• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dan akad kredit dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban sebelum kredit

3.1.4. Prinsip-prinsip pemberian Kredit

Sebelum pihak perbankan memberikan fasilitas kredit kepada nasabah, hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah melakukan penilaian atau analisa terhadap calon nasabah. Dendawijaya (2005) Ada beberapa cara untuk menetapkan kriteria penilaian dalam mendapatkan analisa debitur, yaitu bank melakukan penerapan Prinsip 6-C .

1. Analisis kredit berdasarkan prinsip 6-C meliputi; a. Karakter (Character)

Pemberian kredit berdasarkan atas kepercayaan atau adanya keyakinan bahwa debitur mempunyai watak atau sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif. Selain itu memiliki rasa tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan sosial, maupun menjalankan kegiatan usaha.

Manfaat penilaian character adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik, yaitu kemauan untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban sebagai seorang debitur. Character ini merupakan faktor dominan, sebab walaupun seorang calon debitur cukup mampu untuk menyelesaikan hutang-hutangnya, tetapi bila tidak ada itikad baik tentu akan membawa kesulitan.

Pada dasarnya pihak perbankan lebih suka memberikan kredit kepada nasabah yang telah lama menjadi nasabah bank tersebut. Hal ini dikarenakan pihak bank lebih mengetahui watak dan karakteristik debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bahkan pihak bank cenderung menambahkan jumlah kredit kepada nasabah lama tersebut.

b. Kapasitas (Capacity)

Suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. Jadi penilaian yang dimaksudkan adalah sampai dimana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasi kewajibannya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

c. Modal (Capital)

Capital merupakan analisis terhadap permodalan sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah.besarnya kemampuan modal calon nasabah dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang dimilikinya.

d. Agunan (Collateral)

Collateralmerupakan jaminan atas kredit yang diserahkan peminjam kepada bank baik bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan harus diteliti keabsahaan dan kesempurnaannya dan hendaknya nilai likuiditasnya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Penilaian terhadap jaminan harus ditinjau dari dua sudut, yaitu sudut ekonomis dari barang-barang yang menjadi jaminan, serta nilai yuridisnya yaitu apakah barang-barang yang menjadi jaminan telah memenuhi syarat-syarat yuridis untuk digunakan sebagai barang jaminan. Sedangkan untuk penilaian jaminan yang tidak berwujud kebendaan, tentu harus dilihat dari bonafiditas dari pemberi pinjaman, reputasi bisnis, dan juga perlu diperhatikan intensitas dari keterkaitan si pemberi jaminan bila kredit tersebut benar-benar mengalami kegagalan. Jaminan yang dapat diajukan oleh debitur adalah : Jaminan benda berwujud: seperti tanah, bangunan, kendaraan bermotor, mesin-mesin atau peralatan, tanaman/kebun/sawah.

Jaminan benda tidak berwujud: merupakan surat-surat yang bisa dijadikan jaminan seperti sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat deposito, rekening tabungan yang dibekukan, promes dan wesel. Jaminan orang (personal guarantee), jaminan yang diberikan oleh seseorang kepada calon debitur perorangan maupun badan usaha terhadap kredit yang diajukan dan apabila kredit itu macet maka orang yang memberikan jaminan itulah yang menanggung resiko.

e. Kondisi Ekonomi (Condition of Economy)

Suatu situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu. Hal ini mempunyai kemungkinan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit baik yang bersifat positif maupun negatif. Kredit adalah bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan kredit yang diberikan tidak dapat tertagih (default). Debitur (penerima kredit) dapat mengemukakan banyak alasan untuk menghindari tagihan. Disisi lain, bank harus membayar setiap rupiah dana masyarakat yang ditempatkan padanya. Apapun yang terjadi pada kredit, bank tidak boleh tidak membayar imbalan pada dana masyarakat. Bank tidak dapat mengatakan bahwa karena kredit yang diberikannya tidak tertagih, maka dana masyarakat belum dapat dibayarkan. Sehubungan dengan hal tersebut, tentunya bank hanya memberikan kredit kepada debitur yang layak. Bank harus dapat mengendalikan risiko kredit yang diberikannya. Untuk itu bank harus dapat mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang diberikan adalah kredit dengan kualitas yang bagus.

f. Constraints

Constraints merupakan faktor hambatan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

2. Analisis kredit berdasarkan prinsip 6A

Analisis kredit berdasarkan prinsip 6A adalah analisis kredit yang lebih teliti, tepat, dan akurat dari berbagai aspek proyek yang akan dibiayai oleh bank. Analisis kredit berdasakan prinsip 6A , meliputi;

a. Analisis Aspek Yuridis (A-1)

Analisis aspek yuridis bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank. Analisis ini meliputi badan usaha, izin-izin yang harus dimiliki, dan perjanjian-perjanjian.

b. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran (A-2)

Analisis aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor agar perusahaan dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif. Analisi ini meliputi luas dan bentuk pasar, pangsa pasar, pesaing usaha dan rencana pemasaran.

c. Analisis Aspek Teknis (A-3)

Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasionalnya kelak. Analisis ini meliputi pemilihan lokasi, proses produksi dan produksi.

d. Analisis Aspek Manajemen (A-4)

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Analisis ini meliputi struktur organisasi, uraian tugas, sistem dan prosedur, kebutuhan tenaga kerja, dan evaluasi pribadi pengusaha.

e. Analisis Aspek Keuangan (A-5)

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen perusahaan dalam bidang keuangan. Analisis ini meliputi penilaian data keuangan proyek, penilaian data keuangan yang telah beroperasi.

f. Analisis Aspek Sosial-Ekonomis (A-6)

Analisis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added (nilai tambah) yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis, terutama dari pandangan pemerintah maupun masyarakat. Analisis ini meliputi kesempatan kerja, penggunaan bahan baku lokal, menghasilkan devisa, penghematan devisa, penerimaan pajak bagi negara, subsidi negara dan dampak lingkungan. 3. Analisi kredit berdasarkan prinsip 7P , meliputi:

a. Personality(P-1)

Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalu, emosi, dan sikap nasabah dalam menghadapi masalah dan penyelesaiannya.

b. Party(P-2)

Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Hal ini bertujuan agar calon nasabah mendapatkan fasilitas pembiayaannya sesuai dengan klasifikasi dan kebutuhannya.

c. Purpose(P-3)

Yaitu untuk mengetahui tujuan calon nasabah dalam mengambil fasilitas pembiayaan, termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan calon nasabah. Hal ini bertujuan agar pembiayaan yang diberikan dan digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

d. Prospect(P-4)

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain untuk mengetahui prospek usaha calon nasabah. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan disalurkan tanpa mempunyai prospek, maka baik bank maupun nasabah akan mengalami kerugian.

e. Payment(P-5)

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diterima, atau dari sumber mana saja dana yang akan digunakan untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diterima. Semakin banyak sumber yang dimiliki nasabah, maka akan semakin baik.

f. Profitability(P-6)

Tujuan penilaian ini adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba atau keuntungan. Profitability diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan adanya tambahan pembiayaan yang akan diperoleh.

g. Protection(P-7)

Tujuan analisis ini adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang ataupun jaminan asuransi.

Dokumen terkait