyai kewajiban-kewajiban umum, antara lain :

a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat direksi. Daftar pemegang saham dan daftar khusus sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Risalah RUPS dan risalah rapat direksi memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam setiap rapat. 40 b. Membuat laporan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang perseroan dan

dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang dokumen perusahaan. 41

Seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan perseroan dan dokumen perseroan lainnya, sebagaimana dimaksud di atas, disimpan di tempat kedudukan perseroan. Yang dimaksud dengan dokumen perseroan lainnya, antara lain risalah rapat dewan komisaris dan perizinan perseroan. Atas permohonan tertulis dari pemegang saham, direksi memberi izin kepada pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan laporan tahunan, serta mendapatkan salinan risalah RUPS dan salinan laporan tahunan. Daftar pemegang saham dan daftar khusus sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, risalah RUPS dan risalah rapat direksi memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam setiap rapat.

c. Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan persroan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a dan b di atas dan dokumen perseroan lainnya.

42

40

Pasal 50 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

41

Pasal 66 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

42

Pasal 100 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Selanjutnya direksi juga mempunyai kewajiban lainnya, seperti : 1. Melaporkan saham yang dimilikinya dan keluarganya.

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

Anggota direksi wajib melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang dimiliki anggota direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam perseroan dan perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. Anggota direksi yang tidak melaksanakan kewajiban melaporkan saham tersebut dan menimbulkan kerugian bagi perseroan, maka direksi tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan tersebut. 43

Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada satu orang karyawan perseroan atau lebih, atau kepada orang lain untuk dan atas nama perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa.

2. Mengalihkan kekayaan perseroan dan menjadikan jaminan utang Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk :

a). mengalihkan kekayaan perseroan, yaitu semua barang, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik berwujud maupun tidak berwujud yang merupakan milik perseroan.

b). menjadikan jaminan utang kekayaan perseroan yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak.

3. Pemberian kuasa mewakili perseroan atas nama direksi.

44

e. Pemberhentian Direksi

Pemberian kuasa berdasarkan isi surat kuasa di luar sehingga kuasa harus bersifat khusus, yaitu melakukan tindakn hukum tertentu, tidak dapat melakukan semua tugas yang menjadi tugas direksi, kecuali diatur lain dan dengan persetujuan RUPS.

43

Pasal 101 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

44

Asidoro Sabar Parsaulian : Tanggung Jawab Direksi Dan Dewan Komisaris Dalam Pembagian Dividen Interim Berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, 2008.

USU Repository © 2009

Anggota direksi dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya. Keputusan untuk memberhentikan anggota direksi tersebut diambil setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam RUPS.

Dalam keputusan untuk memberhentikan anggota direksi sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan dengan keputusan di luar RUPS, sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, anggota direksi yang bersangkutan diberi tahu terlebih dahulu tentang rencana pemberhentian dan diberikan kesempatan untuk membela diri sebelum diambil keputusan pemberhentian. Pembelaan ini dilakukan secara tertulis oleh direksi yang bersangkutan. Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak diperlukan dalam hal yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut.45

45

Jamin Ginting, Op.cit, hal. 126-127.

Mengingat pemberhentian anggota direksi oleh RUPS memerlukan waktu untuk pelaksanaannya, sedangkan kepentingan perseroan tidak dapat ditunda, maka dewan

Dokumen terkait