• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.2 Problem Based Learning (PBL)

2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah menurut Ridwan (2014): 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membukan dialog. Visser (dalan Rusmono. 2012:75) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses pemahaman isis suatu pelajaran pada suatu kurikulum.

Punaji Setyosari (2006:1) menyatakan bahwa PBL adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oelh adanya masalah nyata, sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah memperoleh pengetahuan.

15 Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL diharapkan dapat membantu siswa berpikir, mengajukan pertanyaan, mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014:133).

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa peneliti di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri.

2.1.3.2 Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Menurut Hosnan (2014), tujuan utama dari model pembelajaran PBL adalah pengembangan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta mengajak aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan sendiri. PBL juga dimaksudkan dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik dapat terbentuk dengan adanya kerja sama dalam mengidentifikasi informasi,strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.

16 2.1.3.3 Prinsip PBL

Menurut Hosnan (2014, 300) menyatakan bahwa prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Hosnan (2014) menyebutkan masalah tersebut bersifat terbuka (open-ended problem) dan tidak terstruktur dengan baik (ill-structured). Masalah bersifat terbuka maksudnya adalah masalah memiliki banyak jawaban atau strategi-strategi dan solusi-solusi. Masalah bersifat tidak terstruktur dengan baik maksudnya adalah masalah tidak dapat diselesaikan secara langsung melainkan perlu informasil lanjut untuk memahami serta perlu menggabungkan beberapa strategi untuk menyelesaikannya.

Menurut Hosnan (2014), pusat pembelajaran PBL berada pada peserta didik, sementara guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan maupun berkelompok. Agar pembelajaran dapat menarik siswa, maka ada baiknya melakukan apresepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu:

1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar konsep yang mengacu pada jalinan semantik yang tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.

17 2. Knowing about knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran. Belajar adalah proses cepat, bila pembelajar mengajukan keterampilan-keterampilan self-monitoring.

Faktor-faktor konstektual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pembelajar untuk memiliki pengetahuan dan agar pembelajar mampu menerapkan proses pemecahan masalah yang merupakan tujuan yang sangat penting.

2.1.3.4 Langkah-Langkah PBL

Menurut Amir (2009:24-26) ada tujuh langkah yang dilakukan dalam setiap kelompok kecil yaitu yang pertama mengklatifikasikan istilah dan konsep yang belum jelas. Setelah itu masalah dan menganalisis masalah. Langkah selanjutnya adalah menata gagasan dan menganalisisnya secara sistematis. Selanjutnya memformulasikan tujuan pembelajaran kemudian mencari informasi tambahan dan yang terakhir adalah mensistesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan.

Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

1. Orientasi siswa pada sekolah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

18 3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan proses yang mereka gunakan.

Ibrahum dan Nur (2000: 13) dan ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemjukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

Tabel 2.1 Langkah-langkag PBL Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa

pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa pada aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinidikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman

individu atau kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah 4 Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya

Membeantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau mengvaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan

19 proses pemecahan

masalah

proses yang mereka gunakan

2.1.3.5 Teknik Penilaian dalam PBL

Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilaian PBL sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist atau rating scale. Penilaian juga ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan loaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi. Dalam penelitian ini PBL sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dikarena PBL dapat membuat siswa lebih aktif dalam pelajaran, mampu menemukan suatu permasalahan dan mencari solusi untuk masalah itu sendiri.

Dokumen terkait