• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film

Produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter ini dianalisis dengan menggunakan tenik deskriptif kualitatif. Sebagaimana yang telah dipaparkan pada prosedur penelitian dan pengembangan, penelitian ini telah memasuki pada tahap 7 dan 8, yaitu Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional) dan Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk). Setelah melewati proses revisi produk operasional seperti yang telah disebutkan pada tahapan revisi produk, maka produk tersebut dapat diujicobakan secara empirik di 10 SMP yang ada di Indonesia.

2. Capaian Hasil Kualitas Soal-Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter yang Diujicobakan pada 10 SMP di Indonesia.

Kualitas soal-soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter diketahui menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Teknik deskriptif kuantitatif adalah teknik yang menganalisis validitas dan reliabilitas pada masing-masing faktor soal tes. Hasil uji ini berupa angka

dan diinterpretasi dengan cara deskriptif. Tujuan uji kualitas adalah untuk mengetahui kualitas soal tes asesmen karakter religius, jujur, tanggung jawab, kreatif, inovatif, daya juang, kerja keras, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, demokratis, rendah hati, kepemimpinan, memaafkan, peduli sosial, bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan, nasionalisme, toleransi, dan cinta tanah air pada siswa kelas VII dan VIII pada beberapa SMP di Indonesia.

a. Validitas

Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk pada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes. Selanjutnya, Sudjana (2004: 12) juga menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Senada dengan pendapat Anzwar (2009) menegaskan bahwa suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran. Arikunto (2013) juga mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan baik sebagai alat ukur, apabila memenuhi pesyaratan tes, yaitu memiliki validitas yang tinggi. Jadi dalam hal ini, soal tes dapat digunakan untuk mengukur karakter siswa ketika telah memenuhi syarat validitas yang telah ditentukan.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) dan validitas konstruk.

1) Validasi Isi

Matondang, Zulkifli (2009: 90) mengatakan bahwa validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan atau butir dalam suatu tes mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes tersebut. Artinya, tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Selanjutnya, Arikunto (2013) juga menjelaskan bahwa sebuah tes dapat dikatakan memiliki validitas isi apabila berhasil mengukur tujuan khusus yang sejajar dengan isi yang diberikan.

Validitas isi tidak dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian dari penilai yang kompeten (expert judgement). Instrumen yang dibuat telah dikonsultasikan kepada beberapa ahli antara lain: Tim Dosen Penelitian Sosial, Humaniora dan Pendidikan (PSHP) dan dosen pendamping yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si. dan Juster Donal Sinaga M.Pd. Instrumen yang telah dikonsultasikan dan dianggap layak pakai telah diaplikasikan kepada subjek peneliti.

2) Validitas Konstruk

Matondang, Zulkifli (2009: 90) mengatakan bahwa validitas konstruk (construct validity) adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan. Uji validasi item dalam produk ini menggunakan Analisis Faktor. Yamin & Kurniawan (2009:179) faktor analisis adalah salah satu keluarga multivariant yang bertujuan untuk meringkas atau mereduksi variabel amatan secara keseluruhan menjadi beberapa variable atau dimensi baru, akan tetapi variable atau dimensi baru yang terbentuk tetap merepresentasikan variabel utama.

Analisis faktor memiliki dua pendekatan utama, yaitu explonatory factor analysis (EFA) dan confirmatory factor analisis (CFA). Widarjono (2015: 193) mengatakan bahwa explonatory factor analysis (EFA) yaitu mencari sejumlah indikator untuk membentuk faktor umum tanpa adanya landasan teori (membangun teori baru). Sedangkan, confirmatory factor analisis (CFA) yaitu mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk faktor umum didasarkan pada landasan teori yang sudah ada. Oleh karena faktor-faktor dalam produk soal tes asesmen ini sudah ditentukan berdasarkan konsep teoritis, maka

peneliti memutuskan untuk menggunakan pendekatan confirmatoty factor analysis (CFA). Uji validasi item dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS, yaitu Analisis Faktor Konfirmatori. Pituch & Steven (Budiastuti & Bandur, 2018: 173) mengatakan bahwa:

Confirmatory Factor Analysis bersifat a priori, artinya jumlah faktor yang terdapat dalam model harus terlebih dahulu dispesifikasi oleh peneliti, termasuk item-item mana yang berhubungan dengan faktor-faktor yang telah dispesifikasi tersebut serta item-item mana yang berkorelasi satu sama lain.

Budiastuti & Bundur (2018: 174) juga mengatakan bahwa variabel item yang merepresentasikan suatu konsep teoritis yang abstrak di sebut indikator penelitian, sedangkan hasil analisis statistik berdasarkan indikator dari variable laten atau konstrak penelitian disebut faktor-faktor penelitian. Konstruk soal tes ini memiliki lima variabel faktor, sedangkan masing-masing variabel item memiliki indikator. Oleh sebab itu, dalam mengolah valid atau tidaknya soal tes, peneliti menghitungnya dengan cara melihat masing-masing item variabel faktor. Item yang berjumlah sedikit akan dianalisis secara terpisah (Variabel 1, variable 4, dan variable 5). Namun, pada variabel dengan item banyak, dianalisis secara bersama (variable 2 dan variable 3).

Namun, sebelum memasuki pada tahap validitas, analisis faktor baru dapat dilakukan apabila nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO) and Bartlett’s Test telah memenuhi standar. Metode

KMO ini digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Metode ini digunakan untuk mengukur homogenitas indikator (Widarjono, 2015: 194). Prayitno, Duwi (2014: 60) juga mengatakan bahwa suatu variabel dikatakan valid dan dapat dianalisis lebih lanjut apabila telah memenuhi kriteria nilai KMO (Kaiser-Meyer Olkin) MSA (Measures of Sampling Adequacy) ≥ 0,5. Selanjutnya, tingkat probabilitas (sig) harus ≤ 5% (0,05). Yamin & Kurniawan (2009: 185) juga mengatakan bahwa tabel KMO dan Bartlett’s Test menunjukkan uji kelayakan dari analisis faktor. Klasifikasi nilai KMO menurut Hair, Anderson, Tatham & Black (Yamin & Kurniawan, 2009: 185) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Ukuran Kaiser-Meyer Olkin (KMO)

Ukuran KMO Rekomendasi

≥ 0,90 Sangat Baik (Marvelous) 0,80 - 0,89 Berguna (Meritorious) 0,70 – 0,79 Biasa (Middling) 0,60 – 0,69 Cukup (Mediocre) 0,50 – 0,59 Buruk (Miserable)

≤ 0,50 Tidak diterima (Unacceptable)

Yamin & Kurniawan (2009: 186) mengatakan bahwa nilai KMO akan meningkat apabila:

2) Rata-rata koefisien korelasi bertambah.

3) Jumlah variabel bertambah atau jumlah faktor berkurang. Namun secara umum, model faktor yang terbentuk dalam produk ini dapat dikatakan layak digunakan apabila indeks KMO ≥ 0,5 dan p-value / Sig Bartlett’s Test sebesar 0,00 (<

0,05). Adapun formula untuk menghitung KMO sebagai berikut: ∑

Keterangan:

Setelah melalui tahap uji KMO, validitas masing-masing item dapat dilihat pada tabel Rotated Componenet Matrix, yang menjelaskan mengenai nilai korelasi antara setiap variabel item terhadap faktor yang terbentuk tanpa melihat tanda (+/-). Nilai korelasi ini disebut juga faktor loading (Yamin & Kurniawan, 2009: 192). Pada prinsipnya, validitas item dapat dilihat pada Factor Loading, ketika nilai pada Factor Loading > 0,5, maka item dapat dikatakan valid.

b. Reliabilitas

Azwar (2003 : 176) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan salah-satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Selanjutnya, Sudjana (2004: 16) menyatakan bahwa reliabilitas alat

penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun dan dimanapun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Best & Khan, Manning & Don Munro, Pallant, Wiersma & Jurs (Budiastuti & Bandur, 2018: 210) yang mengatakan bahwa reliabilitas adalah sebagai konsistensi sebuah hasil dari penelitian dengan menggunakan berbagai metode penelitian dalam kondisi (tempat dan waktu) yang berbeda. Jadi, uji reliabilitas adalah untuk mengukur keajegan suatu item soal pada alat ukur. Patton (Budiastuti & Bandur, 2018) menegaskan bahwa reliabilitas tidak dapat dipisahkan dari validitas, karena validitas penelitian akan melahirkan reliabilitas penelitian. Validitas yang baik dapat menghasilkan reliabilitas penelitian yang baik.

Pengujian reliabilitas soal tes pada penelitian ini dibantu dengan meggunakan program SPSS. Suharsimi, Arikunto (2012: 122) mengatakan bahwa uji reliabilitas tes berbentuk esai menggunakan rumus Alpha cronbach. Berikut rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk mengukur reliabilitas soal tes:

( ) ( )

Rentangan nilai koefisien Alpha’s Cronbach antara 0 (tanpa

reliabilitas) sampai 1 (reliabilitas sempurna). Berikut tabel nilai koefiesien alpha:

Tabel 3.6 Nilai Koefisien Alpha

Nilai Koefisien Reliabilitas

0 Tidak memiliki reliabilitas > .70 Reliabilitas yang dapat diterima > .80 Reliabilitas yang baik > .90 Reliabilitas yang sangat baik

1 Reliabilitas sempurna

3. Teknik Analisis Data Kualitas Efektifitas yang Terpenuhi dalam Penggunaan Soal Tes yang Dikembangkan.

Untuk mengukur kualtas efektifitas,maka siswa diberikan lembar kuesioner efektifitas soal yang berisikan 7 pernyataan negatif dan 28

pernyataan positif. Siswa diminta untuk memilih jawaban “ya” atau “tidak” sesuai dengan hati nuraninya. Oleh sebab itu, untuk mengukur apakah poin-poin pernyataan memiliki nilai efektifitas yang bergradasi, maka peneliti menentukan skor kriteria yang berpatokan dengan kategori PAP (Penilaian Acuan Patokan) Tipe I (Masidjo, 1995: 153). Penilaian responden dikatakan efektif apabila mencapai 80%. Hal ini dilakukan peneliti karena bentuk jawaban yang disajikan dalam kuesioner Penilaian

Efektifitas Model Soal Tes Asesmen menurut siswa sebagai penilai menuntut jawaban tegas yaitu Ya atau Tidak. Berikut rumus beserta table Kategori PAP Tipe I.

Pem = Keterangan:

Pem = Persentase capaian skor

Jumlah jawaban setiap item N = Jumlah responden

Tabel 3.7 Kategori PAP Tipe 1

4. Teknik Analisis Data Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa yang Diukur dengan Menggunakan Soal Tes yang Dikembangkan pada 10 SMP di Indonesia.

Untuk melihat capaian hasil pendidikan karakter yang diukur dengan menggunakan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter, peneliti menggunakan rumus norma kategorisasi Azwar (2012). Kategori Persentase (%) Sangat Efektif 90%-100% Efektif 80%-89% Cukup Efektif <80% Kurang efektif 55%-64% Tidak efektif <55%

Tabel 3.8

Rumus Norma Tiga Kategorisasi Rendah X < M – 1SD Sedang M – 1SD < X < M + 1SD

Tinggi M + 1SD < X

Keterangan:

 Skor maksimum teoritik: Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan perhitungan skala.

 Skor minimum: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala

 Standar deviasi (σ/sd): luas jarak rentangan yang dibagi dalam

6 satuan deviasi sebaran

 Mean teoritik (µ): rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum

Maka, dengan rumus norma tiga kategorisasi, peneliti dapat melihat capaian hasil pendidikan karakter siswa/i beberapa SMP di Indonesia dengan menggunakan pengolahan SPSS.

5. Capaian Hasil Perbedaan Penilaian Siswa dari Berbagai Wilayah Desa dan Kota Terhadap Efektifitas Penggunaan Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Karakter Pada 10 SMP di Indonesia.

Untuk melihat adanya perbedaan penilaian siswa terhadap validasi efektifitas penggunaan soal tes asesmen dilihat dari siswa desa dan kota, peneliti menggunakan perhitungan Uji Chi Square (X2 Test) pada SPSS.

Uji Chi Square (X2 Test) ini digunakan untuk melihat persentase penilaian dari siswa desa dan siswa kota terhadap produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter. Adapun perhitungan manual atau perhitungan matematik yang dapat digunakan, sebagai berikut:

X2= ∑ *( ) + Eij= ni . Keterangan: r= jumlah baris c= jumlah kolom i= baris ke i j= baris ke j

ni= jumlah frekuensi pada baris i

nj= jumlah frekuensi pada kolom j

Oij= frekuensi observasi pada baris i kolom j

Eij= frekuensi yang diharapkan pada baris i kolom j

6.Teknik Analisis Data Perbedaan Capaian Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film Pada Beberapa Siswa SMP di Indonesia yang Berasal Dari Desa dan Kota dengan Menggunakan Produk Soal Tes Tersebut.

Untuk melihat adanya perbedaan capaian hasil pendidikan karakter berbasis film pada beberapa siswa SMP di Indonesia yang bertempat tinggal di desa dan kota, peneliti menggunakan perhitungan Independent Sample T-Test pada SPSS. Independent Sample T-Test ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok mean dari dua sampel yang berbeda (independent). Adapun perhitungan manual atau perhitungan matematik yang dapat digunakan, sebagai berikut:

T= V= n1 + n2 – 2 Keterangan:

X1= Rata-rata Variabel Desa X2= Rata-rata Variabel Kota

α 1= Alpha Desa α 2= Alpha Kota

SP= Simpangan Baku n1= Jumlah Sampel Desa

n2= Jumlah Sampel Kota

105 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan hasil-hasil penelitian dan pengembangan serta pembahasan. Sistematika pemaparan mengikuti urutan rumusan masalah yang diajukan pada Bab 1 dalam penelitian ini. Dengan cara ini dimaksudkan pertanyan-pertanyaan penelitian dapat dijawab secara berurutan.

A. Hasil Penelitian

1. Produk soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter yg diujikembangkan dalam penelitian ini.

Produk ini mencakup potongan film pendek yang menampilkan karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Produk ini menampilkan potongan film karakter yang diikuti dengan soal tes asesmen hasil pendidikan karakter dan diikuti dengan pilihan jawaban yang bergradasi. Potongan film karakter dan soal tes asesmen yang ditampilkan sejumlah 88 soal yang pelaksanaannya dibagi menjadi dua sesi. Setelah melewati proses revisi produk operasional, maka produk penelitian pengembangan pada tahap revisi produk ini terfilterisasi 88 soal tes dari 440 butir soal tes yang telah dikembangan oleh tahun sebelumnya. Setelah itu, 88 butir soal tes tersebut diujicobakan secara

empirik di lapangan seperti yang telah dijelaskan pada bab 3. Bentuk fisik 88 soal itu telah didokumentasikan pada sebuah dvd.

Gambar 4.1 Bentuk Fisik DVD Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter

Produk final soal tes yang dikembangkan peneliti bersama tim merupakan hak otoritas pengemban. Berikut ini disajikan satu contoh soal tes asesmen hasil pendidikan karakter berbasis film karakter. Bagi pihak yang membutuhkan soal tes asesmen tersebut dapat menghubungi Dr. Gendon Barus, M.Si melalui alamat e-mail: (bardon.usd@gmail.com).

https://www.youtube. com/watch

?v=Gq0-QqW7eHU

Jika kamu adalah siswa yang mampu menerima akibat dari perbuatanmu, bila kamu menjadi anak dalam film tadi. Apa yang kamu lakukan agar dapat memahami materi ujian besok? a. Saya melanjutkan belajar setelah tidur setengah jam

b. Tidur sekitar dua jam dan bangun kembali untuk belajar yang lebih serius

c. Tidur sampai subuh dan belajar sebelum berangkat ke sekolah

d. Tidur sampai pagi dan belajar di sekolah Gambar 4.2 Contoh Soal Tes Asesmen Pendidikan Karakter

2. Kualitas Soal-Soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis

Dokumen terkait