• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROFIL DATA

B. Temuan Penelitian

2. Problematika dan Solusi Pendidikan Ibadah mahdhah

Banyubiru Kabupaten Semarang.

Dari observasi yang dilakukan penulis pada keluarga beda

agama di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaen Semarang menunjukkan bahwa problematika serta solusi yang

yang diperoleh dalam mendidik ibadah anak di keluarga beda agama adalah sebagai berikut:

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-1 yaitu keluarga bapak YLT dan ibu T orang tua dari SWS, yang penulis peroleh data pada 11 Mei 2017 sebagi berikut:

Problematika yang sering terjadi yaitu SWS terkadang

merasa malas dalam mengerjakan sholat dan lebih senang bermain handphone. Ayahnya bapak YLT sesekali menegur, solusinya yaitu memberikan suatu hadiah apabila SWS rajin dalam melaksanakan ibadah yaitu sholat dan mengaji. Tentunya dengan bimbingan dari ibunya juga. Seperti yang di tuturkan bapak YLT,ibu T, dan SWS:

“Sering mbak saya suruh SWS untuk sholat trus berangkat

TPA, eh malah anaknya itu seneng main HP. Yaa akhirnya saya bujuk-bujuk kalau rajin tak kasih hadiah”.(Bapak YLT)

“Saya senang mbak, bapaknya juga memperhatikan SWS

dalam hal ibadah. Saya juga sering awasi SWS kalua belum sholat tak bilangkan ke bapanya, dan iya dia langsung nurut mbak”. (Ibu T)

“Males mbak, kadang lupa kalau sudah main game tapi

bapak sering marah-marah. Trus kalau rajin nanti saya di kasih hadiah mainan mbak makanya sekarang saya rajin”.(SWS)

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-2 yaitu keluarga bapak H dan ibu D orang tua dari V dan S, yang penulis peroleh data pada 13 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini memiliki 2 anak yang berbeda keyakinan.

Bapak H sering sekali menyuruh V untuk selalu beribadah dengan tekun tetapi ada saja hal yang membuat V lalai. Yaitu sering bermain handphone. Begitu pula dengan S yang juga sering

bermain game apabila hendak diajak ke gereja. Solusi yang dilalukan bapak H terhadap anaknya V adalah menceritakan bahwa anak yang rajin beribadah akan mendapatkan kesuksesan dan terkadang memberikan suatu hadiah. Begitu pula yang dilakukan ibu D terhadap anaknya S jika tidak mau diajak ke gereja maka

akan menceritakan tentang Santaclause yang tidak mau

memberkian hadiah kepada anak yang malas. Seperti yang dituturkan bapak H dan ibu D:

“V kalau sudah ketemu handphone lupa sholat mbak,

kadang sing suruh sampai kesel. Ya nak mau sholat apa ngaji kalau sudah tak ceritani anak sing sukses karena rajin ibadah kadang ya tak belike hadiah ben semangat”. (Bapak H)

“Kalau adiknya tak critani Santaclause langsung berakat

mbak, takut nak gak dapat hadiah. Langsung mau ikut ibadah ke gereja”. (Ibu D)

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-3 yaitu keluarga bapak C dan ibu D orang tua dari M, yang penulis peroleh data pada 17 Mei 2017 sebagai berikut:

Tidak jauh berbeda dengan keluarga yang sebelumnya, pada keluarga ini anak M lebih suka bermain dengan bonekanya hingga lupa melaksanakan sholat dan berangkat mengaji. Solusinya biasanya ibu D memberikan bintang setiapkali M melaksanakan sholat atau mengaji. Hal itu juga di dukung bapak C, jika bintangnya berjumlah 10 maka akan di tukar dengan boneka Barbie baru. Seperti yang dituturkan bapak C, ibu D, dan M:

kasih bintang. Kalau sudah 10 ditukar ke bapaknya dapat Barbie baru”. (Ibu D)

“Iya mbak saya dukung itu supaya anak saya rajin ibadah

walaupun berbeda keyakinan dengan saya”. (Bapak C)

“Setiap sholat apa ngaji dapat bintang.. makanya saya

semangat biar punya Barbie banyak mbak”. (M)

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-4 yaitu keluarga bapak Y dan ibu N orang tua dari DD dan P, yang penulis peroleh data pada 20 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini memiliki kesamaan pada keluarga

informan ke-2. Memiliki 2 anak yang berkeyakinan berbeda. DD adalah anak yang nurut untuk melaksanakan ibadah namun ia suka sekali untuk mendengarkan lagu-lagu gereja. Hal ini yang membuat bapak Y menjadi khawatir. Solusinya yaitu bapak Y selalu menasihati DD bahwa agama Islamlah agama yang benar dan jangan sampai terpengaruh dengan yang lainnya. Seperti yang didituturkan bapak Y sebagai berikut:

“DD nak sholat ngaji sregep mbak, tapi mesti seneng

rungokke lagu-lagu gereja. Kadang tak seneni mbak. Yaa tak nasehati aja sampai kepengaruh kaya adik lan ibune, soale agama Islam kuwi agama seng bener”.

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-5 yaitu keluarga bapak M dan ibu T orang tua dari D, yang penulis peroleh data pada 21 Mei 2017 sebagi berikut:

Pada keluarga ini tidak banyak permasalahan yang dalam

mendidik D untuk beribadah. Sebab D sudah terbiasa dari kecil untuk dididik menjadi seorang muslimah yang bertanggung jawab.

Sedikit problematika yaitu ketika D lupa melaksanakan ibadah Karena bermain itu pun jarang dan langsung dinasehati. Seperti yang dituturkan ibu T sebagai berikut:

“D itu sregep mbak kalau ibadah soalnya dari kecil sudah

biasa. Paling ya lupa biasa karena main, tetapi kalau sudah dinasehati lagi ya sudah biasa mau ibadah, sholat ngaji lagi”.

Problematika serta solusi Pendidikan ibadah anak pada

informan ke-6 yaitu keluarga bapak N dan ibu S orang tua dari T, yang penulis peroleh data pada 27 Mei 2017 sebagi berikut:

Problematika yang timbul yaitu hamper sama dengan keluarga informan ke-1. Yaitu T suka malas beribadah dan senang bermain game. Solusinya yang diambil oleh Ibu S biasanya menasihati dan membelikan permainan baru jika T rajin dalam melaksanakan ibadah. Seperti yang dituturkan ibu S sebagai berikut:

saya sering mbak membelikan mainan baru jika T rajin

ibadah yaa saya anggap itu sebagai pancingan. Tetapi juga tidak saya biasakan karena juga berakibat tidak baik jika dibelikan mainan terus”.

Dari Ke enam informan penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa ke enam keluarga yang berbeda agama tersebut memiliki Problematika dalam mendidik ibadah anak yang hampir sama yaitu anak yang malas dan lebih suka bermain handphone atau game, bermain boneka, dan ada pula yang suka mendengarkan lagu-lagu gereja.

Adapun solusi yang dilakukan sehingga anak mau

menasehati memberikan semngat jika berbadah dengan rajin akan menjadi orang yang sukses. Dengan memberikan apresiasi setiap kali melaksanakan ibadah. Ada pula yang memberikan hadiah berupa mainan sehingga anak lebih semangat.

Hal-hal semacam itu dilakukan orang tua supaya anak

memiliki rasa tanggung jawab dalam beribadah. Sebab ibadah merupakan fondasi awal untuk memperkuat keyakinan. Agama sebagai pedoman manusia dalam hidup. Selain itu berfungsi untuk berhubungan dengan sesama manusia dan dan dengan Tuhan-Nya.

Dokumen terkait