Lampiran 1: Panduan Pertanyaan Wawancara
Question Route :
1. Visi dan misi Palacio Wedding Chapel 2. Instruksi kerja dan kejelasan informasi 3. Frekuensi berkomunikasi dengan atasan 4. Ideologi perusahaan
5. Media yang digunakan
6. Kejelasan tugas dan tanggung jawab 7. Kenyamanan dalam bekerja
8. Pengambilan keputusan
9. Merasa ada perbedaan atau tidak
10. Berkomunikasi secara langsung atau tidak 11. Hubungan dengan atasan
12. Hubungan dengan sesama karyawan 13. Tugas sesuai dengan visi organisasi 14. Peraturan Palacio
Penjabaran pertanyaan :
Sebelum masuk ke pertanyaan peneliti memulai dengan menanyakan pertanyaan umum untuk menyapa informan agar terasa lebih nyaman, seperti menanyakan kabar. Selain itu peneliti juga menjelaskan lebih detail tujuan dari wawancara ini adalah untuk melengkapi data penelitian peneliti. Setelah itu, barulah peneliti masuk ke dalam pertanyaan yang berhubungan dengan topik.
1. Pertama masuk ke Palacio apa yang membuat tertarik masuk ke Palacio?
2. Mengerti tentang visi dan misinya Palacio?
3. Menurut anda pentingkah untuk mengetahui visi dan misi Palacio?
4. Menurut anda instruksi kerja Palacio bagaimana?
5. Ideologi perusahaan Palacio menurut anda jelas atau tidak?
6. Perlukah anda untuk paham akan ideologi perusahaan?
7. Berkomunikasi dengan atasan menggunakan media apa?
8. Menurut anda jelaskah informasi yang diberikan oleh atasan kepada anda?
9. Bagaimana mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepada anda?
10. Jelas atau tidak tanggung jawab yang diberikan?
11. Selama bekerja di Palacio adakah perasaan nyaman atau tidak?
12. Seberapa sering anda diajak untuk mengambil keputusan?
13. Berkomunikasi dengan atasan secara langsung atau tidak langsung?
14. Bagaimana hubungan anda dengan atasan dan teman kerja di Palacio?
15. Apakah tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan visi Palacio?
16. Peraturan yang ada di Palacio apakah harus diperbaharui atau tidak?
17. Pernahkah tugas yang anda buat diberikan penghargaan oleh atasan?
A. Transkrip Wawancara dengan Informan Aldi (Bukan Nama Sebenarnya)
18. Peneliti : Jadi, apa yang membuat anda tertarik untuk bekerja di Palacio?
Aldi : Jadi, begini, saya waktu itu lagi pengangguran, saat itu ada temen saya yang memberitahu kalau ada lowongan pekerjaan di Palacio, kata temen saya Palacio akan membangun gedung dengan tampilan yang berbeda, maka dari itu Mel, saya penasaran dan akhirnya memutuskan untuk melamar di sana.
19. Peneliti : Terus, selama bekerja anda mengerti tentang visi dan misi Palacio?
Aldi : Kurang mengerti, karena tidak pernah ada omongan mengenai visi dan misi Palacio dari atasan saya, Mel.
20. Peneliti : Penting tidak untuk mengetahui visi dan misi Palacio?
Aldi : Secara pribadi tidak perlu karena tidak mungkin dibicarakan dengan saya. Karena tidak semacam atasan dan bawahan membicarakan hak itu terlalu jauh menurut saya. Jadi, ya saya bekerja mengikuti alur dan mencerna apa yang diinginkan oleh atasan saya saja.
21. Peneliti : Ideologi atau dasar-dasar Palacio menurut anda jelas atau tidak?
Aldi : Sama seperti yang visi dan misi, saya kurang paham, tapi setahu saya atasan lebih ingin membuat tempat atau suasana yang berbeda dari tempat yang sudah ada di Surabaya. Walaupun perjalanan baru setengah.
Misal food court saat ini belum berjalan lancar. Yang terakhir saya dengar mau dimasukkan rumah makan atau masakan Jepang.
22. Peneliti : Menurut anda instruksi kerja Palacio bagaimana?
Aldi : Menurut ku kadang tidak jelas, suka mendadak, tiba-tiba dan tidak mau tahu saya sedang diposisi apa, kurang peduli. Dan itu bukan
pekerjaan di dalam Palacio, keluar dari Palacio. Lebih sering kepentingan pribadi bukan perusahaan. Seharusnya saya bertanggung jawab akan perusahaan, bukan dicampur sama kegiatan pribadi, jadi terbengkalai.
Saya lebih melihat mana yang harus diprioritaskan meskipun saya kena teguran dari atasan. Kurang memberi perhatian kepada karyawan dan kebersamaan di dalam perusahaan amat sangat kurang. Atasan dengan karyawan hubungannya kurang baik.
23. Peneliti : Menurut anda instruksi kerja yang jelas itu bagaimana?
Aldi : Menurut ku yang tidak mendadak dan tidak terlalu mencampur urusan pribadi dengan perusahaan. Selain itu, instruksi yang diberikan secara langsung bukan lewat telepon karena pasti aku jauh lebih bisa paham maksud atasan. Tapi sejauh ini, ya saya merasa sudah bisa adaptasi dengan cara atasan ku memimpin.
24. Peneliti : Biasanya berkomunikasi dengan atasan mengenai instruksi kerja seperti apa dan bagaimana?
Aldi : Biasa berkomunikasi lebih sering lewat telpon, itu pun hanya menyampaikan yang sifatnya penting dan segera. Selebihnya kan melihat kekurangan, apa yang tidak pas, dirubah, itu baru ngomong secara langsung supaya jelas.
25. Peneliti : Pernah salah paham tidak saat berkomunikasi?
Aldi : Tidak pernah berselisih, kalau berselisih paling lewat telpon.
Misalkan, aku lagi sebulan sekali aku pulang kampung, waktu kembali kurang sehari dimarah karena belum kembali. Tapi aku bisa memandu siapa yang harus bertanggung jawab akan hal tersebut dan tugas tetap terselesaikan secara tepat waktu. Kalau berdiskusi dengan saya, kalau sedang menjalankan pekerjaan pun selalu berkata kita ini sudah dalam satuan keluarga. Jadi kamu sama aku ini sangat dekat. Tapi tetap tidak mau mendengar masukan. Artinya keluarga loyalitas tapi masih kurang
apa yang saya lakukan. Namanya atasan ya begitu. yang dijanjikan atasan itu saya anggap sudah tidak ingat lagi. Jarang interaksi dan komunikasi.
Komunikasi sangat pendek. Jadi seperlunya saja. Kurang bisa mengambil keputusan sendiri.
26. Peneliti : Menurut anda jelaskah informasi yang diberikan oleh atasan kepada anda dan biasanya caranya bagaimana untuk menyampaikan?
Aldi : Cukup jelas, hanya saja, terkadang tidak mengerti apa yang disampaikan kalau melalui perantara. Biasanya secara langsung, tapi juga kadang lewat telpon, kalau aku sebenarnya lebih senang kalau informasi diberikan secara langsung
27. Peneliti : Bagaimana mengenai tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepada anda?
Aldi : Tanggung jawab yang diberikan cukup besar, karena misal ada peralatan Palacio yang rusak, aku secepatnya mencoba untuk memperbaiki sebisa ku. Tapi ya sama, tanggung jawabnya masih kurang jelas, kalau diperjelas bisa lebih enak pekerjaannya, jadi tahu mana yang harus aku perhatikan lebih.
28. Peneliti : Terus, menurut anda bagaimana dengan kejelasan batas waktu untuk tugas nya?
Aldi : Kalau untuk itu tidak ada masalah, karena bisanya aku langsung kerjakan apa yang diperintah dari atasan. Jadi, kalau atasan datang, aku biasanya langsung menunjukkan hasil kerja ku, kalau ada yang salah, ya aku ganti sampai benar.
29. Peneliti : Jelas atau tidak tanggung jawab yang diberikan untuk karyawan Palacio?
Aldi : Sedikit tidak jelas, Mel. Masih campur aduk tanggung jawab setiap karyawan yang diberikan dari atasan.
30. Peneliti : Selama bekerja di Palacio adakah perasaan tidak nyaman?
Aldi : Perasaan tidak nyaman pasti ada. Dikarenakan ya, terutama pada saat ada wedding, nah di situ pada waktu orang dekorasi masuk, catering masuk, setelah kerja mereka tidak memperhatikan kebersihan, sehingga langsung ditinggal pulang. Saya tidak berani menegur dikarenakan dianggap sudah ada yang bertanggung jawab. Cuma berdasar pengamatan keamanan dan ketegasan kurang. Padahal kan supaya gedung tetap bersih dan dari atasan sendiri tidak menunjukkan kepada vendor ini yang bertanggung jawab dalam hal ini siapa. Saya pernah konfirmasi ke atasan namun tanggapannya hanya mengiyakan, tidak ada kelanjutan.
31. Peneliti : Seberapa sering anda diajak untuk mengambil keputusan?
Aldi : Lumayan sering, dalam hal kinerja seseorang yang sedang dipantau dan seperti perawatan gedung. Semisal ada hal yang harus diperbaiki dan saat itu tidak ada atasan, ya aku inisiatif untuk ambil keputusan mengganti yang rusak itu. Saya berpegang kalau saya menunggu ditegur, kalau ada kerusakan, aku salah. Lebih baik memperbaiki dahulu sebelum ditegur, karena masih bisa memperbaiki, setelah selesai baru memberi laporan.
32. Peneliti : Sering tidak anda diajak berdiskusi dan frekuensi komunikasinya sering tidak?
Aldi : Ya lumayan sering mel, seperti yang aku bilang kadang diajak diskusi tentang masalah menilai karyawan lainnya, terus juga berdiskusi tentang kebersihan gedung, sama tata letak barang-barang di Palacio.
Terkadang juga tidak selalu membahas tentang pekerjaan.
33. Peneliti : Bagaimana hubungan anda dengan atasan dan teman kerja di Palacio?
Aldi : Kalau atasan ku kurang bisa bercanda, selalu serius, selalu membicarakan hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Sesekali saja menanyakan keluarga, bagaimana anak mu dan lainnya. Suka mainan apa,
lalu dibelikan. Kalau sama teman pasti baik dan bercanda, kadang juga cerita tentang masalah keluarga dan masalah pekerjaan. Ya merasa nyaman lah tidak ada masalah.
34. Peneliti : Apakah tugas yang diberikan oleh atasan sesuai dengan visi Palacio?
Aldi : Tidak pernah sesuai, ada saja penyimpangannya. Lebih banyak untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Misalkan memberi barang yang tidak berhubungan dengan Palacio. Segala macam tugas saya lakukan.
Saya perlu waktu istirahat tapi mereka kurang mau tahu.
35. Peneliti : Peraturan yang ada di Palacio apakah harus diperbaharui atau tidak?
Aldi : Menurut ku sudah cukup jelas, tapi kalau bisa diperbaharui, tapi kalau terus ganti orang terus juga susah. Mungkin diperjelas dan dipertegas peraturannya supaya kami semua bisa disiplin.
36. Peneliti : Nyaman tidak anda dengan peraturan yang dibuat oleh atasan anda?
Aldi : Nyaman kok, tidak ada masalah. Saya dari awal sudah kerja di sini, jadi saya sudah bisa menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada, Mel.
37. Peneliti : Jadi anda termasuk karyawan yang taat pada aturan kah hehe?
Aldi : Ya dong mel, harus, kita bekerja harus mengikuti prosedur yang ada di tempat kita bekerja, kita memberikan yang terbaik untuk perushaan.
38. Peneliti : Kalau tentang struktur organisasinya bagaimana, pendapat anda?
Aldi : Kalau aku berharap strukturnya kalau bisa dibenahi, semisal siapa yang bertanggung jawab akan ijin kerja atau lapisan-lapisannya. Jadi kalau mau bertindak bisa jelas ke mana harus menghubungi saat ada masalah.
Jadi, masih kurang nyaman.
39. Peneliti : Pernahkah tugas yang anda buat diberikan penghargaan oleh atasan dan masukan?
Aldi : Tidak pernah, memuji karya atau hasil yang telah kita buat juga tidak pernah. Jadi atasan tidak tahu kalau apa yang kita perbuat. Padahal teman lain bilang hasil karya saya bagus. Perlu pujian dari atasan untuk motivasi. Atasan saya tidak melihat dari itu bagus dan loh kok bisa. Paling tidak dengan dipuji saja sudah senang. Nah, kalau masukan pasti pernah Mel, karena kan tugas yang aku buat tidak semuanya benar, jadi biasanya langsung dari atasan yang kasi tahu ke aku apa yang kurang dan apa yang perlu dibenahi.
40. Peneliti : Menurut anda atasan lebih banyak berkomunikasi dengan karyawan yang mana?
Aldi : Tidak ada mendekatkan diri dengan siapa-siapa. Kalau memperlakukan sama, hanya saja kalau mau memberi penilaian dengan orang baru tanya pendapat saya dahulu. Dia pasif atau aktif dalam bekerja, setelah itu tidak ada lagi yang dibicarakan.
B. Transkrip Wawancara dengan Informan Malinda (Bukan Nama Sebenarnya)
1. Peneliti : Apa yang membuat anda untuk memasukkan lamaran ke Palacio Wedding Chapel?
Malinda : Aku pengen tahu tentang Palacio itu apa, karena pertama kali memasukkan lamaran Palacio belum berupa bangunan, tidak ada bangunannya. Jadi, waktu masuk pertama masih batu-batu belum tersusun.
2. Peneliti : Pahamkah anda mengenai visi dan misi Palacio Wedding Chapel?
Malinda : Saya tidak mengerti, tidak pernah dijelaskan kepada kami.
Namun, yang aku pahami adalah pemilik ingin menampilkan sesuatu yang beda, menyajikan sesuatu yang unik dan belum ada di kota ini, tetapi apa yang ingin dicapai masih sering berubah dan terkadang aku ikut bingung tetapi karena sudah terbiasa mengikuti alur saja.
3. Peneliti : Menurut anda pentingkah untuk mengetahui mengenai visi dan misi Palacio Wedding Chapel?
Malinda : Tentu penting dong, karena kalau tidak tahu mengenai visi dan misi perusahaan, karyawannya ke mana atasannya ke mana. Supaya karyawan jelas melangkahnya ke mana.
4. Peneliti : Tugas yang diberikan sesuai dengan visi Palacio?
Tugas nya sesuai, melangkah lebih bagus, tugas atasan semua memperbaiki Palacio untuk menjadi lebih baik ke depannya. Tugas yang diberikan masih bisa dijalankan dan diselesaikan, selain itu saya terima juga karena saya mengerti kalau memang tugas-tugas tersebut diberikan untuk membenahi Palacio di kemudian harinya.
5. Peneliti : Instruksi yang diberikan oleh atasan anda jelas atau tidak menurut anda?
Malinda : Jelas, tetapi terkadang sering berubah-ubah dan sering ada instruksi yang mendadak, jadi pelaksanannya masih bisa berubah juga.
Biasanya mereka kasih poin-poin dan sisanya aku yang kerjakan.
Pelaksanaannya kita yang pilih sendiri. Hasilnya yang telah aku kerjakan akan ditunjukkan ke pemilik, biasanya bertemu langsung atau kirim lewat email. Kalau tidak setuju dengan hasil kerja ku, akan aku perbaiki lagi.
Menurut aku, cara kerja dengan model ini lebih enak, untuk mengembangkan diri kita lebih maju dan berinovasi.
6. Peneliti : Menurut anda instruksi yang seharusnya itu bagaimana?
Malinda : Menurut aku, instruksi yang baik itu yang jelas dan pasti. Tapi ada baiknya juga mereka berubah-ubah, untuk menjadi yang lebih baik, tetapi tentu sebagai karyawan aku butuh waktu untuk beradaptasi dengan situasi seperti itu. Karena kita masih dalam proses perkembangan berubah- ubah tidak apa-apa karena pasti perubahan itu untuk perbaikan kedepannya.
7. Peneliti : Menurut anda jelaskah panduan atau dasar perusahaan dan bagaimana menurut anda?
Malinda : Kalau dibilang paham sih kurang paham, tapi dasarnya jelas, kan mau membuat tempat hiburan yang nyaman dan membuat tempat wedding yang unik. Sedikit-sedikit menuju ke sana, berubah sedikit- sedikit sampai menjadi lebih baik. Jadi, menurut aku ideologinya memberikan konsep yang berbeda di kota ini.
8. Peneliti : Menurut anda perlu atau tidak mengetahui dasar atau pedoman perusahaan?
Malinda : Menurut aku sih perlu, supaya kita kalau ditanya orang kan bareng majunya, kalau jawabnya bisa sama. Supaya satu bahasa dan tidak berbeda-beda pendapat dengan teman yang lain.
9. Peneliti : Biasanya saat memberikan instruksi atasan lebih sering bertatap muka secara langsung atau melalui media lain?
Malinda : Paling sering instruksi kerja dikasi ke aku secara tatap muka ya, atau melalui telepon dan hasil kerja biasanya dikirim melalui email. Untuk konfirmasi aku biasanya telepon ulang untuk memastikan kalau atasan sudah terima email yang aku kirim. Tapi, kalau misalnya masih belum jelas, atasan akan usahakan untuk menjelaskan ke aku dengan ketemu secara langsung.
10. Peneliti : Menurut anda selama bekerja di Palacio Wedding Chapel, informasi yang diberikan kejelasannya bagaiamana?
Malinda : Kalau secara keseluruhan menurut aku jelas, tetapi ada hal yang tidak jelas, seperti jadwal untuk libur kerja dan terkadang waktunya mendadak saat memberikan informasi dan masih tidak konsisten. Menurut aku, plan dari atasan masih kurang jadi informasi yang diberikan sering berubah dan dalam memberikan keputusan suka menggantung, tidak diberikan pada hari itu juga, mungkin karena ada kesibukan lainnya.
Selama ini menurut aku, atasan menyampaikan informasi jelas dan kita bisa mengerjakan pekerjaan dengan jelas. Kalau kasih informasi biasanya secara langsung itu kalau yang penting dan panjang penjelasannya, kalau informasi yang tidak terlalu penting misal hari libur lewat telepon juga bisa. Selain itu, memang perusahaan baru ya, jadi perlahan harus bisa diperjelas untuk ke depannya dan tentu aku berusaha untuk membantu membenahi sebisa ku. Kalau dengan teman lainnya masih kurang jelas, seperti contoh pemakaian genset tidak sama informasinya. Kalau bisa diberikan SOP atau peraturan tertulis agar kami paham jalur informasinya.
Satu lagi, deadline nya masih tidak jelas, kadang aku bingung harus memprioritaskan yang mana, soalnya kadang-kadang diminta mendadak dan diberikan secara mendadak juga
11. Peneliti : Mengenai tanggung jawab yang diberikan kepada anda apakah sudah jelas?
Malinda : Menurut aku masih tidak jelas, karena aku mengurusi semuanya dan bertanggung jawab atas semuanya, seperti wedding, birthday, food xtreet, Juke karaoke, dan coffee bar. Kalau aku sebenarnya tidak apa-apa, tapi terkadang terlalu banyak tugas membuat aku bingung yang mana yang harus dikerjakan dulu. Selain itu, kinerja saya tidak maksimal karena semuanya punya masalah masing-masing sehingga saya harus memprioritaskan yang mana yang duluan ditangani.
12. Peneliti : Jadi, menurut anda perlu dibuat sistem yang lebih jelas untuk tanggung jawab?
Malinda : Sangat perlu dibuat sistem yang jelas, jadi kita jelas saya kerja nya dalam bagian apa dan tanggung jawab dalam apa. Supaya tidak disalahkan dan pekerjaan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Kalau terlalu banyak pekerjaan, takutnya semua dikerjakan setengah-setengah. Menurut aku, lebih baik diperjelas agar segala sesuatu bisa terselesaikan sesuai dengan keinginan atasan.
13. Peneliti : Kenyamanan dalam lingkungan kerja anda bagaimana?
Malinda : Nyaman, walaupun ada sedikit kegelisahan seperti akan ada perubahan waktu kerja yang dibahas pada rapat bulan Agustus 2013 lalu.
Selain itu, terkadang ada keputusan yang agak tidak sesuai dengan pendapat ku, yang membuat aku tidak setuju tetapi ya tetap harus kita lakukan dan saya mencoba untuk terbiasa dengan keputusan tersebut.
Kalau kenyamanan sama teman-teman ya nyaman, tidak ada masalah dengan teman-teman yang lain. Komunikasi antara atasan dan teman juga nyaman. Maka itu saya betah di sini karena lingkungan kerja yang nyaman.
14. Peneliti : Jadi, dalam pengambilan keputusan bagaimana, anda diberikan kesempatan untuk mengambil keputusan?
Malinda : Kesempatannya bisa dikatakan cukup sering, seperti contohnya keputusan mengambil klien, membuat paket dadakan misal klien ingin paket untuk 20 orang saja sedangkan kita tidak punya paket tersebut, memutuskan seandainya pembelian apa, apa yang harus dibeli, misal saat listrik konslet, beli kabel dan perlengkapan lainnya. Menurut aku, dengan diberikan kesempatan dalam mengambil keputusan oleh atasan itu berarti aku dipercaya dan diberi tanggung jawab dalam mengerjakan hal tersebut, teapi terkadang ada hal yang tidak menyenangkan juga diberikan
kepercayaan untuk mengambil keputusan karena takut kalau keputusan yang aku buat salah.
15. Peneliti : Kalau anda pribadi lebih suka berkomunikasi secara langsung atau tidak dengan atasan?
Malinda : Tentunya aku suka komunikasi secara langsung, secara tatap muka, karena apa yang dimaksud oleh atasan dapat terkomunikasikan secara jelas, walaupun sering diganti-ganti melalui telepon.
16. Peneliti : Hubungan anda dengan atasan sendiri bagaimana?
Malinda : Menurut aku, hubungan dengan atasan baik, sering berdiskusi, tidak ada masalah, komunikasi lancar, terbuka, saling bertukar pikiran mengenai masalah yang ada di Palacio maupun mengenai karyawan lainnya. Jadi, saling bertukar pendapat akan apa yang harus dilakukan.
Tidak pernah ada masalah yang serius, seperti kesal tidak pernah, biasa saja, karena sudah terbiasa, sangat terbiasa. Bisa dibilang sering berkomunikasi dengan atasan, karena banyaknya tugas yang dikerjakan kadang harus banyak bertanya dan konsultasi juga dengan atasan.
17. Peneliti : Kalau hubungan dan komunikasi dengan atasan baik-baik saja, nah, komunikasi dengan karyawan lain bagaimana dan nyaman tidak?
Malinda : Komunikasi dengan yang lain lancar juga dan tidak ada masalah. Terkadang ada beberapa karyawan lain harus diberitahukan lebih dari satu kali. Terkadang ada karyawan yang tidak bisa mencerna secara langsung, jadi saya harus lebih sabar dalam memberikan instruksi.
Kendalanya hanya itu saja menurut aku. Selepas dari hal itu aku merasa nyaman dengan lingkungan kerja ku dan juga kalau ada masalah dengan temen biasanya kita langsung bicarakan.
18. Peneliti : Menurut anda peraturan yang ada di Palacio bagaimana, apakah perlu pembenahan?
Malinda : Peraturan harus dibenahi lagi, peraturan masih kurang jelas.
Peraturan yang harus dipertegas seperti peraturan untuk vendor, dekorasi, videography, photography, peraturan mengenai penggunaan listrik belum jelas, tetapi sekarang ada beberapa hal yang saya benahi, seperti membuat form yang akan diisi oleh vendor mengenai besar listrik yang akan masuk ke Palacio dan memberi informasi kepada mereka mengenai daya yang Palacio punya, bertujuan agar tidak terjadi over dalam penggunaannya.
Jadi, dalam technical meeting setiap vendor harus diperjelas apa yang boleh dan tidak boleh untuk dibawa dan digunakan pada saat acara di Palacio. Dan menurut aku, mengenai peraturan karyawan hanya peraturan tidak masuk dan telat saja sampai saat ini yang jelas. Menurut saya perlu ditambah mengenai seragam, sanksi nya masih kurang jelas. Selain itu, dahulu diberlakukan peraturan bahwa setiap karyawan wajib menyapa tamu yang datang, sekarang sudah tidak ada itu. Hal ini harus dibenahi agar konsumen merasa mereka disambut dan nyaman saat berkunjung ke Palacio. Sejauh ini nyaman-nyaman saja dengan peraturan yang ada dan aku berusaha untuk tidak melanggar peraturan yang dibuat atasan. Jadi, selama ini aku mencoba untuk taat pada peraturan yang ada.
19. Peneliti : Nyaman tidak dengan struktur organisasi di Palacio?
Malinda : Kalau nyaman ya nyaman, hanya saja aku terkadang merasa masih kurang terstruktur dengan rapih, jadi siapa yang bertanggung jawab akan hal ini dan hal yang lain. Kalau bisa diberikan struktur organisasi yang jelas, ini juga untuk membenahi alur komunikasi di Palacio.
20. Peneliti : Selama bekerja di Palacio Wedding Chapel, anda merasa diperlakukan sama atau ada perbedaan perlakuan dari atasan kepada anda?
Malinda : Kalau perlakuan dari atasan ke semua karyawan sama saja.
Tapi, menurut aku terkadang memang ada perbedaan perlakuan karena setiap orang kapasitasnya berbeda. Orang ini kapasitasnya seperti ini jadi
diperlakukan sesuai kapasitas yang mereka miliki. Tetapi, ya secara keseluruhan tidak ada perbedaaan yang terlalu menonjol.
21. Peneliti : Tugas anda bagaimana, pernah diberikan penghargaan atau masukan?
Malinda : Kalau semacam penghargaan tidak pernah. Mungkin suatu saat atasan bisa kasih penghargaan, jadi kalau bekerja lebih senang. Kalau masukan juga belum pernah, karena belum pernah melakukan kesalahan, jadi aku bingung. Selama ini tidak ada yang kurang dan segala sesuatunya memang berjalan sesuai prosedur dan perintah atasan aku kerjakan sesuai instruksi.
22. Peneliti : Bolehkah anda menjelaskan mengenai keseluruhan yang anda rasakan selama bekerja di Palacio?
Malinda : Menurut aku, atasan kurang konsisten pada dasarnya saya suka dengan ide yang bagus, berburu ide, membawa ide yang unik menjadi sesuatu yang bisa direalisasikan. Namun, masih belum bisa terlaksana dengan baik dan menurut aku memang membutuhkan waktu yang cukup lama akan hal tersebut dan menurut ku itu wajar dan aku akan berusaha membantu pimpinan untuk menyempurnakan hal tersebut.
C. Transkrip Wawancara dengan Informan Kara ( Bukan Nama Sebenarnya )
1. Peneliti : Apa yang membuat anda tertarik untuk masuk ke Palacio Wedding Chapel?
Kara: Pertama kali saya berpikir Palacio bergerak dalam bidang servis dan sesuai dengan background saya. ternyata Palacio bergerak dalam bidang persewaan gedung pernikahan, food court, dan Chapel, hal tersebut tidak saya kuasai dengan baik karena bukan pada ranah kemampuan saya.
2. Peneliti : Jadi sekarang bagaimana, apakah anda sudah menyesuaikan diri?
Kara : Sudah, saya dalam tahap beradaptasi, selain itu saya juga sudah tua dan mencari tempat kerja yang dekat rumah dan tidak ada niatan untuk melamar di perusahaan lain. Saya juga tidak punya jiwa berdagang, maka dari itu saya akan berusaha untuk mengabdi kepada Palacio sampai saya tidak dibutuhkan lagi.
3. Peneliti : Selama anda bekerja di Palacio, mengerti kah anda tentang visi dan misi Palacio Wedding Chapel?
Kara : Saya tidak pernah diberitahukan secara langsung oleh atasan saya mbak. tetapi setahu saya, Palacio ingin memberikan yang terbaik dan berbeda dengan yang lain, ini saya simpulkan berdasarkan yang saya lihat. Selain itu, Palacio mengutamakan kebersihan gedung walaupun tidak ada acara.
Menurut anda penting visi dan misi?
4. Peneliti : Menurut anda, perlu tidak untuk anda dan teman-teman tahu mengenai visi dan misi Palacio?
Kara : Menurut saya sih harus sebenarnya ya, karyawan harus tau. Supaya kita sebagai karyawan paham tujuan dari perusahaan di sini, Palacio itu sebenarnya bagaimana.
5. Peneliti : Menurut anda instruksi kerja Palacio bagaimana?
Kara : Tidak jelas instruksinya, selama saya bekerja di sini apa yang bisa saya kerjakan akan saya kerjakan. Saya bertanggung jawab pada bagian apa juga masih kurang jelas. Selama saya di sini, atasan merekrut karyawan baru yang punya kelebihan lebih dari pada saya, tetapi pada akhirnya mereka mengundurkan diri, padahal mereka direkrut dengan harapan bisa meramaikan Palacio.
6. Peneliti : Jadi, menurut anda instruksi yang jelas itu instruksi yang seperti apa?
Kara : Karena instruksi merupakan aspek penting dalam perusahaan, menurut saya instruksi itu harus terjadwal, karena untuk mengontrol kinerja seseorang.
Sekarang kan saya tidak diberikan instruksi kerja yang jelas, namun pekerjaan saya yang khusus belum diberitahukan secara jelas. Saya melayani orang yang datang untuk bertanya mengenai Palacio dan menjawab semampu saya. Selain itu, membersihkan meja, mengangkat meja, marketing, dan teknisi standar juga saya kerjakan semampu saya.
7. Peneliti : Ideologi perusahaan bagaimana menurut anda jelas tidak?
Kara : Saya tidak tahu, mungkin ada, yang tahu hanya atasan. Karena tidak pernah didiskusikan dengan saya. Pada awal saya bekerja, setiap Senin diadakan meeting, saya juga ikut serta dalam meeting tersebut, hal yang dibicarakan adalah mengenai food xtreet, wedding. Saya memiliki beberapa ide tetapi ide saya tidak pernah sama dengan pendapat atasan. Jadi, saya hanya mengikuti arus dari atasan.
8. Menurut anda, perlu tidak akan struktur organisasi dalam perusahaan?
Kara : Sebenarnya harus ada struktur yang jelas, struktur karyawan harus jelas, apa yang harus di handle, direkturnya siapa, saya job desk nya apa. Hal ini membuat semu dan atasan tidak pernah mengumpulkan karyawan untuk berdiskusi. Beberapa kali teman-teman bercerita kepada saya, bahwa mereka juga ingin diajak bertukar pikiran dengan atasan, walaupun mereka hanya bekerja sebagai waiter, security, kasir, dan lainnya. Sesekali perlu adanya sosialisasi dengan karyawan agar kami bekerja merasa lebih nyaman dan lebih kekeluargaan.
9. Peneliti : Biasanya anda berkomunikasi dengan atasan mengenai pekerjaan caranya bagaimana?
Kara : Lebih sering berkomunikasi melalui perantara, perantara menyampaikan pesan dari atasan mengenai apa yang harus saya kerjakan.
Sebenarnya saya ingin untuk diajak berkomunikasi secara tatap muka oleh
atasan. Hal ini bertujuan saya menjadi lebih mengerti tugas yang diberikan itu seperti apa dan meningkatkan hubungan dengan atasan. Semua karyawan juga terkadang berpikir sesekali ingin untuk diajak berkomunikasi walaupun tidak sering. Menurut saya, lingkungan kerja akan semakin lebih nyaman jika kami sebagai karyawan lebih diorangkan dalam artian diberikan perhatian sedikit saja dari atasan, walupun itu berupa salam antara atasan dan bawahan.
Namanya karyawan gajian tidak besar tidak menjadi masalah, yang penting atasan bisa merangkul kami, seperti karyawan sakit ditanya bagaimana kemarin, sakitnya apa sudah sembuh. Ditanya saja sudah puas, rasanya hati ini lega. Kedua, saya ingin ditanyakan mengenai pendapat mengenai hasil acara apakah sukses atau ada masalah dan lain hal.
10. Peneliti : Menurut anda bagaimana mengenai kejelasan informasi di Palacio?
Kara : Head office menyampaikan informasi wedding atau acara lainnya, hal itu sudah cukup jelas. Namun, manajemennya masih kurang tertata rapi, mesti lebih dijelaskan kepada karyawan lainnya. Jaid, kami sesama karyawan paham akan mengadu kepada siapa jika ada permasalahan yang terjadi.
11. Peneliti : Selama ini menurut anda atasan anda kurang memberi perhatian kepada karyawan?
Kara: Menurut saya kurang, seharusnya pimpinan harus lebih merapat dengan karyawan dan juga harus banyak membicarakan kekurangan Palacio dengan karyawan. Saya yakin semua karyawan punya ide, mbak. Ide tidak selalu baik, tetapi siapa tahu dari ide-ide tersebut ada yang cocok untuk Palacio.
Kami memberikan masukkan tentu ingin menjadikan Palacio menjadi perusahaan yang lebih baik dikemudian harinya.
12. Peneliti : Apakah menurut anda tanggung jawab yang diberikan atasan sudah jelas atau tidak jelas?
Kara: Tidak jelas karena hanya ditegor pada saat melakukan kesalahan saja.
Di Palacio divisi IT, server tidak ada, kalau ada kerusakan saat orang karaoke siapa yang mengerjakan, jadi saya kerjakan, walaupun saya kerjakan tetap saya disalahkan, karena saya mengerjakan hanya semampunya saja. Yang
seharusnya bukan pekerjaan saya, saya yang kerjakan. Kalau ada tamu tentang Palacio ya saya yang layani. Hanya saya mencoba untuk mengabdi karena saya sudah tua dan tidak mau lagi untuk mencoba hal baru.
13. Peneliti : Bagaimana kenyamanan dalam bekerja?
Kara :
a. Dengan atasan : kurang nyambung, tidak nyaman. Hal ini karena tidak jelas kalau berbicara, datar, tidak pernah berkomunikasi secara nyaman.
Tidak ada kesempatan untuk berdiskusi atau bertanya hal yang kurang jelas, tidak ada solusi. Kalau bisa satu bulan sekali komunkasi. Banyak komunikasi itu harus, sekali-kali sama orang bawah kumpul dan bertukar pikiran.
b. Dengan teman : sama teman nyaman, selalu berusaha nyaman. Karena saya selalu mencoba menghargai pendapat, tidak membatasi saya sama bagian apa pun. Komunikasi lancar hanya ada yang tidak bisa diberitahu.
Tapi sekarang orangnya sudah resign.
14. Peneliti : Seberapa sering anda diajak untuk mengambil keputusan?
Kara : Jika masih dalam wewenang saya seperti ada tamu karaoke ternyata ruangan yang dipakai untuk karaoke rusak, saya putuskan diganti ke ruang lain. Tujuannya servis agar pelanggan tidak kecewa. Saya ambil keputusan yang saya anggap masih dalam lingkup saya. Tapi kalau berujung duit saya ga berani. Dan saya tidak pernah diajak berdiskusi dalam mengambil keputusan oleh atasan. Sesekali malah ditegor mengambil keputusan seperti mengambil keputusan yang bukan wilayah saya, server, mic, karaoke.
Katanya kalau tidak bisa jangan dilakukan. Tapi siapa lagi kalau bukan saya karena tidak ada orang lagi. Setelah saya melakukan sesuatu saya telpon ke atasan untuk memberikan laporan, daripada tamu menunggu lebih baik saya putuskan dahulu.
15. Peneliti : Komunikasinya secara langsung atau tidak?
Kara : Lebih sering melalui perantara kalau langsung juga lewat telpon. Saya seperti tidak dianggap dan tidak punya kemampuan. Saya harap atasan saya bisa mengerti kalau mereka lebih mengerti saya. Sekarang saya berusaha untuk membenahi Palacio dan mengetahui product knowledge. Tapi saya bukan teknisi, jadi kalau ada masalah lampu mati saya tidak mengerti, saya selalu kena sasaran.
16. Peneliti : Hubungan Anda dengan atasan sendiri bagaimana?
Kara : Biasa-biasa, tidak terlalu dekat. Mungkin mereka membatasi untuk berkomunikasi dengan saya. Mungkin masalah kulit, karena ada pegawai baru yang kulit putih langsung akrab. Terkadang atasan tidak mau tahu apa yang saya kerjakan. Intinya tidak pernah diajak ngomong. Diajak ngomong kalau ada kesalahan saja. Mereka menegur dengan cara sindirian, kurang berani menegur langsung.
17. Peneliti : Biasanya komunikasi dengan karyawan lain bagaimana?
Kara : Biasa, paling kalau ada masalah ya didiskusikan bersama. Tetapi saya tidak bisa mengambil keputusan, karena wewenang saya tidak jelas.
18. Peneliti : Tugas yang diberikan sesuai dengan visi Palacio?
Kara : Tidak jelas, karena visi dan misi saja tidak paham, tidak pernah dikomunikasikan kepada karaywan. Jadi ya berjalan apa adanya saja sejauh ini. Terkadang saya merasa risih, karena tidak jelas, apa yang harusnya saya kerjakan. Memadamkan lampu, listrik, membuka pintu karaoke, saya orang service tapi di sini saya tidak jelas. Tidak pernah ada komunikasi dari atasan untuk saya memperbaiki kesalahan saya dengan jelas.
19. Peneliti : Menurut anda peraturan yang ada di Palacio ini bagaimana?
Kara : Tidak jelas, masih abstrak, karena pimpinan juga kadang tidak terlalu jelas dalam mebuat sanksi. Selain itu mbak, tidak jelas maksudnya tidak pernah menugaskan karayawan dengan jelas. Atasan itu seharusnya lebih
sering berkomunikasi dengan bawahan. Sebaiknya mengadakan rapat, grand meeting untuk seluruh karyawan. Apa keluh kesah mereka, mulai dari tukang kebun sampai head office. Jadi masalah yang ada bisa jelas. Selain itu, supaya lingkungan kerja seperti keluarga dan nyaman. Orang nyaman kerja bukan karena gajian tapi kenyamanan. Kalau saya tidak suka dengan teman kerja, itu saja sudah berat, seperti itu contohnya.
20. Peneliti : Pernahkah anda diberikan penghargaan oleh atasan anda?
Kara : Sejauh saya bekerja tidak pernah ada kata-kata yang menunjukkan kepuasan dari atasan saya mbak. Seharusnya diberikan walaupun bukan dalam bentuk uang, agar kami bersemangat.
21. Peneliti : Ada tidak saran untuk atasan anda?
Kara : Saran saya pimpinan lebih dekat dengan karyawan dan lebih banyak berkomunikasi dengan karyawan, terutama karyawan yang level bawah.
Bicara mengenai mau dibawa ke mana Palacio ini. Komunikasi sesama karyawan kurang jelas, informasi kurang jelas. Yang sifatnya untuk karyawan tolong cepat dikomunikasikan. Kalau sudah kejadian baru terungkap. Yang penting dan intinya adalah komunikasi yang baik dan benar. Saya merasakan ada perbedaan perlakuan terhadap karaywan. Mungkin saya dianggap tidak mengerti apa-apa. Padahal saya yang lebih sering berdiri di Palacio, lebih sering di Palacio dari pada di rumah. Palacio bukan hanya gedung pernikahan. Tapi banyak hal-hal lain yang bisa dikembangkan. Saya merasa ilmu saya tidak tersalur dengan baik. Selama bekerja di sini ya merasakan hal itu, tetapi saya tidak bisa apa-apa, karena apa yang saya kerjakan tidak pernah dinilai bagus. Jadi ya saya kerjakan sebisa saya dan semaksimal mungkin.
D. Transkrip Wawancara dengan Informan Feli (Bukan Nama Sebenarnya)
1. Peneliti : Mengerti visi dan misi Palacio?
Feli : Tidak ngerti karena memang tidak pernah dibicarakan.
2. Peneliti : Mengerti dasar dari perusahaan?
Feli : Setahu saya memberikan pelayanan yang baik, konsep wedding yang beda, jadi sebisa mungkin menjadikan momen klien yang pesta pernikahan menjadi momen yang luar biasa. Konsep Palacio berbeda dengan yang lain dan otomatis momen yang dihasilkan berbeda. Menurut saya kurang ideologinya. Mungkin seperti fleksibel sama konsumen, harus lebih ditingkatkan. Seperti ada suatu pertimbangan di mana konsumen ingin mengajukan suatu penawaran yang sekiranya mungkin mereka budget terbatas.
3. Peneliti : Jelaskah instruksi kerja dari atasan?
Feli : Instruksi tidak jelas, hal ini disebabkan oleh banyaknya hal yang harus dikerjakan pimpinan dan kadang memberikan pekerjaan yang menumpuk dan deadlinenya suka tidak beraturan. Sesuai dengan kapan ia inginkan untuk melihat hasil kerja. Sehingga membuat saya kebingungan.
4. Peneliti : Media yang digunakan dalam menyampaikan instruksi kerja?
Feli : Secara langsung atau melalui perantara. Jika secara langsung ya telpon atau saat ketemu di kantor. Jika melalui perantara saat saya tidak di tempat disampaikan melalui karyawan lain. Kalau tidak jelas baru saya menelpon atasan saya. Tapi menurut saya instruksi tugas lebih baik disampaikan secara langsung supaya apa yang diinginkan oleh atasan bisa langsung jelas dan dimengerti. Kalau lewat perantara suka ada yang kelewatan penyampainnya. Tidak dalam satu manajemen, maksudnya suka mencampur adukan dengan pekerjaan atasan yang lainnya. Saya sering diutus untuk mengurus manajemen yang lain.
5. Peneliti : Seberapa sering berkomunikasi dengan atasan?
Feli : Lumayan sering kalau komunikasi ya, tapi itu pun semua tentang pekerjaan. Kalau tidak ada hal yang perlu sekali ya tidak komunikasi.
Setelah saya buat pekerjaannya apa yang diinginkan berbeda. Belum ada kepuasan dari pimpinan utama tersebut sehingga saya harus bekerja dua kali.
6. Peneliti : Cara berkomunikasi bagaimana?
Feli : Jelas, penyampaiannya baik, tapi tingkat kepuasan dari beliau hasil yang saya buat selalu ada kurangnya. Terkadang ya memang rasa kepuasan terhadap kinerja saya kurang, entah apa karena mereka terlalu perfeksionis sehingga menurut standar mereka hasil kerja saya kurang maksimal.
7. Peneliti : Media yang digunakan dalam berkomunikasi?
Feli : Telpon, Email, Notes baik di kertas atau di white board kantor, dan Face to face
8. Peneliti : Bagaimana menurut anda mengenai kejelasan informasi yang disampaikan oleh atasan?
Feli : Sejauh ini cukup jelas, cuma terkadang terlalu banyak permintaan atau instruksi yang mana harus dikerjakan dan didahulukan tidak jelas.
Kalau bisa diberikan deadline dan tugas yang lebih diprioritaskan dalam satu manajemen tersebut.
9. Peneliti : Bagaimana mengenai kejelasan tanggung jawab yang diberikan?
Feli : Saya harus menangani karyawan, belum lagi yang namanya harus memperhatikan kebersihan dan perawatan gedung. Harus tetap mengontrol gedung. Harus memikirkan bagaimana cara mendatangkan konsumen yang banyak, harus memiliki inovasi dalam bekerja untuk memasarkan jasa yang kita punya ke publik luas. Tanggung jawab pekerjaan masih terlalu campur aduk, mungkin lebih baik kalau diberikan job desk yang spesifik.
Jadi kalau ada hal tertentu bisa dipertanggung jawabkan dengan baik.
10. Peneliti : Selama ini bekerja di Palacio nyaman ga?
Feli : Sebenarnya nyaman, hanya saja tidak nyaman dengan jam kerja.
Dan juga sesama karyawan terkadang ada yang suka mencari muka, memancing pembicaraan yang berkaitan dengan atasan yang pada akhirnya akan diadu. Kadang bisa menyebabkan selisih yang berbeda mengenai atasan atau sesama karyawan lainnya. Suasana nyaman, tapi ya sama teman-temannya yang kurang nyaman. Karena kurang terbuka.
Selain itu memang tuntutan saya yang harus tegas. Tapi ada yang terpenting, komunikasi kurang karena banyak tugas yang diberikan sehingga hubungan dengan atasan suka kelewat. Hasil yang diminta dengan yang dikerjakan tidak sesuai.
11. Peneliti : Kalau mengambil keputusan, pernah ikut serta?
Feli : Pernah, tapi ya tetap harus didasarkan oleh pendapat atasan. Selama ini belum pernah mengambil keputusan sendiri. Hal ini disebabkan oleh atasan saya yang membiasakan saya untuk menelpon dan menanyakan lebih dahulu keputusan apa yang harus diambil. Semisal saya disuruh mengurus manajemen yang satunya, sedangkan saya bekerja di Palacio, terkadang ada kata-kata yang keluar jangan terlalu banyak mengatur manajemen yang di sana. Ini dikarenakan biasanya saya diberikan instruksi oleh atasan yang lain untuk mengatur manajemen yang satunya.
Ternyata mereka tidak saling mengkomunikasikan hal tersebut. Di lapangan terjadi miss komunikasi.
12. Peneliti : Lebih sering secara langsung atau tidak?
Feli : Seimbang lah, jadi masih tergolong wajar. Tidak terlalu menjolok perbedaannya. Jadi, misal kalau ada instruksi yang tidak jelas diusahakan untuk bertemu secara langsung untuk dijelaskan apa instruksi tersebut.
Terkadang yang menjadi kendala kalau missal penyampaian oleh
karyawan lain takutnya ada kelebihan dan kekurangan informasi, itu yang menjadi kendala dalam menyampaikan tugas.
13. Peneliti : Selama bekerja bagaimana hubungan anda dengan atasan?
Feli : Ada saat di mana mereka menunjukkan suatu ketegasan sebagai seorang pemimpin. Namun terkadang tidak menutup kemungkinan mereka juga melepas ketegasan itu. Sedikit kaku hubungan dengan atasan karena memang kalau tidak terlalu penting tidak banyak berkomunikasi.
14. Peneliti : Menurut anda pemimpin yang tegas itu yang bagaimana?
Feli : Tidak otoriter, tidak membedakan pegawai, tidak plin plan, cepat dalam mengambil keputusan, pandai dalam menyampaikan tujuan.
Bijaksana dalam bertindak dan dalam menghadapi karyawan.
15. Peneliti : Menurut anda selama bekerja cara mereka memperlakukan karyawan bagaimana?
Feli : Sedikit ada gap dan tidak berkomunikasi dengan karyawan yang tidak ada kepentingan. Maksudnya tidak berhubungan secara langsung.
Seharusnya tetap berkomunikasi walaupun sekedar memberikan salam.
Hal ini bertujuan jadi karyawan yang lain nyaman walupun tidak berkomunikasi yang sering. Jadi, tidak ada kesenjangan antara karyawan dengan atasan, walupun itu karyawan yang posisi pada level bawah.
16. Peneliti : Ada kesulitan beradaptasi saat masuk ke Palacio?
Feli : Awal karyawan agak susah menerima karyawan lain. Hal ini karena mereka beranggapan adanya senioritas dan tidak mau ada pesaing dalam pekerjaan, maupun orang baru yang memerintah mereka. Butuh waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dan menerima saya dalam lingkungan kerja. Hal ini membuar saya bekerja sedikit tidak nyaman.
17. Peneliti : Bagaimana menurut anda akan peraturan Palacio?
Feli : Peraturan yang ada terkadang seperti contoh jam istirahat harus absen dan jam istirahat tidak boleh meninggalkan kantor. Sejauh ini peraturan cukup jelas dan disiplin. Sejauh ini karyawan tidak terlalu taat pada peraturan, tapi karena pengaruh teman kerja jadi masuk tidak pada jamnya, dan pulang tidak pada jamnya. Setelah ada beberapa karyawan yang tidka bisa mengikuti peraturan tersebut, yang awalnya bisa mengikuti peraturan jadi kembali lagi menjadi baik karena temannya keluar dari perusahaan. Lingkungan bekerja sangat mempengaruhi.
18. Peneliti : Pernahkah anda diberikan penghargaan oleh pimpinan anda?
Feli : Tidak pernah, dibilang bagus juga belum pernah, mungkin karena belum maksimal kerja saya. Tetapi memang sebaiknya kalau ada penghargaan, jadi kami bekerja lebih giat.
19. Peneliti : Saran untuk Palacio?
Feli : Inovasi dan promosi harus gencar. Tingkatkan loyalitas dan fleksibilitas dengan konsumen. Terhadap karyawan lebih meningkatkan sisi kekeluargaan. Agar apa yang ingin dicapai dapat dipenuhi dengan mudah dan atmosfer kerja nyaman. Lebih menerima pendapat dari orang lain dan terbuka untuk berkomunikasi dengan karyawan. Hal ini bertujuan agar Palacio bisa menjadi perusahaan yang lebih nyaman.
E. Transkrip Wawancara dengan Informan Vika ( Bukan Nama Sebenarnya)
1. Peneliti : Ibu, visi dan misi dari Palacio Wedding Chapel apa?
Vika : Visi nya adalah The Place for Celebrating and Pleasure dan misinya adalah Palacio Wedding Chapel Surabaya akan selalu menawarkan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan tentunya dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan terbaik.
Aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda Mel, bagi konsumen di Surabaya, Jadi ada hal baru yang bisa dinikmati oleh konsumen.
2. Peneliti : Apakah seluruh karyawan tau mengenai visi dan misi Palacio Wedding Chapel ?
Vika : Untuk saat ini memang belum pernah aku bahas secara terbuka dengan bawahan, tapi dengan apa yang ada aku harapkan mereka bisa mengerti dan paham visi dan misi Palacio Wedding Chapel dengan cara aku arahkan pada pekerjaan yang aku kasi.
3. Peneliti : Menurut Ibu visi dan misi dalam perusahaan penting tidak untuk karyawan itu ketahui?
Vika : Tentu penting Mel, agar karyawan tahu mereka harus melakukan apa dan berpegang pada apa.
4. Peneliti : Bu, kalau untuk instruksi kerja, Ibu lebih sering menggunakan cara seperti apa?
Vika : Kalau aku pribadi lebih senang untuk berkomunikasi secara langsung ya Mel, karena karyawan bisa mengerti maksud dari tugas yang aku berikan. Tapi terkadang ada banyak hal yang masih belum pasti jadi aku masih sering memberikan tugas tiba-tiba.
5. Peneliti : Pernah mengadakan meeting Bu?
Vika : Pernah Mel, untuk bagian kantor biasanya dilakukan setiap Senin dan untuk karyawan lainnya dilakukan satu bulan sekali, tapi itu pun baru
pernah dilaksanakan satu kali karena kesibukan masing-masing jadi belum bisa menentukan waktu yang tepat. Meeting ini pun dipisah Mel, karena ada beberapa hal yang memang tidak perlu diketahui oleh karyawan lainnya hanya bagian staff kantor saja yang perlu tahu. Jadi, jika memang ada hal yang perlu untuk diketahui oleh semua civitas Palacio, barulah
orang kantor yang akan mengkoordinasikan informasi tersebut. Kenapa?
Karena pemimpin tidak selalu bertindak dan turun secara langsung di lapangan.
6. Peneliti : Menurut Ibu, instruksi kerja yang baik seperti apa?
Vika : Menurut aku komunikasi yang baik itu berupa komunikasi yang dilakukan secara dua arah. Jadi saat aku memberikan tugas mereka bisa langsung berdiskusi dengan ku dan setelah ada acara di Palacio, biasanya aku bertanya mengenai keseluruhan acara.
7. Peneliti : Siapa yang biasanya Ibu ajak untuk berdiskusi dan frekuensi sesering apa?
Vika : Biasanya aku bertanya dan berdiskusi dengan orang di kantor dan kalau ada masalah langsung didiskusikan untuk menemukan letak kesalahannya agar tidak terulang lagi. Kalau untuk sering tidaknya lumayan sering karena banyak hal yang harus disamakan.
8. Peneliti : Kalau sistem kerja yang Ibu jalankan saat ini seperti apa?
Vika : Menurut aku, aku dalam memberikan tugas bukan dalam perintah dalam artian kasar, tapi lebih saling terbuka, berdiskusi bukan otoriter. Karena kalau dengan begitu, kenyaman kerja bisa menjadi tidak nyaman.
9. Peneliti : Kalau dalam memberikan masukan ataupun informasi untuk karyawan bagaimana Bu?
Vika : Biasanya melalui perwakilan Mel, karena tidak semua harus dikerjakan oleh pimpinan, agar bawahan juga bisa bertindak dengan mandiri dalam artian memiliki hasrat memiliki dengan artian rasa kekeluargaan dengan Palacio.
10. Peneliti : Untuk peraturan Palacio sendiri bagaimana Bu, apakah sudah jelas atau tidak?
Vika : Sampai sekarang memang masih belum jelas Mel, karena masih banyak yang harus dibenahi dan aku pribadi pun ingin menambahkan beberapa peraturan sesuai dengan pengalaman yang aku rasakan dalam lingkungan Palacio.
11. Peneliti : Kalau memberikan teguran bagaimana Bu?
Vika : Bisanya melalui orang kantor Mel, karena kalau masih belum terlalu parah aku tidak ikut campur, tapi kalau ada laporan dari orang kantor baru biasanya aku panggil orangnya dan aku yang menegur langsung. Tapi susah juga Mel, kita sendiri tau bagaimana kinerja temen- temen kan, jadi aku harus pelan-pelan tahu karakter mereka dan pasti mereka juga melakukan hal yang sama, yaitu beradaptasi dengan model yang aku terapkan di Palacio.
12. Peneliti : Mengenai deadline tugas bagaimana Bu, sudah jelas atau tidak?
Vika : Kalau deadline pasti ada Mel, supaya kita tahu dan semua rencana jelas. Jadi. Pada saat hari H acara tidak ada yang terlupakan.
Misal, harus tahu semua sudah beres, seperti listrik, teknis, vendor, dan lainnya. Semuanya tentu dikoordinasikan dengan yang bersangkutan.
13. Peneliti : Dalam hal pengambilan keputusan bagaimana Bu?
Vika : Kalau pengambilan keputusan, semuanya kembali ke aku Mel, soalnya harus jelas dan tidak sembarangan. Kalau pun aku di luar kota, biasanya menghubungi aku lewat email, Blackberry Massager, dan what’s app. Jadi, selama ini belum pernah yang bener-bener biarin karyawan untuk mengambil keputusan sendiri. Semuanya pasti berdasarkan keputusan aku.
14. Peneliti : Bu, selama ini pernah memberikan penghargaan untuk karyawan?
Vika : Kalau aku penghargaan berdasarkan gaji, jadi kalau gaji aku naikkan, berarti aku menghargai kinerja mereka dan pada saat kenaikan gaji, biasanya
aku jelaskan ke mereka kenapa gaji mereka bisa naik. Selama ini, hanya berdasarkan itu sih Mel bentuk penghargaannya.
15. Peneliti : Bu, tapi kan bukan sebaiknya diberikan penghargaan selain berupa gaji?
Vika : Kalau dengan cara lain Mel, takutnya timbul persaingan yang tidak baik karena kan mereka ingin menjadi yang terbaik di lingkungan kerja.
16. Peneliti : Kalau berdiskusi seberapa sering Bu dengan bawahan?
Vika : Biasanya setelah selesai acara, tapi kadang kalau tidak ada laporan yang serius, tidak diskusi, cuma akan dibahas pada saat pertemuan di kantor yang setiap hari Senin itu, Mel.
17. Peneliti : Kalau perlakuan ke karyawan bagaimana Bu?
Vika : Kalau perlakuan ke karyawan otomatis berbeda Mel, masing- masing karyawan diperlakukan memang tidak sama. Karena setiap karyawan kinerja tidak sama, selain itu juga tergantung dengan apa yang mereka perbuat untuk Palacio.
18. Peneliti : Jadi ya Bu, kalau untuk struktur organisasinya sendiri bagaimana?
Vika : Kalau untuk saat ini Mel karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak dan masih sering berganti anggota, menurut aku strukturnya masih belum ada rencana perubahan. Selain itu struktur di Palacio Wedding Chapel juga belum konsisten.
A. Profil Informan Aldi (Bukan Nama Sebenarnya)
Aldi yang akrab disapa dengan Al ini merupakan sosok lelaki yang bertanggung jawab dan disiplin dalam pekerjaan. Segala sesuatu yang bisa ia kerjakan akan dikerjakan semampunya. Dalam bekerja ia selalu menekankan loyalitas kepada atasan, hal ini membuat atasannya selalu senang dengan apa yang dikerjakan oleh Aldi. Selain itu, atasan menjadi akrab dengan Aldi. Seperti contoh, 6 tahun yang lalu ia bekerja di Padang, hingga saat ini mantan atasannya masih sering menghubungi Aldi hanya sekedar menanyakan kabar Aldi. Alasan Aldi berhenti dari pekerjaan itu dikarenakan orang tua Aldi sakit keras sehingga ia harus meninggalkan pekerjaan tersebut.
Saat ini Aldi memiliki isteri yang selalu setia menemaninya di kala susah maupun senang. Mereka sering bertukar pikiran baik mengenai permasalahan keluarga dan pekerjaan Aldi. Mereka pun dikaruniai seorang putra. Aldi sering mengajarkan kepada anaknya untuk belajar bertanggung jawab akan apa yang dikerjakan.
Dahulu, Aldi pernah menjadi pegawai panggilan istilah modern nya freelance. Aldi bekerja sebagai sopir pribadi seorang pria berdarah Batak selama kurang lebih 4 tahun dan berhenti. Itu pun bukan karena Aldi diberhentikan, namun karena Aldi yang mengundurkan diri. Aldi berfikir untuk kembali ke desa asalnya karena ingin menemani orang tuanya. Tidak lama setelah Aldi kembali ke desa, ayah Aldi pun meninggal dunia. Aldi anak terakhir dari 5 bersaudara, 3 laki- laki dan 2 perempuan. Namun, saudara Aldi tidak berada di kota asal Aldi.
Mereka berpencar dan sangat jarang untuk saling berkabar. Karena hal tersebut, Aldi tidak tahu lagi harus berbuat apa. Maka dari itu Aldi memutuskan untuk mencari pekerjaan di Surabaya. Awalnya Aldi seorang diri ke Surabaya, anak dan istri tetap di desa. Setelah mendapatkan pekerjaan, barulah Aldi menjemput anak dan istrinya. Sementara itu, Ibu Aldi dititipkan pada sanak saudara dari ayah Aldi.
Bekerja selama 1 tahun diperusahaan kayu, Aldi pun mendengar bahwa Palacio membuka lowongan pekerjaan. Segera Aldi melamar pada Palacio Wedding Chapel dan setelah melewati masa interview, Aldi pun diterima untuk bekerja di Palacio Wedding Chapel hingga saat ini.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan percakapan mendasara seperti menanyakan kabar dari informan dan membahas hal seperti kesibukan peneliti saat ini apa saja. Setelah itu, barulah peneliti mulai memberikan pertanyaan dengan gaya tidak terlalu formal.
B. Profil Informan Malinda (Bukan Nama Sebenarnya)
Malinda dikenal sebagai anak yang mandiri dan tidak pernah membantah perkataan orang tua. Malinda bekerja sebagai supervisor pada sebuah rumah makan ternama di Surabaya. Malinda bertahan selama 6 tahun dalam pekerjaannya hingga tahun 2001. Pada tahun 2002 awal, Malinda mendapat tawaran pekerjaan yang lebih menjanjikan dan akhirnya memutuskan untuk pindah dari pekerjaan lamanya. Pada pertengahan tahun 2007 pada bulan Juni, ayah Malinda berpulang. Sejak saat itu, Malinda bekerja lebih giat dan serius lagi karena ia berkewajiban untuk menafkahi Ibunya. Sejak saat itu, hubungan Malinda dengan Ibu semakin dekat. Malinda menjadi tulang punggung dan kepala rumah tangga keluarganya. Ia belajar untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab akan segala hal di rumah.
Malinda merasa pekerjaannya yang dia geluti itu sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Pada tahun pertama bekerja, tahun 2002, ia pun menjalin kasih dengan salah seorang karyawan di perusahaan tersebut, usia mereka terpaut cukup jauh. Dalam pekerjaannya, Malinda merupakan salah seorang karyawan yang dipercayai oleh atasannya dan diberikan tanggung jawab yang cukup beresiko bagi perusahaannya. Ia memiliki beberapa anggota yang membantunya untuk memeriksa segala berkas yang berkaitan dengan jabatannya saat itu dan jika ada yang tidak sama saat di cross check, Malinda memanggil karyawan yang bersangkutan dan menegurnya secara langsung. Malinda tidak pernah memarahi bawahannya. Kinerja Malinda dinilai sangat memuaskan oleh pemilik perusahaan, ia tidak pernah melakukan kecurangan sehingga ia beberapa kali diberikan penghargaan oleh pemilik perusahaan tersebut.
Disebabkan adanya permasalahan keluarga yang terjadi dalam hidupnya, Malinda pun dengan terpaksa mengundurkan diri dari pekerjaannya tersebut,
padahal Malinda merasa sangat nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Malinda tentu tidak putus asa dalam mencari pekerjaan lainnya meskipun Sang suami memiliki usaha sendiri, yang mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka. setelah mengetahui Palacio Wedding Chapel membuka lowongan, dengan segera Malinda mengirimkan lamaran dan alhasil ia pun diterima setelah melakukan sesi interview dengan pemilik Palacio Wedding Chapel.
C. Profil Informan Kara (Bukan Nama Sebenarnya)
Kara Wiratman telah berhasil menyelesaikan perguruan tinggi nya pada salah satu universitas swasta di Surabaya. Di tengah-tengah perkuliahan, orang tua Kara tidak lagi mampu membiayai administrasi perkulihannya. Saat itu, Kara memutuskan untuk bekerja sambil kuliah agar perkuliahannya tidak terputus.
Setelah menyelesaikan perkuliahannya, Kara pun menikah dengan wanita pujaan hatinya yang dikenalnya saat kuliah dan mereka pun hidup berbahagia hingga saat ini dan dikaruniai oleh anak-anak yang santun terhadap orang tua mereka.
Kebutuhan hidup Kara dan keluarga meningkat dikarenakan anak-anak Kara sudah saatnya untuk masuk ke sekolah dasar. Kara pun memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih serius dan dengan pendapatan yang tentunya lebih besar dari pekerjaan sebelumnya. Kara berbekal ijazah S1 nya dan Puji Tuhan, ia pun diterima di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang periklanan. Selama 10 tahun ia bekerja di sana dan merasa sudah terlalu lama, akhirnya Kara memutuskan untuk mengundurkan diri dan berkeinginan untuk memulai usaha sendiri karena Kara mendapat uang pesangon dari pekerjaannya terdahulu. Namun, dikarenakan jiwa karyawan yang masih melekat pada dirinya, Kara tidak melanjutkan niatnya. Ia tetap memilih untuk bekerja dengan orang lain.
Namun, isterinya memberikan masukan untuk membantu kakak iparnya dalam mengelola rumah makan, hal ini bertujuan agar Kara tidak terlalu menghabiskan waktu di luar rumah, menurut isterinya jika ia bekerja pada saudara, fleksibilitas sangat dimungkinkan.
Setelah bekerja selama dua tahun pada usaha keluarga, Kara pun mengundurkan diri karena perlakuan yang tidak wajar dari sanak saudaranya
tersebut. Pada awal tahun 2012, Kara memilih untuk tidak bekerja lagi, hanya bekerja jika diminta tolong oleh tetangga dalam mempersiapkan sebuah pesta di kampungnya. Kara yang sudah terbiasa dengan mengisi waktunya sebagai karyawan merasa jenuh dan bosan karena tidak melakukan apa-apa. Kebetulan, pada saat itu, istri Karlino memberi tahu bahwa Palacio sedang mencari karyawan dan tanpa berpikir panjang, karena Palacio terletak tidak terlalu jauh dengan rumah Kara, dengan segera Kara memasukkan lamaran ke Palacio Wedding Chapel. Pada bulan September 2012 Karlino resmi menjadi karyawan Palacio yang terpilih berdasarkan interview dengan pemilik Palacio.
D. Profil Informan Feli (Bukan Nama Sebenarnya)
Feli seorang wanita yang mandiri dan dikenal sebagai orang yang supel dan mudah bergaul di antara teman-temannya. Orang tua tidak membiasakan Feli untuk menjadi anak yang manja. Feli sebisa mungkin menyelesaikan masalahnya sendiri. Hubungan Feli dengan Ibu tidak ada masalah, hanya saja Feli lebih dekat dengan Ayah. Hubungan dengan saudara baik dan saling mendukung. Feli merupakan tipe wanita yang lebih senang bekerja dengan team karena kalau individu ruang gerak terbatas. Namun, kalau berkelompok bisa eksplore, membangun kekompakkan, kalau individu lebih ke arah ego. Selain itu, bisa mempelajari karakter orang. Bertukar pikiran. Hobi dari Feli adalah bersosialisasi, seperti dunia seni dalam arti dunia entertain. Jadi memang sifatnya terbawa karena lingkungan, jadi suka dengan keramaian dan berhubungan dengan orang banyak.
Feli merupakan sosok yang takut tersaingi dan tidak mau menjadi yang dianak tirikan. Dahulu, Feli teramat sensitif dan memiliki ego yang cukup tinggi.
Contohnya tidak mau disalahkan jika tidak benar melakukan kesalahan tersebut.
Memegang prinsip dan sedikit kaku dalam hal kritik. Feli adalah pribadi yang tidak suka disbanding-bandingkan dengan orang lain. Hal ini disebabkan kalau membandingkan terkadang tidak masuk diakal. Selain itu, Feli merupakan pribadi yang bisa menyesuaikan tempat dan sikap pada saat yang tepat. Feli pribadi yang mudah bergaul dan gampang untuk beradaptasi. Dalam dunia kerja harus bisa menjaga emosi dan rendah hati, kebesaran hati dan harus belajar menerima
karakter orang lain. Maia berpendapat hal itu susah untuk dilakukan. Merasa sudah bisa melakukan hal lain padahal kemampuan diri juga tidak terlalu mampu, selain itu Feli berpendapat bahwa dirinya masih harus mendengarkan saran dari orang lain.
Bekerja kurang lebih selama enam bulan di Palacio Wedding Chapel dan akhirnya memutuskan untuk resign dari perusahaan dikarenakan berbagai macam alasan. Berbagai macam pengalaman didapati Feli saat bekerja di Palacio Wedding Chapel. Saat ini, Feli bekerja pada perusahaan kontraktor di Surabaya.
E. Profil Informan Vika (Bukan Nama Sebenarnya)
Vika Chandrawati yang lebih akrab dengan Vika lahir di Surabaya pada tahun 1983. Sejak kecil dibesarkan dan bersekolah di Surabaya. Vika merupakan alumni dari SMA Swasta di Surabaya dan berhasil menyelesaikan perguruan tinggi dalam bidang manajemen di Surabaya. Vika adalah anak sulung dari tiga bersaudara dan hubungan mereka sangat baik dikarenakan mereka semua adalah perempuan. Saudara nomer dua telah menikah dan adik bungsu Vika bekerja di Jakarta pada sebuah stasiun TV swasta. Perempuan yang memiliki hobi mendengar musik ini juga gemar dalam membuat kue. Sesekali ia membawakan karyawan Palacio Wedding Chapel untuk mencicipi hasil karyanya. Vika juga gemar akan hal yang berbau seni, seperti menghias sweet corner dalam sebuah wedding yang diadakan di Palacio Wedding Chapel.
Perempuan berkulit putih ini memiliki tinggi sekitar 170 cm. Jika Vika berkunjung ke kantor Palacio Wedding Chapel, karyawan senang melihat dandan dari atasannya tersebut. Di kantor ia dikenal sebagai atasan yang kurang terbuka dengan bawahannya. Menurut Vika ia bersikap seperti itu agar hubungan dengan bawahan masih dalam batas yang wajar dan tetap pada konteks atasan dengan bawahan.
Vika adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki dari hasil pernikahan dengan suaminya 8 tahun yang lalu. Anak pertama Vika baru memasuki sekolah dasar dan anak keduanya belum bersekolah. Nama kedua anak Vika terinspirasi
oleh pembalap mobil F1 dikarenakan suami Vika merupakan penggemar berat balap mobil F1.
Sejak berdirinya Palacio Wedding Chapel Vika membantu dalam mengatur manajemen Palacio serta bertanggung jawab akan segala sesuatu yang terjadi di Palacio Wedding Chapel.
Tabel Matriks Pemimpin Palacio Wedding Chapel Surabaya Downward
Communications Sub Dimensi Pemimpin Palacio Wedding Chapel
Instruksi Kerja
a. Cara Penyampaian
Menurut Vika, “Kalau aku pribadi lebih senang untuk berkomunikasi secara langsung ya Mel, karena karyawan bisa mengerti maksud dari tugas yang aku berikan. Tapi terkadang ada banyak hal yang masih belum pasti jadi aku masih sering memberikan tugas tiba-tiba”.
b. Meeting
Vika berpendapat mengenai meeting, “ untuk bagian kantor biasanya dilakukan setiap Senin dan untuk karyawan lainnya dilakukan satu bulan sekali, tapi itu pun baru pernah dilaksanakan satu kali karena kesibukan masing-masing jadi belum bisa menentukan waktu yang tepat. Meeting ini pun dipisah Mel, karena ada beberapa hal yang memang tidak perlu diketahui oleh karyawan lainnya hanya bagian staff kantor saja yang perlu tahu. Jadi, jika memang ada hal yang perlu untuk diketahui oleh semua civitas Palacio, barulah orang kantor yang akan mengkoordinasikan informasi tersebut.
Kenapa? Karena pemimpin tidak selalu bertindak dan turun secara langsung di lapangan”.
c. Instruksi yang baik seperti apa
“Menurut aku komunikasi yang baik itu berupa komunikasi yang dilakukan secara
ku dan setelah ada acara di Palacio, biasanya aku bertanya mengenai keseluruhan acara”, ungkap Vikamengenai instruksi yang baik.
d. Frekuensi berdiskusi
Vika menjawab, “Biasanya aku bertanya dan berdiskusi dengan orang di kantor dan kalau ada masalah langsung didiskusikan untuk menemukan letak kesalahannya agar tidak terulang lagi. Kalau untuk sering tidaknya lumayan sering karena banyak hal yang harus disamakan”.
e. Sistem kerja
Mengenai sistem kerja menurut Vika,
“Menurut aku, aku dalam memberikan tugas bukan dalam perintah dalam artian kasar, tapi lebih saling terbuka, berdiskusi bukan otoriter. Karena kalau dengan begitu, kenyaman kerja bisa menjadi tidak nyaman.”
Ideologi
a. Visi dan Misi Palacio
“Visi nya adalah The Place for Celebrating and Pleasure dan misinya adalah Palacio Wedding Chapel Surabaya akan selalu menawarkan penawaran yang sesuai dengan kebutuhan khalayak dan tentunya dengan memberikan pelayanan yang memuaskan dan terbaik. Aku ingin memberikan sesuatu yang berbeda Mel, bagi konsumen di Surabaya, jadi ada hal baru yang bisa dinikmati oleh konsumen,”
ujar Vika.
b. Penyebaran visi dan misi
Menuru t Vika belum pernah ada diskusi mengenai visi dan misi yang terbukti dari perkataannya, “ Untuk saat ini memang belum pernah aku bahas secara terbuka dengan bawahan, tapi dengan apa yang ada aku harapkan mereka bisa mengerti dan paham visi dan misi Palacio Wedding Chapel dengan cara aku arahkan pada pekerjaan yang aku kasi”.
c. Penting untuk diketahui oleh karyawan
“Tentu penting Mel, agar karyawan tahu mereka harus melakukan apa dan berpegang pada apa
Informasi
a. Cara penyampaian informasi
“Biasanya melalui perwakilan Mel, karena tidak semua harus dikerjakan oleh pimpinan, agar bawahan juga bisa bertindak dengan mandiri dalam artian memiliki hasrat memiliki dengan artian rasa kekeluargaan dengan Palacio”, ujar Vika.
b. Kejelasan peraturan
Peraturan di Palacio belum jelas, hal ini diungkapkan oleh Vika dengan penuturan,
“ Sampai sekarang memang masih belum jelas Mel, karena masih banyak yang harus dibenahi dan aku pribadi pun ingin menambahkan beberapa peraturan sesuai dengan pengalaman yang aku rasakan dalam lingkungan Palacio”.
c. Deadline “Kalau deadline pasti ada Mel, supaya
terlupakan. Misal, harus tahu semua sudah beres, seperti listrik, teknis, vendor, dan lainnya. Semuanya tentu dikoordinasikan dengan yang bersangkutan”, terang Vika.
d. Kejelasan struktur
“Kalau untuk saat ini Mel karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak dan masih sering berganti anggota, menurut aku strukturnya masih belum ada rencana perubahan. Selain itu struktur di Palacio Wedding Chapel juga belum konsisten”, jelas Vika.
Feedback
a. Penghargaan
Vika menanggapi mengenai penghargaan dengan mengutarakan, “Kalau aku penghargaan berdasarkan gaji, jadi kalau gaji aku naikkan, berarti aku menghargai kinerja mereka dan pada saat kenaikan gaji, biasanya aku jelaskan ke mereka kenapa gaji mereka bisa naik. Selama ini, hanya berdasarkan itu sih Mel bentuk penghargaannya”.
b. Masukan kepada karyawan
Memberi masukan kepada karyawan tidak spenuhnya dilakukan oleh pimpinan, “ Bisanya melalui orang kantor Mel, karena kalau masih belum terlalu parah aku tidak ikut campur, tapi kalau ada laporan dari orang kantor baru biasanya aku panggil orangnya dan aku yang menegur langsung. Tapi susah juga Mel, kita sendiri tau bagaimana kinerja temen- temen kan, jadi aku harus pelan-pelan tahu
melakukan hal yang sama, yaitu beradaptasi dengan model yang aku terapkan di Palacio”.
c. Perlakuan terhadap karyawan
“Kalau perlakuan ke karyawan otomatis berbeda Mel, masing-masing karyawan diperlakukan memang tidak sama. Karena setiap karyawan kinerja tidak sama, selain itu juga tergantung dengan apa yang mereka perbuat untuk Palacio,” jawab Vika.
Doktrin
a. Menjanjikan kenyaman kerja
Vika menganggap hal ini belum pernah dilakukan oleh dirinya dengan mengungkapkan, “Belum pernah melakukan hal ini Mel karena sebisa mungkin dengan komunikasi yang aku berikan, mereka bisa merasa nyaman dengan lingkungan pekerjaan mereka”.
b. Loyalitas pada peraturan
Menurut Vika, karyawan Palacio tidak terlalu taat pada peraturan, “Mereka masih tidak menunjukkan kesetiaan pada Palacio Mel dan juga ada beberapa yang memang tidak taat pada peraturan, aku sudah mengkomunikasikan peraturan kepada mereka dan juga melalui perwakilan di kantor”.
Pengambilan
Keputusan a. Pembagian wewenang
“Kalau pengambilan keputusan, semuanya kembali ke aku Mel, soalnya harus jelas dan tidak sembarangan. Kalau pun aku di luar kota, biasanya menghubungi aku
yang bener-bener biarin karyawan untuk mengambil keputusan sendiri. Semuanya pasti berdasarkan keputusan aku”, tanggapan Vika mengenai wewenang pengambilan keputusan.