4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.3 Aktifitas Perikanan Tangkap Kabupaten Pati
4.3.4 Produksi sumber daya ikan
Gambar 16 di bawah ini menunjukkan adanya dominasi pada total tangkapan sumber daya ikan menurut kecamatan pemilik usaha perikanan tangkap berada di Bajomulyo, hal ini mengingat Bajomulyo sebagai pelabuhan nomor dua terbesar di pantai utara setelah Pekalongan.
Gambar 16 Kondisi umum produksi perikanan tangkap tahun 2004.
Keterangan gambar 16 menjelaskan pusat pendaratan ikan (PPI) Alas Dowo dan Margomulyo menjadi tujuan utama pendaratan kelompok penaid atau
krustase, namun dalam jumlah yang kecil juga didaratkan di Puncel. Kelompok demersal banyak didaratkan di Sambiroto, Banyutowo, Bajomulyo dan Puncel.
Gambar 16 juga menjelaskan kondisi sumber daya perikanan tangkap di Kabupaten Pati pada tahun 2004 didominasi oleh kelompok ikan pelagis kecil. Ada lima tempat pendaratan yang menjadi tujuan pendaratan ikan pelagis kecil yaitu: Bajomulyo dengan kompoisi 60 % dari total pendaratan ikannya, Pecangan 95 % dari total pendaratan ikannya, Sambiroto 50 % dari total pendaratan ikannya, Puncel 37 % dari total pendaratan ikannya dan Banyutowo 12 % dari total pendaratan ikannya.
Gambar 17 di bawah ini menjelaskan Bajomulyo telah menjadi tujuan utama pendaratan sumber daya ikan layang selama tahun 2004 dengan komposisi 46% dari total tangkapan sumber daya ikannya, namun dalam jumlah yang tidak besar juga didaratkan di Sambiroto dengan komposisi 14% dari total tangkapan sumber daya ikannya.
Gambar 17 Kondisi produksi sumber daya ikan layang tahun 2004.
Nilai produksi layang pada tahun 2004 di Bajomulyo sebesar
Rp. 49 258 187 000 hampir setengah dari total nilai produksi Juwana dan kurang dari sepertiga total nilai produksi ikan di Kabupaten Pati (DinKPi Pati, 2004).
4.4 Musim Penangkapan Layang
Puncak produksi ikan layang di Laut Jawa terjadi dua kali dalam setahun yaitu sekitar bulan Januari-Maret dan Juli-September. Puncak-puncak musim produksi layang dapat berubah maju atau mundur sesuai dengan perubahan musim di Indonesia. Spesies ikan layang yang banyak tertangkap di Laut Jawa adalah
Decapterus ruselli sebanyak 88% dan Decapterus macrosoma 12% (Djamali, 1995). Antara tahun 1993 hingga tahun 2003, puncak-puncak musim
penangkapan layang terjadi pada bulan Agustus dan bulan November (Putro, 2004). Pada musim timur dengan kondisi perairan relatif tenang sehingga
memudahkan nelayan tradisional menangkap ikan layang di laut yang agak jauh dari daratan (Djamali, 1995).
Aktivitas penangkapan layang antara bulan Maret hingga pertengahan Mei, terkonsentrasi di sekitar Kepulauan Karimunjawa dan perairan sebelah utara Tegal-Pekalongan. Pada akhir Mei hingga pertengahan Juli terjadi “musim paceklik” di Laut Jawa yang menyebabkan aktivitas penangkapan layang berpindah jauh ke perairan Laut Cina Selatan dan sebagian lagi berada di sebelah utara Indramayu. Namun, antara pada akhir Juli hingga pertengahan September aktivitas penangkapan layang berpindah lagi di Laut Jawa yaitu sekitar Pulau Bawean dan Kepulauan Masalembu. Aktivitas penangkapan terus berlangsung hingga pada akhir November dengan perluasan daerah penangkapan hingga timur Laut Jawa yaitu di sekitar Pulau Natasiri (Matasiri). Pada bulan Desember hingga penghujung April, aktivitas penangkapan layang berlangsung di Selat Makasar
sebelah selatan yaitu sekitar Pulau Selayar, Lari-larian, Genting dan timur Kota Baru, sekalipun pada bulan Maret sebagian aktivitas penangkapan telah
DAFTAR PUSTAKA
Asikin D. 1971. Synopsis Biologi Ikan Layang (Decapterus spp.). Jakarta:
Lembaga Penelitian Perikanan Laut Departemen Pertanian. hlm. 3-27.
Atmaja SB, Suwarso dan Nurhakim S. 1987. Hasil Tangkapan Pukat Cincin Di
Laut Jawa. Jurnal Penelitian Laut No. 32. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen Pertanian. 9 hlm.
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dwi Sri.
95 hlm.
[BML LAPAN] Bidang Matra Laut-LAPAN. 1997. Laporan Akhir Kegiatan Penelitian dan Pengembangan. Pemanfaatan Pengelolaan Data Penginderaan Jauh Satelit LAPAN Tahun Anggaran 1996/1997 tentang Spesifikasi Standar Ketelitian SST dan Pemanfaatannya untuk Pengamatan Pola Arus Laut dan Daerah Potensi Penangkapan Ikan. Jakarta: Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional. 12 hlm.
Burhanuddin, Djamali A. 1978. Oseanologi di Indonesia. No. 9, Parasit Anisakis
Sebagai Petunjuk Perbedaan Populasi Ikan Layang, Decapterus ruselli Ruppel, di Laut Jawa. Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. hlm 1-11.
Burhanuddin, Djamali A, Martosewojo S, Muljanto. 1983. Evaluasi Tentang
Potensi dan Usaha Pengelolaan Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus
spp). Di dalam: Burhanuddin, Djamali A, editor. Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. hlm 61.
Bond CE. 1979. Biology of fishes. Philadelphia: Sanders College Publishings.
514 hlm.
Close CH dan Hall BG. 2006. A GIS-based protocol for the collection and use of
local knowledge in fisheries management planning. Journal of Environmental Management Vol.78, Issue 4. hlm. 341-352.
Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 1996. Pengelolaan Sumber Daya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Pradnya Paramita. 305 hlm.
Darmawan MS. 2001. Aktivitas Muson Terhadap Karakteristik Massa Air dan Variabilitas Parameter Laut dan Atmosfer di Beberapa Perairan Indonesia [skripsi]. Bogor. Jurusan Ilmu Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. hlm 56-58.
Djamali A. 1995. Sumberdaya Ikan Layang (Decapterus spp) dan Pengelolaannya di Perairan Indonesia. Jakarta: Pusat Peneltian dan
Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 12 hlm.
[DinKPi Pati] Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Pati. 2004. Buku Tahunan
Statistik Kelautan dan Perikanan. Pati: Dinas Kelautan dan Perikanan. 35 hlm.
Dwiponggo A.1983. Pengkajian Sumberdaya Perikanan Laut di Laut Jawa.
Jurnal Penelitian Laut No. 28. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut.
hlm 1-12.
Hasyim B. 1996. Rapat Persiapan Kegiatan Stock Assement Perikanan di
BAPPENAS tanggal 28 November 1996 tentang Pemanfaatan Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Pengamatan Pola Arus dan Daerah Potensi Penangkapan Ikan. [makalah]. [tidak dipublikasikan]. Jakarta: Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional. 10 hlm.
Hendriati N, Winarno B, Sachoemar SI, Farahidy I. 1985. Pemantauan Daerah
Upwelling di Perairan Selatan Jawa-Bali dan Selat Makassar. Di dalam: Gunawan I, Sumargana L, Hendiarti N, Adamsyah G, editor.
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi.
hlm. 212-221.
Holmes S. 2006. Geographic Information System (GIS) a Fishery Management
Tool. [bibliografi]. - : Journal of Geo. hlm. 565.
Kartasasmita M. 1999. Beberapa Pemikiran Operasionalisasi Aplikasi Teknologi
Penginderaan Jauh Untuk Penangkapan Ikan. Di dalam: Hendriati N, Winarno B, Amri K, Lestiana L, Andiastuti R, Saliswan W, editor. Jakarta: Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. hlm. 1-2.
Kushardono B. 2003. Teknologi Penginderaan Jauh dalam Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Lautan. Di dalam: Trisakti B, Hasyim B, Dewanti R, Hartuti M, Winarso G, editor. Jakarta: Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional. hlm 12-18.
Laevastu T and Hela I. 1970. Fisheries Oceanography and Ecology. London:
Lubis E, Pane AB, Kurniawan Y, Chaussade J, Lamberts C, Pottier P. 2005. Buku Atlas Perikanan Tangkap dan Pelabuhan Perikanan di Pulau Jawa Suatu Pendekatan Geografi Perikanan Tangkap Indonesia. Bogor: Program Kajian Kepelabuhanan Perikanan dan Transportasi Maritim Lembaga Penelitian Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor. 120 hlm. Lursinap A. 1970. Preliminary Assesment of The Productivity of The Water of
Pracualibrium Coast on The Gulf of Thailand, 1968-1969. Di dalam:
The First Symposium on Marine Fisheries; Bangkok, Jul 1970. Bangkok: Marine Fisheries Laboratory. hlm 37.
Mann KH and Lazier JRN. 1996. Dynamics of Marine Ecosystems: Biological-
Physical Interaction in The Ocean. England: Blackwell Scientific Publication. 466 hlm.
Nath NA. 1993. Retrieval of Sea Surface Temperature Using NOAA-AVHRR Data for Identification of Potential Fishing Zones Dissemination and
Validation.[makalah]. Proceeding of International workshop on
Apllication of Satellite Remote Sensing for Identifying and Forecasting Potential Fishing Zones in Developing Countries; Hyderabad, December, 11-17 1993. India: National Remote Sensing Agency. hlm 25-26.
Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan. 368 hlm.
Nugroho WT. 2002. Potensi Kota Pati. Lembaran Promosi Daerah (1).[terhubung
berkala]. http://www.student.ukdw.ac.id/pati.html. [12 Januari 2004].
hlm. 4.
Nurhakim S, Banon S, Pottier M and Boely T. 1987. Study on The Big Purse
Seiners Fishery in The Java Sea II: Evalolution and Structure of The Javanese Purse Seiners Fleet. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 40. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut. hlm 65-76.
Potier M, Boely T, Nurhakim S. 1989. Study on Big Purse Seiners Fishery in the
Java Sea. Jurnal Penelitian Perikanan Laut BPPL No. 51. Jakarta: [BPPL] Balai Penelitian Perikanan Laut. hlm 79-95.
Potier M. 1998. Pecherie de Layang et Senneurs Semi-Industrialis Javanais :
Perspective Historique et Approche Systeme. [desertasi]. Montepllier: Biologie de I’evolution et ecologie, Universite de Montepllier II. 263 hlm.
[PPI Bajomulyo]. Pusat Pendaratan Ikan Bajomulyo. 2001. Profil PPI Bajomulyo-
Juwana Kabupaten Pati. Pati: Pusat Pendaratan Ikan Bajomulyo. 20 hlm.
Prahasta E. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Penerbit Informatika. 334 hlm.
_________. 2004. Sistem Informasi Geografis Tools dan Plug-Ins. Bandung:
Penerbit Informatika. 450 hlm.
Purba M. 1991. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi: Interpretasi Data Penginderaan Jarak Jauh II. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 90 hlm.
Putro SME. 2002. Studi Daerah Penangkapan Ikan (Fishing Ground) Kapal Purse
Seine di Perairan Utara Laut Jawa [Laporan Ilmiah]. Semarang: Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro. 80 hlm.
Reddy MP. 1993. Influence of the Various Oceanographic Parameters on the
Abundance of Fish Catch. [lecture note]. Proceeding of International
workshop on Apllication of Satellite Remote Sensing for Identifying and Forecasting Potential Fishing Zones in Developing Countries; Hyderabad, December 11-17, 1993. India: National Remote Sensing Agency. 25 hlm.
Reilly O, Maritorena JES, Mitchell BG, Siegel DA, Carder KL, Garver SA, Kahru
M, Mc Clain C. 1998. Ocean Colour Chlorophyll-a Algorithms for
SeaWifs, OC2 and OC4 : version 4. Di dalam: Hooker SB, Firestone ER, editor. Seawifs Poslaunch Technical Report. Volume ke-2 (3). Maryland: NASA Goddard Space Flight Center. hlm 9-23.
Romimohtarto K dan Sumiyati S. 1998. Kondisi Lingkungan Pesisir dan Laut di
Indonesia. Jakarta: Lembaga Oseanologi Nasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 246 hlm.
Saanin H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I. Bandung: Bina Cipta.
245 hlm.
Sadhotomo B, Atmaja SB, Nurhakim S. 1983. Pendugaan Parameter
Pertumbuhan, Indeks Kematian dan Yield per Recruit Ikan Layang, Decapterus maruadsi (Temminck & Schlegel) di Laut Jawa. Jurnal Penelitian Laut No. 27. Jakarta: [BPPL] Balai Penelitian Perikanan Laut.
Sawada T. 1980. Fishes in Indonesia, with Illustrations. Japan: Japan
International Cooperation Agency. 200 hlm.
Silva C, Nieto K, Barbieri MA, Yanez E. 2000. Expert System for Fishing Ground Prediction Models: A Management Tool in the Humboldt Ecosystem
Affected by ENSO. Investig mar ago 30 Supl 1 : 201-204.
Widodo J. 1998. Dynamic Pool Analyses of the Ikan Layang (Decapterus spp.) Fishery in the Java Sea. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 47. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut. hlm 39-58.
________. 1999. Aplikasi Teknologi Penginderaan Jarak Jauh Untuk Perikanan
Indonesia. Di dalam: Hendriati N, Winarno B, Amri K, Lestiana L, Andiastuti R, Saliswan W, editor. Jakarta: Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. hlm 1-21.
Lampiran 1 Harga-harga tetapan A2 n A2 1 - 2 1,88 3 1,023 4 0,729 5 0,577 6 0,483 7 0,419 8 0,373 9 0,337 10 0,308 11 0,285 12 0,266 13 0,249 14 0,235 15 0,223 16 0,212 17 0,203 18 0,194 19 0,187 20 0,180 21 0,173 22 0,167 23 0,162 24 0,157 25 0,153 30 0,134 35 0,120 40 0,110 45 0,101 50 0,093 55 0,089 60 0,083 65 0,079 70 0,075 75 0,072 80 0,069 85 0,066 90 0,064 95 0,062 100 0,060 Sumber: Sudjana, 1989
85 Lampiran 2 Tabel pendataan fishing log book purse seine
JUMLAH POSISI TANGKAPAN TAHUN 2004
JUMLAH POSISI TANGKAPAN TAHUN 2005
NO NAMA KAPAL NAMA
NAHKODA
JULI AGUSTUS SEPTEMBER JULI AGUSTUS SEPTEMBER
1 KM. Tunas Sejati H. Danuri 8 16 18 3 10 14
2 KM. Tunas Sejati II H. Nuryadi 17 18 13 10 14 6
3 KM. Mina Lestari Sabar 10 15 10 16 26 18
Lampiran 3 Peta sebaran dan pola arus dari realtime altimetry project
Lampiran 4 Peta sebaran dan kontur salinitas ocean data view (ODV) tahun 1996-1998 J U L I AGUSTUS SE P T E M B E R Sumber : Darmawan, 2001
Lampiran 5 Peta kontur salinitas US naval oceanographic tahun 1997
JULY
AUGUST
SEPT
Lampiran 5 Dokumentasi kegiatan-kegiatan di lapang
T im ba nga n
a. Proses penimbangan untuk kegiatan konversi hasil tangkapan layang
b. Kapal purse seine yang dipergunakan sebagai standar unit pengumpulan data
Ge dung Pe nge lola
K ola m Pe la buha n T e m pa t Le la ng
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Komisi pembimbing: Dr. Sulaeman Martasuganda, M.Sc (ketua) dan Dr. Ir. Wiweka
Hartojo, MT (anggota)
2. Sekolah pascasarjana institut pertanian bogor: Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS
(dekan)
3. Program studi teknologi kelautan: Prof. Dr. Ir. John Haluan, M.Sc (ketua),
Dr. Ir Mulyono Baskoro, M.Sc (ketua departemen PSP), Prof. Dr. Daniel R. Monintja, M. Sc (Guru Besar), Ir. Ronny I Wahyu, M.Phill (penguji luar komisi), Dr. Domu Simbolon, Msi (ketua sub prodi ESHL)
4. Lembaga penerbangan antariksa nasional: Dr. Ing. Bambang Tejakusuma (ketua deputi),
Dr. Ir. Dony Kushardono (kepala ILC), Dr. Ir. Orbita Roswintiarti (PSDAL),
Maryani Hartuti, M.Sc, Prayogi, ST, Yenni Vetrita S.Si, Heru Noviar, M..Sc
5. Dinas perikanan dan kelautan provinsi Jawa Tengah: Prof. Dr. Ir. S. Budi Prayitno
(kepala), Drs. Abdul Muntholib (bagian hukum dan organisasi perangkat dinas), Ernowo S.M. Putro S.Si (bagian ekplorasi kelautan)
6. Dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Pati: Ir. Ashar (kepala), Heri Trimulyo, S.Pi (Ka.
Sie penangkapan ikan), Poniman, SH. (Ka sie informasi dan statistik), Soenardi, SH. (ka pelabuhan perikanan pantai Bajomulyo)
7. Paguyuban nelayan purse seine Juwana: H. Nuryadi, H. Danuri, H. Nasirin dan H. Sabar
8. Teknologi kelautan: Ibrahim A., M. Ruspandi dan keluraga, M. Zen, M. Mahdi (S-2/03),
Ismawan Tallo, Cuak dan ibu (S-2/04), Hasnia Arami (S-2/03), Rahma Devi dan Jessy (S- 2/04), Yan Masrikat dan Agus Suherman (S-3/03)
9. Seluruh keluarga dekat, kerabat, sanak famili, guru-guru, teman-teman sepermainan dan