Vika Chandrawati yang lebih akrab dengan Vika lahir di Surabaya pada tahun 1983. Sejak kecil dibesarkan dan bersekolah di Surabaya. Vika merupakan alumni dari SMA Swasta di Surabaya dan berhasil menyelesaikan perguruan tinggi dalam bidang manajemen di Surabaya. Vika adalah anak sulung dari tiga bersaudara dan hubungan mereka sangat baik dikarenakan mereka semua adalah perempuan. Saudara nomer dua telah menikah dan adik bungsu Vika bekerja di Jakarta pada sebuah stasiun TV swasta. Perempuan yang memiliki hobi mendengar musik ini juga gemar dalam membuat kue. Sesekali ia membawakan karyawan Palacio Wedding Chapel untuk mencicipi hasil karyanya. Vika juga gemar akan hal yang berbau seni, seperti menghias sweet corner dalam sebuah wedding yang diadakan di Palacio Wedding Chapel.
Perempuan berkulit putih ini memiliki tinggi sekitar 170 cm. Jika Vika berkunjung ke kantor Palacio Wedding Chapel, karyawan senang melihat dandan dari atasannya tersebut. Di kantor ia dikenal sebagai atasan yang kurang terbuka dengan bawahannya. Menurut Vika ia bersikap seperti itu agar hubungan dengan bawahan masih dalam batas yang wajar dan tetap pada konteks atasan dengan bawahan.
Vika adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki dari hasil pernikahan dengan suaminya 8 tahun yang lalu. Anak pertama Vika baru memasuki sekolah dasar dan anak keduanya belum bersekolah. Nama kedua anak Vika terinspirasi
oleh pembalap mobil F1 dikarenakan suami Vika merupakan penggemar berat balap mobil F1.
Sejak berdirinya Palacio Wedding Chapel Vika membantu dalam mengatur manajemen Palacio serta bertanggung jawab akan segala sesuatu yang terjadi di Palacio Wedding Chapel.
Tabel Matriks Pemimpin Palacio Wedding Chapel Surabaya Downward
Communications Sub Dimensi Pemimpin Palacio Wedding Chapel
Instruksi Kerja
a. Cara Penyampaian
Menurut Vika, “Kalau aku pribadi lebih senang untuk berkomunikasi secara langsung ya Mel, karena karyawan bisa mengerti maksud dari tugas yang aku berikan. Tapi terkadang ada banyak hal yang masih belum pasti jadi aku masih sering memberikan tugas tiba-tiba”.
b. Meeting
Vika berpendapat mengenai meeting, “ untuk bagian kantor biasanya dilakukan setiap Senin dan untuk karyawan lainnya dilakukan satu bulan sekali, tapi itu pun baru pernah dilaksanakan satu kali karena kesibukan masing-masing jadi belum bisa menentukan waktu yang tepat. Meeting ini pun dipisah Mel, karena ada beberapa hal yang memang tidak perlu diketahui oleh karyawan lainnya hanya bagian staff kantor saja yang perlu tahu. Jadi, jika memang ada hal yang perlu untuk diketahui oleh semua civitas Palacio, barulah orang kantor yang akan mengkoordinasikan informasi tersebut.
Kenapa? Karena pemimpin tidak selalu bertindak dan turun secara langsung di lapangan”.
c. Instruksi yang baik seperti apa
“Menurut aku komunikasi yang baik itu berupa komunikasi yang dilakukan secara
ku dan setelah ada acara di Palacio, biasanya aku bertanya mengenai keseluruhan acara”, ungkap Vikamengenai instruksi yang baik.
d. Frekuensi berdiskusi
Vika menjawab, “Biasanya aku bertanya dan berdiskusi dengan orang di kantor dan kalau ada masalah langsung didiskusikan untuk menemukan letak kesalahannya agar tidak terulang lagi. Kalau untuk sering tidaknya lumayan sering karena banyak hal yang harus disamakan”.
e. Sistem kerja
Mengenai sistem kerja menurut Vika,
“Menurut aku, aku dalam memberikan tugas bukan dalam perintah dalam artian kasar, tapi lebih saling terbuka, berdiskusi bukan otoriter. Karena kalau dengan begitu, kenyaman kerja bisa menjadi tidak nyaman.”
Ideologi
a. Visi dan Misi Palacio
“Visi nya adalah The Place for Celebrating and Pleasure dan misinya adalah Palacio Wedding Chapel Surabaya akan selalu menawarkan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan tentunya dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan terbaik. Aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda Mel, bagi konsumen di Surabaya, jadi ada hal baru yang bisa dinikmati oleh konsumen,”
ujar Vika.
b. Penyebaran visi dan misi
Menuru t Vika belum pernah ada diskusi mengenai visi dan misi yang terbukti dari perkataannya, “ Untuk saat ini memang belum pernah aku bahas secara terbuka dengan bawahan, tapi dengan apa yang ada aku harapkan mereka bisa mengerti dan paham visi dan misi Palacio Wedding Chapel dengan cara aku arahkan pada pekerjaan yang aku kasi”.
c. Penting untuk diketahui oleh karyawan
“Tentu penting Mel, agar karyawan tahu mereka harus melakukan apa dan berpegang pada apa
Informasi
a. Cara penyampaian informasi
“Biasanya melalui perwakilan Mel, karena tidak semua harus dikerjakan oleh pimpinan, agar bawahan juga bisa bertindak dengan mandiri dalam artian memiliki hasrat memiliki dengan artian rasa kekeluargaan dengan Palacio”, ujar Vika.
b. Kejelasan peraturan
Peraturan di Palacio belum jelas, hal ini diungkapkan oleh Vika dengan penuturan,
“ Sampai sekarang memang masih belum jelas Mel, karena masih banyak yang harus dibenahi dan aku pribadi pun ingin menambahkan beberapa peraturan sesuai dengan pengalaman yang aku rasakan dalam lingkungan Palacio”.
c. Deadline “Kalau deadline pasti ada Mel, supaya
terlupakan. Misal, harus tahu semua sudah beres, seperti listrik, teknis, vendor, dan lainnya. Semuanya tentu dikoordinasikan dengan yang bersangkutan”, terang Vika.
d. Kejelasan struktur
“Kalau untuk saat ini Mel karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak dan masih sering berganti anggota, menurut aku strukturnya masih belum ada rencana perubahan. Selain itu struktur di Palacio Wedding Chapel juga belum konsisten”, jelas Vika.
Feedback
a. Penghargaan
Vika menanggapi mengenai penghargaan dengan mengutarakan, “Kalau aku penghargaan berdasarkan gaji, jadi kalau gaji aku naikkan, berarti aku menghargai kinerja mereka dan pada saat kenaikan gaji, biasanya aku jelaskan ke mereka kenapa gaji mereka bisa naik. Selama ini, hanya berdasarkan itu sih Mel bentuk penghargaannya”.
b. Masukan kepada karyawan
Memberi masukan kepada karyawan tidak spenuhnya dilakukan oleh pimpinan, “ Bisanya melalui orang kantor Mel, karena kalau masih belum terlalu parah aku tidak ikut campur, tapi kalau ada laporan dari orang kantor baru biasanya aku panggil orangnya dan aku yang menegur langsung. Tapi susah juga Mel, kita sendiri tau bagaimana kinerja temen-temen kan, jadi aku harus pelan-pelan tahu
melakukan hal yang sama, yaitu beradaptasi dengan model yang aku terapkan di Palacio”.
c. Perlakuan terhadap karyawan
“Kalau perlakuan ke karyawan otomatis berbeda Mel, masing-masing karyawan diperlakukan memang tidak sama. Karena setiap karyawan kinerja tidak sama, selain itu juga tergantung dengan apa yang mereka perbuat untuk Palacio,” jawab Vika.
Doktrin
a. Menjanjikan kenyaman kerja
Vika menganggap hal ini belum pernah dilakukan oleh dirinya dengan mengungkapkan, “Belum pernah melakukan hal ini Mel karena sebisa mungkin dengan komunikasi yang aku berikan, mereka bisa merasa nyaman dengan lingkungan pekerjaan mereka”.
b. Loyalitas pada peraturan
Menurut Vika, karyawan Palacio tidak terlalu taat pada peraturan, “Mereka masih tidak menunjukkan kesetiaan pada Palacio Mel dan juga ada beberapa yang memang tidak taat pada peraturan, aku sudah mengkomunikasikan peraturan kepada mereka dan juga melalui perwakilan di kantor”.
Pengambilan
Keputusan a. Pembagian wewenang
“Kalau pengambilan keputusan, semuanya kembali ke aku Mel, soalnya harus jelas dan tidak sembarangan. Kalau pun aku di luar kota, biasanya menghubungi aku
yang bener-bener biarin karyawan untuk mengambil keputusan sendiri. Semuanya pasti berdasarkan keputusan aku”, tanggapan Vika mengenai wewenang pengambilan keputusan.
Downward
instruksi nya jelas, “ Jelas, tetapi terkadang sering berubah-ubah dan sering ada instruksi yang mendadak, jadi sedang diposisi apa, kurang peduli. Dan itu bukan pekerjaan
di dalam
Palacio, keluar Palacio. Lebih sering
kepentingan pribadi bukan perusahaan.
Seharusnya saya bertanggung jawab akan perusahaan, bukan dicampur sama kegiatan pribadi, jadi dikatakan oleh Feli. saya kerjakan
ya saya
b. lebih baik, tetapi tentu sebagai karyawan aku butuh waktu untuk
beradaptasi dengan situasi seperti itu”, jawab Malinda dengan lantang.
yang tidak mendadak dan tidak terlalu mencampur urusan pribadi dengan
perusahaan.
Selain itu, instruksi yang diberikan secara langsung bukan lewat telepon karena pasti aku instruksi kerja yang jelas adalah
instruksi yang,
“Tidak mendadak, diberikan secara tatap muka, dan deadline yang teratur”. Feli merasa
instruksi dari Palacio masih kurang jelas.”
Malinda atasan lebih sering memberikan instruksi kerja secara tatap muka, “Paling sering instruksi kerja dikasi ke aku secara tatap muka ya, atau melalui telepon dan hasil kerja yang sifatnya penting dan segera.
Selebihnya kan melihat
kekurangan, apa yang tidak pas,
langsung, tapi kadang lewat perantara, cuma lebih senang kalau diberi instruksi secara
melalui email.
Untuk
konfirmasi aku biasanya telepon ulang untuk memastikan”.
ngomong secara langsung supaya jelas,” jawab Aldi mengenai cara ini bertujuan saya menjadi lebih
mengerti tugas yang diberikan itu seperti apa mengerti, tidak pernah
dijelaskan kepada kami.
Namun, yang aku pahami adalah pemilik ingin tidak pernah ada omongan
mengenai visi dan misi Palacio dari atasan saya, Mel,” jawab Aldi.
Feli tidak mengerti akan visi dan misi Palacio,
terlihat dari perkataannya,
ada di kota ini,”
ujar Malinda yang ditanyai mengenai visi
dan misi
“Kalau dibilang
paham sih
kurang paham, tapi dasarnya jelas, kan mau ingin membuat tempat atau sekiranya tau garis besarnya, bahwa atasan tapi ya atasan saya yang
Penting jawab Malinda, “Tentu penting dong,
Menurut Aldi hal tersebut tidak penting,
Feli
visi dan misi
tidak tahu mengenai visi
dan misi
perusahaan, karyawannya ke mana atasannya
ke mana.
Supaya
karyawan jelas melangkahnya semacam atasan dan bawahan arah dan tujuan perusahaan.” jelas menurut Malinda terliaht dari
penuturannya, “ Peraturan harus dibenahi lagi, peraturan masih kurang jelas.
Peraturan yang harus dipertegas seperti peraturan untuk vendor, dekorasi,
videography, photography, dan peraturan mengenai ganti orang terus juga susah.
Mungkin
diperjelas dan dipertegas peraturannya supaya kami semua bisa disiplin,” tegas Aldi.
peraturan yang ada sudah tidak terlalu jelas dalam
b. Cara
biasnya secara langsung itu kalau yang penting dan panjang
penjelasannya, kalau informasi yang tidak terlalu penting misal hari libur lewat telepon juga bisa,” ujar Malinda.
“Biasanya secara langsung, tapi juga kadang lewat telpon,
kalau aku
sebenarnya lebih senang kalau secara langsung, Mel,” kata Aldi.
perantara, tapi kadang kalau jelas, karena aku mengurusi jawabnya cukup besar, karena mencoba untuk memperbaiki sebisa ku. Tapi
ya sama,
tanggung
Selama bekerja di Palacio, Feli mengungkapka Palacio divisi IT, server
bingung yang mana yang harus dikerjakan dulu.
Selain itu, kinerja saya tidak
maksimal,” kata Malinda
menanggapi tentang
tanggung jawab yang diberikan dari atasan.
kurang jelas, kalau diperjelas bisa lebih enak karaoke siapa yang
mengerjakan, jadi saya kerjakan, walaupun saya kerjakan tetap saya kadang-kadang diminta mendadak dan diberikan secara mendadak juga,”
kata Malinda.
“Kalau untuk itu tidak ada masalah,
karena bisanya aku langsung kerjakan apa yang diperintah dari atasan.
Jadi, kalau atasan datang, aku biasanya duluan, karena banyak tugas
salah, ya aku
Mungkin suatu saat atasan bisa kasih
penghargaan, jadi kalau bekerja lebih senang.” jawab atasan tidak tahu kalau apa yang kita perbuat.
Padahal teman lain bilang hasil menurut Feli ia tidak pernah mendapatkan penghargaan dari atasannya.
“Tidak pernah, dibilang bagus juga belum bekerja lebih giat.”
“Sejauh saya bekerja tidak pernah ada
an dari kesalahan, jadi aku bingung,”
jawab Malinda sambil
tersenyum.
masukan pasti pernah Mel, karena kan tugas yang aku buat tidak semuanya benar, jadi biasanya
langsung dari atasan yang kasi tahu ke aku apa yang kurang dan apa yang perlu
pimpinan, saya menerima dan langsung dari atasan mbak,
dengan atasan baik, sering berdiskusi, tidak ada masalah, komunikasi lancar, terbuka, saling bertukar pikiran bilang kadang diajak diskusi tentang masalah menilai
karyawan
lainnya, terus juga berdiskusi tentang
kebersihan gedung, sama tata letak barang-barang di Palacio,” kata
Menurut Feli,
“Berdiskusi dengan atasan lumayan sering, karena biasanya ada peraturan, dan
“Tidak
pernah diajak berdiskusi
lainnya.” pertanyaan tapi pada saat itu
“Bisa dibilang sering
berkomunikasi dengan atasan, karena
banyaknya tugas yang dikerjakan kadang harus banyak bertanya dan konsultasi juga dengan atasan,” ujar Malinda.
“Ya, lumayan sering mel,” ujar Aldi.
“Lumayan sering karena memang yang dibahas
masalah tugas dan apakah sudah selesai mengerjakan si ditanggapi oleh Kara peraturan yang
Aldi merasa nyaman dengan peraturan
berusaha untuk tidak melanggar peraturan yang dibuat atasan,”
kata Malinda.
tidak ada
masalah. Saya dari awal sudah kerja di sini, jadi saya sudah bisa menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada, Mel.”
ketat, seperti mau makan
Terkadang ada beberapa
karyawan lain harus nyaman dengan lingkungan kerja cerita tentang masalah
keluarga dan masalah
pekerjaan. Ya merasa nyaman lah tidak ada masalah,” jawab Aldi. dengan atasan maupun
dengan teman kerja di kantor, tapi mungkin saya dengan teman agak menjaga jarak karena
memang saya kerja dituntut untuk lebih tidak terlalu dekat dengan
kita langsung peraturan yang dibuat atasan,”
penggalan kalimat yang menunjukkan bahwa Malinda
Aldi taat pada peraturan hal ini terlihat dari jawaban yang diungkapkan,
“Ya dong mel, harus, kita bekerja harus mengikuti
Menurut Feli, ia taat pada peraturan, hal ini seperti yang ia ungkapkan, bekerja ingin memberikan
peraturan Palacio.
ada di tempat kita bekerja, kita memberikan peraturan tetep
kudu di
pertegas.”
dan loyalitas saya pada
Malinda merasa nyaman, “Kalau
organisasi yang jelas, ini juga
semisal siapa yang
bertanggung jawab akan ijin kerja atau
lapisan-lapisannya. Jadi
kalau mau
bertindak bisa jelas ke mana kalau masalah seperti ini diadukan ke siapa, terus juga memang tidak ada struktur yang jelas dalam perusahaan,
“Sebenarnya harus ada struktur yang jelas, struktur karyawan
Palacio.” komunikasi klien, membuat paket dadakan dan menurut keputusan oleh atasan itu berarti aku dipercaya
“Lumayan sering, dalam hal kinerja seseorang yang sedang dipantau dan perawatan gedung. Aku berpegang kalau aku menunggu ditegur, kalau ada kerusakan, aku salah. Lebih baik
memperbaiki dahulu sebelum ditegur, karena masih bisa memperbaiki, setelah selesai
Feli cukup sering diajak mengambil keputusan oleh pimpinannya, hal tersebut terbukti dari perkataannya,
“Pernah, tapi ya tetap harus didasarkan oleh pendapat atasan, selama ini belum supaya servis kepada
Tabel Matriks Informan In – Groups dan Out - Groups
tanggung jawab dalam
mengerjakan hal tersebut.”
laporan,” jawab Aldi.