Responsibilitas diartikan oleh Isnugroho (2009:1) sebagai: (1) Membuat keputusan yang sesuai dan/atau bertindak dengan cara yang tepat. Tanggung jawab dapat menjadi kewajiban formal. Dalam administrasi publik, tanggung jawab formal dapat berhubungan dengan posisi atau badan administratif. (2) Tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai kewajiban yang berhubungan dengan suatu keputusan atau tindakan atau tugas.
43 Contoh: sebuah parlemen dapat memiliki tanggung jawab untuk membuat undang-undang suatu negara. Jadi responsibilitas atau tanggung jawab adalah membuat keputusan yang sesuai dan/atau bertindak dengan cara yang tepat dalam menjalankan kewajiban yang berhubungan dengan suatu keputusan atau tindakan atau tugas.
Lauermann (2013:22) menyebutkan dua komponen tanggung jawab yang terkait erat, yaitu komponen “kepada siapa” dan komponen “untuk apa”, sehingga wilayah yang berbeda dari tanggung jawab terkait erat dengan alamat tertentu. Seperti: a) tanggung jawab pengaturan kepada negara adalah untuk mematuhi peraturan tertentu, b) tanggung jawab kontraktual untuk organisasi, c) tanggung jawab keuangan kepada donor atau pemegang saham, harus memastikan bahwa uang mereka digunakan dengan cara yang disepakati, dan d) tanggung jawab etis atau moral untuk para pemangku kepentingan, baik karena pemangku kepentingan secara langsung atau tidak langsung tergantung pada organisasi dan terpengaruh oleh itu, atau karena pemangku kepentingan merupakan bagian integral dari misi, visi dan nilai-nilai organisasi. Jadi setiap organisasi memiliki tingkat dan jenis tanggung jawab yang berbeda kepada pemangku kepentingan yang berbeda pula.
Mengingat tanggung jawab institusional berdasarkan ketentuan layanan pendidikan tinggi untuk pertumbuhan sosial dan pengembangan profesional, universitas memiliki peran penting dalam menghasilkan dan memungkinkan transformasi sosial. Universitas bertujuan untuk mendidik masyarakat dan berkonsentrasi pada pengembangan potensi intelektual, oleh sebab itu misi utama sebuah universitas adalah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada mahasiswa dengan kualitas tertinggi. Akibatnya universitas bertanggung jawab untuk menyediakan sumber daya dan lingkungan yang diperlukan untuk mengawasi kegiatan pendidikan, untuk memastikan kecukupan fasilitas mengajar yang konsisten dengan kewajiban yang harus dilakukan, dan untuk mengembangkan kurikulum
44
yang akan mempersiapkan mahasiswa berperan aktif sebagai ilmuwan dimasa depan. Beberapa aspek tanggung jawab dosen dapat didefinisikan di berbagai bidang seperti mengajar, mengevaluasi tugas mahasiswa, dan persyaratan kerja lainnya (misalnya, tepat waktu). Sedangkan tanggung jawab karyawan ditentukan oleh kontrak kerja, yang biasanya mencakup deskripsi pekerjaan yang menetapkan tanggung jawab secara rinci. Tanggung jawab ini harus didiskusikan, dikembangkan dan diklarifikasi secara individu dengan atasan baik secara formal maupun informal sebagai bagian dari proses penilaian kinerja.
Penilaian terhadap tanggung jawab dapat didasarkan pada kriteria yang berbeda. Misalnya Twiss (1977) dalam Lauermann (2013:23) meng- usulkan tiga jenis penilaian tanggung jawab dengan kriteria yang berbeda tetapi sangat relevan. Untuk tanggung jawab deskriptif, kriteria utama adalah apakah ada hubungan sebab akibat antara tindakan dan hasil. Untuk tanggung jawab normatif, kriteria didasarkan pada kepatuhan terhadap standar normatif (misalnya, standar moral). Dan tanggung jawab peran yang berkaitan erat dengan norma tanggung jawab. Kriteria dalam tanggung jawab peran adalah pemenuhan tugas yang melekat pada beberapa peran sosial dan hubungan sosial seperti majikan-karyawan, orangtua-anak dan guru-murid.
Tanggung jawab merupakan salah satu gagasan yang paling penting dan menentukan bagi kerja manajerial. Setiap manajer bertanggung jawab untuk perusahaannya, departemennya, dll. Lebih khusus, manajer memiliki tanggung jawab untuk kualitas produk atau jasa. Tanggung jawab ini meluas kepada karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum. Dengan demikian perlu disepakati bahwa tanggung jawab untuk setiap elemen dalam sistem perguruan tinggi/universitas sangat penting untuk pelaksanaan good university governance. Secara eksternal, peran kementerian pendidikan dan lembaga pendidikan tinggi harus jelas diartikulasikan oleh hukum dan dalam dokumen kebijakan nasional. Secara internal, fakultas, dosen, mahasiswa,
45 administrator, dan lain-lain harus memiliki pemahaman yang jelas tentang hak dan tanggung jawab mereka.
Tanggung jawab di perguruan tinggi diwujudkan dalam sejumlah cara yang berbeda baik di dalam maupun di luar institusi perguruan tinggi. Dalam beberapa kasus melibatkan kemitraan dengan masyarakat dan program diarahkan dengan melibatkan siswa dan masyarakat. Dalam kasus lain melibatkan orientasi kurikulum atau fokus umum program akademik terhadap penyelesaian masalah masyarakat, seperti misalnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tanggung jawab universitas terhadap masyarakat dan lingkungan akhir-akhir ini dikenal dengan sebutan tanggung jawab sosial universitas yang didefinisikan oleh Domínguez Pachon (2009) dalam Giuffré & Ratto (2014:233), sebagai kemampuan dari universitas untuk menyebarkan dan menerapkan seperangkat prinsip umum dan nilai-nilai tertentu, dengan menggunakan empat proses kunci, yaitu: Manajemen, Pengajaran, Penelitian, dan Penyuluhan, melalui penyediaan layanan pendidikan dan mentransfer pengetahuan berikut prinsip-prinsip etika, tata kelola yang baik, menghormati lingkungan, keterlibatan sosial dan promosi nilai-nilai.
Universitas memiliki dampak langsung pada masa depan dunia bukan saja untuk pelatihan profesional dan pelatihan kepemimpinan, tetapi juga membentuk aktor sosial yang dapat mempromosikan pendidikan siswa sesuai dengan realitas sosial eksternal, dan membuat pengetahuan dapat diakses oleh semua orang. Oleh karena itu, Reiser (2008) dalam Vasilescu et al. (2010:4178) berpendapat, bahwa konsep tanggung jawab sosial universitas adalah tentang kebutuhan untuk memperkuat komitmen kewarganegaraan yang aktif. Hal ini menyangkut tentang relawan, sekitar pendekatan etis, mengembangkan rasa kewarganegaraan sipil dengan mendorong siswa dan staf akademik untuk memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat se- tempat atau untuk mempromosikan ekologi, komitmen untuk pembangun- an lingkungan berkelanjutan secara lokal dan global.
46
Dalam konteks yang lebih luas, Chile and Black (2015:235) ber- pendapat, bahwa konsep tanggung jawab sosial universitas meliputi bagaimana universitas mengatasi masalah sosial-ekonomi, politik dan lingkungan masyarakat. Hal ini juga mencakup introspeksi pada proses internal universitas dan lingkungan. Bagaimana komunitas universitas, mahasiswa, staf, dan struktur administrasi mengelola dampak lingkungan yang dihasilkan oleh universitas.
Prinsip responsibilitas yang diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab sosial universitas sebagaimana diuraikan di atas, mengharuskan lembaga pendidikan tinggi selalu memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi, politik, sosial dan budaya di tempat-tempat di mana pendidikan tinggi berada. Karena aktivitas universitas terkait dengan pendidikan dan penelitian yang secara langsung dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, maka tanggung jawab universitas dapat diwujudkan dengan membantu perkembangan perilaku kewirausahaan dan tanggung jawab sosial siswa. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh universitas tidak hanya melalui proyek-proyek pengembangan masyarakat, tetapi juga melalui program dan kursus yang mendidik orang-orang muda terkait dengan bagaimana caranya menjadi peserta aktif dalam proses membuat perubahan sosial yang positif.