• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan."

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

A.Y Lola Tri Ariska Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 82%, dan adanya sikap siswa yang cukup yang dilihat dari hasil observasi sebesar 76%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas III dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survei. Sampel penelitian ini terdiri dari 34 siswa kelas IIIA. Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif, karena terdapat persepsi siswa yang mengalami kenaikan dan diikuti sikap siswa yang juga mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0, 021 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,394 N=68.

(2)

ABSTRACT

Relations between Perception And Attutude Students’ Grade III On Civic Lesson In Elementary School Kanisius Wirobrajan

A.Y Lola Tri Ariska Sanata Dharma University

2017

The background of this study was the perceptions of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 82%, and the attitude of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 76%. The purpose of this study was to determine the relationship of class III student perception and attitude of students in the Civics Education in Kanisius Wirobrajan School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.

This study research design survey. Sampel this study consisted of 34 students of class IIIA as a group. In learning to use the Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing, guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating.

The results showed that there is a positive relationship, because there was a perceptions of students has increases and followed the students’ attitudes were also increased. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of 0.021 (p <0.05); Pearson correlation = 0.394 N = 68.

(3)

i

HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA

MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

A.Y Lola Tri Ariska NIM : 131134135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai penggangan dalam hidupku.

2. Kedua orang tuaku Yoseph Supriyanto S.Pd.dan Yuliana Sri Suparni yang senantiasa memberikan dukungan serta kasih sayang yang tulus.

3. Kakakku Christina Yayuk Purwandari S.Pd. dan Chatarina Jimat Dwi Santi Aji S.Pd. yang memberiku dukungan.

4. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penyemangat dan penghiburku.

(7)

v MOTTO

Jangan berhenti berjuang selagi masih ada kesempatan. Karena

kesempatan baik tidak akan datang untuk kedua kalinya

*A.Y Lola Tri Ariska*

Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan

memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan

belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan

jiwamu akan mendapatkan ketenangan

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

A.Y Lola Tri Ariska Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah adanya persepsi siswa yang cukup dilihat dari hasil observasi yaitu sebesar 82%, dan adanya sikap siswa yang cukup yang dilihat dari hasil observasi sebesar 76%.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi siswa kelas III dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Survei. Sampel penelitian ini terdiri dari 34 siswa kelas IIIA. Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL) ada 5 langkah yaitu orientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif, karena terdapat persepsi siswa yang mengalami kenaikan dan diikuti sikap siswa yang juga mengalami kenaikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) sebesar 0, 021 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,394 N=68.

(11)

ix ABSTRACT

Relations between Perception And Attutude Students’ Grade III On Civic Lesson In Elementary School Kanisius Wirobrajan

A.Y Lola Tri Ariska Sanata Dharma University

2017

The background of this study was the perceptions of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 82%, and the attitude of the student were quite seen from the results of the intial questionnaire which is 76%. The purpose of this study was to determine the relationship of class III student perception and attitude of students in the Civics Education in Kanisius Wirobrajan School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.

This study research design survey. Sampel this study consisted of 34 students of class IIIA as a group. In learning to use the Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing, guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating.

The results showed that there is a positive relationship, because there was a perceptions of students has increases and followed the students’ attitudes were also increased. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of 0.021 (p <0.05); Pearson correlation = 0.394 N = 68.

(12)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing kami dengan penuh kesabaran.

(13)

xi 7. Lia Pratiwi, S.Pd.SD selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan

penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

8. Siswa kelas IIIA SD Kanisius Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

9. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi.

10. Ayahku Yoshep Supriyanto atas segala doa dan dukungannya serta kasih sayangnya.

11. Ibu Yuliana Sri Suparni yang dengan sabar dan selalu setia dalam membimbingku, menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi.

12. Kakak ku Christina Yayuk Purwandari dan Chatarina Jimat Dwi Santi Aji yang selalu menyemangati.

13. Kakak iparku Yogi Dwi dan Sulistyo yang mendukungku

14. Keponakanku, Ekando Galang, Bintang Yoma, Adventia Eka dan Natanael Paska yang menjadi penyemangatku

15. Sahabat-sahabatku semasa sekolah, Atika, Ardiyansyah, Ariesta, Irna, Putri, Monika,Silvia, Ari, Salim, Kentis, Angga, Estu yang selalu memberikan dukungan untukku.

16. Sahabat-sahabat seperjuanganku Vera, Achichi, Achun, Vero, Cicil, Nindi, Listy yang selalu memberikan semangat.

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

(14)

xii terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(16)

xiv

2.1.2 Sikap ... 11

2.1.2.1 Pengertian Sikap... 11

2.1.2.2 Karakterisitik Sikap ... 12

2.1.2.3 Indikator yang Mempengaruhi Sikap ... 13

2.1.3 Problem Based Learning (PBL)... 14

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

2.1.5 Materi Kelas III Norma ... 21

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 23

2.2.1 Literatur Map ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 26

2.4 Hipotesis Penelitian ... 28

(17)

xv

3.8.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ... 56

3.8.3 Dampak Perlakuan Siswa ... 57

3.8.4 Pembahasan Lebih Lanjut ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Asumsi ... 59

4.1.1 Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 59

4.1.2 Uji Homogenitas Persepsi dan Sikap Siswa ... 60

4.1.3 Uji Linearitas ... 61

4.2. Uji Hipotesis ... 62

4.2.1 Uji Hipotesis Korelatif ... 62

4.3 Deskripsi Implementasi ... 64

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 64

4.4.1 Pembahasan Uji Hipotesis ... 64

4.4.2 Dampak Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 67

5.3 Saran ... ` 68

(18)
(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

(20)

xviii DAFTAR TABEL

Halaman

Tebel 2.1 Langkah-langkah PBL ... 18

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Siswa ... 34

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru ... 35

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner ... 36

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Presepsi Siswa ... 38

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Sikap Siswa ... 41

Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa pada mata pelajaran PKn ... 43

Tabel 3.8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa pada mata pelajaran PKn ... 43

Tabel 3.9 Expert Judgement ... 45

Tabel 3.10 Rentang Skor ... 46

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas presepsi siswa pada mata pelajaran PKn ... 47

Tabel 3.12 Item Kuesioner Persepsi yang Valid ... 49

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa pada PKn ... 50

Tabel 3.14 Item Kuesioner Sikap yang valid ... 51

Tabel 3.15 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 53

Tabel 3.16 Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 53

Tabel 3.17 Tabel Reliabilitas Persepsi Siswa pada mata pelajaran PKn... 53

Tabel 3.18 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa pada mata pelajaran PKn ... 54

Tabel 3.19 Kategori Koefisien Korelasi ... 57

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi dan Sikap Siswa... 59

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Terhadap Persepsi dan Sikap Siswa ... 60

Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas Antara Persepsi dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 61

Tabel 4.4 Uji Korelasi persepsi dan sikap siswa kelas III ... 63

(21)

xix DAFTAR GRAFIK

(22)

xx DAFTAR LAMPIRAN

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kesejahteraan suatu bangsa sangat bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Menurut Zamroni (dalam Elmubarok, 2009: 3) pendidikan adalah suatu proses yang menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan dan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya dalam masyarakat dapat bermakna dan berfungsi secara optimal.

(24)

2 Kemampuan individu untuk menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang kemudian diorganisasikan, diinterpresentasi, sehingga dapat mengerti keadaan lingkungan sekitarnya kemampuan ini disebut dengan persepsi. Kemampuan menerima rangsangan ini dapat dirasakan melalui metode pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran persepsi siswa sangat diperlukan karena dengan persepsi siswa yang positif terhadap pembelajaran maka proses pembelajaran tersebut akan berjalan dengan baik. Begitu juga dengan sikap siswa. sikap siswa di anggap ideal apabila sikap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran itu posistif. Sikap siswa sangat penting dalam proses pembelajaran dikarenakan apabila sikap siswa positif dalam pelajaran maka proses pembelajaran juga akan berjalan dengan baik pula. Di dalam penelitian ini persepsi dan sikap siswa dilihat dalam mata pelajaran PKn.

Menurut Djahiri (1991:12) Pendidikan Kewarganegraan bukanlah pelajaran hafalan semata, melainkan untuk diamalkan secara penuh penghayatan, keyakinan dan nalar. Hal terseebut juga disampaikan oleh Winaputra (2008:29) yaitu dalam strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajarai sekaligus praktik.

(25)

3 PKn adalah suatu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar. Di Sekolah Dasar mata pelajaran PKn dinggap rumit karena banyak siswa yang diminta guru untuk menghafalkan materinya. Kemudia guru meminta siswa untuk memperhatikan pelajaran dan mengerjakan soal. Tidak sedikit dari siswa yang mengeluh bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang membosankan. Itu bisa terjadi karena kurang adanya perhatian terhadap mata pelajaran PKn yang seharusnya bisa diterima dengan sangat baik namun menjadi pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. sebabnya karena sering kali menghafal dibandingkan dengan memahami. Siswa seringkali diberikan materi yang mencangkup kehidupan mereka dalam masyarakat maupun di dalam rumah. Akan tetapi tetap saja siswa tidak paham akan hal tersebut, seperti mematuhi norma yang berlaku di dalam keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Hal ini terjadi karena pendidikan kewarganegaan saat ini hanya cenderung mengajarkan pada sikap siswa dan moral siswa sedangkan untuk norma sendiri masih belum terbentuk dalam diri siswa. itu semua terlihat dari siswa yang cenderung melanggar norma yang sudah ada atau yang sudah dibuat berdasarkan kesepakatan bersama.

(26)

4 Hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Kanisius Wirobrajan. Pada proses pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu PBL akan tetapi masih saja terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah di lakukan oleh peneliti, siswa mengalami permasalahan pada persepsi sebesar 82% siswa (28 dari 34 siswa) menganggap bahwa mata pelajaran itu tidak menyenangkan. Itu sebabnya siswa sering merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran PKn di dalam kelas. siswa juga kurang bersemangat dan akan menyepelekan mata pelajaran PKn. Persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn menjadi buruk karena proses pembelajaran yang tidak kondusif. Bahkan dapat mempengaruhi diri siswa dalam kehidupan sehari-hari. PKn memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa. Persepsi yang terbentuk dalam diri siswa juga akan mempengaruhi sikap siswa. Dengan adanya permasalah tersebut menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa. hal ini terlihat 76% siswa (26 dari 34) menjadi kesulitan untuk mengerti nilai-nilai yang disampaikan pada pembelajaran PKn. Dimana setiap siswa tidak sesuai dengan tujuan PKn.

(27)

5 adalah model pembelajaran yang tidak terpaku dengan penjelasan dari guru, siswa bisa mengembangkan sendiri materi yang sudah ada kemudian mengaplikasikan dengan media yang sudah tersedia pula. Dalam PBL guru hanya menjadi fasilitator yang mengarahkan siswa harus seperti apa namun siswa akan bekerja dengan sendirinya. PBL dapat mengembangkan pola pikir dan kreativitas siswa. selain itu PBL bisa membuat rasa semangat siswa untuk belajar PKn menjadi lebih besar dan persepsi siswa terhadap mata pelajaran PKn tidak lagi buruk. Siswa juga akan mempunyai sikap yang positif terhadap matapelajaran PKn.

Dari uraian yang disampaikan di atas, peneliti melakukan penelitian survei dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS III PADA

MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS WIROBRAJAN”.

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini hanya terbatas meneliti tentang hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn. Hasil penelitian ini hanya berlaku di SD Kanisius Wirobrajan pada materi norma.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn?

1.4 Tujuan Penelitian

(28)

6 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya bagi siswa, guru, sekolah, dunia pengetahuan, pembaca, dan peneliti.

1. Bagi Siswa

Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh bagi siswa adalah

a) agar siswa dapat memahami, mengahayati, dan melaksanakan gotong royong melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

b) siswa mendapatkan pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan dengan menggunakan metode yang digunakan. 2. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah

a) guru mendapat tambahan wawasan tentang model pembelajaran yang baru untuk digunakan dalam pembelajaran bagi siswa .

b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran lain yang berbeda dari metode pembelajaran sebelumnya agar persepsi dan sikap anak terhadap mata pelajaran PKn berubah.

3. Bagi Sekolah

(29)

7 4. Bagi IPTEK

Manfaat dari penelitian ini bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah penelitian ini sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian lain. 5. Bagi Pembaca

Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca adalah memberikan pengetahuan khususnya tentang adanya perubahan persepsi dan sikap siswa mengenai pembelajaran PKn.

6. Bagi Peneliti

Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Peneliti juga dapat mengetahui implementasi pembelajaran yang menggunakan PBL (Problem Based Learning).

1.6 Definisi Operasional

1. Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat, dan jiwa.

2. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif yang di hadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

(30)

8 yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

(31)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya. Teori-teori yang akan dijelaskan pada bagian ini tentang persepsi, sikap, mata pelajaran PKn, dan metode pembelajaran problem based learning.

2.1.1. Persepsi Siswa 2.1.1.1 Pengertian persepsi

(32)

10 Dari pendapat yang dipaparkan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan dan individu dapat menerima rangsangan melaui alat indera kemudian diinterpretasikan dan diorganisasikan. Semua itu ditunjukkan melalui melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita atau sesuatu yang dialami manusia 2.1.1.2 Indikator Persepsi

Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua macam, yaitu:

a. Penerimaan

Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar. b. Evaluasi

Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif.Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai seuatu yang membosankan dan sulit. Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan menyenangkan.

Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam, yaitu:

(33)

11 b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.

Berdasarkan pendapat yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas perneliti menyimpulkan persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat, dan jiwa. Peneliti juga menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106) yaitu menyerap dan mengerti.

2.1.1 Sikap

2.1.2.1 Pengertian Sikap

Sikap menurut Thurstone, Likert dan Osgood (dalam Azwar, 2015:5) adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Perasaan yang ditunjukan bisa mendukung (favorable) maupun tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Backman dan Secord (dalam Azwar, 2015:5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam perasaan (afeksi), pemikiran ( kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitar.

(34)

12 sedangkan opini merupakan sikap yang lebih spesifik dan sangat situasional serta mudah berubah.

Peneliti mengambil kesimpulan pengertian sikap yang telah didefinisikan oleh Thurstone, Likert, Osgood Backman dan Secort, bahwa sikap adalah evaluasi atau reaksi seseorang terhadap suatau aspek atau objek dalam hal perasaan, pikiran dan presisposisi tindakan baik mendukung maupun tidak mendukung. 2.1.2.2 Karakteristik Sikap

Menurut Sax (dalam Azwar, 1998 : 9) Karakteristik sikap antara lain adalah arah, intensitas, keluaan, konsistensi, dan spontanitasnya :

a. Arah : dalam hal ini sikap akan menunjukkan apakah seseorang itu menyetujui atau tidak, apakah mendukung atau tidak pada suatu hal.

b. Intensitas : dalam hal ini intensitas atau kekuatan yang dimiliki setiap orang itu berbeda-beda. Dua orang yang sama-sama memiliki sikap positif terhadap sesuatu belum tentu memiliki intensitas yang sama. Dalam hal ini memiliki arti dari dua orang tersebut pasti ada satu orang yang memiliki intensitas lebih unggul dari orang lainnya.

c. Konsistensi : dalam hal ini ditunjukkan dari kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya terhadap objek sikap. Konsistensi ini juga ditunjukkan dengan tidak adanya kebimbangan dalam bersikap.

(35)

13 2.1.2.3 Indikator yang mempengaruhi sikap

Menurut Azwar (2007) dalam sikap terdapat indikator yang mempenngaruhinya. Indikator tersebut antara lain adalah :

a. Komponen Kognitif

Komponen Kognitif merupakan komponen yang berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap

b. Komponen afektif

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.

c. Komponen perilaku

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

Menurut Walgito (dalam Puspasari, 2010:16) sikap mengandung tiga indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu kognitif (konseptual), afektif (emosional), konatif (perilaku atau action component) :

(36)

14 b. Indikator afektigf merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa

senang atau tidak senang terhadap objek sikap

c. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap

Dari pendapat yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif yang di hadapi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti juga akan menggunakan indikator sikap menurut Walgito yang membentu struktur sikap antara lain : kognitif, afektif dan konatif.

2.1.2 Problem Based Learning (PBL)

2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah menurut Ridwan (2014): 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membukan dialog. Visser (dalan Rusmono. 2012:75) mengatakan bahwa Problem Based Learning adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses pemahaman isis suatu pelajaran pada suatu kurikulum.

(37)

15 Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL diharapkan dapat membantu siswa berpikir, mengajukan pertanyaan, mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014:133).

Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa peneliti di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri.

2.1.3.2 Tujuan Problem Based Learning (PBL)

(38)

16 2.1.3.3 Prinsip PBL

Menurut Hosnan (2014, 300) menyatakan bahwa prinsip utama PBL adalah penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Hosnan (2014) menyebutkan masalah tersebut bersifat terbuka (open-ended problem) dan tidak terstruktur dengan baik (ill-structured). Masalah bersifat terbuka maksudnya adalah masalah memiliki banyak jawaban atau strategi-strategi dan solusi-solusi. Masalah bersifat tidak terstruktur dengan baik maksudnya adalah masalah tidak dapat diselesaikan secara langsung melainkan perlu informasil lanjut untuk memahami serta perlu menggabungkan beberapa strategi untuk menyelesaikannya.

Menurut Hosnan (2014), pusat pembelajaran PBL berada pada peserta didik, sementara guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara berpasangan maupun berkelompok. Agar pembelajaran dapat menarik siswa, maka ada baiknya melakukan apresepsi atau pembukaan dengan menghubungkan materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yaitu:

(39)

17 2. Knowing about knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran. Belajar adalah proses cepat, bila pembelajar mengajukan keterampilan-keterampilan self-monitoring.

Faktor-faktor konstektual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pembelajar untuk memiliki pengetahuan dan agar pembelajar mampu menerapkan proses pemecahan masalah yang merupakan tujuan yang sangat penting.

2.1.3.4 Langkah-Langkah PBL

Menurut Amir (2009:24-26) ada tujuh langkah yang dilakukan dalam setiap kelompok kecil yaitu yang pertama mengklatifikasikan istilah dan konsep yang belum jelas. Setelah itu masalah dan menganalisis masalah. Langkah selanjutnya adalah menata gagasan dan menganalisisnya secara sistematis. Selanjutnya memformulasikan tujuan pembelajaran kemudian mencari informasi tambahan dan yang terakhir adalah mensistesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan.

Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

1. Orientasi siswa pada sekolah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

(40)

18 3. Membimbing pengalaman individu atau kelompok. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan proses yang mereka gunakan.

Ibrahum dan Nur (2000: 13) dan ismail (2002: 1) dalam Rusman mengemjukakan bahwa langkah-langkah PBL adalah:

Tabel 2.1 Langkah-langkag PBL

Fase Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa

pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan dan memotivasi siswa pada aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinidikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman

individu atau kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membeantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu siswa untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalisis dan mengevaluasi

(41)

19 proses pemecahan

masalah

proses yang mereka gunakan

2.1.3.5 Teknik Penilaian dalam PBL

Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilaian PBL sesuai dengan tujuan dari PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist atau rating scale. Penilaian juga ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan loaboratif melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi. Dalam penelitian ini PBL sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dikarena PBL dapat membuat siswa lebih aktif dalam pelajaran, mampu menemukan suatu permasalahan dan mencari solusi untuk masalah itu sendiri.

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Fathurrohman dan Wuryandami (2011: 1-7) mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-lu;tural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

(42)

20 sebagai individu maupun sebagai masyarajat, dan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa.

Sementara menurut Chamim (2004: 42) Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa gua mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera dan demokratis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pkn adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

(43)

21 2.1.5 Materi Ajar Kelas III Norma

1. Norma atau Aturan yang berlaku di rumah

Contoh-contoh aturan yang berlaku dirumah antara lain: a. Bangun pagi tepat waktu.

b. Membiasakan diri untuk sarapan pagi sebelum kesekolah. c. Pamit kepada orangtua sebelum berangkat kesekolah. d. Tidak menonton televisis sampai larut malam.

e. Menggunakan waktu belajar dengan baik.

Aturan tersebut yang biasa berlaku didalam keluarga. Setiap anggota keluarga wajib mentaatinya. Apabila melanggar, sanksinya bisa bermacam-macam sesuai dengan kesepakatan bersama. Misalnya, saar belajar maka tidak boleh menonton televisis dan lain-lain.

2. Norma atau Aruran yang berlaku di sekolah

Setiap sekolah memiliki aturan. Aturan terseut dibuat bersama antara anggota guru dan siswa. aturan di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu aturan tertulis dan aturan tidak tertulis.

a. Aturan Tertulis

Aturan tertulis merupakan ketentuan-ketentuan yangdibuat bersama kemudian dipasang di tempat-tempat yang mudah terbaca. Berikut adalah contoh aturan aturan tertulis di sekolah:

1) Masuk sekolah tepat waktu

(44)

22 4) Dilarang membuat kegaduhan

5) Setiap hari senin wajib mengikuti kegiatan upacara bendera 6) Buanglah sampah pada tempatnya

7) Jagalah kebersihan kelas dan lingkungan sekolah b. Aturan Tidak Tertulis

Contoh aturan-aturan tidak tertulis di sekolah adalah sebagai berikut: 1) Mengucapkan salam jika bertemu guru

2) Menengok teman yang sakit

3. Norma atau Aturan yang berlaku di masyarakat a. Aturan tertulis

Contoh aturan tertulis yang berlaku di masyarakat adalah sebagi berikut:

1) Setiap kepala keluarga wajib memiliki kartu keluarga

2) Setiap warga yang sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah wajib memiliki kartu tanda penduduk

3) Tamu yang mengunap lebih dari 24 jam wajib lapor ketua RT b. Aturan tidak tertulis

Contoh aturan tidak tertulis yang berlaku di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:

1) Menghargai orang lain

2) Bersikap sopan dengan siapa saja 3) Tidak berkata kasar

(45)

23 5) Minta izin jika akan meminjam barang

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Octriana, Hermita, Munjiatun (2008) yang berjudul “Penerapan Model PBM untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V”. Hasil Penelitiannya adalah peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1

dengan presentase 13,8% dan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 13,84%. Peningkatan hasil belajar siklus I dengan nilai rata-rata 67,38. Sedangkan pada sikulus II dengan nilai rata-rata 75,63.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2016) yang berjudul “Peningkatan Sikap Nasionalisme pada Siswa Kleas V Melalui Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning”.

Hasil penelitiannya adalah peningkatan terjadi pada kondisi awal di siklus I. Nilai rata-rata kondisi awal 62,7. Setelah siklus pertama nilai rata-rata menjadi 76,3. Lanjut pada siklus II, hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami perkembangan dari siklus I yaitu sebesar 88,86.

Hasil penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Wijayanto (2010) dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru dan Motivasi

(46)

24 sebesar 0,000 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama. Sama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa Tentang Kinerja Guru, sedangkan perbedaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanang Wijayanto adalah subjek dan tahun penelitiannnya.

(47)

25 2.2.1 Literatur Map

Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan Persepsi

(48)

26 Berdasarkan Literatur Map yang dipaparkan diatas, peneliti relevan yang pertama mengenai persepsi berhasil dalam melaksanakan tugas mengembangkan kinerja guru dan motivasi belajar siswa. peneliti yang relevan kedua mengenai sikap Nasionalisme pada Siswa Kelass V Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunkan Metode Problem Based Learning. Kemudian peneliti relevan yang ketiga membahas mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara persepsi dan sikap siswa pada kelas yang menggunakan model Problem Based Learning.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan di sekolah dasar menitik beratkan pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tiga aspek tersebut adalah bekal anak SD untuk masa depan. Pembelajaran yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan siswa, keatifan siswa bisa membangun kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah tersebut.

(49)

27 untuk memecahkan permasalahan di sekitar siswa serta memotivasi siswa untuk bisa lebih aktif dalam memecahkan suatu permasalahan.

Persepsi siswa yang terbentuk dalam diri siswa akan sangat berpengaruh terhadap sikap siswa. Hal ini dapat membuat siswa meniliki sikap yang buruk terhadap mata pelajaran PKn. Dikarenakan jika persepsi siswa pada mata pelajaran PKn buruk juga mempengaruhi sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Sikap tersebut terlihat pada tingkah laku siswa pada saat mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas, ada yang malas, mengantuk, jenuhb bahkan ada yang mengobrol. Sikap siswa tersebut terbentuk karena persepsi siswa yang tidak menyukai gaya belajar di dalam kelas.

Ketika menggunkan model pembelajaran PBL, siswa dapat terlibat aktif di kelas dengan melihat suatu permasalahan yang nyata sehingga siswa berminat dalam mengikuti proses bembelajaran, dilihat dari sikap siswa yang cenderung memprihatinkan (Slameto, 2010:181). PBL memiliki tahap-tahap pembelajaran yang dapat memicu siswa untuk berpikir kritis dan mengacu pada permasalahan sehingga siswa akan merasa penasaran dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut.

(50)

28 2.4 Hipotesis Penelitian

(51)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas tentang penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen

penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Menurut Kartiko (2009: 255), metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan persepsi dan sikap siswa kelas III pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. 3.2 Setting Penelitian

Dalam setting penelitian ini berisikan tempat penelitian dan waktu penelitian dengan penjelasan sebagai berikut:

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. SD Kanisius Wirobrajan beralamat di JL. HOS Cokroaminoto 8.

(52)

30 Dharma, peneliti juga tertarik meneliti hubungan persepsi siswa kelas III terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Berikut jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian:

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan penelitian

(53)

31 3.3 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Peneliti mengambil subjek penelitian siswa di SD Kanisius Wirobrajan dengan populasi siswa kelas III SD Kanisius Wirobrajan dengan jumlah siswa 65. Sampel yang digunakan yaitu kelas IIIA yang memiliki jumlah siswa 34 siswa. Tidak ada pengundian dalam menentukan kelas yang digunakan untuk penelitian. Cara ini sudah disetujui oleh guru kelas IIIA.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:

3.4.1 Variabel independent (bebas)

(54)

32 3.4.2 Variabel dependent (terikat)

Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variable terikat merupakan variabel yang dipenbaruhi atau yang menjadi akibat, kerena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap siswa.

3.4.3 Variabel Moderator (Variabel yang Mempengaruhi Perlakuan) Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel moderator dalam penelitian ini yaitu Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Berikut adalah gambar pemetaan dari variabel penelitian:

Variabel independen Variabel dependen

Variabel Moderator

Gambar 3.2. Pemetaan Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Kuesioner

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

Persepsi siswa Sikap siswa

(55)

33 memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono, 2010:199). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2009: 102), kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang dibetrikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberi respon ssesuia dengan permintaan pengguna.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan penggunaan kuesioner. Kemudian kuesioner persepsi dan sikap dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Begitu pula dengan Masidjo (2010: 70) mengatakan bahwa kuisioner atau angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentangf pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuisioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan tersebut, Furchan, (2007: 260). Pada penelitian ini responden membutuhkan tanda cek () pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

3.5.2 Wawancara

(56)

34 dalam Sugiyono (2012: 233) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara testruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabannyapun sudah disiapkan), wawancara semiterstrukutur (pelaksanaan wawancara lebih bebas, dan bertujuan untuk menemukan permasalahan secara terbuka dimana responden dimintai pendapat dan ide-idenya). Dan wawancara tidak terstruktur (merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dari peryataan di atas peneliti menggunkan wawancara terstrutur dimana peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan secara tertulis dan tersusun.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Siswa

No. Topik Pertanyaan

1 Mata pelajaran PKn Apakah kamu suka dengan mata pelajaran PKn?

2 Apa alasanmu?

3 Metode Bagaimana cara gurumu mengajar PKn? 4 Mata pelajaran PKn dan

metode

Apakah kamu bisa memahami mata pelajaran PKn dengan cara gurumu mengajar?

5 Evaluasi Pernyataan pada no berapa yang kamu angga sulit saat mengerjakan kuesioner?

6 Model pembelajaran Problem Based Learning

Apa yang kamu dapatkan pada saat melakukan pembelajaran dengan cara yang berbeda?

7 Apakah cara pembelajaran dengan model

(57)

35 dalam belajar?

8 Apakah belajar menggunakan model

pembelajaran problem based learning membuatmu bosan?

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan

1 Metode Bagaimanakah ibu mengajarkan pelajaran PKn supaya siswa paham dengan materi PKn?

2 Mata Pelajaran PKn Apakah ada kesulitan yang ibu alami pada saat mengajarkan mata pelajaran PKn?

3 Media Pembelajaran Dalam pembelajaran biasanya guru menggunakan media, media apakah yang ibu gunakan dalam pembelajaran PKn?

4 Apakah pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan nilai siswa?

5 Apakah ada perubahan yang terjadi ketika ibu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning?

6 Apakah ibu merasa puas dengan

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning?

7 Apakah setelah ini ibu akan mengajar

menggunakan model ini?

3.6 Instrumen Penelitian

(58)

36 ditentukan indikator yang diukur. Peneliat tersebut berdasarkan materi mata pelajaran PKn tentang norma dengan KD 2.1 Mengenal aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat sekitar.

Instrumen penelitian sebagai alat penbgumpul data dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain (1) angket (kuesioner), (2) wawancara, (3) pengamatan, (4) ujian atau tes, (5) dokumentasi (Arikunto, 1995: 135). Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpulan data adalah angket atau kuesioner.

Alat ukur digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner persepsi dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang tertulis kepada responden untuk dijawab (sugiyono, 2010:199). Kuisioner persepsi terdapat 3 indikator (Muhammmad Fahturohman, 2015) dan kuesioner sikap terdapat 3 indikator (Saiffudin Azwar, 2007).

Berikut adalah tabel presepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pernyataan Kuesioner Persepsi dan Sikap No Kisi-kisi Indikator Pembagian

Indikator

pembelajaran PKn

Menyerap 1,2,3 8,9,10

Mengerti 4,5,6,7 11,12,13,14

2 Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn

Menyerap 15, 16 20, 21 Mengerti 17, 18, 19 22, 23, 24 3 Persepsi tentang

interaksi dalam pembelajaran PKn

(59)

37 Dari keseluruhan indikator yang tercantum pada (persepsi dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn) kemudian disusun dalam pernyataan-pernyataan bersama dengan dosen pembimbing beserta peneliti. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 6 deskriptor.

Kuesioner tersebut disusun berdasarkan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2010: 134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukan suatu tingkatan. Terdapat lima alternatif jawaban yang dikemukakan oleh Likert adalah, Sanggat Setuju, Setuju, Tidak Mempunyai Pendapat, Tidak Setuju, Sanggat Tidak Setuju. Kelima jawaban yang dikemukakan oleh Likert tersebut terdapat rentang nilai 1 sampai 5 dalam pernyataan farvorable dan unfarvorable.

(60)

38 Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “Sangat Tidak Setuju (STS)”.

Berikut ini pernyataan untuk favorable dan unfavorable: Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sanggat Setuju (SS) : Skor 5 - Setuju (S) : Skor 4 - Tidak Setuju (TS) : Skor 2 - Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 1 Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:

- Sanggat Setuju (SS) : Skor 1 - Setuju (S) : Skor 2 - Tidak Setuju (TS) : Skor 4 - Sanggat Tidak Setuju (STS) : Skor 5

Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner Presepsi Siswa

1. Presepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel penjelasan tentang materi yang akan dipelajari dalam

(61)

39

Materi dalam mata pelajaran PKn sukar dipahami dalam waktu yang lama

5 Saya menggunakan

2. Presepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan

Unfavorabel 1

Menyerap

Saya mendengarkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya lupa dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn

Saya merasa kesulitan menemukan manfaat pembelajaran PKN

5 Saya memiliki rasa

(62)

40 3. Presepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Mengerti

Saya dapat membantu teman yang kesulitan dalam belajar

Saya menjauhi teman yang kesulitan dalam belajar

3 Saya ikut terlibat dalam

diskusi saat pembelajaran

Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi saat

Saya memilih bekerja sendiri daripada

7 Saya dapat bekerjasama

(63)

41 Tabel 3.7 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata

Pelajaran PKn 4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognitif

Saya memperhatikan terhadap mata pelajaran PKn terhadap mata pelajaran PKn

Saya tertarik mengikuti pelajaran PKn

Saya malas mengikuti pelajaran PKn

4 Saya rajin masuk

sekolah saat akan belajar PKn

Saya bolos sekolah saat akan belajar PKn

Saya perlu perisapan dalam mengikuti

Saya tidak menyiapkan buku PKn

5. Sikap saat mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel 1

Kognatif

Saya bersemangat dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Saya kesulitan dalam mengikuti yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

Saya tidak

mendapatkan manfaat pembelajaran yang akan dipelajari dalam mata pelajaran PKn.

4 Mata Pelajaran PKn

membuat ilmu

(64)

42 tidak berpengaruh bagi kehidupan saya.

6

Konatif Saya mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaranPKn.

Saya mendengarkan dengan tidak sungguh-sungguh saat belajar mata pelajaran PKn.

6. Sikap setelah mengikuti pelajaran

No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan Unfavorabel

Saya berperilaku baik setelah mempelajari didapatkan terbatas di lingkungan rumah.

4

Konatif

Saya memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

Saya kesulitan memberikan contoh sikap tindakan setelah mempelajari ilmu pengetahuan.

5

Saya mengetahui sikap apa yang ingin saya kembangkan setelah mengikuti

pembelajaran.

Saya tidak mengetahui sikap yang ingin dikembangkan setelah mengikuti

pembelajaran.

(65)

43 Tabel 3.8 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa pada Mata Pelajaran

PKn

Indikator Indiaktor Ahli Pernyataan farvorable

(66)

44 setelah

pembelajaran

Afektif 27, 28 33, 34, 35 Konatif 29, 30 36, 37, 38

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen ini adalah teknik validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen penelitian. Berikut ini penjelas mengenai validitas dan reliabilitas.

Menurut Sugiyono (2014: 174) pada dasarnya ada dua macam instrumen. Instrumen yang berbentuk test dan instrumen non test. Instrumen test digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen nontes digunakan untuk mengukur sikap. Instrumen yang berupa tes jawabannya adalah “salah atau benar”,

sedangkan instrumen sikap adalah “positif atau negatif”.

3.7.1 Validitas

Validitas merupakan pengukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dari pengukuran tersebut. Validitas terbagi menjadi dua yaitu logis dan empiris. Validitas logis penekanan terhadap penalaran sedangkan validitas empiris lebih menekan pada dua cara yang dilakukan dalam menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Validitas menunjukan kemampuan alat ukut atau instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang akan didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho,2011).

(67)

45 merupakan validdasi yang merumuskan sampai dimana isi tes atau alat ukur yang akan dikur atau di teskan. Sedangkan validitas empiris adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empiris.

3.7.1.1 Validitas Isi

Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan apakah suatu alat ukur/instrumen mampu mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur (Siregar, 2014: 46-47). Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2015: 182). Peneliti membandingkan instrumen hasil konsultasi terhadap guru dan kepala sekolah dengan pernyataan hasil kuisioner atau angket yang diisi oleh siswa. Berikut adalah tabel hasil pengujian validitas isi:

Tabel 3.10 Expert Judgement

No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata

Skor

2 Kelengkapan cangkupan rumusan indicator

4 4 3 11

3 Kesesuaian dengan buku yang digunakan

4 3 3 10

4 Kesesuaian dengan indikator yang ingin dicapai

4 3 4 11

5 Kesesuaian dengan peserta didik 3 3 4 10 6 Keruntutan dan sistematika isi

instrument

3 4 3 10

7 Kesesuaian isi instrumen dengan buku yang digunakan

(68)

46 8 Mencantukan referensi buka dalam

instrument

3 3 3 9

9 Ketepatan ejaan 4 4 3 11

10 Ketepatan pilihan kata 3 4 4 11

11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 3 9

12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11

Total Skor 125

Rata-rata 86,8

Total skor yang didapat dari Dosen 1, dosen 2 dan Guru SD sebesar 125.

Kemudian untuk menghitung rata-rata skor tersebut dengan menggunakan rumus:

Kemudian mendapatkan hasil 86,8 dengan rentang nilai sebagai berikut:

Tabel 3.11 Rentang Nilai

Kategori Rentang Nilai

Layak tidak perlu perbaikan 100

Layak dengan perbaikan 41 – 99

Tidak Layak 1 – 40

Kesimpulan dari validitas isi yang dilakukan dengan expert judgement diperoleh rata-rata sebesar 86,8. Rata-rata tersebut berada pada rentang nilai 41-99 sehingga instrumen tersebut masuk ke dalam kategori layak dengan perbaikan.

3.7.1.2 Validitas Empiris

(69)

47 yang bersumber dari pada atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan (Sudijono, 2009). Setelah pengujian empiris dari ahli dan berdasarkan pengalaman di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil.

Pada penelitian ini yang digunakan untuk validasi kuesioner persepsi siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Penentuan validitas kuesioner persepsi siswa dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Kuesioner disebarkan pada siswa kelas III di lima Sekolah Dasar. Ke-lima Sekolah dasar itu adalah SD N Peleman 2, SD Bobkri Gondolayu, SD Ngering, SD N Granting dan SDN deresan. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal satu item yang valid dan reliabel. Untuk mempermudah validitas empiris peneliti menggunakan program SPSS Versi 20 dengan uji Pearson Correlatin, dengan kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika r tabel <

r hitung dan instrumen dikatakan tidak valid jika r tabel > dari r hitung. Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner presepsi dan sikap pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, maka didapatkan sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Validitas Presepsi siswa pada Mata Pelajaran Pkn

No Pernyataan r hitung

r tabel Keputusan

1 Item 1 1 .207 Tidak valid

2 Item 2 .241’ .207 Valid

(70)
(71)

49 masing-masing sudah memenuhi keenam indikator. Berikut adalah tabel indikator dan perenyataan yang mewakili indikator.

(72)

50 Tabel 3.14 Hasil Uji Validasi Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

(73)

51 Setiap masing-masing item yang valid sudah memenuhi keenam indikator yang ada. Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.

Tabel 3.15 Item Kuesioner Sikap yang Valid

No Indikator Indikator

(74)

52 perbedaan yang ada besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak akan dipercaya atau tidak reliabel.

Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen semakin tinggi, menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya/reliabel. Semakin reliabel suatu instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama, bila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama (Nugroho,2011).Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran memiliki keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan yang dapat dipercaya. Hasil ukur dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2011).

Metode pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah metode Alpha Cronbach’s. Rumusnya adalah (Azwar, 2006)

Gambar 3.2 Rumus pengukuran reliabilitas Keterangan :

MKs = mean kuadrad antara subjek Mke = mean kuadrad kelasahan ri = reliabilitas instrumen

Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dikategorikan berdasarkan tabel kriteria koefisien. Menurut Sugiyono (2014: 257) Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

(75)

53 Tabel 3.16 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00- 1,199 Sangat rendah

0,20- 0,399 Rendah

0,40- 0,599 Sedang

0,60- 0,799 Kuat

0,80- 1,000 Sangat kuat

Tabel di atas menunjukan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitian ini. Pada interval 0,00 – 1,199 menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399 menunjukan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan kualifikasi

sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan kualifikasi Kuat. Pada interval 0,80 – 1,000 menunjukan kualifikasi Sangat Kuat.

Berdasarkan hasil reliabilitas persepsi termasuk dalam kriteria kuat karena menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen persepsi siswa sebesar 0.721. Dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.18 Reliabilitas Persepsi Siswa pada Mata Pelajaran Pkn dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

Alpha Cronbach’s Keterangan

0, 721 Kuat

Jadi instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid.

Kemudian berdasarkan hasil reliabilitas sikap termasuk dalam kriteria sangat kuat karena menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen sikap

(76)

54 Tabel 3.19 Reliabilitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn dengan

Model Pembelajaran Problem Based Learning Alpha Cronbach’s Keterangan

0, 812 Sangat Kuat

Jadi instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid.

3.7 Teknik Analisis Data

Ini termasuk penelitian deskriptif korelatif yang termasuk dalam jenis kuantitatif yang menggunakan statistik dalam analisis datanya. Sebelum menentukan teknik statistik untuk analisis data, maka harus melakukan pengujian dahulu terhadap data yang diteliti. Teknik analisis data yang digunakan merupakan teknik analisis data dengan menggunakan program SPSS 20 for windows yang meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

3.8.1 Uji Asumsi

3.8.1.1 Uji Normalitas data

Uji normalitas data dilakukan setelah data-data terkumpul. Menurut Priyatno (2008: 28) uji normalitas data di lakukan untuk menentukan jenis statistik yang nanti akan digunakan untuk analisis selanjutnya.

(77)

55 a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal.

Menurut Prayitno (2012:17) jika distributor data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik.

b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, distributor data tidak normal. Prayitno (2012:17) menjelaskan bahwa distribusi yang digunkan adalah nonparametrik.

3.8.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini merupakan tahap selanjutnya sesudah menguji normalitas suatu data. Uji homogenitas ini menggunakan teknik homogenity. Dalam bukunya, Prayitno (2008:23) mengatakan jika nilai signifikasi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian sama. Untuk menguji kesamaan varian digunakan Uji Anova sebagai berikut:

Ho : ϭ12 = ϭ22

Ha : ϭ12≠ ϭ22 Dimana

Ho = kedua populasi mempunyai varians yang sama

Ha = kedua populasi mempunyai varians yang berbeda

F = varian terbesar

Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

(78)

56 2. Jika sig.(2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi dan sikap, dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara nilai persepsi ke sikap.

3.8.1.2 Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut;

1. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus.

2. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen tidak bersifat linear atau garis lurus.

3.8.2 Uji Hipotesis

3.8.2.1 Uji Hipotesis Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas III pada Mata Pelajaran PKn

Gambar

Gambar 2.2 Bagan Pemetaan Variabel ...................................................
Grafik 4.1 Grafik P-P Plot of Regression Standardised Residual ...........
Tabel 2.1 Langkah-langkag PBL
Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa perbedaan agama dalam sebuah keluarga di Indonesia adalah merupakan suatu yang lumrah, apakah hal itu karena perkawinan beda agama atau karena salah satu dari

This research study would like to examine the impact of board structure, managerial ownership and gender diversity to the ability in preventing financial distress as

[r]

Analisis pola perkembangan produk akan dilakukan pada product range yang telah ditentukan oleh Nokia dimana product range tersebut dikelompokkan berdasarkan segmen konsumen yang

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja antara lain: motivasi, kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi

Kualitas eksternal digunakan sebagai proksi untuk kepuasan pelanggan karena semakin rendah kegagalan eksternal, maka kepuasan pelanggan semakin tinggi (Ahire and

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio, current ratio dan total asset turnover terhadap pertumbuhan laba dengan ukuran perusahaan

KIMBUL adalah bangunan yang berdinding tipis selebar kapal di atas geladak utama yang berada di bagian buritan, di bagian tengah adalah ANJUNGAN dan di depan adalah AKIL.. Pada