BAB V PENUTUP
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan menganalisa hasil yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara, penulis bermaksud memberikan saran kepada obyek penelitian. Adapun beberapa saran dari penulis adalah:
1. Untuk Keluarga Beda Agama
a. Janganlah membeda-bedakan anak walaupun memiliki keyakinan
yang berbeda.
b. Memeberikan pendidkan ibadah semaksimalnya.
c. Memberikan perhatian yang lebih dalam memberikan pendidikan
ibadah.
d. Memberikan kebebasan anak untuk memilih kepercayaan yang
dianutnya.
2. Untuk Masyarakat
a. Sikap saling menghormati antar umat beragama harus di tegakkan.
b. Bersikap toleran terhadap orang-orang yang berbeda agama di
3. Untuk Penulis
a. Penulis banyak membutuhkan saran dalam penulisan skripsi ini.
b. Dalam kasus keluarga beda agama, sebaiknya setiap keluarga
saling mendukung dan banyak bersikap toleran.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.Rajagrafindo
Persada.
Chabib, Toha. 1996. Pembina Rumah tangga Bahagia. Jakarta: Yamunu.
Departemen Agama RI. 2007. YASMINA Al-Qur’an & Terjemah. Bandung:
Syaamil Qur’an.
Djamaroh, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasbullah. 1999. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ihsan , Fuad. 2001. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
al-Ma’arif.
Mas’ud, Ibnu dan Zaenal Abidin S. 2007. Fiqh Madzhab Syafi’i. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Miles, Mettew. B dan Huberman, A Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: UI-Press.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Kualitatif. Bandung: PT.Remaja RosdaKarya.
Muhaimin. 2005. Kawasan Dan wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.
Mustofiah, Yaquta. 2012. Skripsi: Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga
Beda Agama di Kelurahan Sidorejo Lor Kota Salatiga. STAIN
SALATIGA
Notoatmodjo, Soekidjo.2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Pitoyo, Adi. 2011. Skripsi: Pengaruh Bimbingan Keagamaan Dalam Keluarga
Terhadap Pengalaman Ibadah Anak di Rw 06 Kelurahan Susukan
Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. STAIN SALATIGA
Raya, Ahmad Thib & Siti Musdiah. 2003. Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam
Riyadussalihin, Bab: Kewajiban Memerintahkan Keluarga untuk Beribadah.
Diakses Jumat,25 Agustus 2017 jam 10.10 WIB.
Saleh, H.E Hassan (ed). 2008. Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sastrawijaya, Syafiyudin (ed) Ter Haar. 1977. Beberapa Masalah Tentang
Kenakalan Remaja. Bandung: PT. Karya Nusantara.
Setiady, Tholib. 2010. Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana. S. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Suwarno. 1988. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru.
Umar, Husain. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT.Rajagrafindo Persada.
Umayonline, Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah, diakses Rabu, 20
September 2017 jam 07.00 WIB.
Undang-Undang RI No 20. 2003. Sistem Pendidikan Nasional, diakses Selasa 19
PEDOMAN WAWANCARA
Judul : Pendidikan Ibadah Mahdhah Pada Anak Keluarga Beda Agama (Studi
Kasus Keluarga Beda Agama di desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun 2017)
1. Bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama dalam keluarga
anda?
2. Bagaimana cara anda untuk mengenalkan agama Islam pada anak?
3. Bagaimana metode yang anda lakukan untuk mengajarkan ibadah pada
anak?
4. Apasajakah hambatan yang anda rasakan dalam memberikan pendidikan
ibadah pada anak?
5. Bagaimana cara anda untuk menjelaskan perbedaan beribadah dalam
keluarga?
6. Bagaimana cara anda untuk melatih anak bersikap toleran terhadap
perbedaan agama yang dianut orang tuanya?
7. Bagaimana cara anda untuk mendidik anak untuk menentukan pilihan
agama yang dianutnya?
8. Bagaimana sikap anda jika anak memilih agama selain islam?
9. Bagaimana cara anda untuk mendidik anak tetap beragama walaupun
memiliki keyakinan yang berbeda?
10.Apa dampak yang dirasakan anak jika memiliki orang tua berbeda
keyakinan?
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK YLT dan Ibu T (11 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa nok, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber:“ceritanya begini mbak, dulunya saya menikah dengan syariat Islam. Tetapi setelah beberapa tahun menikah trus adik saya menikah dengan seorang pendeta ada sing beda dengan saya. Yaa akhirnya saya pindah agama mbak. Tapi saya tidak memaksa anak dan istri saya ikut dengan agama saya sekarang. Walaupun saya, istri dan anakku punya agama yang berbeda tapi dalam mendidik agama anak saya tetap memberikan pelajaran yang terbaik untuk anakku mbak.”
Peneliti: “iyaa pak, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengejarkan ibadah pada SWS pak, bu?”
Narasumber: “Nak SWS sudah tak ajari sholat sama ngaji dari dia kecil mbak. Tak tumbaske iqra’ sama sarung. Nak ngaji tak masukke TPQ tempat e Mbah Bakrim trus sholat tak ajari alon-alon mbk. Bapak ne nak ngerti SWS durung sholat kui mesti di elingke mbak kon sholat walau pun bedo agamane. Tapi biyen pas iseh cilik SWS kui mesti melu neng gereja karo bapakne nganti kira-kira SD kelas 5nan lagi mudeng ora melu meneh neng greja. Aku ya tetep ngajari anakku sing apik nak kabeh agama kui ngajarke ibadah sing apik.”
Peneliti: “oh,.. iya-iya bu T. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam memberikan pendidikan ibadah pada SWS?”
Narasumber: “Sering mbak saya suruh SWS untuk sholat trus berangkat TPA, eh malah anaknya itu seneng main HP. Yaa akhirnya saya bujuk-bujuk kalau rajin tak kasih hadiah”.(Bapak YLT)
“Saya senang mbak, bapaknya juga memperhatikan SWS dalam hal ibadah. Saya juga sering awasi SWS kalua belum sholat tak bilangkan ke bapanya, dan iya dia langsung nurut mbak”. (Ibu T) “Males mbak, kadang lupa kalau sudah main game tapi bapak sering marah-marah. Trus kalau rajin nanti saya di kasih hadiah mainan mbak makanya sekarang saya rajin”.(SWS)
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK H dan Ibu D (13 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa nok, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber:“Dulunya saya pindah agama itu ikut suami mbak, setelah itu saya merasa tidak nyaman yaa saya putuskan balik lagi ke agama saya yang dulu. Anak saya yang besar V mengikuti agama bapaknya trus yang S ikut agama saya. Tapi saya memberikan ajaran ibadah sesuai dengan agama mereka mbak dan tidak pernah saya paksa-paksa.”
Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengejarkan ibadah pada V dan S pak, bu?”
Narasumber: “Agama kui koyo wong sing urip trus butuh panganan mbak, dadi V kui tak ajari ibadah sholat, ngaji ora tau tak peksa. Malahan ibune kui sing jengkel nak V lali ora sholat. Tak kon mangkat TPQ nang Mbah Bakrim ben iso ngaji gawe erip e dewe. Beda karo S mbak, S kui mesti angel yen di kandani kon melu ibune neng greja malah seneng dolan wae, aku ya jengkel mbak nak S kui ora melu sembahyangan. Makane kui saben minggu melu neng greja karo sekolah minggu neng greja.”
Narasumber: “V kalau sudah ketemu handphone lupa sholat mbak, kadang sing suruh sampai kesel. Ya nak mau sholat apa ngaji kalau sudah tak ceritani anak sing sukses karena rajin ibadah kadang ya tak belike hadiah ben semangat”. (Bapak H)
“Kalau adiknya tak critani Santaclause langsung berakat mbak, takut nak gak dapat hadiah. Langsung mau ikut ibadah ke gereja”. (Ibu D)
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK C dan Ibu D (17 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber:“ Saya dulu menikah di gereja mbak, tapi saya tidak mau pindah
keyakinan. Saya percaya Allah maha tau mbak. Suami saya juga tidak memaksa untuk saya pindah agama, dia (suami)juga mempertahankan agamanya. Kalau menikah di gereja gak harus jadi katholik mbak, sehingga diputuskan menikah di gereja. Untuk anak saya sekarang ikut dengan saya menjadi seorang muslimah.”
Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengajarkan ibadah pada M pak, bu?”
Narasumber:“Anak saya M harus pintar agamanya mbak. Dari kecil saya sekolahkan di RA sekarang saya sekolahkan di MI. Setiap sore saya suruh dia (M) ikut TPQ dan selalu saya ingatkan ketika masuk waktu sholat. Suami (C) tidak pernah mempermasalahkan apa yang saya ajarkan pada M, malahan dia (suami) sangat mendukung yang saya lakukan.”
Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam
Narasumber: “M itu kalau sudah mainan boneka lupa waktu mbak. Yaa kalau dia (M) mau melaksanakan ibadah sholat tanpa ngaji tak kasih bintang. Kalau sudah 10 ditukar ke bapaknya dapat Barbie baru”. (Ibu D)
“Iya mbak saya dukung itu supaya anak saya rajin ibadah walaupun berbeda keyakinan dengan saya”. (Bapak C)
“Setiap sholat apa ngaji dapat bintang.. makanya saya semangat biar punya Barbie banyak mbak”. (M)
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK Y dan Ibu N (20 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber: “Dulunya saya beragama Islam mbak tapi setelah anaka saya P ikut
PPA dan saya mengetahui bagaimana ajaran yang diberikan di sana, saya merasa ingin berpindah keyakinan, dan akhirnya saya berpindah keyakinan. Suami (bapak Y) pada awalnya tidak mensetujui, tapi ini jalan hidup saya mbak. Agama kan pilihan mbak kemantapan seseorang, akhinya dia (suami) mengikhlaskan saya dan P pindah keyakinan.”
Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengejarkan ibadah pada DD dan P pak, bu?”
Narasumber:“DD tak didik mbak tak masukke sekolah Islam ben ora kepengaruh karo godaan-godaan podo ibune. Biyen cilik e tak kon ngaji sholat saben aku sholat tak kon melu, setiap Jum’atan tak ajak ben iso ngerti kewajiban e ibadah marang gusti Allah. Aku mung iso doa mugo anakku P iso mlebu neng Islam meneh mbak.”
Narasumber: “DD nak sholat ngaji sregep mbak, tapi mesti seneng rungokke lagu-lagu gereja. Kadang tak seneni mbak. Yaa tak nasehati aja sampai kepengaruh kaya adik lan ibune, soale agama Islam kuwi agama seng bener.”
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK M dan Ibu T (21 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber: “Awalnya saya tidak direstui orang tua mbk, setelah orang tua tau
saya tidak berpindah keyakinan maka saya diperbolehkan menikah walaupun menikah di gereja”
Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengejarkan ibadah pada D pak, bu?”
Narasumber:“Saya mengajari D untuk mengaji dan sholat mbak ketika saya juga akan melaksanakannya. Membelikan mukena kecil dan Iqra’ supaya dapat diajari sedikit-sedikit cara beribadahkepada Allah. Dia (Suami) tidak pernah melarang bahkan ia selalu mengingatkan jika lupa.”
Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam
memberikan pendidikan ibadah pada D?”
Narasumber: “D itu sregep mbak kalau ibadah soalnya dari kecil sudah biasa. Paling ya lupa biasa karena main, tetapi kalau sudah dinasehati lagi ya sudah biasa mau ibadah, sholat ngaji lagi.”
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
HASIL WAWANCARA
KELUARGA BAPAK N dan Ibu S (27 Mei 2017)
Peneliti: “Assalamualaikum, Maaf bapak ibu saya mengganggu. Saya
sedang membuat penelian skripsi guna memenuhi tugas akhir. Skripsi saya meneliti tentang pendidikan ibadah pada anak yang berada pada keluarga beda agama. Bapak dan ibu saya mohon bantuannya sebagai narasumber penelian saya.”
Narasumber: “iyaa mbak, gimana ada apa yang mau tanyakan.”
Peneliti: “bapak, ibu bagaimana latar belakang terjadinya perbedaan agama
dalam keluarga?”
Narasumber:“Dulunya saya menikah secara Islam mbak, tapi kira-kira sudah satu
tahun menikah saya berpindah agama lagi karena saya merasa nyaman dengan agama saya yang dulu”.
Peneliti: “iyaa bu, lalu bagaimana metode yang di lalukan untuk
mengejarkan ibadah pada T pak, bu?”
Narasumber: “Saya didik T mbak dari kecil tak ajari sholat, ngaji tak masukke
TPQ. Sampai sekarang juga sering tak ingatke kalau belum sholat, bapaknya malah kadang ikut peringatke T kalau belum sholat bahkan sampai dimarahi. Pas T masih kecil bapaknya sering ajak T ikut ke gereja pas acara natal sama paskah, tapi T sudah tak kasih tau supaya tidak ikut sembahyang di sana.”
Peneliti: “oh,.. iya-iya bapak. Lalu apa saja hambatan yang terjadi dalam
memberikan pendidikan ibadah pada T?”
Narasumber: “saya sering mbak membelikan mainan baru jika T rajin ibadah yaa saya anggap itu sebagai pancingan. Tetapi juga tidak saya biasakan karena juga berakibat tidak baik jika dibelikan mainan terus.”
Peneliti: “ohh,. Iya-iya pak bu. Terimakasih atas bantuanya.”
DAFTAR NILAI
SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Agustin Kemala Sari
NIM : 111-13-215
Jurusan : PAI
Dosen P. A. : Rovi’in, M.Ag.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. OPAK STAIN SALATIGA 2013
“Rekonstruksi Paradigma Mahasiswa yang Cerdas, Peka, dan Peduli”.
26-27
Agustus 2013
Peserta 3
2. OPAK TARBIYAH 2013
“Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Identitas Pendidikan Indonesia” oleh HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga.
29 Agustus 2013
Peserta 3
3. “Library User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan)” oleh UPT PERPUSTAKAAN STAIN
SALATIGA.
16 September 2013
Peserta 2
4. SOSIALISASI & SILATURAHMI
NASIONAL “Peran Pemerintah Dalam pengawasan LKM (Lembaga Keuangan Mikro)” oleh HMJ Tarbiyah dan Syari’ah STAIN Salatiga.
30 September 2013
Peserta 8
5. SARASEHAN AKBAR BERSAMA
TOKOH NASIONAL “ Komitmen Politik Islam dalam Menata Arah Masa depan Bangsa Indonesia
15 Maret 2014
6. WORKSHOP
ENTREPRENEURSHIP “Menanamkan Nilai-nilai Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa yang Kreatif dan Inovatif” Kelompok Studi Ekonomi (KSE) dan Stain Sport Clup (SSC) STAIN Salatiga.
22 Agustus 2014
Peserta 2
7. SEMINAR NASIONAL
“Berkontribusi untuk Negeri Melalui Televisi/TV” oleh Program Studi KPI STAIN Salatiga.
5 November 2014
Peserta 8
8. SEMINAR NASIONAL “Cegah
Knker Serviks sebagai Pembunuh No. 1 Wanita Indonesia” oleh dr.Santoso Adi, Sp.OG-K dan Ir. Victor Asih, MBA.,MT.
15 November 2014
Peserta 8
9. PIAGAM PENGHARGAAN
“Mempertegas Peran Pendidikan dalam Mencerahkan Masa Depan Anak Bangsa” oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Salatiga Komisariat Walisongo.
19 November 2014
Peserta 2
10. SEMINAR “Fenomena Islam di Salatiga” oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga.
28 November 2014
Peserta 2
11. SEMINAR NASIONAL “Peranan Technopreneur dalam Mendukung Program Pemerintah Melalui Ekonomi Kreatif” oleh KOPMA Fatawa IAIN Salatiga.
15 April 2015
12. SEMINAR NASIONAL “ Pemuda, Peradaban Islam, dan Kemandirian” oleh KARIMA Learning & Training Center.
2 September 2015
Peserta 8
13. SEMINAR NASIONAL “ Hak Gender Kaum Difabel Perspektif Sosiologi dan Hukum Islam” oleh HMJ Ahwal Al-Syakhsihiyyah IAIN Salatiga.
24 Desember 2015
Peserta 8
14. SEMINAR NASIONAL “Geliat Masyarakat Urban” oleh LPM Dinamika IAIN Salatiga.
25 Maret 2016
Peserta 8
15. SEMINAR NASIONAL “Budaya sebagai Attitude Pendidikan” oleh DEMA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan.
31 Mei 2016 Peserta 8
16. SEMINAR INTERNASIONAL “Petani Untuk Negeri” oleh Krida Taruna Salatiga.
18 September 2016
Peserta 8
17. SEMINAR “Pelantikan dan Dialog Interaktif” oleh LDMI cabang Salatiga.
21 September 2016
Peserta 2
18. SEMINAR NASIONAL “Sejarah dan Revalitalisasi Indentitas Bangsa” oleh HMJ SKI IAIN Salatiga.
8 November 2016
Peserta 8
19. SEMINAR NASIONAL EDUPRENEURSHIP “Strategi Marketing Kunci Sukses Wirausaha”.
13 Desember 2016
Peserta 8
20. EXPO KEWIRAUSAHAAN “Keren itu Mahasiswa Kreatif, Inovatif,
14 Desember 2016
Gambar 1. Wawancara Bersama Bapak YLT