• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Produksi

Produksi perkebunan adalah banyaknya hasil dari setiap tanaman perkebunan menurut bentuk produksi (hasil) yang diperdagangkan dan diambil berdasarkan luas yang dipanen per periode (Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2008). Secara teoritis, produksi merupakan salah satu dari kegiatan ekonomi, selain konsumsi dan perdagangan (Sukirno 1985). Berdasarkan corak analisa di dalam ekonomi, ahli-ahli ekonomi telah merumuskan berbagai masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat ke dalam beberapa masalah pokok. Umumnya permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat digolongkan ke dalam salah satu permasalahan pokok tersebut.

Permasalahan pokok dalam ekonomi yang berkaitan dengan produksi, antara lain jenis barang atau jasa yang harus diproduksi dan jumlahnya; cara memproduksi barang-barang atau jasa-jasa tersebut; dan peruntukkan dari barang atau jasa yang diproduksi tersebut (Sukirno 1985).

1. Jenis barang atau jasa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya

Jenis barang atau jasa yang harus diproduksi dan berapa jumlahnya, adalah persoalan yang sangat penting, karena merupakan faktor utama dalam menentukan corak penggunaan sumberdaya-sumberdaya. Barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu perekonomian sangat banyak jenisnya, dari yang sangat sederhana, hingga yang kompleks. Setiap tahun, suatu perekonomian harus menentukan manakah diantara barang-barang atau jasa-jasa yang

47 diperlukan perekonomian tersebut yang akan diproduksi, dan seberapa banyak jumlahnya. Masalah ini merupakan akibat langsung dari ketidakmampuan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia untuk memproduksi seluruh barang atau jasa yang diperlukan masyarakat. Oleh karena itu, pilihan-pilihan pun harus dilakukan. Masyarakat harus menentukan keinginan mana yang harus dipenuhi dan keinginan mana yang harus dikorbankan, atau ditangguhkan pemenuhannya. Penentuan tersebut akan menentukan penggunaan sumberdaya-sumberdaya. Semakin banyak suatu jenis barang atau jasa dihasilkan, maka semakin banyak sumberdaya yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut. Untuk tujuan itu, sumberdaya yang digunakan di sektor lain harus dikurangi. Maka, produksi di sektor yang terakhir ini (sektor lain tersebut) akan berkurang.

2. Cara memproduksi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diproduksi

Biasanya terdapat berbagai cara untuk menghasilkan barang atau jasa tersebut. Contohnya dalam sektor pertanian. Dalam sektor tersebut sejumlah produksi tertentu dapat dihasilkan dengan menggunakan lahan yang luas, atau dapat pula dicapai dengan mengurangi keluasan lahan yang digunakan, tetapi lebih banyak menggunakan modal dan teknologi yang lebih tinggi. Di dalam menghadapi pilihan seperti itu, yakni menggunakan lebih banyak lahan atau lebih banyak modal dan teknologi modern, perlu dipertimbangkan cara yang paling sesuai. Masalah efisiensi merupakan salah satu faktor yang akan dijadikan dasar dalam melakukan pemilihan tersebut. Alternatif yang akan dipilih adalah yang mampu menciptakan barang-barang atau jasa-jasa tersebut dengan cara yang paling efisien.

Efisiensi dalam kegiatan produksi tidak terbatas pada efisiensi dari segi teknik saja. Penggunaan teknik yang paling up to date belum tentu menghasilkan keuntungan. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah besarnya jumlah permintaan. Apabila permintaan sangat besar, penggunaan teknik yang sangat modern akan menaikkan efisiensi. Tetapi, jika permintaan tidak terlalu banyak, penggunaan teknik produksi yang lebih sederhana akan menciptakan efisiensi yang lebih baik.

48 3. Peruntukan dari barang atau jasa yang diproduksi tersebut

Produksi yang melimpah dan efisien tidak tepat jika hanya dinikmati oleh segelintir anggota masyarakat saja. Keputusan untuk siapa barang atau jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan. Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan masyarakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan dalam jumlah. Jumlahnya dapat berbeda, yang penting apakah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.

Menurut Gaspersz (2000), dalam ekonomi manajerial, aktivitas berproduksi dianggap sebagai sisi penawaran, yang akan menunjukkan perilaku produsen dalam menawarkan produknya (barang atau jasa) di pasar. Produksi dikatakan sebagai suatu aktivitas (proses) pada perusahaan di dalam industri berupa penciptaan nilai tambah dari input menjadi output secara efektif dan efisien, sehingga produk sebagai output dari proses penciptaan nilai tambah tersebut dapat dijual dengan harga yang kompetitif di pasar global. Pembahasan produksi erat kaitannya dengan sistem produksi. Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen (elemen) struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut, yaitu:

1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi tersebut.

2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.

3. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.

4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimasi pengalokasian sumberdaya-sumberdaya.

Komponen (elemen) struktural dan fungsional berperan penting dalam menunjang kontinuitas operasional sistem produksi tersebut. Komponen struktural yang membentuk sistem produksi terdiri atas bahan (material), mesin dan

49 peralatan, tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah, dan sebagainya. Sedangkan komponen fungsional terdiri dari supervisi, perencanaan, pengendalian, koordinasi, dan kepemimpinan, yang seluruhnya berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Suatu sistem produksi berada dalam lingkungan, sehingga aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi keberadaan sistem produksi tersebut. Secara sederhana, sistem produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 6.

Gambar 6. Skema Sistem Produksi

Sumber: Gaspersz (2000)

Gambar 6 menunjukkan bahwa elemen-elemen utama dalam sistem produksi adalah input (faktor produksi), proses, dan output, serta adanya suatu mekanisme umpan balik untuk pengendalian sistem produksi tersebut, agar mampu senantiasa meningkatkan perbaikan (continuous improvement).

Petani lada, sebagai masyarakat dan produsen, juga dihadapkan pada permasalahan ekonomi yaitu jenis produk (barang atau jasa) yang harus

LINGKUNGAN

INPUT PROSES OUTPUT

 Tenaga kerja  Modal  Material  Energi  Tanah  Informasi  Manajerial PROSES TRANSFORMASI NILAI TAMBAH PRODUK (Barang atau Jasa)

50 diproduksi dan berapa jumlahnya, cara memproduksi produk-produk tersebut, dan peruntukan dari produk yang diproduksinya. Dalam memandang hal tersebut, petani lada dilihat sebagai suatu perusahaan (bisnis) di dalam industri lada di Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka, yang menghasilkan produk lada. Aktivitas produksi dianggap sebagai bagian dari penawaran yang dilakukan oleh petani lada. Oleh sebab itu pengkajian terhadap produksi lada oleh petani lada dilandaskan pada teori penawarannya, sebagai individu.

Aktivitas produksi (proses) yang dilakukan oleh petani lada dalam memproduksi lada merupakan bagian dari suatu sistem, yang disebut sebagai sistem produksi lada. Proses tersebut terkait dengan input produksi lada dan lingkungan di mana petani lada melakukan usahanya. Sebagai suatu sistem yang terintegrasi, saat terjadi perubahan pada aspek input produksi lada ataupun lingkungan usaha yang mempengaruhi sistem produksi lada, maka akan mempengaruhi proses produksi lada. Selanjutnya, perubahan dalam proses produksi lada akan mempengaruhi output (produksi) lada. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan pada input lada ataupun lingkungan usaha yang mempengaruhi sistem produksi lada, akan berpengaruh pula pada output (produksi) lada. Lingkungan dalam hal ini dapat berupa harga jual lada dan usaha lain yang menjadi pesaing pengusahaan lada.

Dokumen terkait