• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.4 Tanaman Karet

2.4.4 Produk Turunan Karet

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Umumnya alat-alat yang dibuat dari karet alam sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha industry seperti mesin-mesin penggerak. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan, sepatu karet, sabuk penggerak mesin, pipa karet,kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam. (Tim Penulis PS, 1992)

Karet juga dapat dipakai untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil, dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getaran serta tidak tembus air. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga cukup kuat, elastis, dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai sebagai tali

kipas angin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara. Pabrik-pabrik juga menggunakan berbagai macam belt untuk power transmission belt, pengangkutan hasil, dan keperluan lain. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak karena lantai semen yang keras, maka alas lantai dibuat dari karet dan sekarang banyak digunakan dipeternaka-peternakan besar. Dalm peralatan dan kendaraan perang karet juga digunakan.

Bahan karet juga digunakan pada serat sabut kelapa, dimanfaatkan sebagai bahan keset dan tambang, karet digunakan melapisi permukaan serat sabut kelapa dengan lapisan tipis karet untuk menstabilkan bentuk, menambah keuletan, dan meningkatkan kelenturan tumpukan serat sabut, sehingga banyak digunakan untuk pelapis bagian atas per pada kasur pegas dan jok mobil.

Flinkote merupakan bahan pelapis antibocor dan antikarat yang terbuat dari karet telah lama memasyarakat. Pelapis antibocor komersial seperti Aqua-seal, Aqua-proof, dan Multiguard umumnya digunakan dengan mengoleskannya secara tipis pada bahan, bersifat tidak lengket dan kurang elastis jika sudah kering serta mudah terkelupas jika kena goresan. Flinkote sebagai pelapis antikarat dan antibocor, serta untuk melindungi bodi dan rangka bagian bawah kendaraan dan atap bangunan dari air hujan.

Karet busa alam, sebelum ada karet sintetis, karet busa dibuat dari lateks alam. Karet busa banyak dikonsumsi untuk berbagai keperluan seperti kasur, bantal, jok, komponen sepatu, penyekat, dan pelapis bagian dalam jaket.

Sebenarnya manfaat karet bagi kehidupan manusia jauh lebih banyak daripada yang telah diuraikan di atas. Karet memiliki pengaruh yang besar terhadap bidang bidang transportasi, komunikasi, industri, pendidikan, kesehatan, hiburan, dan lain-lain. Hasil sampingan lain dari tanaman karet yang memberikan keuntungan adalah kayu dan batang pohon karet.

2.5.1 Pengertian Produksi

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan prodiksi adalah mengkombinasi berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output.

Pada masa sekarang pengetahuan tentang teori ekonomi produksi semakin dibutuhkan, bukan saja oleh produsen tetapi oleh golongan masyarakat lainnya. Begitu pula dengan semakin berkaitnya komoditas pertanian dengan komoditas lainnya sejalan dengan perkembangan agrobisnis, maka pengetahuan serta pemahaman tentang teori produksi tidak terbatas diminati oleh produsen komoditas barang-barang pertanian.

2.5.2 Fungsi Produksi

Di dalam ekonomi, fungsi produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika sederhana ditulis sebagai berikut: (Mubyarto, 1989 : 68)

Y = f (X1, X2, X3,… Xn)

Dimana: Y = hasil produksi fisik

X1, X2, X3,…Xn = faktor-faktor produksi

Dalam produksi pertanian misalnya produksi karet maka produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Untuk dapat menggambarkan fungsi produksi ini secara jelas dan menganalisa peranan masing-masing faktor produksi maka dari sejumlah faktor-faktor produksi itu salah satu faktor produksi dianggap variabel berubah sedangkan faktor-faktor produksi lainnya dianggap konstan.

x (Faktor produksi tanah)

Gambar 2.1: Fungsi Produksi

Dalam grafik dapat dilihat, ketika kuantitas faktor produksi telah mencapai titik maksimal, maka hasil produksi tidak lagi naik malah akan menurun.

Menurut Soedarsono yang dimaksud fungsi produksi itu adalah hubungan teknis yang menghubungkan faktor produksi dengan hasil produksi. (Soedarsono, 1982:21). Perilaku produksi bisa diuraikan dengan menggunakan salah satu diantaranya sangat berhubungan dan dapat pula dikatakan saling melengkapi. Pertama ialah konsep kurva produk, yang dinyatakan dalam bentuk total, rata-rata, marginal, dan yang kedua ialah konsep analisis isoquant, yang dimaksud dengan kurva produk ialah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dua macam masukan atau lebih yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah hasil produksi.

a. Fungsi Produksi Satu Input Variabel

Fungsi produksi dengan satu input dapat ditunjukkan melalui grafik dua dimensi. Untuk penyederhanaannya dapat diasumsikan bahwa salah satu input adalah konstan dalam jangka pendek (Suharti, T., 2003;78). Apabila input tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi berarti pembahasan bertumpu pada kemampuan kerja dalam menciptakan jumlah produksi (total physical productivity of labor/TPPL atau acapkali disingkat (TP), produksi margin (MP), rata-rata produksi (AP) dan sampai kepada laba maksimum (Nasution, S. H., 2007; 57).

Dalam analisis produksi dengan satu diasumsikan bahwa semua faktor produksi selain tenaga kerja (L) dianggap tetap. Fungsi produksi dengan satu input variabel tunduk terhadap hukum “the law of diminishing return” yang menyatakan bahwa satu macam input (labor) penggunaannya terus ditambah sebanyak satu unit, sedangkan input-input yang lain konstan, pada mulanya produksi total semakin banyak pertambahannya. Lama-kelamaan keadaan ini akan menyebabkan produksi total semakin lambat pertambahannya, akhirnya ia mencapai tingkat maksimum dan kemudian menurun.

b. Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel

Apabila dua input yang digunakan dalam proses produksi menjadi variabel semua, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan isoquant dan isocost.

a. Isoquant

Isoquant adalah kurva yang menunjukkan kombinasi input yang dipakai dalam proses produksi, yang menghasilkan output tertentu dalam jumlah yang sama (Suharti, T., 2003; 83). Isoquant mempunyai ciri-ciri yang sama dengan indifference curve dalam analisis perilaku konsumennya, yaitu (Suharti, T., 2003; 83):

1. Turun dari kiri atas ke kanan bawah 2. Cembung ke arah titik origin 3. Tidak saling berpotongan

4. Apabila jumlah output yang lebih banyak, artinya perubahan produksi digambarkan dengan pergeseran isoquant.

Marginal Rate of Technical Substitusion

Slope = MRTS = Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) adalah suatu pernyataan yang mengungkapkan penurunan/berkurangnya penggunaan sesuatu input

(kapital) di satu sisi pada sumbu vertikal dan diganti dengan penambahan input lain (tenaga kerja) dengan tingkat produksi yang sama (Nasution, S. H., 2007; 65). Secara matematis dapat dituangkan sebagai berikut:

b. Isocost

Isocost adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi antara dua input yang berbeda yang dapat dibeli oleh produsen pada tingkat biaya yang sama. (Suharti, T., 2003; 87).

Kurva Isocost menjelaskan bahwa semakin dekat dengan titik origin, berarti semakin kecil pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen dan sebaliknya, semakin jauh dari titik origin maka semakin besar pengeluaran produsen.

K

K1 K2

L1 L2 L

Gambar 2.2 Kurva Isocost

2.5.3 Efisiensi Produsen

Dalam melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha akan selalu bekerja bagaimana ia mengalokasikan sarana produksi (input) yang ia miliki seefisien mungkin untuk dapat memaksimalkan output (maximation output). Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian

sering disebut pendekatan dengan memaksimalkan keuntungan atau profit maximization. Di lain pihak manakala pengusaha diharapkan pada keterbatasan biaya dalam melaksanakan usaha taninya, maka mereka dengan kendala biaya usaha yang ia miliki yang jumlahnya terbatas suatu tindakan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang lebih besar dengan menekan biaya produksi produksi sekecil-kecilnya, pendekatan seperti ini dikenal dengan istilah meminimumkan biaya atau cost minimization.

Prinsip kedua pendekatan tersebut adalah sama saja yaitu bagaimana memaksimalkan keuntungan yang diterima seorang produsen atau seorang pengusaha perkebunan dengan cara mengalokasikan penggunaan sumber daya yang seefisien mungkin untuk memahami kedua pendekatan di atas, kita diharapkan dapat memahami pula konsep hubungan antar input dan output.

2.5.4 Konsep Produksi

Konsep dasar teori produksi sangat diperlukan bagi berbagai pihak, terutama pihak produsen untuk menentukan bilamana output dapat memberikan maksimum laba. Beberapa informasi yang perlu diketahui produsen anatara lain permintaan output maupun informasi ketersediaan berbagai input guna mendukung proses output. Demikian pula alternatif penggunaan input dan bahkan pengorbanan terhadap sesuatu output guna kepentingan output lainnya.

Keterangan ini perlu mendapat perhatian para pelaku kegiatan produksi sebagai suatu kebijaksanaan sekaligus keputusan. Secara umum, konsep produksi dapat dibedakan menjadi 3 bagian (Kadariah, 1994; 100), yaitu:

1. Produk Total (Total Product)

Produk total adalah jumlah total produksi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan selama kurun waktu tertentu dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki oleh

perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian produk total ini merupakan fungsi dari input/ faktor-faktor produksi yang tersedia, sehingga besarnya sangat dipengaruhi oleh kepemilikan terhadap input yang diperlukan. Dalam hal ini fungsi produksi total dapat dirumuskan sebagai berikut:

TP = f (FP)

Artinya bahwa produksi total merupakan variabel dependen terhadap faktor produksi (FP) yang dijadikan sebagai variabel independen, dimana:

TP = Total Product (produk total)

FP = Factor of Production (faktor produksi)

2. Produksi Rata-Rata (Average Product)

Produksi rata-rata adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap unit (satuan) faktor-faktor produksi. Konsep ini diperoleh dengan cara membagikan total produksi dengan jumlah faktor produksi (input) yang dimiliki oleh sebuahperusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana: AP = average product (produksi rata-rata) TP = total product (total produksi)

FP = jumlah faktor produksi yang digunakan

3. Produksi Marginal (Marginal Product)

Produk marjinal merupakan perubahan (pertambahan atau penurunan) produksi yang diperoleh seiring dengan dilakukannya penambahan input. Dengan demikian konsep ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

MP = ΔQ = Qa - Qa-1 Dimana: MP = produksi marjinal (marginal product)

Qa = total produksi setelah penambahan faktor produksi Qa-1 = total produksi sebelum penambahan faktor produksi

2.5.5 Tahapan Produksi y

I II III TP

AP

Gambar 2.3 Kurva Tahapan Produksi

Berdasarkan data dan grafik pada gambar 2.1 dapat ditemukan tahapan (stage) produksi, apakah sebagai tahap I, II dan III. Tahap I ditunjukkan dari penggunaan 1 input tenaga kerja sampai pada perpotongan marginal product dengan average product. Tahap II dimulai dari MP = AP sampai pada maksimum total product dengan MP = 0. Tahap III dimulai total product mengalami penurunan dan diikuti oleh marginal product yang negatif.

Tahap I penggunaan tenaga kerja relatif kecil sehingga total produksi masih memungkinkan untuk ditingkatkan, tahapan ini merupakan rational stage sebagaimana tahap III dimana penambahan jumlah input tenaga kerja justru menurunkan jumlah produksi. Tahap II merupakan rational stage dimana penambahan input tenaga kerja dapat meningkatkan

jumlah produksi. Dengan demikian berdasarkan ketiga tahapan produksi di atas, terbaik terdapat pada tahap produksi II (Nasution, S. H., 2007; 59)

2.5.6 Elastisitas Produksi

Output elasticity (elastisitas produksi) didefinisikan sebagai proporsi tingkat perubahan output (total produk) dari perubahan penggunaan input (misalkan tenaga kerja). Dengan menggunakan persamaan disajikan oleh james M. Henderson dan Richard E. Quandt adalah sebagai berikut:

Dimana: = Elastisitas produksi Q = Produksi

L = Tenaga Kerja MP = Marginal Product AP = Average Produk

Dokumen terkait