• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III SINKRONISASI PPROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK

3.1. Profil WPS dan Kawasan dalam WPS

3.1.2. Profil Kawasan dalam Wilayah Pengembangan Strategis

Kawasan dalam wilayah pengembangan strategis adalah kawasan – kawasan potensial yang dapat menjadi pemicu dalam pengembangan ekonomi wilayah berbasis market driven. Dengan demikian kawasan – kawasan ini menjadi prioritas dalam pengembangan sehingga nantinya dapat juga mengembangkan daerah – daerah disekitarnya.

A. Kawasan (1.1) Strategis Pariwisata dan Maritim Sabang

Kawasan strategis pariwisata dan maritim sabang merupakan sebuah kawasan kepulauan yang terdiri dari Kota Sabang yang merupakan kota administrasi dan Pulau Weh yang merupakan pulau terbesar diantara Pulau Rubiah dan Seulako di kawasan tersebut. Kepulauan yang kaya akan ekosistemnya ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai suaka alam dengan luas wilayah 60 km2. Pulau yang terkenal sebagai satu - satunya habitat katak “Bufo Valhallae” yang statusnya terancam ini merupakan kawasan dengan potensial hasil perikanan dan pariwisata bahari yang menjadi andalan untuk pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

Gambar 2.7 Kawasan (1.1) Strategis Pariwisata dan Maritim Sabang

Kawasan Strategis Pariwisata dan Maritim Sabang terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKSN dan PKW Sabang

b. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang c. Bendungan Paya Seunara

B. Kawasan (1.2) Industri Lhokseumawe – Bireuen

Kawasa industri Lhokseumawe – Bireuen merupakan kawasan industri yang mencakup 2 wilayah administrasi yaitu Kota Lhoseumawe dan Kabupaten Bireuen sebagai pusat administrasi di kawasan industri tersebut. kawasan industri Lhokseumawe – Bireuen merupakan kawasan industri terbesar di Provinsi Aceh dengan adanya industri pengolahan gas alam cair seperti PT. Arun LNG, pabrik kertas Kraft Aceh, Aceh Asean

Fertilizer, dan Pupuk Iskandar serta beberapa perusahaan besar menjadikan kawasan tersebut sebagai penggerak roda pertumbuhan di Provinsi Aceh.

Gambar 2.8 Kawasan (1.2) Industri Lhokseumawe Bireuen

Kawasan Industri Lhokseumawe – Bireuen terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKN Kota Lhokseumawe b. Kawasan Industri Lhokseumawe c. KPS Teupimane

C. Kawasan (1.3) Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam

Kawasan ekonomi terpadu Banda Aceh Darussalam merupakan pusat kawasan perkotaan sekaligus sebagai pusat administrasi Ibu Kota Provinsi Aceh yang mempunyai potensi pariwisata kota dengan landmark Masjid Raya Baiturrahman sebagai titik sentral. Kawasan perkotaan dengan luas 61,36 km2 merupakan kawasan pusat administrasi, politik, sosial, pariwisata dan perniagaan merupakan kota yang memiliki sejarah panjang.

Gambar 2.9 Museum Tsunami di Kawasan (1.3) Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam

Kawasan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. Pelabuhan Umum Malahayati b. PKW Banda Aceh

c. Bendungan Rajui d. Bendungan Keureuto e. Bendungan Tiro f. Bendungan Rukoh

g. Kapet Banda Aceh Darussalam

h. Pelabuhan Penyeberangan Ulele (Ulee Lheue) D. Kawasan (1.4) Lumbung Pangan Peureulak

Kawasan Lumbung Pangan Peureulak merupakan kawasan pertanian penghasil padi, kedelai, dan jagung dengan luas lahan pertanian padi 35.065 ha dan 15.000 ha lahan pertania kedelai serta 15.000 ha Lahan pertanian Jagung sebagai produk komoditi unggulan di Kabupaten Aceh Timur. Hasil pertanian di kawasan lumbung pangan Peureulak sebagai pendukung kebutuhan baik untuk kawasan regional Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa maupun Nasional. Bukti bahwa kawasan tersebut memiliki potensial untuk lumbung pangan adalah tercermin dari penghargaan peringkat ke 6 pada tahun 2015 dalam hal memenuhi kebutuhan produk komoditas Nasional.

Kawasan Lumbung Pangan Peureulak terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKW Langsa

Ga mbar 2 .1 1 Pe ta Kaw as an di W PS 1 S ab an g B an da A ce h - L an gs a

E. Kawasan (2.1) Metropolitan Mebidangro

Kawasan Metropolitan Mebidangro adalah kesatuan kawasan yang terdiri dari 2 Kota dan 2 Kabupaten administrasi diantaranya Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo yang merupakan konsep keterpaduan perkotaan metropolitan yang mengusung kota metropolitan yang cerdas dan memperhatikan lingkungan. Kawasan andalan perkotaan medan masih menjadi daya tarik bagi masyarakat urban baik di Provinsi Sumatera Utara maupun Pulau Sumatera. Dengan konsep pembangunan kawasan Metropolitan yang cerdas dan memperhatikan lingkungan diharapkan kota metropolitan Mebidangro menjadi contoh sebagai alat pertumbuhan baru untuk menjadikan pusat – pusat pertumbuhan disekitarnya.

Kawasan Metropolitan Mebidangro terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. Pelabuhan Umum Belawan

b. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan c. Bandar Udara Kargo Kualanamu

d. PKN Kawasan Perkotaan Mebidangro e. Bendungan Lausimeme

f. Pelabuhan laut Tanjung Beringin

F. Kawasan (2.2) Pertumbuhan Baru Sei Mangkei – Kuala Tanjung

Kawasan Pertumbuhan Sei Mangkei – Kuala Tanjung merupakan kawasan ekonomi khusus yang bergerak dibidang industri pengolahan dan Pelabuhan, dengan pusat administrasi Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara menjadikan Kawasan tersebut merupakan kawasan andalan industri di Sumatera Utara dengan adanya parbrik Unilever, Oleo Nusantara, JVL Nusantaradan lainnya menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan baru dengan dukungan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai alat pendukung distribusi untuk kawasan tersebut.

Gambar 2.13 Pabrik Unilever dalam Kawasan (2.2) Pertumbuhan Baru Sei Mangkei – Kuala Tanjung

Kawasan Pertumbuhan Baru Sei Mangkei – Kuala Tanjung terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKW Kota Tebing Tinggi b. Pelabuhan Kuala Tanjung c. KI Kuala Tanjung

d. KI Sei Mangkei e. KEK Sei Mangkei

G. Kawasan (2.3) Strategis Priwisata Danau Toba – Samosir

Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba – Samosir adalah kawasan yang yang mencakup 6 Kabupaten yaitu Kabupaten Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, Kumbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir dan Karo. Danau toba sebagai sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional merupakan dana tekto vulkanik dengan ukuran luas 1.130km2 dan lebar 30 km yang merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Menjadikan Danau Toba sebagai Landmark Provinsi Sumatera Utara dan Pulau Samosir sebagai potensi kebudayaan setempat.

Kawasan Pariwisata Danau Toba – Samosir terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PKW Balige b. PKW Sidikalang c. PKW Pematangsiantar d. KSPN Danau Toba e. KPPN Sidikalang

f. Kawasan Ekosistem Leuser H. Kawasan (2.4) Industri Dumai

Kawasan Industri Dumai adalah kawasan industri yang didominasi oleh pertambangan dan ekspor minyak dan gas bumi menjadikan Kota Dumai dikenal sebagai Kota Minyak. Kota industri berskala besar ini merupakan kota yang mempunyai potensi sebagai kota berpenghasilan hasil pengolahan pertanian dan perikanan

Gambar 2.15 Peta Kawasan (2.4) Industri Dumai

Kawasan Industri Dumai terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PKN Dumai

b. PKSN Dumai c. KTM Pulau Rupat d. PKW Bengkalis e. PKW Bagan Siapi – Api

I. Kawasan (2.5) Pertumbuhan Utama Pekansikawan

Kawasan pertumbuhan utama Pekansikawan merupakan kawasan yang meliputi Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar. Pekan Baru yang merupakan kawasan perkotaan

perdagangan dan jasa dengan tingkat urbanisasi yang tinggi mendorong konsep Metropolitan sebagai solusi untuk meningkatkan pusat – pusat pertumbuhan baru.

Kawasan Pertumbuhan Utama Pekansikawan terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKN Pekanbaru b. PKW Siak

c. PKW Pangkalan Kerinci d. PKW Bangkinang

e. Pelabuhan Penyeberangan Mengkapan

Gambar 2 .17 Pe ta K aw asan WP S 2 M edan Te bi ng T inggi D umai Pe kanbar u

J. Kawasan (3.1) Strategis Perindustrian Batam

Kawasan strategis perindustrian Batam merupakan kawasan industri yang terbagi menjadi industri berat dan ringan dengan didominasi oleh industri berat galangan kapal, industri fabrikasi, industri baja dan logam. Sedangkan industri ringan didominasi oleh manufaktur, industri elektronik, industri garment dan industri plastik. Kawasan tersebut merupakan kawasan andalan industri di Provinsi Kepulauan Riau dengan beberapa kawasan pendukung disekitarnya.

Kawasan Perindustrian Batam terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PKN Batam

b. PKSN Batam

c. Pelabuhan Batu Ampar

d. Pelabuhan ASDP Telaga Punggur e. Bendungan Estuari Sei Gong

f. Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdaganan Bebas Batam, Bintan, Karimun

K. Kawasan (3.2) Pariwisata dan Maritim Tanjung Pinang

Kawasan Pariwisata dan Maritim Tanjung Pinang merupakan kawasan dengan potensi pariwisata dan hasil perikanan laut yang menjadikan Tanjung Pinang sebagai pusat alternatif wisatawan yang berkunjung ke Batam. Saat ini beberapa kawasan pariwisata bahari terutama pada KSPN Lagoi dengan potensi keindahan alam membuat kawasan tersebut menjadi destinasi baru bagi wisatawan mancanegara. Selain itu, Kawasan pariwisata perkotaan dan maritim menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Kota yang menjadi Pusat Administratif di Provinsi Kepulauan Riau ini.

Gambar 2.19 Kawasan (3.2) Pariwisata dan Maritim Tanjung Pinang

Kawasan Pariwisata dan Maritim Tanjung Pinang terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKW Kota Tanjung Pinang b. Pelabuhan Tanjung Mocoh c. KSPN Lagoi

Gambar 2 .20 Pe ta WPS 3 Bat am Tanj ung Pi nang

L. Kawasan (4.1) Perkotaan sibolga

Sibolga merupakan salah satu kotamadya di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di pantai barat Pulau Sumatera. Kota yang berhubungan langsung dengan Padang Sidimpuan ini merupakan Kota pesisir yang mempunyai banyak potensi salah satunya adalah pariwisata Pulau Poncan Gadang yang merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang menjadi daya tarik untuk wisatawan dalam negeri dan luar negeri.

Kawasan Perkotaan sibolga terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PPN Sibolga

b. PKW Padang Sidimpuan c. PKW Sibolga

d. Pelabuhan Laut Labuhan Angin (PR)

e. Pelabuhan Laut Parlimbungan Ketek (Pelabuhan Pengumpul)

Gambar 2.21 Kawasan (4.1) Perkotaan Sibolga

M. Kawasan (4.2) Perkotaan Palapa dan Strategis Pariwisata Bukittinggi

Kawasan Perkotaan Palapa dan Strategis Pariwisata Bukittinggi merupakan kawasan Metropolitan yang terdiri dari Kota Padang, Lubuk Kalung dan Pariaman dengan dukungan kawasan pariwisata perkotaan Bukittinggi

diantaranya danau maninjau dan danau singkarak serta wisata perkotaan yang merupakan potensi untuk dikembangkan sebagai kota metropolitan yang terintegritas.

Kawasan Perkotaan Palapa dan Strategis Pariwisata Bukittinggi terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. Pelabuhan Umum Teluk Bayur b. PPS Bungus

c. KSPN Mandeh

d. KPPN IV Jurai, Koto XI Tarusan, Lunang Silaut (Tapan) e. KTM Lunang Silaut

f. Kawasan Metropolitan Palapa g. PKN Padang

h. PKW Bukittinggi

i. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang j. PKW Pariaman

k. Terminal Tipe A Padang

Gambar 2.22 Perkotaan di Kawasan (4.2) Perkotaan Palapa dan Strategis Pariwisata Bukittinggi

N. Kawasan (4.3) Perkotaan Bengkulu dan Perdesaan Terkait

Kawasan Perkotaan Bengkulu dan Perdesaan Terkait merupakan kawasan perkotaan yang menjadi satu kesatuan kawasan dengan berbagai potensi di dalamnya sehingga aktivitas disuatu kawasan tersebut saling terkait dengan yang lainnya mengakibatkan konsep pengembangan kawasan sekitar diarahkan untuk mendukung perekonomian di kawasan tersebut. sehingga antara perkotaan dan perdesaan bisa menjadi pendorong kemajuan perekonomian di Provinsi Bengkulu.

kawasan sebagai berikut:

a. KPPN Ketahun, Agramakmur, Padang Jaya (Batiknau) b. KTM Legita

c. PKW Bengkulu d. PKW Muko – Muko

e. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat

Gambar 2 .24 Pe ta K aw asan WP S 4 S ibol ga Padan g - Be ngkul u

O. Kawasan (5.1) Ekonomi dan Strategis Pariwisata Jambi

Kawasan Ekonomi dan Strategis Pariwisata Jambi merupakan kawasan potensial pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata dengan potensi wisata sejarah Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Menjadikan kawasan tersebut memiliki daya tarik untuk wisatawan untuk mengetahui sejarah kebudayaan daerah setempat.

Gambar 2.25 Kawasan (5.1) Ekonomi dan Strategis Pariwisata Jambi

Kawasan Ekonomi dan Strategis Pariwisata Jambi terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKN Jambi

b. Pelabuhan Talang Duku

c. KSPN Situs Purbakala Kompleks Percandian Muaro Jambi d. Kawasan Taman Nasional Berbak

P. Kawasan (5.2) Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api

Kawasan Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api merupakan kawasan ekonomi khusus yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 sebagai kawasan yang fokus pada kegiatan industri pengolahan karet, kelapa sawit dan petrokimia. Kawasan tersebut merupakan kebijakan pemerintah dalam upaya untuk menumbuhkan perekonomian di daerah sekitar.

Gambar 2.26 Kawasan (5.2) Ekonomi Terpadu Tanjung Api - Api

Kawasan Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. Pelabuhan Umum Palembang Boom Baru b. Pelabuhan ASDP Tanjung Api – Api c. KPPN Air Salek, KPPN Banyuasin d. KPPN Muara Telang

e. Kawasan Metropolitan Patung Raya Agung f. KEK Tanjung Api – Api

Q. Kawasan (5.3) Maritim Pangkal Pinang

Kawasan Maritim Pangkal Pinang merupakan kawasan pesisir pantai dengan kota administrasi Kota Pangkal Pinang sebagai salah satu Kota di Provinsi Bangka Belitung sekaligus Ibu Kota Provinsi dengan potensi beberapa kawasan pariwisata disekitarnya seperti pantai pasir padi,

pantai sempur dan pantai telapak kaki dewa menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan di Provinsi Bangka Belitung.

Gambar 2.27 Kawasan (5.3) Maritim Pangkal Pinang

Kawasan Maritim Pangkal Pinang terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PKW Pangkal Pinang

b. Pelabuhan Tanjung Kelian

c. Pelabuhan Perkanan Nusantara Sungai Liat d. KI Bangka

e. KPPN Pualu Besar f. KTM Batu Betumpang g. PKW Muntok

R. Kawasan (5.4) Strategis Pariwisata Belitung

Kawasan Strategis Pariwisata Belitung merupakan kawasan pariwisata dengan daya tarik pantai dan batu yang merupakan kawasan andalan di Pulau Belitung dengan letak pulau diapit oleh selat Gaspar dan selat Karimata menjadikan kawasan tersebur sebagai kawasan strategis pariwisata nasional dengan kawasan andalan seperti KSPN Tanjung Kelayang.

Gambar 2.28 Pantai Tanjung Kelayang di Kawasan (5.4) Strategis Pariwisata Belitung

Kawasan Pariwisata Belitung terdiri dari sub kawasan sebagai berikut: a. PPN Tanjung Pandan

b. KSPN Tanjung Kelayang

c. KPPN Selat Nasik (Tanjung Pandan) d. KPPN Manggar

e. PKW Tanjung Pandan f. PKW Manggar

Gambar 2 .29 Pe ta K aw asan 5 J ambi Pal embang Pan gkal Pi nan g Tanj ung Panda n

S. Kawasan (6.1) Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api

Kawasan Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api merupakan kawasan ekonomi khusus yang bergerak di bidang industri dengan area seluas 2.300 ha yang dikelola oleh perusahaan joint venture antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui BUMD dan PT. Hutama Karya (Persero) dengan tujuan membangun pertumbuhan baru dengan cara menyediakan kawasan khusus industri di daerah administrasi Kabupaten Banyuasin tersebut.

Gambar 2.30 Kawasan (6.1) Ekonomi Terpadu Tanjung Api - Api

Kawasan Ekonomi Terpadu Tanjung Api – Api terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. Pelabuhan ASDP Tanjung Api – Api b. KPPN Air Salek, KPPN Banyuasin c. KPPN Muara Telang (Tanjung Siapiapi) d. KEK Tanjung Api – Api

T. Kawasan (6.2) Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Palembang

Kawasan Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Palembang merupakan kawasan dengan konsep metropolitan masa depan yang memperhatikan

lingkungan. Kawasan yang terdiri atas beberapa Kota dan Kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan pusat – pusat pertumbuhan baru.

Gambar 2.31 Kawasan (6.2) Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Palembang

Kawasan Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Palembang terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKN Palembang b. Pelabuhan Boom Baru

c. Kawasan Metropolitan Patungraya Agung d. KTM Parit Rambutan

U. Kawasan (6.3) Lumbung Pangan Mesuji

Kawasan Lumbung Pangan Mesuji merupakan kawasan dengan potensi andalan sektor pertanian padi sebagai sektor yang menjadi nilai ekonomis. Disebut kawasan lumbung pangan Mesuji karena kawasan tersebut sebagai upaya pemerintah setempat untuk mendorong bahwa sektor pertanian adalah hal utama bagi perkembangan kabupaten yang berada pada wilayah terluar Provinsi Lampung Tersebut.

Kawasan Lumbung Pangan Mesuji terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. KI Tulang Bawang b. KTM Mesuji c. KPS Gunung Sugih

Gambar 2.32 Lahan Cetak Sawah di Kawasan (6.3) Lumbung Pangan Mesuji

V. Kawasan (6.4) Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Bandar Lampung

Kawasan Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Bandar Lampung merupakan kawasan perkotaan metropolitan dengan cakupan wilayah administrasi diantaranya adalah Kota Bandar Lampung, Kota Metro, Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan dan Lampung Timur. Kawasan yang merupakan mempunyai fasilitas yang memadai untuk aktivitas sosial dan ekonomi. dengan mengusung Kota Metropolitan yang efisien, Cerdas dan memperhatikan Lingkungan. Sebagai kota metropolitan masa depan, Kota metropolitan tersebut adalah upaya Pemerintah untuk mengatasi persoalan urbanisasi yang tinggi mengakibatkan peta sebaran aktivitas nasional hanya tersebar dibeberapa kawasan.

Kawasan Metropolitan dan Ekonomi Terpadu Bandar Lampung terdiri dari sub kawasan sebagai berikut:

a. PKN Kota Bandar Lampung b. KI Tanggamus

c. Pelabuhan ASDP Bakauheni d. Pelabuhan Panjang

e. KTM Rawapitu f. PKW Metro g. PKW Kalianda h. PKW Kota Agung i. Bendungan Segala Mider j. Bendungan Sukaraja Tiga

Gambar 2 .34 Pet a K awasa n d i WP S 6 Mer ak Bak auhe ni Banda r L ampung Pal emban g Tanj ung Api -api

3.2. Analisis Kelayakan Program Jangka Pendek 2018 – 2020 Pulau