• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL DESA CIBURUY DAN PROGRAM PERTANIAN GO ORGANIK

Pada bab ini dipaparkan mengenai profil Desa Ciburuy yang akan dibagi menjadi sub bab. Sub bab tersebut diantaranya adalah karakteristik geografis, karakteristik penduduk, karakteristik ekonomi dan karakteristik sosial masyarakat. Sedangkan untuk program pertanian Go Organik 2010 dibagi menjadi sejarah pertanian organik di Desa Ciburuy, masuknya program Go Organik 2010, serta profil petani padi penerima program Go Organik 2010.

Karakteristik Geografis

Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy. Desa Ciburuy merupakan salah satu desa yang menerapkan program Go Organik 2010 yang terletak di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Desa Ciburuy berjarak sekitar 4 KM disebelah barat Pusat Pemerintahan Kecamatan Cigombong. Disepanjang jalan menuju Desa Ciburuy banyak terdapat lahan pertanian yang mayoritas ditanami komoditas padi. Desa Ciburuy pun berada ditengah-tengah antara Gunung Pangrango dan Gunung Gede yang membuat pemandangan sepanjang jalan menuju ke desa ini pun menjadi sangat menyejukan mata. Keberadaan dua gunung yang mengapit Desa Ciburuy membuat lahan pertanian disana pun menjadi sangat subur.

Selain lahan pertanian, Desa Ciburuy pun sudah mulai banyak diisi dengan lahan industri pabrik. Industry pabrik yang berada didaerah ini membuat sebagian jalan menuju daerah ini menjadi agak terhambat dikarenakan banyaknya jalan yang rusak akibat dilalui oleh truk-truk besar yang membawa alat berat. Desa Ciburuy berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu:

1. Sebelah Utara :Desa Muara Jaya dan Ciadeg 2. Sebelah Selatan :Desa Cigombong dan Wates Jaya 3. Sebelah Timur : Desa Cinagara dan Pasir Buncir 4. Sebelah Barat :Desa Cisalada dan Pasir Jaya

Luas wilayah Kecamatan Cigombong ialah 160 ha yang terdiri dari jalan, bangunan umum, pemukiman dan lain-lain. Wilayah Desa Ciburuy sebagian besar digunakan untuk bercocok tanam. Luas lahan yang dijadikan sebagai lahan pertanian adalah sebanyak 70 ha dan 25 ha digunakan sebagai lahan untuk budidaya ternak dan sebagainya. Sedangkan lahan yang tersisa digunakan sebagai lahan industri non pertanian, yakni bergerak pada usaha produksi pakaian sehari-hari. Perusahaan penghasil pakaian tersebut yakni PT. Yungnam Indonesia dan PT. Yongjin Javasuka. Produk yang dihasilkan berupa pakaian sehari-hari maupun jaket dan kemeja yang dipasarkan didalam maupun diluar negeri. Hal ini berdampak pada penarikan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak masuk pada ranah industri dibandingkan dengan harus melanjutkan usaha pertanian keluarga mereka. Usaha industri

23 yang ada di Kecamatan Cigombong berupa pabrik-pabrik yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Namun sebagian besar lahan masih digunakan untuk lahan pertanian. Lebih lengkapnya lahan yang digunakan sebagai lahan pertanian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2Luas wilayah dan alokasi penggunaan lahan pertanian dan ternak di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor tahun 2013

Sumber: Data Monografi Desa Ciburuy Tahun 2013

Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar lahan pertanian disana digunakan sebagai lahan pertanian padi sawah, hal ini dapat dilihat dari 73,68 persen lahan pertanian digunakan sebagai lahan pertanian sawah. Sehingga banyak dari masyarakatnya berprofesi sebagai petani untuk mengolah lahan pertanian yang ada. Sebagian besar lahan pertanian sawah tersebut digunakan oleh petani untuk melakukan budidaya padi sebagai komoditas utama mereka. Oleh karena itu Desa Ciburuy merupakan salah satu desa sebagai pemasok beras terbesar di pasar tradisional wilayah Cigombong.

Karakteristik Penduduk

Berdasarkan data demografi Desa Ciburuy pada tahun 2013, penduduk Desa Ciburuy sebanyak 11.775 orang. Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 4.703 orang. Penduduk terbanyak terdapat pada kelompok usia 15-30 tahun yaitu sebanyak 31.15 persen dari total penduduk. Kelompok 0-14 tahun 29.54 persen, 31-45 tahun 28.59 persen dan 46-60 tahun 10.71 persen. Lebih lengkapnya data tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3Jumlah penduduk berdasarkan tingkat usia di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Tahun 2013

Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase (%) 0-14 1.778 1.709 3.487 29,54 15-30 1.871 1.797 3.668 31,15 31-45 1.717 1.650 3.367 28,60 46-60 644 618 1.262 10,71 Jumlah 6.010 5.774 11.784 100,00

Lahan Pertanian Jumlah (hektar) Presentase (%)

Pertanian Sawah 70 73,68

Peternakan 15 15,79

Perikanan 10 10,53

Kehutanan - -

24

Tabel 3 menunjukan bahwa usia produktif muda merupakan mayoritas penduduk yang ada di Kecamatan Cigombong ini. Semakin tingginya angka usia produktif disuatu daerah maka diperlukan jumlah peluang pekerjaan yang tinggi untuk dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Posisi kedua masyarakat yang dominan di Kecamatan Cigombong ini adalah masyarakat usia 0-14 tahun yakni sebanyak 3.487 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa angka kelahiran di kecamatan ini masih tinggi. Angka kelahiran yang masih tinggi didaerah ini diakibatkan masyarakat didaerah ini masih percaya jika semakin banyak anak yang mereka miliki maka akan semakin banyak sumberdaya manusia yang akan membantu mereka dalam bekerja dilahan pertanian maupun bekerja dibidang pertanian yang nantinya akan membantu memperbaiki ekonomi keluarga mereka.

Karakteristik Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Desa Ciburuy dihuni oleh sebagian besar penduduk asli masyarakat disana yang kental dengan budaya Sunda. Maka tak jarang antara satu penduduk dengan penduduk lainnya memiliki hubungan kekeluargaan satu sama lain. Untuk masyarakat pendatang sendiri jumlahnya tidak terlalu signifikan. Mayoritas penduduk pendatang tersebut berpindah ke desa ini lantaran sawah tempat dimana mereka bercocok tanam sebelumnya sudah dialih fungsikan menjadi lahan industri maupun menjadi perumahan real estate.

Mayoritas penduduk di Desa Ciburuy hanya menyelesaikan pendidikan mereka pada tingkat SD yakni sebanyak 44,27 persen terutama lebih banyak pada penduduk laki-laki. Namun hal yang menarik juga terlihat pada tabel 4, bahwa jumlah laki-laki yang menyelesaikan jenjang pendidikan pada tingkat SLTA hingga S1 pun banyak dimiliki oleh penduduk laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan penduduk perempuan di Desa Ciburuy lebih rendah dibandingkan dengan penduduk laki-laki.

Tabel 4Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di DesaCiburuy Kecamatan Cigombong Tahun 2013

Sumber: Data Monografi Desa Ciburuy Tahun 2013 Status

Pendidikan

Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase (%) SD 1386 1332 2.718 44,27 SLTP 686 660 1.346 21,92 SLTA 996 957 1.953 31,81 DI-II 16 15 31 0,50 S1 47 45 92 1,50 Jumlah 3.13 1 3.009 6.140 100,00

25 Tabel 4 menggambarkan bahwa mayoritas penduduk Desa Ciburuy hanya menyelesaikan pendidikan mereka ditingkat Sekolah Dasar (SD). Rendahnya pendidikan yang mereka miliki berimplikasi pada jenis pekerjaan yang mereka miliki, karena sebagian besar dari masyarakat Desa Ciburuy hanya bekerja menjadi petani maupun buruh lainnya.Rendahnya pendidikan masyarakat juga berimplikasi pada kemiskinan masyarakat setempat hingga tidak memiliki lahan yang dapat diolah menjadi tempat mereka becocok tanam. Hal ini menunjukantolong menolong antar masyarakat di Desa Ciburuy masih sangat tinggi. Hal inilah yang menggerakan para pemilik lahan luas untuk memberikan sebagaian lahannya kepada petani yang tidak berlahan untuk dapat bisa kembali melakukan budidaya pertanian untuk tetap terus bisa memerikan penghasilan bagi keluarga mereka. Hal ini pula yang membuat banyaknya jumlah rumah tangga petani di Desa Ciburuy.

Sektor pertanian di Desa Ciburuy masih merupakan sumber mata pencaharian yang penting bagi penduduk setempat. Usaha pada sektor ini selama tahun 2013 masih ditekuni oleh 47,18 persen kepala keluarga di desa tersebut, sebagaimana terlihat dalam data pada tabel 5.

Tabel 5 Sumber Mata Pencaharian Utama Penduduk Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Selama Tahun 2013

Sumber: Data Monografi Desa Ciburuy Tahun 2013

Beragamnya jenis pekerjaan yang ada di Desa Ciburuy dikarenakan penduduk disana lebih memilih pekerjaan diluar pertanian yang dirasa lebih menjanjikan dan memiliki pendapatan yang lebih teratur. Perempuan yang memiliki keluarga dan menghabiskan banyak waktu mereka dirumah lebih memilih untuk mencari uang dengan membuka usaha kecil-kecilan didepan rumahnya agar tetap bisa membantu perekonomian keluarga mereka tanpa harus meninggalkan peran mereka sebagai ibu rumah tangga. Namun bagi sebagian penduduk yang tidak memiliki modal usaha, mereka lebih banyak terlibat dalam kegiatan industri dalam hal ini adalah buruh pabrik yang bekerja pada pabrik-pabrik disekitar Desa Ciburuy.

Pabrik yang berada disekitar Desa Ciburuy merupakan pabrik yang memproduksi pakaian sehari-hari yang dijual di pasar dalam maupun luar negeri. Pabrik ini lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja wanita karena wanita dirasa lebih terampil dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan hal-hal yang membutuhkan ketelitian, misalnya menjahit pakaian. Kegiatan pertanian sendiri lebih banyak dilakukan oleh kaum laki-laki yang mayoritas memiliki usia diatas 30 tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak

Jenis Pekerjaan Jumlah Presentase (%)

PNS/ABRI 25 0,8

Pedagang 101 3,4

Tani 1.405 47,2

Buruh Pabrik 1.447 48,6

26

mereka lebih banyak beralih pada pekerjaan dibidang industry maupun usaha lainnya. Selain itu, baik perempuan maupun laki-laki yang berada pada usia diatas dari 30 tahun akan susah bagi mereka untuk bisa bekerja diluar bidang pertanian lantaran terbatasnya syarat umur yang diberikan. Sehingga menuntut mereka untuk dapat bergulir di dunia pertanian.

Usaha pertanian ini dilakukan dengan membentuk Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) agar pengorganisasian petani-petani yang ada di Desa Ciburuy lebih mudah dilakukan baik dalam hal pendistribusian bantuan maupun pelatihan keterampilan yang dapat meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan usaha budidaya pertanian. Gapoktan yang menaungi petani di Desa Ciburuy merupakan Gapoktan Silih Asih. Gapoktan silih Asih diketuai oleh H. Jakaria yang merupakan sesepuh di Desa Ciburuy. Kelompok tani yang bergabung dalam Gapoktan Silih Asih ini sebanyak 8 kelompok tani yang tersebar di seluruh Desa Ciburuy. Pembagian kelompok tani tersebut didasarkan atas lokasi tempat pengolahan lahan pertanian mereka yang berdekatan. Hal ini dilakukan agar mempermudah pengontrolan budidaya pertanian padi mereka baik dalam proses persiapan lahan hingga proses pemanenan dilakukan. Setiap kelompok tani diketuai oleh masing-masing ketua kelompok mereka yang dipilih berdasarkan musyawarah kelompok untuk menentukan siapa yang akan memimpin kelompok mereka dan bertanggung jawab atas pendistribusian bahan dan alat pertanian yang disediakan oleh pihak Gapoktan Silh Asih.

27

Program Go Organik 2010 1.Sejarah Pertanian Organik di Desa Ciburuy

Desa Ciburuy merupakan salah satu desa yang terkenal dengan pertaniannya, hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh dari data monografi desa yang menyebutkan bahwa 47 persen masyarakat disana memiliki profesi sebagai petani. Dengan banyaknya lahan yang digunakan sebagai lahan pertanian membuat masyarakat disana merasa harus terus melestarikan alam yang ada disekitar mereka agar keberlanjutannya tetap selalu terjaga. Namun, kenyataannya air yang justru menjadi kebutuhan utama para petani untuk melakukan kegiatan pertanian telah tercemar limbah kimia yang disebabkan oleh keberadaan pabrik-pabrik yang ada disekitar. Hal inilah yang menjadi latarbelakang dilakukannya budidaya pertanian organik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

Pertanian organik di Desa Ciburuy dimulai sejak tahun 2000 yang merupakan gagasan dari ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Silih Asih, yakni Bapak H. Jaka. Beliau menganjurkan untuk setiap petani yang ada di Desa Ciburuy, terutama yang bergabung dalam Gapoktan Silih Asih untuk dapat melaksanakan pertanian organik agar keberlangsungan pertanian disana tetap selalu terjaga dan menjaga kualitas produk pertanian yang dihasilkan. Kegiatan budidaya padi organik ini dilakukan dengan cara tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam pelaksanaannya, baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida yang digunakan untuk membunuh hama tanaman. Semua bahan yang digunakan dalam budidaya padi menggunakan bahan alami yang ada disekitar, seperti menggunakan kotoran hewan ternak dalam pembuatan pupuk organik maupun penggunaan bahan alami ramah lingkungan dalam pembuatan pestisida nabati yang digunakan untuk membunuh hama tanaman.

Hasil produksi pertanian yang ada nantinya akan dijual pada koperasi tani yang disediakan oleh pihak Gapoktan Silih Asih. Dalam penjualan maupun pendistribusian produk pertanian yang dihasilkan, antara produk yang dihasilkan melalui budidaya secara organik maupun non organik akan dilalukan secara berbeda. Produk yang dihasilkan melalui budidaya secara non organik akan dijual pada pasar tradisional biasa dan harga yang didapatkan pun cenderung lebih murah. Produk pertanian yang dihasilkan melalui budidaya secara organik ini nantinya akan dijual pada pasar yang khusus menjual produk-produk pertanian organik. Untuk harga yang didapatkan pun cenderung lebih mahal dari produk pertanian yang dihasilkan melalui budidaya secara non organik.

2.Masuknya Program Go Organik 2010

Setelah berjalannya program pertanian organik di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor hasil gagasan H.jaka yang merupakan ketua Gapoktan Silih Asih, Departemen Pertanian mengeluarkan program pertanian organik yang diberi nama Go Organik 2010. Program ini

28

diluncurkan pada tahun 2002, dengan harapan pada tahun 2010 mendatang budidaya pertanian yang dilakukan oleh petani di Indonesia sudah berbasis pada pertanian organik.

Program pengembangan pertanian organik (Go Organik 2010) adalah salah satu pilihan program untuk terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan (eco-agribisnis) guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani. Misi yang diemban dalam program Go Organik 2010 adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan berkelanjutan. Sedangkan pencapaian yang ingin dicapai dalam program ini adalah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan organik utama didunia pada tahun 2010.

Tujuan dan keuntungan yang dapat dipetik dari program pengembangan pertanian organik adalah, antara lain:

- Meningkatkan pendapatan petani karena adanya efisiensi pemanfaatan sumberdaya dan impressive premium produk;

- Menghasilkan pangan yang cukup, aman dan berkualitas sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat dan sekaligus daya saing produk agribisnis;

- Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani; - Meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan

pertanian;

- Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang, serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan;

- Menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan sosial dipedesaan.

Dengan dicanangkannya program Go Organik 2010 oleh pemerintah, maka diharapkan berkembangnya seluruh industri di sektor pertanian. Salah satunya adalah para pelaku indusri pupuk organik. Skala industri para pelaku pupuk organik bukan hanya berskala besar, tetapi juga skala rumahan. Dengan memanfaatkan limbah dan bahan organik di lingkungan maka akan menghasilkan nilai tambah ekonomis dan sosial budaya. Karena itu pertumbuhan industri pupuk.

Seharusnya didukung dan dikembangkan. Dengan pola pertanian organik ini bukan berarti anti terhadap pupuk kimia dan produk-produk sintesis lain. Sebab tidak dipungkiri bahwa tanah memerlukan kandungan hara yang terdapat pada pupuk kimia, namun harus disadari pula bahwa banyak sekali bahan kimia alami yang dapat dimanfaatkan dari alam bumi ini.

Mengenai pestisida, insektisida dan produk sintesis lain untuk pembasmi hama dan penyakit adalah baik sebagai alternate untuk mengatasi permasalahan gangguan hama dan penyakit. Namun diharapkan untuk menggunajan bahan-bahan tersebut secara lebih bijaksana. Banyak alternatif bahan organik yang dapat digunakan sebagai bio pestisida dengan memanfaatkan tumbuhan pestisida nabati; mahkota dewa, kunyit, laos,

29 tembakau dan tumbuhan bio pestisida lainnya. Dengan perlakuan pengendalian hama secara organik dapat mejaga keseimbangan ekosistem dan berdampak pada faktor kesehatan dan kualitas produk pertanian.

3.Profil Petani Padi Penerima Program Go Organik 2010

Penerima program Go Organik 2010 pada di Desa Ciburuy merupakan petani yang masuk dalam keanggotan Gapoktan Silih Asih. Kelompok tani yang bergabung dalam Gapoktan Silih Asih adalah sebanyak 8 kelompok tani, dan satu diantaranya adalah kelompok tani perempuan. Kelompok tani yang melakukan budidaya padi organik melakukan setiap kegiatan budidaya padi tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Namun pada pelaksanaannya, tidak semua anggota kelompok tani melakukan budidaya padi tersebut secara organik. Karena masih banyak petani yang masih menggunakan pupuk kimia sebagai pupuk penambah pupuk organik yang dirasa kurang memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan padi mereka.

Kelompok tani yang sudah menjalankan program pertanian Go Organik 2010 dengan secara menyeluruh pada proses budidaya pertaniannya hanya tiga kelompok dari delapan kelompok tani yang ada. Tiga kelompok tani ini merupakan kelompok tani yang sudah tidak menggunakan bahan- bahan kimia dalam proses budidaya pertanian mereka baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida untuk membasmi hama tanaman. Dalam pelaksanaan budidaya padi organik dilahan pertanian sawah, masing-masing petani baik perempuan maupun laki-laki mengolah lahan yang berbeda. Perbedaan lahan yang diolah tidak ditentukan oleh keanggotaan mereka didalam sebuah kelompok tani, namun tergantung pada lahan milik siapa yang mereka garap. Baik penerima program perempuan maupun laki-laki dapat bekerja dalam satu lahan yang sama dengan pembagian peran yang telah ditentukn sebelumnya.

Ikhtisar

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor tenaga kerja yang banyak menarik tenaga kerja di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Hal ini terbukti dengan sebagian besar lahan pertanian yang digunakan di Desa Ciburuy merupakan lahan pertanian padi sawah dan hampir 50 persen penduduk disana memiliki mata pencaharian sebagai petani. Tidak heran jika pembangunan pertanian merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk menjaga kelestarian pertanian yang ada disana.

Program Go Organik 2010 merupakan salah satu program pertanian yang dibentuk dalam rangka menjalankan program pembangunan yang berkelanjutan bagi sumberdaya alam yang ada agar tidak terjadi kerusakan lahan pertanian. Saat ini harga hasil pertanian organik yang berupa sayuran maupun beras lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pertanian yang masih menggunakan bahan kimia didalam prosesnya, baik pupuk maupun jenis pestisida yang digunakan. Petani pun diharapkan mampu menerapkan budidaya padi mereka secara organik.

31

PERAN DAN STATUS PEREMPUAN DALAM PROGRAM

Dokumen terkait