• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Deskripsi Lokasi Penelitian

5.1 Karakteristik Informan

5.1.1 Profil Informan Kunci

5.1.1.1 Nama : Bapak Mahmuddin Sanny Usia : 64 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Sebelum proses wawancara yang mendalam dengan Bapak Mahmuddin Sanny, peneliti pernah bertemu sebelumnya ketika sedang melakukan wawancara observasi pra penelitian. Wawancara tersebut dilakukan bukan di rumah Bapak Sanny, melainkan di

warung kopi. Ketika wawancara sedang berlangsung, peneliti tidak lagi merasa canggung ketika berhadapan dengan beliau, begitu juga dengan beliau yang juga tidak segan-segan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang saya ajukan. Sikap ramah-tamah yang di tunjukkan oleh Bapak Sanny juga menunnjukkan kalau beliau sangat terbuka dengan kehadiran beberapa peneliti ataupun mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Bapak Sanny sendiri juga sudah banyak dikunjungi oleh para akademisi untuk kepentingan belajar. Beliau juga sering menjadi pembicara dan pemberi materi di kalangan mahasiswa seperti di Fakultas Pertanian USU, pada kegiatan yang diadakan di Kabupaten Sergei yang mengundang beberapa universitas yang ada di Indonesia, dan lain-lain.

Bapak Sanny sendiri sering dipanggil oleh masyarakat dengan sebutan “Pak Iyek” dan panggilan itu sangat melekat hingga sampai ke desa lain. Beliau yang juga mantan anggota DPRD Kabupaten Langkat dikenal oleh orang-orang yang ada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Langkat, khususnya di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Langkat. Bapak Sanny yang memiliki dua orang anak ini, juga sebagai salah satu tokoh masyarakat di Kelurahahan Pekan Bahorok sehingga namanya bisa dikenal oleh masyarakat setempat. Setelah tidak lagi menjadi anggota DPRD Kabupaten Langkat, Bapak Sanny menjadi petani gaharu untuk mengisi waktu luangnya.

Bapak Sanny adalah salah satu anggota masyarakat di Kelurahan Pekan Bahorok yang mendirikan Kelompok Masyarakat Gaharu (Kemagahan) dan juga menjabat sebagai ketua kelompok. Beliau bersama masyarakat setempat berswadaya untuk membentuk kelompok tersebut dengan tujuan yang sama yaitu sejahtera bersama gaharu. Bukan hanya anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi untuk ikut bergabung dengan Kemagahan, melainkan ada beberapa anggota masyarakat yang masih terikat

saudara dengan beliau bahkan anak beliau juga ikut berpartisipasi kedalam kelompok. Pendirian kelompok tersebut tidak lain adalah untuk mengajak masyarakat bersama- sama menuju ke perubahan yang lebih baik sehingga mampu menambah sumber pendapatan baru bagi masyarakat setempat.

Bapak Iyek yang merupakan Koordinator Daerah (Korda) Sumatera Utara dari Asosiasi Gaharu Indonesia (ASGARIN) menjadi suatu nilai tambah bagi Kemagahan. Bapak Iyek bisa mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan gaharu yang ada di Indonesia bahkan di luar negeri, juga mampu memasarkan hasilnya jika tanaman gaharu milik anggota kelompok sudah dipanen.

5.1.1.2 Nama : Bapak Mahmuddin Hasby Usia : 28 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SMU Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Awal berjumpa dengan Bapak Hasbi tidak semudah yang dibayangkan. Ketika saya mengunjungi rumah Bapak Hasbi, ternyata beliau sedang tidak ada dirumah dan sedang berada di Balai Benih Ikan (BBI) di Desa Timban Lawan. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menuju tempat yang diinformasikan oleh ibu beliau dan sesampainya disana, beliau sedang tidak berada di tempat. Akhirnya saya memutuskan untuk menunggu beliau hingga selesai ibadah shalat Jum’at. Setelah menunggu beberapa menit, saya bertemu dengan beliau dan kami pun memulai dengan beberapa pertanyaan wawancara.

Proses wawancara berlangsung begitu saja di atas titi yang kecil dengan udara yang tidak begitu panas karena hari itu tampak cerah. Lokasi dimana tempat Bapak Hasbi bekerja tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya yaitu berjarak ± 7 Km yang bertempat tinggal di Kelurahan Pekan Bahorok. Tidak hanya di Kelurahan Pekan Bahorok, di komplek BBI pun beliau disediakan tempat tinggal agar memudahkan pekerjaannya karena efisien waktu. Bapak Hasbi ini masih tinggal bersama orang tuanya yang tidak lain adalah Ketua Kemagahan. Bapak Hasbi adalah anak terakhir dari dua bersaudara dan belum menikah sampai saat ini.

Suasana angin yang santai membuat proses waancara dengan Beliau yang berusia 28 tahun ini berjalan dengan canda tawa. Sebagai masyarakat asli Pekan Bahorok, beliau sangat memahami dengan baik bagaimana kondisi Kelurahan Pekan Bahorok. Dengan semangat kepemudaannya, beliau dengan semangat untuk ikut bergabung dengan Kemagahan dan bukan karena alasan orang tua sebagai ketua kelompok. Dengan pengetahuan yang ada, beliau sangat tertarik dengan kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemagahan sendiri. Kemampuan beliau yang dimiliki di sektor perikanan tidak menjadikan hal tersebut sebagai patokan utama dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari. Dengan alasan ingin menambah terus wawasan, beliau ikut bergabung dengan Kemagahan.

Beliau juga memiliki sejumlah lahan yang ditanami dengan pohon Gaharu dengan jumlah lahan ± 5 rantai dengan status lahan milik pribadi. Di lain tempat, beliau juga memiliki lahan seluas 2 Ha dan belum ditanami oleh pepohonan tertentu, tetapi beliau memiliki keinginan untuk menanami lahan tersebut dan terus mengembangkannya.

5.1.1.3 Nama : Bapak Ilham B Usia : 60 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SMU Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Bendahara Kelompok

Untuk mewawancarai Bapak Ilham, saya harus menunggu lama untuk menyamakan waktu agar proses wawancara bisa berjalan. Setelah beberapa minggu akhirnya waktu bisa disamakan dan itupun harus di rumah sakit karena cucu dari Bapak Ilham sedang sakit. Sebelum wawancara, saya tidak lagi memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan saya karena di awal bertemu dengan Bapak Ilham maksud dan tujuan saya sudah dijelaskan.

Bapak Ilham yang sudah berusia 60 tahun ini menjabat sebagai bendahara kelompok dan bekerja sebagai petani. Selain bergabung dengan Kemagahan, Bapak Ilham juga ikut bergabung dengan kelompok tani yang ada di Desa Timbang Jaya. Kelompok tersebut bernama kelompok tani Harapan yang diketuai oleh Bapak Ahmad Bodin. Kelompok ini berkonsentrasi terhadap pertanian padi dan beberapa jenis tanaman palawija. Luas lahan yang dimiliki oleh Bapak Ilham sebanyak 3 Ha yang terdiri dari 2 Ha ditanami tanaman karet dan 1 Ha lagi ditanami padi dan tanaman palawija, sedangkan tanaman gaharu ditanami secara tumpang sari di kebun karet.

Dari hasil tanaman yang ditanami oleh Bapak Ilham inilah yang digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya hingga ke bangku kuliah. Walaupun Bapak Ilham hanya berpendidikan SMA tetapi beliau bertekad untuk menyekolahkan ketiga anaknya hingga tamat sarjana. Beliau yang tinggal di Kelurahan

Pekan Bahorok di Lingkungan Berdikari ini tergolong aktif di dalam kelompok. Beberapa pelatihan yang pernah diadakan, Bapak Ilham selalu hadir. Sama seperti Bapak Iyek, Pak Ilham juga tergabung ke dalam ASGARIN sebagai orang yang memfasilitasi ketika para peneliti hadir dan cakupan tugasnya berada di Sumatera Utara.

5.1.1.4 Nama : Bapak Alfid Hasyim Usia : 62 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SMU Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Beliau sering disapa masyarakat sekitar dengan sebutan Tengku Pid. Dengan nama itulah saya mencari alamat Bapak Alfid Hasyim. Awalnya saya sudah diberi petunjuk oleh Bapak Hasbi untuk menemui Bapak Tengku Pid dan sedikit informasi bahwa beliau sering tidak dirumah mulai pagi hingga sore hari karena adanya kegiatan lain. Setelah mengikuti pentunjuk tadi, sampai juga saya ke rumah bercat putih yang tidak lain adalah rumah Bapak Tengku Pid sendiri.

Kediaman bapak yang sudah berusia 62 tahun ini memiliki banyak jenis pepohonan, mulai dari sawit, durian, coklat, mangis, duku, salak, sayur-sayuran, hingga gaharu. Beliau sangat suka dengan keanekaragaman tumbuhan yang tumbuh disekitar pekarangan rumahnya. Selain rumah yang ditempatinya sekarang, beliau juga memiliki rumah lainnya yang tidak jauh dari rumah yang sering beliau tempati, yaitu berjarak sekitar 50 m. Disekitaran rumah itu juga beliau menanam berbagai jenis sayuran dan tanaman pepohonan lainnya, sehingga kesejukan sangat mudah untuk dirasakan.

Walaupun begitu, kesederhanaan menjadi penampakan yang wajar bagi kondisi beliau saat ini.

Beliau yang berprofesi sebagai petani ini, memiliki beberapa orang anak yang masih ikut dengan beliau. Dengan secangkir kopi dan sepiring tempe goreng, menjadi teman perbincangan kami hingga selesai. Bapak Tengku Pid adalah masyarakat asli di Kelurahan Pekan Bahorok, sehingga segala bentuk kondisi mengenai Pekan Bahorok dipahami oleh Beliau. Hingga saat ini, beliau masih aktif untuk menangani masalah lingkungan di daearahnya. Beliau aktif keikutsertaannya dalam menjaga kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu yang dianggap sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat sekitar. Dengan modal kecintaannya terhadap lingkungan, sehingga beliau ikut bergabung dengan Kemagahan yang salah satu tujuannya adalah pelestarian sumber daya hutan.

5.1.1.5 Nama : Bapak Asnul Arifin Usia : 61 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : PGSLP

Pekerjaan : Guru SD/SMP

Status Dalam Kelompok : Sekretaris Kelompok

Pertama sekali mengunjungi rumah Bapak Asnul Arifin, beliau sedang menikmati makan siangnya. Anak perempuannya yang menyambut salam ketika ucapan salam saya lontarkan. Mendengar hal itu, beliau mempersilahkan saya untuk duduk di ruang tamu dan beliau meminta waktu sebentar untuk menghabiskan makanannya. Berselang 10 menit, beliau mendatangi saya dan menanyakan maksud kedatangan saya.

Perlahan saya memperkenalkan diri hingga menjelaskan maksud dan tujuan mengapa saya menemui beliau.

Beliau yang sering disapa dengan nama Bapak Ipin ini memiliki sifat ramah, terlihat dari cara dia menyapa dan bertanya kepada saya. Hal itu juga didukung karena Bapak Ipin berprofesi sebagai guru SD sekaligus guru SMP di salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Pekan Bahorok. Bebeda dengan Bapak Tengku Pid, Bapak Ipin lebih tampak awet muda walaupun sudah berusia 61 tahun. Beliau mengatakan kalau beberapa kegiatannya yang mungkin membuatnya lebih sehat, seperti sebagai pemandu wisata (tour guide) di Bukit Lawang. Pendidikan terakhir yang ditempuh oleh Bapak Ipin adalah PGLSP.

Bapak Ipin yang memiliki 3 orang anak ini, masih memiliki hubungan persaudaraan dengan ketua Kemagahan yaitu Pak Sanny. Beliau sebagai adik juga aktif ikut membantu dalam pengembangan Kemagahan. Bapak Ipin yang merupakan penduduk asli Kelurahan Pekan Bahorok juga sangat mengetahui bagaimana kondisi Kelurahan Pekan Bahorok sendiri. Beliau yang bergabung dengan Kemagahan awal tahun 2005 ini sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Kemagahan sendiri, karena ada unsur pelestarian lingkungan.

5.1.1.6 Nama : Bapak Salman Nasution Usia : 50 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani

Untuk menjumpai Bapak Salman, saya menemui beliau di rumahnya pada malam hari dan beliau saat itu sedang menjala ikan di sungai. Sambil menunggu kedatangan beliau, saya berbincang-bincang dengan istri beliau. Sekitar 20 menit kemudian, barulah Bapak Salman pulang dari menjala ikan dan mulai bersih-bersih. Selesai dengan berbagai kegiatannya, Bapak Salman menemui saya di teras depan. Pertama sekali saya memperkenalkan diri dan maksud tujuan kedatangan saya.

Bapak Salman yang berusia 50 tahun ini, bekerja sebagai petani sawit dan karet yang mereka kelola sendiri. Adapun lahan yang beliau kelola sebanyak 5 Ha dan hasilnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga biaya anak sekolah. Berbeda dengan beberapa informan lainnya, Bapak Salman bertempat tinggal di lain desa yaitu di Desa Timban Lawan yang berjarak 6 Km dari kelurahan Pekan Bahorok dan terletak di pinggir jalan Lintas Medan-Bukit Lawang. Selain mengurusi sawit dan karet, beliau juga memiliki kegiatan lain seperti menjala ikan di sungai yang tidak jauh dari rumah dan juga memiliki warung di rumah sendiri.

Untuk keikutsertaan Bapak Salman dalam kelompok Kemagahan, beliau baru bergabung awal bulan maret tahun 2012 lalu. Beliau baru bergabung dengan Kemagahan karena baru mendengar kabar dari ketua kelompok setelah adanya sosialisasi yang dilakukan di Desa Timbang Lawan. Mendengar sosialisasi tersebut, Bapak Salman mencoba untuk ikut bergabung dengan Kemagahan. Salah satu yang menjadi ketertarikan dari Kemagahan adalah nilai ekonomis yang dihasilkan nantinya setelah gaharu-gaharu tersebut di panen. Hal inilah yang membuat beliau tertarik ikut bergabung dengan kelompok.

5.1.1.7 Nama : Bapak Baik Sitepu Usia : 63 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SMU Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Awal mula bertemu dengan Bapak Baik Sitepu tidak bisa langsung berjumpa karena ketika pertama kali sampai di rumah, beliau sedang tidak ada di rumah. Keesokannya setelah membuat janji dengan salah satu anggota keluarga, akhirnya saya bisa berjumpa dengan beliau. Di Kelurahan Pekan Bahorok, beliau sering dipanggil dengan Bapak Tepu yang merupakan pensiunan dari kepolisian. Sebelum berbincang lebih lanjut, saya memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saya.

Sebelum memperkenalkan diri, Bapak Tepu sudah tahu tentang saya ketika melakukan observasi pertama sekali di Kelurahan Pekan Bahorok. Beliau yang sudah berusia 63 tahun masih tampak sehat dan selalu diikuti dengan tawa cerianya. Bapak Tepu orangnya memang suka memberikan tawa kepada setiap orang yang dijumpainya. Bapak Tepu bukanlah penduduk asli Kelurahan Pekan Bahorok, melainkan penduduk pendatang karena dahulunya diberi tugas kepolisian di Keurahan Pekan Bahorok. Beliau masuk ke Kelurahan Pekan Bahorok pada tahun 1976 sebagai polisi yang ditugaskan di kantor kepolisian setempat. Hingga sampai sekarang Bapak Tepu masih memilih untuk bertempat tinggal di Kelurahan Pekan Bahorok walaupun sudah pensiun.

Kegiatan sehari-hari beliau yang bersuku Karo ini adalah petani tetapi bukan petani padi melainkan petani sawit dan karet. Selain komoditas diatas, Bapak Tepu juga

membudidayakan tanaman Mahoni yang ditanami di lahan seluas 1 Ha dan ditumpangsarikan dengan pohon Gaharu. Luas lahan keseluruhan yang dimiliki oleh Pak Tepu sebanyak 2 Ha. Bapak Tepu bergabung dengan Kemagahan sekitar 4 tahun yang lalu. Keikutsertaannya dengan kelompok memiliki alasan tertentu yaitu ingin meningkatkan perekonomian rakyat dan ikut melestarikan sumber daya hutan yang tergolong Appendix II (dibatasi jumlah produksi). Selain kegiatan diatas, Bapak tepu juga sering berkumpul dengan teman-temannya di salah satu warung yang ada di Kelurahan Pekan Bahorok. Hal itu dilakukannya ketika sedang tidak bertani.

5.1.1.8 Nama : Bapak Wahidin Usia : 62 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Sebelum bertemu dengan Bapak Wahidin, saya diantar oleh Bapak Tepu untuk menunjukkan alamat rumah Bapak Wahidin tetapi saat itu beliau sedang tidak ada dirumah sehingga kami putuskan untuk bertemu esok harinya. Sesampainya di rumah Bapak Wahidin, beliau sedang berada di kebun miliknya yang tepatnya berada di belakang rumah. Sama dengan Bapak Tepu, Bapak Wahidin juga sebelumnya sudah mengenal saya ketika berbincang-bincang di salah satu warung kopi yang ada di Pekan Bahorok. Karena sudah mengetahui identitas, saya langsung menjelaskan lebih rinci mengenai maksud dan tujuan saya disini.

Bapak Wahidin sendiri adalah seorang petani yang mengelola lahan miliknya sendiri. Jumlah lahan yang dimiliki Bapak Wahidin sebanyak 3 Ha di belakang rumah

dan 16 rantai di lain wilayah. Dari lahan 3 Ha tadi, terbagi menjadi 1 Ha ditanami karet, dan sisanya ditanami sawit, asam, dan gaharu. Baliau yang sudah berusia 62 tahun masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk bertani. Hal itu tampak ketika saya sedang mewawancarai Bapak Wahidin, beliau meminta waktu sebentar untuk kekebunnya karena ada pohon sawit yang mau ditebang dan diganti dengan tanaman baru. Kesemuanya itu dia lakukan dengan bantuan anak dan menantunya. Bapak Wahidin yang merupakan penduduk asli tersebut sudah pasti beretnis Melayu. Beliau sangat mengetahui kondisi wilayah tempat tinggalnya.

Untuk keikutsertaan beliau dengan Kemagahan, beliau mulai bergabung dengan Kemagahan ketika pertama sekali kelompok terbentuk yaitu 8 tahun yang lalu. Jumlah lahan yang di tanami oleh Bapak Wahidin untuk jenis pohon gaharu seluas 3 Ha. Untuk lebih meyakinkan saya, beliau mengajak saya untuk melihat pohon gaharu yang sudah ditanami oleh Bapak Wahidin sejak 8 tahun yang lalu. Dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya, ukuran pohon gaharu milik bapak Wahidin lebih besar dan sudah siap untuk di inokulasi. Di dalam lahan 3 Ha tadi, Bapak Wahidin melakukan tumpang sari dengan pohon asam yang nantinya bisa diolah menjadi asam glugur yang nilai jualnya juga cukup tinggi. Beliau juga menjelaskan bahwa sebagai petani dia sangat suka melakukan tumpang sari di lahan yang dia miliki karena memiliki beberapa keuntungan seperti variasi tanaman dan pastinya menambah nilai ekonomi dalam satu lahan.

5.1.1.9 Nama : Bapak Husnul Fahmi Usia : 38 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Hampir sama dengan beberapa informan lainnya, untuk berjumpa dengan Bapak Fahmi tidak bisa langsung berjumpa. Saya sudah dua kali kerumah Bapak Fahmi tetapi berdasarkan salah satu anggota keluarganya beliau sedang berada di kebun karet. Sehabis shalat Jum’at, barulah saya bisa bertemu dengan Bapak Fahmi. Semua itu terjadi karena beliau berprofesi sebagai petani. Pukul 07.00 WIB pagi Bapak Fahmi sudah berangkat ke kebun karet dan pukul 17.00 WIB sore baru pulang ke rumah dan malamnya beliau harus istirahat karena sudah lelah bekerja satu harian. Untuk menuju rumah Pak Fahmi, jalan yang ditempuh juga tidak terlalu ekstrem karena terletak pada pusat kelurahan. Rumah Bapak Fahmi juga berdekatan dengan rumah Bapak Tengku Pid dan Bapak Sanny sebagai ketua Kemagahan.

Ketika saya sampai di rumah Bapak Fahmi, saya harus menunggu beliau dari masjid yang tidak jauh dari rumah beliau. Selang 15 menit kemudian, Bapak Fahmi datang dan langsung mempersilahkan saya untuk masuk ke rumah. Kami duduk bersama di ruang tamu sederhana yang ditemani dengan segelas teh manis. Sebelum memulai perbincangan, saya terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saya. Mendengar maksud dan tujuan saya, Bapak Fahmi sangat terbuka terhadap apa yang ingin saya tanyakan.

Beliau yang merupakan penduduk asli Pekan Bahorok, juga sangat mengetahui bagaimana kondisi daerah tersebut. Beliau mengatakan kalau Kecamatan Bahorok khususnya Kelurahan Pekan Bahorok sangat cocok daerahnya dijadikan wilayah pertanian dan perkebunan karena iklim dan tanah yang mendukung. Kesediaan Bapak Fahmi untuk menanam gaharu juga karena alasan diatas sehingga apa yang ditanam

tidak begitu susah perawatannya. Bapak Fahmi menanam gaharu tepat di pekarangan belakang rumahnya dan jumlahnya juga tidak terlalu banyak yaitu sebanyak 12 pohon. Alasan lain mengapa beliau ingin menanam gaharu selain keikutsertaannya dalam kelompok yang telah bergabung 5 tahun lalu adalah ingin mencoba menambah pendapatan baru selain sebagai petani karet.

5.1.1.10 Nama : Bapak Mahmuddin Hasby Usia : 58 tahun

Status Kependudukan : Warga asli Pekan Bahorok Etnis : Melayu

Pendidikan : SMU Pekerjaan : Petani

Status Dalam Kelompok : Anggota Kelompok

Ketika bertemu dengan bapak Abdul Munir, beliau sedang mengerjakan pekerjaan ringan di sekitaran rumahnya. Bapak Munir sengaja tidak beraktivitas seperti biasanya dikarenakan kondisi fisik beliau sedang tidak sehat. Agar badan tidak terlalu diam, Bapak Munir sedikit melakukan aktivitas ringan seperti membersihkan halaman samping rumah, mencabut rumput-rumput kecil, dan lain-lain. Sebelum wawancara dilakukan, saya memperkenalkan diri dahulu dan menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saya.

Bapak Munir yang sudah berusia 58 tahun ini memiliki semangat yang tinggi untuk bertani karena memang pekerjaan beliau adalah seorang petani. Banyak yang ditanami oleh pak munir di lahan miliki beliau, seperti padi, cabe, sayur-sayuran, dan gaharu. Bapak Munir sendiri sendiri juga menjadi ketua kelompok tani Pulau Pisang yang ada di dusun VIII dan konsen dengan tanaman padi. Bukan itu saja, Pak Munir juga menjabat ketua GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) dengan cakupan

wilayah kecamatan. Posisi tersebut diemban oleh Bapak Munir karena beliau dianggap oleh masyarakat memiliki semangat yang tinggi untuk mempertahankan lahan sawah karena masyarakat sekitar sudah mulai mengalihfungsikan lahan sawah mereka ke tanaman keras yaitu sawit. Bapak Munir sangat menentang akan hal itu karena dapat mengganggu lahan sawah yang dimiliki oleh anggota kelompok lainnya.

Untuk keikutsertaan Bapak Munir di dalam Kemagahan, beliau sudah bergabung sejak 4 tahun yang lalu. Beliau ikut tergabung dengan Kemagahan karena alasan seorang petani yang selalu ingin membudidayakan segala jenis tanaman yang salah satunya adalah tanaman Gaharu. Partisipasi Bapak Munir terhadap Kemagahan tergolong aktif, hal itu tampak dari selalu menghadiri kegiatan-kegiatan yang diadakan Kemagahan. Tanaman gaharu yang ditanami oleh Bapak Munir ditanami secara