• Tidak ada hasil yang ditemukan

m e n u n j u k a n eksistensi diri maupun suku daerah Palembang di khalayak yang lebih luas. Kutipan di bawah ini dapat menggambarkan penjelasan diatas:

- “Harapannya dengan kemplang ini orang yang jauh dan kangen Palembang bisa mengobatinya dengan menicipi makanan ini” (Sektor Kuliner)

- “Saya ingin membuktikan kalau orang Palembang itu mendunia” (Sektor Kuliner)

- “Dengan brand bakso saya ini saya ingin adanya eksistensi” (Sektor Kuliner)

35

SNAPSHOT CITRA MEREK PRODUK KREATIF

- “Kalau saya sekarang Regular Guy karena memiliki

daerah khas Palembang, selanjutnya saya the creator,

mungkin kedepannya mungkin ada cabangnya” (Sektor Kriya)

Hal yang berbeda tergambar dari sektor fashion

(mode, busana), dimana terlihat jelas sektor fashion

ingin sekali menunjukan citra modern, modis, dan elegan. Hal ini dianggap menjadi keunikan tersendiri dibandingkan dengan kompetitor yang menawarkan desain “kuno”. Inovasi ini diterjemahkan melalui pemilihan warna yang lebih lembut, desain yang elegan dan praktis, sampai ke pelayanan kustomisasi produk sesuai dengan kemauan pelanggan. Kutipan di bawah ini dapat menggambarkan penjelasan di atas:

- “Orang hijab identik dengan yang kekunoan. Bahkan orang hijab yang daftar ke bank disuruh tawarkan ibu mau melepas hijabnya. Jadi orang yang berhijab ini didiskriminasi. Dari ini saya mempunyai tujuan untuk merubah persepsi tadi, jadi orang berhijab itu belum tentu tidak menarik gitu loh pak”

- “Wanita itu sangat identik dengan kelembutan dan anggun juga. Jadi ketika menggunakan produk saya, yang akan tampil adalah kesederhanaan tapi tetap elegan”

- “Orang yang ingin buat gantungan saya penuhi, tapi ide mereka saya penuhi tetapi tidak lepas dari dengan bahan saya”

Kemiripan juga ditemui kembali di dalam sektor aplikasi dan animasi. Aspirasi untuk menjadi developer

aplikasi dan animasi yang inovatif, imajinatif, dan berbeda terlihat sangat jelas dari sektor ini. Hal ini disebabkan oleh persepsi pelaku yang percaya bahwa elemen-elemen tersebut adalah modal utama dalam bersaing di pasaran. Selain itu, keinginan dan idealisme pelaku dari kedua sektor tersebut untuk dapat berguna bagi masyarakat atau konsumen dapat tergambar secara implisit dari penyataan- pernyataan yang terlontar. Kutipan di bawah ini dapat menggambarkan penjelasan di atas:

- “Sekarang dibuat game sendiri dituntut untuk out of

the box, jadi harus selalu kreatif” (Sektor Aplikasi)

- “Saya ingin punya start-up seperti Amazon, Uber,

Gojek, dll, jadi saya punya aplikasi yang bisa dipakai orang lain” (Sektor Aplikasi)

- “Saya ingin ketika orang main games saya akan selalu

merasa bahagia” (Sektor Aplikasi)

- “Membuat suatu advertising yang out of the box juga

sehingga suatu brand bisa dikonsumsi oleh konsumen.

Dan juga kedepannya bisa jadi The Magician di mana

suatu advertising bisa memotivasi dan karismatik” (Sektor Animasi)

Strategi Pengembangan Citra Merek yang Telah Dilakukan

Dengan karakteristik yang teridentiikasi di atas, para pelaku usaha kreatif di Palembang telah berusaha untuk menjalankan strategi tertentu dalam mengembangkan citra merek. Para pelaku industri kreatif di Palembang telah memiliki harapan akan identitas apa yang ingin ditonjolkan dalam merek yang mereka kembangkan. Namun, tidak banyak strategi yang dilakukan untuk mengembangkan citra merek ini. Secara garis besar strategi yang dilakukan oleh pelaku industri kreatif di Palembang masih berfokus pada penyelarasan identitas dan atribut produk yang ditawarkan. Berikut adalah penjabarannya:

• Salah satu pelaku usaha di sektor fashion

mengembangkan produk hijab yang memiliki desain modern dan modis. Selain itu, ia juga memasukkan elemen kepraktisan dalam produknya, yaitu hijab yang dapat digunakan menjadi 6 gaya yang berbeda dari 1 hijab yang sama. Hal ini sesuai dengan visi pemilik yang ingin mengomunikasikan citra merek produk hijab yang jauh dari kata “kuno”.

• Keinginan para pelaku usaha di sektor kuliner untuk

menonjolkan nilai budaya Palembang juga masih terlihat dalam tahap atribut produk, yakni cuko kental

dari “Kemplang Kito”, kain songket dari “Flanel

Vent Craft”, dan tulang sumsum dari “Bakso Opa Godeg”. Ciri khas masyarakat Palembang tersebut berhasil membentuk citra merek para pelaku di sektor kuliner yang kuat akan unsur budaya lokal.

• Kesan kreatif, inovatif, dan out of the box yang ingin

di tunjukan oleh salah satu pelaku di industri animasi mendorong terjadinya penggabungan teknik pembuatan ilm dalam proses produksinya. Teknik yang dipakai dalam proses produksinya adalah

penggabungan ilm dan visual cinematography serta

36

Dengan kebanggaan atas budaya Palembang yang sangat mendalam, Ibu Nuralamah menghadirkan produk kemplang dengan sentuhan budaya Palembang. Usaha

kemplang yang diberi nama “Kemplang Kito” ini

telah berdiri semejak tahun 2016. Walaupun usahanya belum berlangsung lama, merek “Kemplang Kito” telah menunjukan kegiatan pengembangan merek yang cukup kuat dibandingkan pesaingnya.

Menggunakan nama “Kito”, yang merupakan Bahasa Palembang dari kata ‘kita’ menciptakan citra merek yang hangat namun tetap mengandung unsur budaya Palembang. Tidak hanya berhenti pada pemberian nama merek saja, kegiatan pengembangan citra merek ini juga sampai pada pada atribut produk yang ditawarkan. Hal ini yang mendorong Ibu Nuralamah menggunakan

cuko kental untuk disandingkan dengan produk kemplangnya. Cuko kental yang merupakan khas kuliner kota Palembang memperkuat citra merek kemplang kito menjadi “kemplangnya orang Palembang banget”. Cara komunikasi yang menggunakan bahasa Palembang

juga diterapkan oleh “Kemplang Kito”. Hal ini dapat

dilihat dari jejak digital pemasarannya di kanal Facebook. Penggunaan bahasa lokal ini semakin memperkuat citra

merek “Kemplang Kito” yang kuat akan sentuhan budaya

Palembang. Selain itu, penggunaan kanal Facebook ini menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan eksposur merek dan membentuk kredibilitas merek. Hal ini akhirnya akan berkontribusi pada penguatan citra merek.

Praktik Terbaik (Best Practice)

Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang

dilaksanakan di Hotel Haris FX Sudirman, Jakata Pusat, pada tanggal 15 Juni 2017 dihadiri oleh 9 pelaku UMKM kreatif sebagai narasumber. Pelaku industri kreatif di Jakarta telah memahami pentingnya pengembangan citra merek. Mereka telah memahami beberapa aspek dalam mendeinisikan identitas dan citra merek produk mereka, mulai dari ilosoi di balik pemilihan identitas merek hingga bagaimana identitas tersebut diterjemahkan secara praktis.

Salah satu contohnya adalah seorang pengusaha produk kriya. Ia telah membawa citra merek dan identitasnya sampai pada aspek kemasan. Demi menciptakan citra

mainan kayu yang dijualnya sebagai produk non-toxic,

sang pemilik merek sedang mengembangkan kemasan

yang terlihat alami.

Contoh lainnya adalah di sektor kuliner. Seorang usahawan makanan kerak telor mempunyai misi untuk melestarikan kebudayaan Betawi, dimana misi ini merupakan suatu kebanggaan khusus baginya. Hal ini diejawantahkan dalam nama merek dan desain logo yang berciri khas Betawi.

Secara garis besar, nuansa idealisme sangat menonjol dari misi penciptaan usaha produk-produk kreatif seperti yang dicontohkan. Pencarian posisi identitas merek yang sesuai berperan cukup besar karena berkaitan erat dengan langkah pengembangan citra merek.