• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KOTA CILEGON

C. Profil Kota Cilegon

a. Sejarah Kota Cilegon

Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi 3 (tiga) Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak.

Berdasarkan Pasal 27 Ayat (4) UU No 5 tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah, Cilegon kiranya sudah memenuhi persyaratan untuk dibentuk menjadi Kota Administratif. Melalui surat Bupati KDH Serang No. 86/Sek/Bapp/VII/84 tentang usulan pembentukan administratif Cilegon dan atas pertimbangan yang obyektif maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1986, tentang pembentukan Kota Administratif Cilegon dengan luas wilayah 17.550 Ha yang meliputi 3 (tiga) wilayah Kecamatan meliputi Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan 1 Perwakilan kecamatan Cilegon di Cibeber ,sedangkan kecamatan Bojonegara masuk Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Kramatwatu.

Berdasarkan PP No. 3 Tahun 1992 tertanggal 7 Februari 1992 tentang Penetapan Perwakilan Kecamatan Cibeber, Kota Administratif Cilegon bertambah menjadi 4 (empat) Kecamatan yaitu Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan Cibeber.

Dalam perkembangannya Kota Administratif Cilegon telah memperlihatkan kemajuan yang pesat di berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi.

Hal ini tidak saja memberikan dampak berupa kebutuhan peningkatan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, tetapi juga memberikan gambaran mengenai perlunya dukungan kemampuan dan potensi wilayah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

Dengan ditetapkannya dan disahkannya UU No. 15 tahun 1999 tanggal 27 April 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon, status Kota Administratif Cilegon berubah menjadi Kotamadya Cilegon, dengan duet kepemimpinan Drs. H. Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai sebagai Ketua DPRD Cilegon.4

b. Keadaan Geografis Kota Cilegon

Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Secara geografis, Kota Cilegon terletak pada koordinat

5°52’24” - 6°04’07” Lintang Selatan dan 105°54’05” - 106°05’11” Bujur

Timur yang dibatasi Oleh :

4 Situs Resmi Kota Cilegon, “Sejarah” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=41&Itemid=34

Sebelah Barat : Selat Sunda

Sebelah Utara : Kecamatan Pulo Ampel dan Bojonegara (Kabupaten Serang)

Sebelah Timur : Kecamatan Kramat Watu dan Waringin (Kabupaten Serang)

Sebelah Selatan : Kecamatan Anyer dan Mancak (Kabupaten Serang)

Dengan Luas Wilayah 175,50 Km², Kota Cilegon terbagi ke dalam 8 (delapan) Kecamatan dan sebanyak 43 Kelurahan.5

5 Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Geografis” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, dari http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=45&Itemid=2

Tabel 3.1

Luas Lahan Menurut Penggunaan per Kecamatan di Kota Cilegon (Ha)6

No Jenis Penggunaan Lahan

C iwan d an C itan g k il Pu lo m er ak Pu rwak ar ta Gr o g o l C ileg o n Jo m b an g C ib eb er Ju m lah 1 Lahan Sawah 290 239 69 364 343 55 388 385 2133 2

Pekarangan/ lahan untuk bangunan, halaman sekitar dan lainnya

805 536 760 514 818 389 397 575 4794 3 Tegal/ Kebun 802 1081 448 402 504 388 138 1145 4908 4 Ladang/ huma 1512 - 250 - 179 5 - - 1946 5 Penggembalaan padang

rumput - - - - - 5 - - 5

6 Rawa-rawa yang tidak

ditanami - - - - 5 1 - - 6

7 Tambak 2 11 - - - - - - 13

8 Kolam empang 2 5 5 1 - 2 1 1 17

9 Lahan kering yang

sementara tidak ditanami 665 371 17 198 74 3 - - 1328 10 Lahan yang ditanami

kayu-kayuan - - - - - - - - -

11 Hutan negara - - 394 - 357 - - - 751

12 Perkebunan - - - - - - - - -

13 Lainnya (Jalan, Sungai,

Tandus) 1107 55 43 45 58 67 231 43 1649 Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cilegon

Kecamatan Jombang merupakan Kecamatan yang memiliki Lahan terluas lahan persawahan. Kecamatan Jombang 18,19% dari seluruh luas lahan persawahan pada Kota Cilegon yang hanya 12,15%7. Disusul kemudian Kecamatan Cibeber sebesar 18,04%. Kecamatan yang paling sedikit memiliki lahan persawahan ialah Kecamatan Cilegon 2,58%.

6

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon, Cilegon Dalam Angka, h. 8 7

Pekarangan/ lahan untuk bangunan, halaman sekitar dan lainnya terluas dimiliki Kecamatan Grogol, yaitu sebesar 17,06%, diikuti Kecamatan Ciwandan sebesar 16,80%. Sedangkan lahan tersempit dimiliki Kecamatan Cilegon yang hanya 8,11%.

Kecamatan yang memiliki lahan kebun terluas adalah Kecamatan Ciebeber, dan tersempit Kecamatan Jombang. Lahan ladang terluas dimiliki Kecamatan Ciwandan. Kemudian, lahan penggembalaan rumput hanya ada di Kecamatan Cilegon. lahan rawa-rawa yang ditanami hanya dimiliki Kecamatan Cilegon dan Grogol. Lahan tambakpun hanya dimiliki dua Kecamatan, yakni Kecamatan Ciwandan dan Citangkil.

Hanya Kecamatan Gerogol yang tidak memiliki lahan Empang. Lahan kering yang sementara tidak ditanami banyak dijumpai di Kecamatan Ciwandan dan tidak akan ditemui di Kecamatan Jombang dan Cibeber. Lahan yang ditanami kayu-kayuan tidak akan dijumpai di Kota ini. Sedangkan Hutan Negara akan banyak dijumpai di Dua Kecamatan di Kota Cilegon, yakni Kecamatan Pulomerak dan Grogol. Akan tetapi Kota cilegon tidak memiliki lahan perkebunan. Sedangkan lahan lainnya dimiliki semua kecamatan.

c. Penduduk Kota Cilegon

Karakteristik sosial budaya masyarakat Cilegon, tidak terlepas dari sejarah Kesultanan Banten sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan identik dengan budaya ke-Islam-annya. Budaya yang bernafaskan Islam ini sangat mewarnai kehidupan keseharian masyarakat Cilegon, serta perannya sebagai pusat syiar Islam masih bertahan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya fasilitas peribadatan maupun pendidikan berupa pondok pesantren dan madrasah, baik di lingkungan wilayah Kota Cilegon maupun wilayah sekitarnya. Selain itu, penghargaan masyarakat Cilegon terhadap tokoh-tokoh agamanya (Ulama) sangat tinggi sehingga banyak dijumpai tokoh-tokoh yang berperan sebagai pemimpin informal dalam lingkungan tertentu.

Sekalipun demikian, dalam perkembangannya masyarakat Cilegon sangat terbuka dalam menerima perubahan yang terjadi serta datangnya pengaruh budaya lain akibat adanya industrialisasi di wilayah ini, sejauh perubahan dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma budaya dan agama masyarakat Cilegon. Secara sederhana hal ini terlihat dari dapat berbaurnya kehidupan antara masyarakat asli Cilegon dengan pendatang dalam satu lingkungan permukiman. Dengan demikian dalam melakukan kegiatan pembangunan dan pengembangan di Kota Cilegon tidak

dijumpai adanya hambatan sosial budaya, sepanjang kegiatan yang dilakukan tersebut masih dalam batas rambu-rambu serta norma-norma budaya dan agama masyarakat Cilegon.

RTRW Kota Cilegon 2000-2010 telah melakukan proyeksi terhadap pertumbuhan jumlah penduduk Kota Cilegon dari tahun 2000-2010. Selanjutnya proyeksi tersebut dijadikan acuan dasar dalam menetapkan rencana-rencana yang sangat dipengaruhi oleh perkiraan jumlah dan persebaran penduduk di masa yang akan datang, seperti rencana penyediaan sarana perkotaan.

Data penduduk hasil sensus penduduk di Kota Cilegon, menunjukan penambahan yang cukup signifikan. Jumlah penduduk Kota Cilegon pada tahun 2010 sebesar 374,5 jiwa dengan komposisi 191,7 laki-laki dan 182,7 perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 2.134 jiwa/km²,

Dengan luas wilayah175,5 km².8

Kota Cilegon secara umum bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa. hal ini didukung dengan Perkembangan struktur ketenagakerjaan lebih pada sektor perdagangan, industri dan jasa mengingat misi pembangunan daerah ini adalah menjadi kota industri, perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan, yang menunjukkan bahwa ketiga

8

Situs Resmi Kota Cilegon, “Selayang Pandang” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=10&Itemid=41

sektor ini mampu menyerap tenaga kerja paling dominan di daerah ini. Banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang terserap ke dalam dunia industri ada sebanyak 23,01 persen, perdagangan 29,14 persen dan Jasa 16,71 persen.

Kondisi geografis Kota Cilegon yang bukan merupakan daerah potensi pertanian, membuat Sektor pertanian hanya mampu menyerap sekitar 4,53 persen tenaga sedangkan Sektor Industri dapat menyerap tenaga kerja sampai di atas 23 persen.9

Penurunan kontribusi Sektor pertanian setiap tahunnya disebabkan banyak faktor. Yang paling berperan adalah alih guna fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri dan perumahan. Alih fungsi lahan tersebut merupakan hal yang lumrah mengingat perekonomian Kota Cilegon yang didominasi oleh sektor industri pengolahan yang membutuhkan sarana dan prasarana pendukung untuk berproduksi. Selain hal tersebut di atas masih rendahnya pengetahuan tentang budi daya pertanian dan teknologi yang dikuasai petani sehingga nilai tambah sektor ini masih sangat rendah. Hal tersebut juga menyebabkan investasi di sektor ini masih sangat kurang peminat untuk dikembangkan. Selain hal teknis di atas sektor pertanian masih sangat

9

tergantung dengan fenomena alam, sehingga sektor ini agak sedikit terhambat perkembangannya. .10

d. Potensi Daerah Kota Cilegon

Komoditas unggulan daerah yang mendukung keberhasilan pembangunan di Kota Cilegon meliputi tiga sektor penting yaitu sektor primer, sektor sekunder dan sektor tersier. Dari ketiga sektor tersebut meliputi komoditas industri meliputi perdagangan dan jasa. Komoditas pertanian dalam arti luas serta komoditas budaya dan sejarah.

1. Potensi Industri

Sebagai kota yang bercirikan kota industri, perdagangan dan jasa, Kota Cilegon ditunjang oleh keberadaan industri berskala besar hingga industri kecil/menengah, baik yang bergerak di bidang industri logam, kimia, agro kimia dan industri aneka.

Kelompok industri baja umumnya merupakan industri-industri yang memanfaatkan material baja kasar (crude steel) untuk diolah menjadi produk atau barang jadi. Beberapa produk dari industri-industri ini diantaranya adalah baja konstruksi, pipa baja, plat baja, perkakas rumah

10

tanga, dan lain-lain. Kelompok industri ini sebagian besar berlokasi terpusat di sekitar kawasan industri terpadu PT. Krakatau Steel (KIEC).

Kelompok industri non baja yang terdapat di Kota Cilegon diantaranya adalah jenis industri kimia dan pengolahan bahan tambang. Industri ini sebagian besar berkembang di sepanjang pantai Selat Sunda dengan memanfaatkan jasa angkutan laut untuk mendistribusikan dan memasarkan produknya.

Kelompok industri kecil merupakan jenis industri yang banyak digeluti oleh masyarakat, yakni kelompok industri skala kecil yang masih menggunakan teknologi sederhana. Pada umumnya kegiatan industri ini lokasinya berbaur dengan permukiman masyarakat (home industry). Beberapa jenis industri ini diantaranya adalah industri genteng/batu bata, industri makanan/minuman, industri kapur, dan lain-lain.

2. Potensi Kepelabuhanan

Konsentrasi industri tersebut didukung oleh pelabuhan-pelabuhan khusus yang mendukung atau terkait dengan kegiatan industri tersebut, serta pelabuhan-pelabuhan lainnya yaitu :

Pelabuhan Penyeberangan Merak, yang merupakan bagian utama dari sistem perhubungan/angkutan darat antara Pulau Jawa – Sumatera. Pelabuhan Laut di Cigading/Ciwandan, dibawah pengelolaan PT.

Pelindo II untuk angkutan general cargo/umum.

3. Potensi Pariwisata

Selain sebagai Kota Industri, jasa, perdagangan dan kepelabuhan, Kota Cilegon juga memiliki kawasan pantai dengan pemandangan indah. Kegiatan pariwisata di Kota Cilegon umumnya didominasi oleh kegiatan wisata bahari yang banyak tersebar di sepanjang pesisir pantai. Salah satu objek wisata yang telah dikelola secara baik dan didukung oleh fasilitas yang memadai berupa hotel berbintang yakni pantai Pulorida. Kawasan wisata ini cukup terkenal bahkan hingga ke mancanegara, karenanya kunjungan wisatawan ke kawasan ini, baik wisatawan domestik maupun mancanegara, cukup tinggi.11

11

Situs Resmi Kota Cilegon, “Kondisi Ekonomi” Artikel diakses pada 16 Mei 2011, http://www.cilegon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=50

D. Produk Pembiayaan Bank Syariah Mandiri dan Perkembangannya di Kota

Dokumen terkait