BAB III: PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
2. Profil Keluarga
a. Profil Keluarga Bapak SGY dan Ibu YS
Bapak SGY lahir 41 tahun yang lalu di Gendongan, Salatiga.
Sedangkan istrinya YS lahir pada tahun 1979 lalu di Banyuputih,
Salatiga. SGY dan YS menikah pada tahun 2003. Keluarga ini memiliki
tiga anak, anak pertama perempuan yang bernama ERK yang merupakan
siswi kelas VII SMPLB Negeri Salatiga, anak yang kedua AGT yang
masih duduk di bangku kelas II Sekolah Dasar, dan anak yang ketiga
seorang laki-laki yang masih berusia enam bulan. Selain itu, pendidikan
terakhir SGY adalah SMA/sederajat, sedangkan ibu YS hanya lulusan
SD.
Bapak SGY adalah seorang ahli pijat syaraf dan peternak
pembibitan lele di depan rumahnya. Sedangkan ibu YS adalah seorang
mantan pekerja pabrik rokok yang sekarang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga.
Pada saat itu, Bapak SGY dan Ibu YS tidak menyadari jika ERK
memiliki keistimewaan tunagrahita. Kecurigaannya muncul ketika ERK
Ketika duduk di bangku RA, secara fisik ERK berekembang selayaknya
anak berusia lima tahun pada umumnya. Namun yang diherankan oleh
Ibu YS adalah ERK tidak mau diam di kelas. Maunya hanya bermain
saja. Selama dua tahun perkara itu Ibu YS maklumi mungkin karena
masih kecil.
Setelah selesai belajar di RA, ERK melanjutkan pendidikannya di
bangku Madrasah Ibtida‟iyah (MI) yang setara dengan Sekolah Dasar
(SD) selama satu tahun saja. Saat itu kecurigaan Ibu YS terhadap ERK
semakin bertambah ketika melihat ERK yang tidak mau duduk diam di
kelas dan selalu berada di luar kelas. Setiap pulang sekolah Ibu YS harus
pergi ke rumah teman ERK untuk mencatat mata pelajaran pada hari itu.
Lama kelamaan YS tersadar, apakah YS harus begini terus dan
membiarkan ERK tidak berkembang selayaknya anak lain. Kemudian Ibu
YS membawa ERK ke psikolog dan barulah Ibu YS mengetahui yang
sebenarnya. Kemudian ERK di sekolahkan di SLB Negeri Salatiga atas
saran dari psikolog tersebut.
b. Profil Keluarga Bapak GYN dan Ibu RBN
Bapak GYN lahir pada tahun 1960, yaitu 56 tahun yang lalu.
Sedangkan istrinya, Ibu RBN lahir pada tahun 1965, yang saat ini telah
berusia 51 tahun.
Dalam kesehariannya Bapak GYN yang merupakan lulusan SD
menjalani aktivitasnya mencari rumput untuk hewan ternaknya.
pembantu rumah tangga di perumahan Gliko Indah, batas kota Salatiga.
Bapak GYN dan Ibu RBN memiliki tiga anak. Anak pertama sudah
menikah, anak yang kedua sudah bekerja di daerah Karangjati, dan anak
ketiga adalah STY, siswa kelas 8-C1.
STY lahir selayaknya anak normal seperti biasanya. Ibu RBN
mulai menyadari kejanggalan STY ketika bersekolah di TK yang kalau
pelajaran menulis tidak mau diam, tapi untuk hafalan mudah hafal, tapi
setelah itu lupa lagi dan tidak ada perkembangannya. Setiap pulang
sekolah juga STY langsung pergi dari rumah, pergi bermain entah
kemana. Seusai pendidikan TK-nya Ibu RBN pernah merasa berputus asa
karena tidak melihat perkembangan yang sewajarnya pada diri STY.
Kemudian Ibu RBN mendapat penuturan dari kepala sekolah TK, bahwa
STY berbeda dari teman-temannya dan disarankan untuk melanjutkan
pendidikannya di SLB N Salatiga.
c. Profil Keluarga Bapak TMY dan Ibu MKN
Bapak TMY lahir di Ambarawa, Kab. Semarang pada tanggal 12
Agustus 1951 lalu. Istrinya, MKN berasal dari Pabelan, Kab. Semarang
yang lahir 57 tahun yang lalu.
Bapak TMY memiliki tiga anak. Anak pertama baru lulus SMK
PGRI dua tahun lalu dan sekarang sudah bekerja. Anak kedua masih
duduk di bangku kelas IX SMP dan anak ketiga yaitu ANF sekarang
Bapak TMY adalah seorang pensiunan PNS yang berlatar belakang
pendidikan terakhir SMP/sederajat. Sedangkan istrinya merupakan
lulusan SD yang saat ini menjadi pekerja swasta. ANF lahir 14 tahun
yang lalu tumbuh dan berkembang layaknya anak seusianya. Namun dari
cara berpikirnya lambat dan bicaranya tidak jelas. Ketika kelas I SD,
ANF tidak naik kelas sampai tiga kali dan setiap kali pulang sekolah
pasti dia menangis karena ANF tidak bisa apa-apa. Kemudian, Bapak
TMY merasa kasihan dan ANF pindah sekolah di SLB Negeri Salatiga.
d. Profil Keluarga Ibu SRY
Ibu SRY adalah seorang janda yang ditinggal meninggal suami
keduanya 6 tahun yang lalu. Suami pertama Ibu SRY, yaitu Bapak
kandung dari TMM masih ada dan menetap di Madura. Ibu SRY lahir di
Sukodono, Banyubiru Kab. Semarang pada tanggal 17 Desember 1969,
tepatnya 47 tahun yang lalu. Beliau adalah seorang penjahit rumahan
yang dikaruniani dua anak. Anak pertama sudah menikah dan anak kedua
yaitu TMM adalah siswa kelas IX SMPLB N Salatiga yang lahir 22
tahun yang lalu.
Ketika berusia delapan bulan, TMM mengalami panas yang tinggi
kemudian diperiksakan ke dokter dan disuntik. Setelah dinyatakan
sembuh kala itu, TMM mengalami keterlambatan dalam berjalan. TMM
mulai dapat berjalan ketika usianya mencapai 3,5 tahun setelah dipijatkan
TMM tumbuh di Madura sampai berumur 10 tahun, karena hak
asuh Ibu SRY baru diperoleh kala itu dan diajaklah TMM menetap di
Salatiga. Selama di Madura TMM bersekolah di salah satu Madrasah
Pondok Pesantren. Selama sekolah, setiap teman-teman dan guru-guru
masuk kelas, TMM pasti langsung berada di luar kelas dan TMM tidak
bisa mengikuti pelajaran yang ada di madrasah. Sehingga
perkembangannya mengalami kelambatan. Sesampainya di Salatiga,
TMM langsung dimasukkan di SLB Negeri Salatiga dan berkembanglah
kemandirian TMM setelah bersekolah di sekolah tersebut.
e. Profil Keluarga Bapak SMD dan Ibu SR
Bapak SMD berasal dari Karang Padang, Kecandran, Sidomukti,
Salatiga. Sedangkan istrinya, Ibu SR berasal dari Banyubiru, Kab.
Semarang. Pasangan ini memiliki enam anak dan tiga cucu. Semua
anaknya sudah bekerja kecuali MST yang sekarang masih duduk di
bangku SMPLB Negeri Salatiga.
Bapak SMD adalah lulusan SD yang saat ini sudah tidak bekerja
dikarenakan kondisinya yang semakin tua dan sering sakit-sakitan.
Sedangkan Ibu SR juga lulusan SD adalah seorang ibu rumah tangga
Ketika berusia tujuh bulan, MST mengalami panas tinggi dan step.
Sepengetahuan Ibu SR, MST hanya masuk angin biasa dan dipriksakan
ke dokter saja. Setelah sembuh, ternyata ada kejanggalan pada telapak
tangan MST yang hanya bisa menggenggam. Kejanggalan lain juga
MST mulai dapat berjalan setelah umurnya mencapai 10 tahun lebih
walaupun sampai saat ini masih terseok-seok.
Setelah tumbuh besar, MST kemudian dimasukkan ke SLB Negeri
Salatiga oleh Ibu SR setelah mendapat nasihat dari salah satu pegawai
puskesmas. MST juga pernah bersekolah di Solo, namun hanya berjalan
satu tahun.
f.Profil Keluarga Ibu SYT
Ibu SYT adalah seorang petani dan janda yang di tinggal
meninggal suaminya tiga tahun lalu disebabkan penyakit darah tinggi
yang menyerangnya. Ibu SYT memiliki empat orang anak. Ketiga
anaknya sudah berkeluarga semua kecuali GYT yang masih duduk di
bangku kelas VII SMPLB N Salatiga. Sedangkan ibu SYT saat ini juga
sudah memiliki tujuh cucu.
Pada saat melahirkan GYT, Ibu SYT merasa bahwa bayinya
sehat-sehat saja. Setelah masa pertumbuhan, GYT juga sudah mampu berjalan
layaknya anak seusianya. Akan tetapi pendengaran dan bicaranya yang
kurang jelas. Selain itu GYT juga memiliki keterlambatan dalam berpikir
yang menyebabkan GYT tidak naik kelas hingga berkali-kali di salah
satu sekolah umum dekat desa tempat tinggalnya. GYT merasa bosan
bersekolah disana dan didukung oleh kakak laki-lakinya, akhirnya GYT
bersekolah di SLB Salatiga pada kenaikan kelas VI.
Ibu SRH adalah wanita berusia 47 tahhun yang merupakan salah
seorang guru di TK Aisyiyah yang terdapat di Kota Salatiga. Suaminya
sudah meninggal dua tahun yang lalu, sehingga ia tinggal bersama ketiga
anaknya dan ditambah satu anak asuh, yaitu HN yang merupakan siswa
kelas VII SMPLB N Salatiga.
Sebenarnya HN adalah anak dari keponakan Ibu SRH. Jadi, Nenek
HN adalah kakak dari Ibu SRH. Sedangkan Bapak dan Ibu kandung HN
sudah bercerai sejak HN masih kecil. Karena sejak umur 3 tahun HN
sudah terbiasa dengan keluarga Ibu SRH maka ketika diajak pindah
bersama ibu kandungnya ke Suruh, HN tidak mau dan juga dilarang oleh
Nenek buyutnya kala itu.
Sejak HN masuk SD umum,ibu kandung HN sudah diberi tahu
masalah perkembangan HN yang terasa sulit di sekolah itu dan HN tidak
bisa mengikuti pelajaran layaknya teman-temannya. Namun hal itu tidak
begitu ditanggapi oleh ibu kandungnya dan akhirnya HN tidak naik kelas.
Oleh sebab itu, HN dipindahkan sekolah ke Suruh bersama keluarga
Ibunya yang baru akan tetapi hanya bertahan satu tahun dan HN tinggal
kelas kembali.
Kemudian HN kembali lagi bersekolah di Sekolah Dasar pertama
kalinya bersama Ibu SRH sampai kelas IV SD. Namun, perkembangan
HN masih saja nol dan pada akhirnya dipindahkan ke SLB Banjaran
Salatiga.
Di usianya yang telah mencapai 58 tauhun, Bapak PRJ berperan
ganda sebagai ayah dan ibu bagi FSL dan kakaknya yang duduk pada
bangku kuliah mengambil jurusan keperawatan di salah satu universitas
swasta Solo. Istri beliau, Alm. Sri Windarsih sudah meninggal pada
tahun 2009 silam. Sehingga peran ganda pun dikuasainya sejak saat itu.
Bapak PRJ bekerja di Dinas Pendidikan Kota Salatiga dan
menjabat sebagai pengawas yang statusnya saat ini adalah seorang PNS.
Saat mengandung FSL, alm ibunya mengalami kondisi kandungan
yang lemah dan menyebabkan pendarahan pada usia kandungan kurang
lebih dua bulan. Setelah itu diperiksakan ke Rumah Sakit dan diminta
untuk mempertahankan kandungannya. Masa kelahiran juga berjalan
dengan nomal.
Ketika usia FSL mencapai 8 bulan, ia mengalami panas tinggi dan
kejang-kejang. Sepemahaman Bapak PRJ kejadian ini hanya kejadian
biasa layaknya anak kecil pada umumnya. Namun hal itu terulang kedua
kali dan Dokter pun pernah berpesan kalau kejang-kejang begini bisa jadi
ada gangguan di jaringan otak anak.
Ketika usia FSL menginjak usia Taman Kanak-kanak, berbagai
keterbatasan FSL sudah terdeteksi sejak usia ini. FSL menunjukkan
sikapnya dalam bermain yang kurang, sosialisasi kurang, teman juga
kurang dan kelemahan berpikirnya kurang juga, apalagi dalam hal
Namun, Bapak PRJ tetap memasukkan FSL di salah satu Sekolah
Dasar sampai menginjak kelas V dan FSL sudah tidak naik sampai tiga
kali dan akhirnya Bapak PRJ memindahkan FSL ke SLB N Salatiga.
i.Profil Keluarga Bapak NGT dan Ibu SK
Bapak NGT alias Muh. Zuhdi adalah laki-laki berusia 65 tahun
merupakan seorang buruh harian pertukangan yang memiliki istri
bernama SK seorang ibu rumah tangga yang berusia 61 tahun. Pasangan
suami istri ini telah memiliki 7 anak yang 5 diantaranya sudah menikah
semua kecuali 2 anak terakhir, yaitu LTF dan adiknya yang masih
bersekolah jenjang SMP sama halnya dengan LTF yang sekarang kelas
VIII SMPLB N Salatiga.
Kelahiran LTF mengejutkan Bapak NGT karena ketika LTF lahir
ia tidak menangis seperti halnya bayi lain yang baru lahir. Selain itu dari
wajah juga terdapat perbedaan. LTF memiliki wajah yang kebiru-biruan
kala itu. Bapak NGT mengira hal itu adalah peristiwa yang biasa-biasa
saja. Namun, setelah umur LTF bertambah, dari bulan ke bulan, LTF
mengalami keterlambatan dalam berjalan yaitu pada usia 14-15 bulan
baru bisa berjalan. Dalam berbicara LTF mengucapkan kata terakhirnya
saja dan kurang jelas pula pengucapannya. Dalam berkomunikasi LTF
sangat hobi bercerita, akan tetapi hanya penangkapannya yang kurang.
Oleh Bapak NGT, LTF dimasukkan pada salah satu TK dalam
jangka waktu satu tahun. Setelah itu, ketika akan mendaftar pada sebuah
alangkah baiknya jika LTF bersekolah di sekolah khusus saja. Pada
akhirnya LTF bersekolah di SLB N Salatiga sampai sekarang.
j.Profil Keluarga Bapak GYN dan Ibu RST
Bapak GYN adalah warga asli Sragen yang berusia 49 tahun dan
istrinya warga asli Semarang yang saat ini berusia 44 tahun. Menjadi
pegawai DISBUN dan tinggal di perumahan DISBUN dilalui Bapak
GYN sejak tahun 1999. Sedangkan istrinya adalah seorang ibu rumah
tangga yang mengurusi 2 putra dan satu putrinya di rumah.
Anak pertama Bapak GYN dan Ibu RST lahir pada tahun 1995
mengalami keterbatasan berbicara. Sedangkan AGG anak kedua adalah
anak yang tergolong hiperaktif dan memiliki keterbatasan dalam
intelegensinya. Sedangkan anak ketiga dari Bapak GYN dan Ibu RST
menginjak pada bangku sekolah SMP.
Ketika mengandung AGG, Ibu RST tidak menemukan
kejanggalan-kejanggalan. Namun, ketika umur AGG menginjak dua
tahun, gerakan AGG mulai banyak. Ketika masuk TK
gerakan-gerakan dari AGG semakin tidak terkontrol dan tidak bisa diam di kelas.
Setelah itu AGG langsung dimasukkan ke SLB N Salatiga.