• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik

2. Program Bimbingan Belajar

Bimbingan berasal dari bahasa inggris dengan terjemahan

“guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar kata

“guide” yang memiliki beberapa arti: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).21

Menurut Donal G. Mortensen dan Alan M. Schumuller yang dikutip oleh Sutirna mengatakan bahwa:

“Bimbingan merupakan bagian total dari program sekolah yang memberikan kesempatan membantu setiap peserta didik untuk dapat

21

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 8, h. 25.

mengembangkan kemampuan dan kapasitas yang maksimal secara demokratis”.22

Pengertian bimbingan yang dikemukakan di atas berarti bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang diperuntukan untuk semua peserta didik yang ada di sekolah tersebut dengan tujuan membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dirinya.

Menurut Rochman Natawidjadja, bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang mempunyai sifat berkesinambungan, agar peserta didik mampu memahami dirinya sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakatnya, sehingga Ia dapat memperoleh kebahagiaan serta kemudahan dan memberikan sumbangan yang berarti bagi hidupnya dengan perkembangan nya yang sudah optimal.23

Bimbingan artinya suatu proses yang dilaksanakan mempunyai sifat yang direncanakan untuk membantu peserta didiknya dalam memahami setiap keadaan yang ada pada lingkungan sekolahnya atau lingkungan belajarnya, agar memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam mencapai sesuatu yang berarti dalam hidupnya.

Menurut Djumhur dan Moh.Surya, bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan mengenai dirinya dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah ataupun masyarakat.24

22

Sutirna, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Andi, 2013, .Ed.I. h. 6. 23

Ibid.

Menurut peraturan menteri kebudayaan dan pendidikan, pengertian Bimbingan diartikan sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.25

Beberapa pengertian bimbingan di atas menunjukan bahwa bimbingan merupakan suatu proses kegiatan yang masih bagian dari pendidikan dengan memiliki tujuan untuk membantu dan mengarahkan peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal serta memberikan pemahaman terhadap apa yang dimiliki oleh dirinya yang pelaksanaan nya dilakukan secara berkesinambungan.

b. Prinsip-Prinsip Bimbingan Belajar

Prinsip merupakan bagian dari sebuah pedoman dalam melaksanakan suatu kegiatan. Pelaksanaan bimbingan harus disertai dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan, guna tercapainya hasil yang optimal dan tercapainya tujuan dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan serta direncanakan.

Prinsip-prinsip bimbingan pada hakikatnya terbagi ke dalam empat bagian. (1) prinsip yang bersifat umum, (2) prinsip khusus yang berhubungan dengan siswa, (3) prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing, dan (4) prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasasi dan adminisrasi.26

Berikut prinsip-prinsip bimbingan belajar ketika dilaksanakan pada suatu unit lembaga pendidikan, adalah sebagai berikut:

25

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Bab IV ayat 1.

26

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2007), Cet. I, h. 69-70.

1) Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.27 Bimbingan belajar diberikan kepada siswa, baik siswa yang pandai atau kurang pandai, ketika bimbingan ini merupakan bagian dari program sekolah, semua siswa harus mendapatkan kegiatan tersebut.

2) Bimbingan belajar merupakan usaha bersama.28 Artinya dalam hal ini bimbingan tidak hanya dilakukan oleh beberapa guru saja, tetapi bimbingan harus dilakukan oleh semua guru. Selain itu bimbingan juga guru harus bekerja sama dengan staf sekolah.

3) Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara maksimum.29 Bimbingan harus dilaksanakan untuk perkembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

4) Harus diadakan penilaian atau evaluasi secara berkesinambungan.30 Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan bimbingan tersebut.

5) Pembimbing di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman dan kemampuan.31

Sebelum merencanakan suatu program bimbingan belajar, hal yang perlu diketahui dan diperhatikan bagi setiap akitvis di dunia pendidikan adalah bahwa program bimbingan belajar yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan sebaik mungkin, mulai dari pemberian teknik bimbingan belajar yang pas bagi semua peserta didik, adanya komunikasi yang terintegrasi dengan baik antara guru dengan staf sekolah, sebagai seorang guru sebelum memberikan bimbingan kepada anak didiknya hendaknya pula memperhatikan faktor-faktor yang menjadi kesulitan belajar pada diri siswa.

27

Syaodih Sukmadinata, Cet.5. op. cit., h. 242. 28

Sutirna, Ibid., h. 25. 29

Yusuf, op. cit., h.19. 30

Tohirin, op. cit., h. 71. 31

Beberapa prinsip sudah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan suatu program bimbingan belajar harus tertuju pada peserta didik yang dimbimbingnya, dimana bimbingan belajar yang diprogramkan atau direncanakan ini merupakan suatu usaha untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah dalam belajarnya, kemudian pemberian bantuan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Dalam kegiatan bimbingan belajar pun selain memberikan bantuan kepada peserta didiknya yang berupa penguatan materi agar hasil peserta didik meningkat, maka perlu ada peran dari semua stakeholder sekolah untuk membentuk sebuah team

yang memliki kontsruk pemikiran yang sama dan tertuju pada masa depan.

c. Masalah Kesulitan dalam Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan inti dalam proses pendidikan. Kegiatan belajar tidak selamanya berjalan dengan baik, sebab dalam kegiatan belajar dapat timbul masalah baik yang berasal dari peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Masalah yang biasanya dihadapi pendidik dalam kegiatan belajar bisa berupa pemilihan metode alat dan sumber belajar ketika berada di dalam kelas.

Masalah belajar (kesulitan belajar) yang biasa dihadapi oleh siswa biasanya berupa pengaturan waktu belajar, cara belajar, penggunaan buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan lain sebagainya.32

Terkait dengan argumen di atas, bahwa masalah belajar yang dihadapi setiap peserta didik bermacam-macam jenisnya, karena peserta didik pun memiliki karakter yang berbeda-beda, maka masalah belajar yang biasa dihadapi oleh peserta didik pun berbeda-beda.

32

Siswa dikatakan memiliki kesulitan belajar jika menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Siswa dikatakan gagal dalam belajarnya jika siswa yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu.33 Artinya siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya jika siswa tersebut mencapai tingkat minimum dari pelajaran yang diajarkan.

Selain itu, jika siswa yang besangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya).34 Pernyataan ini mempunyai arti bahwa siswa tersebut diramalkan dapat mencapai suatu prestasi tetapi pada konkretnya di lapangan siswa tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya.

Siswa dikatakan gagal jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat pada tingkat pelajaran berikutnya.35 Artinya, bahwa masalah belajar atau kesulitan belajar ini lebih merujuk pada penguasaan materi, artinya siswa belum matang terhadap suatu materi dasar yang akan dijadikan materi pengantar untuk materi selanjutnya.

Jelaslah, bahwa dalam kegiatan belajar banyak masalah serta kesulitan yang timbul dan dirasakan oleh peserta didik. Maka, disinilah pentingnya peran sekolah yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam membantu peserta didiknya agar dapat berhasil dalam belajarnya.

d. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar

Teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik di antaranya ada dua, yaitu teknik

33

Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 10. h. 308.

34

Ibid.

bimbingan yang bersifat individual dan kelompok. Kedua teknik ini memiliki cara yang berbeda dalam mendalami dan memberikan bantuan kepada peserta didiknya.

Teknik yang diberikan pada bimbingan yang bersifat individual biasnya berupa ceramah, nasihat, penyampaian bahan-bahan tertulis dan sebagainya,36 yang biasanya dikenal juga dengan teknik bimbingan yang bersifat informatif. Sedangkan teknik bimbingan yang bersifat kelompok biasanya berupa diskusi, belajar kelompok,37Artinya teknik bimbingan kelompok ini lebih membantu individu dalam membina hubungan dan meyesuaikan diri dengan orang lain, dan teknik ini bisa dikenal dengan teknik bimbingan yang bersifat adjustif.

Sekolah yang memiliki tugas membantu peserta didiknya dengan melaksanakan program bimbingan belajar, hendaknya memiliki langkah, seperti diagnosis, prognosis dan treatment. Pada langkan prognosis ini sekolah harus dapat memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan dalam membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya, memperkirakan sejauh mana bantuan ini dapat diberikan, dan oleh siapa diberikannya.38

Setalah prognosis dilakukan, maka langkah yang selanjutnya dilakukan adalah memberikan treatment atau pelaksanaan bantuan sesuai dengan prioritas pada langkah sebelumnya. Pelaksanaan bimbingan dapat dilaksanakan dengan teknik-teknik yang sudah dipaparkan di atas, dengan menyesuaikan dengan kondisi dan kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik,

e. Upaya Guru Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar Peran seorang guru tidak hanya sebagai seorang pendidik, pengajar dan orang yang memberikan materi pelajaran di kelas saja, tetapi

36

Syaodih Sukmadinata, op. cit., Cet. 5,h. 243. 37

Ibid.

38

guru juga harus berperan sebagai seorang pembimbing, penasihat, model dan teladan, baik di dalam ataupun di luar kelas. Khusususnya dalam membantu serta mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa nya di kelas, maka guru haru berperan sebagai pembimbing yang baik dan profesional.

Bimbingan belajar bertujuan membantu peserta didik untuk menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, memiliki keterampilan belajar yang efektif, memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya, dan memiliki kesiapan menghadapi ujian.39

Sebagai seorang pembimbing guru harus merumusakan tujuan secara jelas dalam kegiatan belajar, selain itu merencanakan segala perjalanan atau proses belajar, serta memberikan penilaian dalam perjalanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.40

Proses belajar artinya sama dengan perjalanan pada saat kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka dalam hal ini guru sebagai seorang pembimbing yang harus mengetahui proses belajar peserta didiknya terutama mengetahui masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik selama proses belajar itu berlangsung, agar tujuan dalam kegiatan belajar mengajar dapat tercapai dengan tepat.

Penanganan masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didik, dapat dilakukan dengan pengajaran remedial yang merupakan salah satu tahapan kegiatan utama yang dilakukan pada layanan bimbingan

39

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, tergantung pada jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Berikut upaya yang perlu dilakukan untuk membantu peserta didik mengatasi masalah kesulitan belajarnya, sebagai berikut:

1) Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan belajar.41 Pengajaran ini biasanya disesuaikan dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapai oleh peserta didik. Pengajaran remedial bisa dilakukan dalam bentuk:

a) Pengulangan pelajaran (terutama pada aspek yang belum dikuasai siswa).

b) Penambahan pelajaran. c) Latihan-latihan soal, serta

d) Memberikan penekanan pada aspek-aspek tertentu disesuiakan dengan jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.42 2) Kegiatan Pengayaan

Bantuan bimbingan belajar lainnya adalah pengayaan. Pengayaan diberikan pada siswa yang mempunyai kelemahan yang ringan bahkan secara akademik mungkin sangat kuat.43 Dalam sistem pengajaran modul atau pengajaran yang berprogram pengayaan disediakan dalam suatu modul atau program tersendiri, yang merupakan perluasan atau pengayaan dari modul atau program utama.44

41

Tohirin, op. cit., h. 294. 42

Ibid., h. 295. 43

Syamsudin Makmun, op. cit., h. 360. 44

3) Sistem Pengajaran Modul

Pengajaran modul ini dilakukan dimana unit demi unit atau modul demi modul bisa dapat diteruskan dengan modul berikutnya setelah mendapat umpan balik, dari pekerjaan pada setiap modul.45 4) Pengukuran Prestasi Belajar kembali

Hasil pengukuran diadakan setelah diselesaikannya pengajaran perbaikan (remedial teaching) dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai perubahan yang terjadi.46

Upaya-upaya di atas merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan oleh guru dalam menangani masalah kesulitan belajar peserta didiknya, dengan terlebih dahulu mendiagnosis jenis masalah dan kesulitan yang dihadapi, kemudian memilih alternatif upaya penyelesaiannya dengan cara memberikan pengajaran perbaikan dengan beberapa bentuk yang ada di dalamnya, pengayaan, belajar dengan modul dan memberikan hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan, dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai keberhasilan belajar dari peserta didiknya.

Dokumen terkait