DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL INFORMAN
4.2. Profil Informan
1. Nama : J. U. Tamba
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 75 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Pendidikan : SMP
Pak J.U Tamba adalah salah satu tokoh adat di Daerah Tamba yang memiliki
pekerjaan sebagai petani kopi. Pak J.U adalah tokoh adat yang paling tua di Daerah
Tamba namun meskipun sudah tua fisiknya masih tetap kuat. Pak J.U Tamba
memiliki 1 istri, 3 orang anak dan ketiga-tiganya sudah menikah. Pak J.U Tamba
selain dia tokoh adat bapak ini juga bisa disebut sebagai dukun karena dia memiliki
kemampuan tentang perdukunan. Meskipun Pak J.U Tamba sudah tua namun, masih
banyak masyarakat yang datang ke rumah Pak J.U Tamba untuk meminta pertolongan
Pak J. U Tamba misalnya pengobatan tradisional.
Menurut Pak J.U Tamba bahwa mempercayai tempat keramat tidak salah,
meskipun menurut agama mempercayai tempat keramat adalah melanggar apa yang
difiirmankan Tuhan, tetapi mempercayai tempat keramat merupakan suatu budaya
yang diwariskan dari nenek moyang. Mungkin banyak orang yang beranggapan
bahwa masyarakat disini menduakan Tuhan, tetapi itu tidaklah benar. Mempercayai
tempat keramat ini adalah sebagai penghormatan kami terhadap para orang tua zaman
2. Nama : O. Lbn Gaol
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 52 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMA
Pak O.Lbn Gaol adalah asli penduduk Humbang Hasundutan. Pak O. Lbn
Gaol menikah dengan istrinya yang penduduk asli Daerah Tamba sehingga mereka
tinggal di Daerah Tamba. Namun meskipun Pak O.Lbn Gaol bukan penduduk asli,
bapak ini cukup mengetahui kondisi Daerah Tamba.
Pak O.Lbn Gaol adalah salah satu anggota masyarakat yang tidak
mempercayai tempat keramat. Sebenarnya Pak O.Lbn Gaol cukup mengetahui
bagaimana tempat keramat namun, dia tidak pernah menyembah tempat tersebut dan
melarang masyarakat lain untuk menyembah tempat tersebut. Menurut beliau
mempercayai tempat keramat ini adalah tergantung kepada iman seseorang. kami dari
institusi agama tidak boleh melarang masyarakat disini mempercayai tempat keramat ,
namun kami tetap menganjurkan melalui sosialisasi di gereja misalnya melalui
3 Nama : M. Tamba
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 60 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMP
Pak M. Tamba adalah salah satu tokoh adat di Daerah Tamba namun, Pak M.
Tamba ini sudah pernah menjadi tokoh agama di Gereja GKPI di Di Daerah Tamba.
Pak M.Tamba sudah berkeluarga memiliki istri Boru Naibaho dan memiliki anak 5
orang dan semuanya sudah menikah. Pekerjaan Pak M. Tamba dan istrinya setiap hari
adalah bertani kopi. Pak M. Tamba ini sudah pernah di penjara sebelumnya karena
kasus pembunuhan. Banyak hal yang diperoleh ketika dia dalam kurungan penjara
terutama kepercayaan terhadap Tuhan.
Pak M. Tamba adalah salah satu masyarakat yang masih mempercayai tempat
keramat dari sejak kecil hingga sekarang. Pak M. Tamba belum pernah mengadakan
upacara penghormatan ke tempat kermat tersebut, namun dia mempercayai bahwa
tempat keramat itu adalah suci. Meskipun pak M. Tamba seorang tokoh agama
sebelumnya tetapi pak M. Tamba masih mempercayai tempat keramat tersebut.
Menurut Pak M. Tamba tempat keramat ini memiliki makna yang sangat besar
bagi kehidupan mereka, tempat keramat ini adalah sebagai warisan nenek moyang
yang patut untuk dihormati oleh penerusnya. Saat generasi sekarang tidak
menghormatinya maka kami tidak menghargai atau menghormati orangtua kami
zaman dahulu. Mempercayai tempat keramat adalah sudah ada sejak zaman dahulu
4. Nama : J. Tamba
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 62 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMP
Pak J.Tamba adalah seorang Tokoh adat sekaligus sebagai tokoh agama. Pak
J.Tamba pernah menjadi Penatua di gereja GKPI Janjimaria Namun, sekarang Pak
J.Tamba menjadi penasehat gereja. Pak J.Tamba adalah salah satu tokoh adat yang
sangat bijak dan cerdas tentang adat maupun agama. Pak J.Tamba pernah menjabat
sebagai kepala Desa selama 2 periode yaitu 10 tahun. Pak J.Tamba mempunyai istri
yaitu T.Sitohang dan memiliki 11 orang anak yaitu 5 laki-laki dan 6 perempuan.
Diantara 11 anaknya yang menikah sudah 6 orang.
Pak J.Tamba salah satu tokoh adat yang orangnya sangat handal, ketika ada
masalah bapak ini termasuk salah seorang yang tidak gegabah untuk bertindak, tetapi
dia selalu berpikir dengan tenang untuk menyelesaikan masalah. Disetiap ada masalah
di Desa Janjimaria bapak ini selalu diwajibkan untuk hadir terutama dalam masalah
pertanahan. Pak J.Tamba adalah bukan orang kaya, tetapi karena kebaikannya kepada
masyarakat sekitar sehingga beliau dikenal dan diakui oleh masyarakat yang ada di
Desa Janjimaria.
Pendidikan Pak J.Tamba hanya tamatan SMP, tetapi dia bersama istrinya bisa
penghasilannya. Disamping Pak J.Tamba seorang petani kegiatan sehari-harinya
membantu istrinya untuk beternak babi. Pak J.Tamba tidak pernah menyerah dengan
keadaannya yang hanya serba cukup, dia tetap mensyukuri kepada Tuhan atas apa
yang dimiliki sehingga dia masih tetap bertahan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Pak J.Tamba adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang masih
mempercayai tempat keramat. Sejak kecil beliau sudah mempercayai tempat keramat
tersebut. Dia mempercayai tempat keramat ini sejak diajarkan oleh para orang tua
yang ada di daerah tersebut. Pak J. Tamba adalah seorang tokoh agama dan pernah
menjabat sebagai kepala desa namun, dia masih mempercayai tempat keramat
tersebut sebagai tempat yang sakral hingga saat ini.
Pak J.Tamba juga mensosialisasikan kepercayaan ini kepada anak-anaknya.
Mempercayai tempat keramat ini bukanlah suatu pelanggaran kepada Tuhan, tetapi ini
adalah suatu penghormatan terhadap orangtua. Tuhan juga mengajarkan supaya kita
bijak dalam hal apapun. Tuhan saja bisa menjadikan lumpur menjadi obat, dia
mempercayai bahwa lumpur tersebut adalah obat, dia hanya berdoa dan meyakininya.
Demikian juga dengan mempercayai tempat keramat ini sebagai penghormatan
5. Nama : Hotma Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 27 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Guru honor
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMA
Hotma adalah seoarang wanita yang belum menikah. Ia adalah orang yang
memiliki latar pendidikan SMA. Hotma bersuku Batak Toba lahir di Desa Janjimaria.
Sebelumnya dia sudah merantau ke Batam untuk mengubah nasib walaupun hanya
satu sampai lima tahun. Kehidupan sehari-harinya adalah tenaga pengajar sebagai
guru honor di Sekolah Dasar (SD). Dia mengaku penghasilan sehari-harinya hanya Rp
300.000 per bulannya. Dia merasa penghasilan jika di hitung biaya yang dia dapat
tidak cukup untuk membiayai hidupnya dan membantu orang tuanya. Hotma selain
sebagai tenaga pengajar dia bekerja di ladang sore harinya untuk membantu orang
tuanya karena dia tinggal bersama orang tua.
Hotma ini pernah pergi ke kedua gunung tersebut yaitu Gunung Ulu Darat
dan Gunung Tao Sia Poras dalam acara rekreasi bersama pemuda/i Daerah Tamba.
Hotma mengatakan bahwa mempercayai tempat keramat ini adalah sebagai budaya
yang sudah diwariskan oleh nenek moyang dan saya sendiri mempercayainya karena
warisan itu sangat peru dihargai. Selain itu juga tempat keramat ini sangat
berpengaruh terhadap kehidupan. Tempat keramat ini memaksa kita untuk berperilaku
dari saya juga tidak pernah merasa terganggu dengan adanya tempat keramat ini.
Selama tidak menggangu buat saya tidak masalah. Menurut saya itu adalah kebebasan
masing-masing dalam menjalankan sesuatu ajaran, saya berharap tempat keramat ini
di rawat dan tetap dilestarikan untuk dapat dijadikan tempat perobatan bagi
masyarakat, karena yang saya lihat juga ada sebuah keunikan di tempat keramat ini
karena dapat membawa keberkahan dan keselamat hidup.
6. Nama : Sanri Tamba
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 60 Tahun
Agama : Kristen Katolik
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sihotangs
Sekolah : SMP
Pak Sanri adalah seorang petani dan sekaligus yang memiliki kepercayaan
terhadap tempat keramat. Ia memiliki 6 orang anak yang semuanya sudah tidak lagi
sekolah karena semuanya sudah pada tamat SMA. Dalam kesehariannya dia harus
bekerja di sawah maupun di ladang. Ia bekerja dalam satu hari sekitar 8 jam. Rumah
bapak ini tidak dekat dengan tempat keramat ini. Dia tinggal di Desa Sihotang yang
jauh dari Daerah Tamba. Untuk menempuh ke Daerah Tamba dia harus menggunakan
sepeda motor. Bapak ini sekarang tidak memiliki istri lagi dikarenakan istrinya telah
meninggal. Pak Sanri hanya menyelesaikan studinya hanya pada tingkat SMP.
Pak Sanri juga seorang yang menjalankan ajaran kepercayaan terhadap tempat
keramat. Menurutnya kepercayaan ini adalah kepercayaan yang dibawa nenek
moyang. Bapak ini sudah lama memiliki kepercayaan terhadap tempat keramat sejak
keramat ini berguna bagi masyarakat banyak apalagi dalam menyembuhkan orang
sakit. Selain itu air yang diambil dari sumur dapat memberikan kelegaaan seseorang
ketika ada masalah yang dihadapinya. Kepercayaan ini adalah kepercayaan nenek
moyang yang perlu diwariskan kepada generasi atau keturunan. Apalagi ini ajaran
yang dapat membawa keselamatan bagi banyak orang.
7. Nama : Risana Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Agama : Protestan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : S1
Risana adalah sebagai mahasiwa di STIKOM penganut kepercayaan terhadap
tempat keramat. Ia mengatakan bahwa ia pernah mangambil air yang berasal dari
sumur dan pernah ke Gunung Tao Siaporas. Dia mempercayai bahwa tempat keramat
tersebut memiliki kekuatan di luar manusia. Menurutnya kepercayaan ini sejalan
antara agama dengan kebuadayaan. Masyarakat menganut kepercayaan ini, tetapi juga
harus didasari dengan agama, maksudnya penganut kepercayaan ini merupakan
kebudayaan yang tidak bisa lepas karena menurutnya kepercayaan ini adalah warisan
dari para leluhur yang harus dijaga dan dirawat oleh generasinya sebagai rasa hormat
8. Nama : Opan S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 62 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : petani
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SD
Opan adalah wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani kopi. Ibu ini
memiliki anak 11 orang yang paling kecil sedang kuliah di Palembang. Ibu Opan
memiliki suami bekerja sebagai petani kopi juga. Ibu Opan wanita yang sangat pintar
mengatur keuangan keluarga dan hemat dalam membeli kebutuhan keluarga. Selain
sebagai petani atau pencari nafkah keluarga, Ibu Opan juga bekerja sebagai ibu
Rumah Tangga. Ibu Opan mengatakan bahwa kepercayaan ini sebenarnya jika dilihat
dari agama bertentangan. Akan tetapi, kepercayaan ini merupakan kebudayaan maka
ia percaya terhadap tempat keramat. Ibu Opan mangatakan kepercayaan terhadap
tempat keramat ini tidak mengganggu bagi kehidupan saya dan warga sekitar karena
9. Nama : Anita Naibaho
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 23 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Guru
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Anita ini merupakan salah satu anak masyarakat Daerah Tamba yang saat ini
sudah tinggal di kota Medan sejak dia menempuh pendidikan tinggi hingga anita
bekerja. Anita bekerja sebagai guru di chinese school (sekolah cina). Anita salah
seorang yang mempercayai tempat keramat hingga kini. Anita mempercayai tempat
keramat ini sejak kecil namun, setelah dia kuliah di Medan, pola pikir dia semakin
berubah tentang keramat ini. Anita adalah salah satu anggota gerja di GKPI Padang
Bulan Medan, Anita tidak pernah lupa untuk beribadah setiap hari minggunya. Bagi
dia gereja adalah rumah pertama dia. Anita tidak pernah terlambat untuk beribadah ke
gereja. Setelah menempuh pendidikan tinggi, Anita merasa bahwa tempat keramat ini
tidak masuk akal kalau tempat keramat dikatakan sakral. Meskipun demikian, Anita
sudah apa yang baik untuk dilakukan, Anita tetap melakukan dan mempercayainya
dikarenakan bahwa adanya dorongan dari orang tua, hingga saat ini dia masih
mempercayainya meskipun dia kurang sepakat dengan saran orang tuanya Anita akan
10. Nama : Andro Naibaho
Jenis kelamin : Laki - laki
Usia : 20 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Andro Naibaho adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang
mempercayai tempat keramat. Andro adalah mahasiswa S1 Jurusan Teknik Elektro di
Ilmu Teknologi Komputer (ITM) semester 5. Andro adalah orang berprestasi
dikampusnya, dengan IPK yang dia peroleh setiap semesternya 3 koma keatas. Andro
adalah orang yang suka bekerja keras, disamping kuliah, Andro juga bekerja sebagai
guru les privat untuk anak SD sampai SMA. Andro orang yang patuh akan nasehat
orang tua apapun nasehat orang tuanya dia selalu mendengar. Terkadang Andro mau
membantah demi kebenaran. Setiap Andro pulang kampung, tidak pernah berleha-
leha kesana kemari, tetapi Andro selalu membantu orang tuanya ke ladang.
11. Nama : Nova Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : S1
Nova adalah salah satu masyarakat Daerah Tamba yang ketepatan adalah adik
sipeneliti sendiri. Nova kuliah di Universitas Sriwijaya semester 3. Nova orang yang
taat beribadah dan memiliki organisasi internal kampus yaitu PMK (Persekutuan
yang disampaikan oleh orang tua nova selalu menaatinya, tetapi untuk kepercayaan
terhadap tempat keramat ini, Nova agak bertentangan setelah dia belajar lebih dalam
tentang agama. Menurut Nova bahwa mempercayainya tempat keramat bertentangan
dengan ajaran agama, tetapi karena nova orang yang patuh perintah atau nasehat
orang tua Nova akan selalu melakukannya.
12. Nama : Hanni Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Hanni adalah salah seorang anggota masyarakat yang saat ini tinggal di medan
sedang menempuh pendidikan tinggi. Hanni kuliah di Universitas Darma Agung
semester 3 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Hanni mempercayai tempat
keramat ini karena dia masih takut dengan mitos-mitos yang berkembang di
masyarakat. Hanni mempercayainya sejak Hanni kecil hingga sekarang. Rasa takut
untuk melanggar peraturan yang disampaikan oleh masyarakat terutama orang tua
sampai sekarang masih ada. Sebenarnya setelah dipahami lagi bahwa itu mungkin
hanya menakuti, tetapi hanni sendiri tidak berani untuk melanggarnya. Hanni
mempercayainya dengan keluarganya dimana orang tuannya selalu menganjurkannya
di rumah. Meskipun hanni jarang pergi berkunjung dia akan tetap menjaga sikap di
13. Nama : Uluan Haro Munthe
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 38 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Bapak Uluan Haro Munthe bertempat tinggal di Desa Tamba Dolok. Bapak ini
bekerja sebagai PNS Sekretaris Desa di Desa Tamba Dolok. Pak uluan memiliki istri
sebagai Kepala Desa Tamba Dolok yaitu Merika Tamba. Mereka sudah 12 Tahun
menikah, tetapi sampai sekarang belum memiliki anak. Pak Uluan adalah orang yang
ramah dan suka bercanda. Bapak ini tamatan dari Universitas Nomensen Sumatera
Utara. Saat peneliti menanya seputar Kepercayaan Tempat keramat, Pak Uluan sangat
ramah menjawabnya. Pak Uluan juga salah satu penganut kepercayaan tempat
keramat ini sejak kecil hingga pada saat ini. Rumah Pak Uluan tidak jauh dari tempat
keramat tersebut ± 1 km yaitu Sumur Tamba. Uluan menjabat sebagai Sekretaris Desa
baru 1 Tahun, Sebelum menjadi Sekretaris Desa. Pak Uluan pernah menjabat sebagai
14. Nama : Merika Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 37 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Ibu Merika adalah Kepala Desa Tamba Dolok dimana suaminya adalah Pak
Uluan sebagai sekretaris Desa Tamba Dolok. Ibu Merika orangnya suka berbicara dan
orangnya terbuka. Disamping Ibu Merika bekerja sebagai Kepala Desa memiliki
warung kecil-kecilan, sebagai penghasilan tambahan. Ibu Merika sangat merindukan
kehadiran anak ditengah keluarganya, selama 12 tahun Ibu Merika selalu meminta
kepada Tuhan supaya di beri anak. Ibu Merika menikah dengan suaminya 12 tahun
yang lalu. Sebelum Ibu Merika menikah dengan suaminya dia pernah dijodohkan
dengan seorang polisi, tetapi beliau tidak mau menikah dengan polisi tersebut hingga
akhirnya beliau menikah dengan Pak Uluan setelah tamat S1. Ibu Merika juga salah
15. Nama : Jaso Haro
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 43 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Janjimaria Tamba
Sekolah : SMA
Pak Jasa Haro adalah Kepala Desa Janjimaria Tamba. Pak Jasa Haro memiliki
istri yaitu Juni Tamba dan 4 orang anak. Pak Jasa Haro merupakan orang yang tidak
terlalu suka bersosialisasi kepada orang lain, dia berbicara pada hal-hal yang penting
saja. Sebelum Pak Jasa menjabat sebagai Kepala Desa Janjimaria, Pak Jasa dan
keluarganya tinggal di Mandala Medan. Pekerjaannya sehari-hari adalah supir angkot
135, dan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga. Alasan Pak Jasa pindah ke Desa
Janjimaria Tamba karena tuntutan anak-anaknya untuk melanjutkan sekolah ke
pendidikan yang lebih tinggi. Menurut Pak Jasa sumber keuangan hanya supir angkot
tidak akan tercukupi untuk membiayai pendidikan anak-anaknya kemudian, beliau
dan istrinya berencana untuk pulang kampong memperbaiki nasib. Setelah beliau
pindah tempat tinggal ke Desa Janjimaria Tamba keluarganya yang ada di kampung
menyarankan supaya dia menjabat sebagai Kepala Desa Janjimaria, beliau
menyetujuinya.
Beliau terpilih menjadi Kepala Desa Janjimaria Tamba, Saat itu juga anaknya
berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Anak pertamanya masuk Ke IPDN
Jakarta dan anaknya yang kedua masuk jurusan pendidikan geografi di UNIMED
sedangkan anaknya yang 2 lagi masih SMP dan SD. Pak Jasa dan keluarganya
percaya akan adanya tempat keramat dari ia sejak kecil begitu juga dengan istrinya
dulu mereka merantau ke medan. Mereka juga mengajarkan atau memberitahu kepada
anak-anaknya bahwa ada beberapa tempat keramat di Daerah Tamba yang perlu
diketahui anak-anaknya supaya mereka bisa menjaga sikapnya.
16. Nama : Apul Rajagukguk
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 65 Tahun
Agama : Khatolik
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : SMA
Pak apul adalah salah satu warga Desa Tamba Dolok pensiunan PNS, beliau
mempunyai istri Lumean Tamba. Pak Apul tidak memiliki anak hingga sekarang.
Meskipun Pak Apul tidak memiliki anak dari istrinya mereka tetap semangat dan
bersukacita. Mereka selalu berpikir positip bahwa itu kehendak Tuhan, Mereka
menyatkan bahwa mungkin Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi mereka,
sehingga mereka tidak pernah menyerah untuk menjalani hari-harinya. Setelah Pak
Apul pension dari PNS, pak apaul kembali beraktivitas sebagai petani meskipun
hanya untuk menghabiskan waktu sehari-harinya. Pak Apul sudah tua, memegang
cangkul saja sudah gemetaran tetapi mereka tetap melakukan itu daripada mereka
tidak ada pekerjaan.
Pak Apul juga salah satu Tokoh Adat di Desa Tamba Dolok, banyak jasa yang
sudah dilakukan oleh Pak Apul. Setiap ada pesta beliau selalu diminta untuk hadir
kecil hingga pada saat ini. Beliau sangat menghargai nasehat-nasehat orangtuanya
zaman dahulu yang selalu memberikan nasehat yang terbaik bagi beliau. Demikian
dengan istrinya yang juga percaya pada tempat keramat yang ada di Desa tersebut.
17. Nama : Jaraden Sinaga
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 46 Tahun
Agama : Katolik
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : S1
Pak Jaraden adalah salah satu warga masyarakat Desa Tamba yang mengabdi
pada masyarakat yaitu sebagi tenaga pengajar (Guru) di SMP. Pekerjaan dia
seharinya-harinya adalah mengajar dan bertani. Pak Jaraden memiliki istri Mutiara
Sinurat yang pekerjaannya sebagai petani. Pak Jaraden adalah orang yang sayang
keluarga, meskipun istrinya hanya seorang petani dia tetap membantu istrinya setelah
pulang mengajar dari sekolah. Menurut Pak Jaraden keluarganya adalah surga,
sehingga Pak Jaraden Sinaga sangat menyangi keluarganya. Pak Jaraden Sinaga dan
keluarganya mempercayai tempat keramat ini, meskipun pemikiran beliau sudah
memiliki perbedaan dengan masyarakat sekitar dari tingkat pendidikan namun, Pak
Jaraden Sinaga mempercayainya sebagai rasa hormat Pak Jaraden Sinaga kepada para
leluhur bukan berarti mempercayainya tidak mempercayai agama sekarang yaitu
18. Nama : Magda Tamba
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 51 Tahun
Agama : Khatolik
Alamat : Tamba Dolok
Sekolah : SMA
Ibu Magda adalah Kepala Sekolah SD sudah 30 tahun, sebelum beliau menjadi
Kepala Sekolah beliau hanya sebgai tenaga pengajar honorer kemudian diangkat
menjadi PNS hingga beliau bisa mejadi kepala sekolah. Beliau orang yang ulet dan
suka bekerja keras, kegiatan sehari-harinya adalah mengajar dan bertani kopi. Ibu
Magda memiliki suami Sahat Rajagukguk dan memiliki 6 orang anak, Ibu Magda