• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. PEMBAHASAN

4.6 Produksi

Proses produksi di PT. Indofarma (Persero) Tbk. melibatkan semua bagian yang berada dibawah direktorat produksi. Proses produksi berpedoman kepada Perintah Pengolahan (PP) dan Catatan Pengolahan Bets (CPB) dimana formula dan proses telah divalidasi melalui pelaksanaan trial produksi dari litbang. Sistem penomoran ditetapkan untuk memudahkan pengendalian selama produksi berlangsung dan penelusuran kembali apabila ada keluhan produk dari konsumen.

Proses produksi di Bidang Produksi I yaitu produksi tablet dan kapsul non β-laktam dengan menggunakan sistem vertical closed system, yang mana proses pemindahan bahan baku atau produk antara dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi atau menggunakan Bin yang terbuat dari baja tahan karat. Sistem ini memberikan banyak keuntungan antara lain menghemat lahan yang dibutuhkan karena bangunan dibuat bertingkat, menghemat waktu dan pengggunan tenaga manusia, mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi, serta memungkinkan untuk mengolah produk dengan ukuran bets yang besar.

Pemindahan bahan baku selama proses produksi dilakukan secara sistem tertutup menggunakan AZO (powder pneumatic transport) untuk pemindahan bahan yang akan dicampur. Sedangkan untuk mengirimkan campuran bahan ke dalam bin dari lantai tiga ke lantai dua atau ke lantai satu menggunakan tunel. Proses pengemasan berada dibawah bidang ini untuk memudahkan koordinasi karena besarnya volume produksi.

Bidang produksi II membawai 3 seksi yaitu seksi salep, sirup, serbuk, seksi beta laktam, dan seksi produksi steril. Pelaksanaan proses produksi di bidang produksi II menggunakan sistem vertical closed system yang ditetapkan untuk produksi oralit. Sedangkan untuk produksi sediaan beta laktam menggunakan horizontal closed system.

Pada saat dikeluarkan Perintah Pengolahan (PP) dan Perintah Kemas (PK) dikenal ada dua proses yaitu, in line process (one line process) dan non in line

process. In line process yaitu proses dimana hasil produksi langsung dikemas

dalam wadah pengemasan, PP dan PK dikeluarkan bersama-sama. Jadi mulai dari bahan awal sampai menjadi menjadi produk dalam kemasan akhir, proses tidak terputus. Proses ini ditetapkan untuk produk cair, sirup cair, sirup kering, salep

dan oralit. Sedangkan non in line process PP dan PK tidak dikeluarkan secara bersama-sama. Setelah PP dikeluarkan dimulailah proses penyiapan bahan awal sampai menjadi produk yang siap dikemas. Produk ini dikarantina menunggu hasil pengujian kemudian dikeluarkan PK. Proses ini ditetapkan pada proses pembuatan kapsul, tablet, dan sediaan steril.

Seksi produksi steril bertanggung jawab terhadap proses produksi sediaan steril termasuk proses pengemasan produk dan pemeriksaan kejernihan sediaan ampul dan pencetakan label.

Bidang produksi herbal secara keseluruhan telah mengacu pada Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), baik bangunan, personalia, peralatan dan proses produksinya. PT. Indofarma (Persero) Tbk sudah mempunyai pusat ekstraksi yang digunakan sebagai sarana pengolahan dari bahan alam yang modern meliputi unit ekstraksi, destilasi dan produksi yang dilengkapi fasilitas produksi sendiri. Pengadaan bahan baku dilakukan melalui petani binaan. Pembentukan petani binaan dimaksudkan agar simplisia yang dihasilkan dapat terjamin mutunya, selanjutnya simplisia dilakukan standarisasi simplisia sebagai bahan baku ekstrak yang disesuaikan dengan buku resmi yang digunakan (Materia Medika Indonesia).

Pengadaan bahan baku dan penolong yang berasal dari luar negeri dilakukan secara impor langsung dari suplier luar negeri atau melalui perwakilan agen di dalam negeri. Pengadaan bahan baku produksi dilakukan secara sekaligus dengan pengaturan waktu penyerahan barang sesui dengan jadwal penggunaan. Pengaturan Jadwal Kedatangan Barang (JKB) dilakukan berdasarkan kemampuan keuangan, jadwal produksi dan kapasitas gudang yang tersedia.

Bidang Logistik Bahan Awal bertugas untuk menerima, menyimpan, dan mengeluarkan bahan awal. Kegiatan dilakukan secara fisik dan administratif, dimana barang yang di gudang harus sama secara fisik dengan yang tertulis secara administratif. Gudang penyimpanan di PT. Indofarma (Persero) Tbk. telah dijaga dan dipelihara sedemikian rupa sehingga barang–barang terlindung dari pengaruh yang dapat merugikan, antara lain temperatur, dan kelembaban, adanya debu serta binatang yang masuk. Barang yang masuk ke gudang diletakan di area tertentu dan diberikan label karantina sampai Bidang Pemastian Mutu meluluskan barang

tersebut. Sistem penomoran bahan awal digunakan menggunakan sistem lot yang terdiri dari 12 digit, 3 digit pertama menunjukan kode supplier 2 digit menunjukan tahun, 2 digit menunjukan bulan, 2 digit menunjukan tanggal, dan 3 digit terakhir menunjukan nomor urut. Kegiatan penerimaan dan pengeluaran barang sudah diatur sedemikian rupa sehingga mengikuti sistem FIFO ( First In

First Out ) dan FEFO ( First Expired First Out ) selalu dicatat dalam kartu stok.

Bidang Perencanaan dan Pengendalian Produksi dan Persediaan (PPPP) merupakan jembatan komunikasi antara pemasaran, SCM, produksi, pengadaan, penyimpanan dan pengembangan produk. Perencanaan produksi dilakukan sebaik mungkin dengan mempertimbangkan berbagai faktor sehingga tidak terjadi penimbunan atau kekurangan stok barang. Penyusunan Rencana Produksi Tahunan (RPT) oleh PPPP dilakukan sesuai permintaan marketing yang kemudian dibuat dalam Rencana Produksi Bulanan (RPB). PPPP harus dapat menyusun rencana dengan menyesuaikan permintaan marketing yang berdasarkan kebutuhan pasar dan Bidang Produksi dengan mempertimbangkan anggaran, persediaan bahan baku, jadwal, kapasitas produksi dan peralatan yang tersedia. Bidang Pengadaan kemudian melakukan pembelian bahan berdasarkan RPT dan RPB dengan memperhatikan kemampuan keuangan, lama waktu tunggu (lead time) dan kapasitas gudang yang tersedia.

Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) diharapkan mampu mengembangkan diri secara optimal dalam kemajuan perusahaan. Litbang mempunyai peran yang penting dalam mendukung kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. Meskipun produk utama PT. Indofarma (persero) Tbk. merupakan obat-obat generik, namun Litbang tetap dibutuhkan untuk dapat menyusun formula induk bagi produk-produk yang akan dibuat, yang biasanya merupakan me too produk. Peran bidang Litbang dibutuhkan untuk membuat formula alternatif agar produk yang dihasilkan tetap memenuhi persyaratan. Disamping obat generik, saat ini PT. Indofarma (Persero) Tbk. telah melakukan pengembangan kearah produk herbal medicine. Hal tersebut merupakan tantangan sekaligus beban tugas bagi Litbang untuk dapat terus melakukan inovasi dan mengembangkan produk-produk baru. Bidang Litbang masih memiliki beberapa kelemahan antara lain formula yang sangat sulit untuk diproduksi dan sering kali

membutuhkan reformulasi ataupun reproses. Dengan adanya reproses terhadap suatu produk, akan menyebabkan kerugian, baik dari segi biaya, waktu dan tenaga. Untuk mengatasi masalah-masalah seperti itu, hendaknya dilakukan evaluasi terhadap formula induk.

Selama perusahaan melakukan renovasi, perusahaan melakukan

outsourcing sebagai aktifitas produksi dengan melakukan toll out manufacturing.

Kondisi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pesanan, meskipun disadari pada gilirannya akan menambah biaya produksi. Sebab, selain tetap harus mengeluarkan dana tetap produksi, perusahaan juga harus mengeluarkan dana tambahan untuk toll out manufacturing ini. PT. Indofarma (Persero) Tbk. masih menjadi leader market untuk pasar obat generik di Indonesia.

Dokumen terkait