KELAS XII IPS DI MAN 2 BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURHIKMALASARI NIM. 1112015000055
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XII IPS di MAN 2 Bogor. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.2016.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi, serta memberikan manfaat berupa kemudahan kepada siswa dalam belajar serta bahan kajian untuk evaluasi program bagi sekolah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk pilihan ganda. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII di MAN 2 Bogor. Hasil ini ditunjukan pada nilai Sig sebesar 0,032 pada koefisien regresi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 (0,032 < 0,05) dengan pengujian hipotesis juga dapat ditunjukan bahwa thitung > ttabel atau ditafsirkan dengan nilai 2,175 > 1,987. Maka dalam penelitian Ha = diterima dan Ho = ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor. Dengan demikian peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dipengaruhi oleh program bimbingan belajar.
ii
result of economics lesson study of social sciences student twelfth grade in Islamic Senior High School 2 Bogor. SKRIPSI. Educational Department of Social Sciences. Tarbiyah Faculty and Teaching. State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2016.
The aim of study to determine the influence of tutoring program on learning outcomes of IPS Economy class XII students in Islamic Senior High School 2 Bogor.
This research is using correlational method and quantitative approach. For taking samples is done by simple random sampling technique. The research instrument used is a questionnaire in multiple choice. Meanwhile, data analysis technique used is a simple linear regression.
The results show that there is significant influence between tutoring program on learning outcomes in Economy class XII students of MAN 2 Bogor. These results are shown in the Sig amounted to 0,032 and on the regression coefficient that is smaller than the probability value 0.05 (0.032 <0.05). By hypothesis testing can also be shown that t count> t table or interpreted by a value of 2.175> 1.987. Thus, the value of Ha received and Ho rejected. This phenomenon shows that there is a significant influence between tutoring program to the learning outcomes of IPS Economy of class XII students in MAN 2 Bogor. As the result, the learning outcome of students was affected by the Economy tutoring program.
iii
Segala puji syukur, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas
rahmat-Nyalah skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Kelas XII IPS di MAN 2 Bogor dapat diselesaikan,
walaupun banyak kendala dalam penyelesaiannya. Selanjutanya shalawat serta
salam semoga terlimpah curah kepada junjungan alam, baginda Nabi Muhammad
SAW. Nabi akhirul zaman yang telah membawa umat dari jalan kegelapan
menuju jalan ridha Allah. Tak lupa juga salam sejahtera semoga dilimpahkan
kepada keluarganya, para sahabat dan tabi’in serta seluruh umatya hingga akhir
zaman. Aamiin.
Penulis menyadari sesungguhnya dalam penyelesaian skripsi ini tentu
masih banyak kelemahan kemampuan penulis dalam berfikir serta fasilitias yang
dimiliki oleh penulis, oleh karena itu tentu dari berbagai aspek dalam skripsi ini
masih banyak kekurangannyan. Sungguhpun demikian, penulis telah berupaya
semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, yang dalam prosesnya tidak
sedikit cobaan, ujian serta hambatan yang dihadapi, namun Alhamdulillah atas
berbagai bantuan, bimbingan serta saran dari semua pihak memberikan
kemudahan bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, dan Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretasris
iv
3. Prof. Dr. Rusmin Tumanggor, MA., selaku dosen Pembimbing
Akademik, yang telah memberikan nasihat-nasihat pada tiap semester
yang telah dilalui oleh penulis.
4. Dosen pembimbing skripsi, Dr. H. Nurochim, MM., dan Neng Sri
Nuraeni, M.Pd., terimakasih atas bimbingan, arahan dan waktu nya untuk
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan pengetahuan, pemahaman serta pelayanan selama
penulis melaksanakan studi.
6. Seluruh Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan serta layanan
baik selama studi maupun dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Guru, Staf dan Karyawan MAN 2 Bogor. Terutama Bapak
Hawasi, M.Pd., selaku Kepala Sekolah, Ibu Sri Ningsih Nurhayati, S.E.,
dan Ibu Lela Solihah, S.E., selaku guru mata pelajaran ekonomi, tidak
lupa juga kepada siswa-siswi kelas XII IPS MAN 2 Bogor yang telah
bersedia menjadi responden.
8. Ayahanda tercinta Nyamat dan Ibunda tersayang Mamih, yang telah
menyayangi Ananda dengan penuh kasih sayang, memberikan dorongan
dan semangat yang disertai dengan pengorbanan, serta mendo’akan
Ananda untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Tak lupa pula Kakak ku, Abudzar Al-Ghifari, S.Pd.I., terimakasih telah
menjadi kakak terhebat dan telah menyayangi penulis dengan sepenuh
hati.
10.Keluarga Besar Bapak Mutar (almarhum) yang aku sayangi dan
v
Hani Pertiwi, Agustina Permatasari, dan Iis Mawati yang sudah mau
berbagi ilmu, ada di saat susah maupun senang dan selalu menyemangati
satu dan yang lain sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.Teman seperjuangan angkatan 2012 khusunya Konsentrasi Ekonomi yang
telah berjuang selama kuliah. Kalian menjadi tempat berbagai cerita sedih
dan senang dan kalian sudah menjadi keluarga bagi penulis.
13.Sahabat PPKT SMPI Al-Muhlishin yaitu Nur Aini, Sri Utami, Farhan
Fauzi Basalamah dan Yayang Mahendra Djamin, yang telah berjuang
selama semester akhir serta memberikan motivasi dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
14.Siti Latifah, Erni Muliawati, Silvia Junita dan Regina Septi Utami
Sahabat terbaik selama SMA, serta sahabat sepermainan Vivi terimakasih
kalian selalu menjadi motivator bagi penulis.
15.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya, penulis berharap atas semua amal baik yang telah diberikan
semua pihak kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga
memberikan tambahan pahala serta mendapat rahmat dan Ridho-Nya Allah
SWT.Aamiin. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bemanfaat
bagi semua pihak. Aamiin yaa Robbal ‘alaamiin.
Jakarta, 25 September 2016
vi
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGATAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 13
A. Deskripsi Teoritik ... 13
1. Hasil Belajar ... 13
a. Pengertian Belajar ... 13
b. Ciri-ciri Belajar ... 14
vii
f. Indikator Hasil Belajar ... 21
2. Program Bimbingan Belajar ... 23
a. Pengertian Bimbingan Belajar ... 23
b. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar ... 25
c. Masalah Kesulitan dalam Belajar ... 27
d. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar ... 28
e. Upaya Guru Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar ... 29
3. Mata Pelajaran Ekonomi ... 32
a. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi ... 33
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi ... 33
c. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi ... 34
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 37
D. Pengajuan Hipotesis ... 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40
B. Metodologi Penelitian ... 41
C. Populasi dan Sampel ... 41
D. Operasional Variabel Penelitian ... 42
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 44
F. Teknik Analisis Data ... 48
viii
1. Gambaran Umum MAN 2 Bogor ... 52
a. Sejarah Singkat Madrasah ... 52
b. Visi, Misi dan Tujuan ... 52
2. Karakteristik Responden ... 54
a. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
b. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56
c. Data Penelitian ... 57
d. Tabulasi Angket Program Bimbingan Belajar ... 61
B. Pengujian Persyaratan Ananlisis dan Pengujian Hipotesis ... 74
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 74
2. Uji Asumsi Klasik ... 76
a. Uji Normalitas ... 76
b. Uji Heteroskedositas ... 77
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)... 78
3. Uji Linearitas ... 78
4. Uji Hipotesis ... 79
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81
D. Keterbatasan Penelitian ... 84
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Implikasi ... 85
C. Saran... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
ix
Tabel 2.1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar ... 21
Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan... 35
Tabel 3.1 Waktu Penyelesaian Skripsi ... 40
Tabel 3.2 Matrix Variabel Instrumen Program Bimbingan Belajar ... 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Program Bimbingan Belajar ... 47
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
Tabel 4.2 Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56
Tabel 4.3 Data Responden dengan Nilai Angket Prgram Bimbingan Belajar dan Hasil Belajar Ekonomi ... 57
Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Ekonomi dan Program Bimbingan Belajar ... 61
Tabel 4.5 Program Bimbingan Belajar Membantu Siswa dalam Belajar ... 61
Tabel 4.6 Guru Ekonomi Melaksanakan Tugas Bimbingan Belajar ... 62
Tabel 4.7 Guru Ekonomi Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar ... 62
Tabel 4.8 Guru Memberikan Cara Belajar yang Baik untuk Penguasaan Materi 63 Tabel 4.9 Guru Membantu Persiapan Ujian ... 63
Tabel 4.10 Guru Memberi Latihan Soal di Luar Jam Bimbingan Belajar ... 64
Tabel 4.11 Guru Memberikan Penilaian Setelah Soal dikerjakan ... 64
Tabel 4.12 Bimbingan Belajar dilakukan dengan Penggunaan Modul ... 65
Tabel 4.13 Penggunaan Modul Memudahkan Siswa dalam Mengerjakan Soal . 65 Tabel 4.14 Soal Latihan diberikan pada Materi yang Kurang dikuasai Siswa ... 66
Tabel 4.15 Teman Membantu Anda dalam Belajar ... 66
x
Tabel 4.18 Bimbingan Belajar Membantu Anda Memahami Pelajaran dengan
Baik ... 68
Tabel 4.19 Bimbingan Belajar Membantu Anda dalam Mengerjakan Ujian dengan Baik ... 68
Tabel 4.20 Bimbingan Belajar Memudahkan Anda dalam UNBK ... 69
Tabel 4.21 Bimbingan Belajar Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas ... 69
Tabel 4.22 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda Mencapai KKM Belajar ... 70
Tabel 4.23 Kegiatan Pengayaan dalam Bimbingan Belajar ... 70
Tabel 4.24 Kegiatan Remedial Mendorong Anda Rajin Belajar ... 71
Tabel 4.25 Guru Memberikan Bahan Tertulis dalam Bimbingan Belajar ... 71
Tabel 4.26 Mengikuti Bimbingan Belajar Menjadikan Materi Ekonomi yang Sulit Mudah Anda Kerjakan ... 72
Tabel 4.27 Bimbingan Belajar Membuat Anda Memahami dan Menganalisa Soal dengan Baik ... 72
Tabel 4.28 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda Mencapai SKL dengan Baik ... 73
Tabel 4.29 Mengikuti Bimbingan Belajar Membantu Anda mengikuti Tes ke Perguruan Tinggi ... 73
Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Program Bimbingan Belajar ... 74
Tabel 4.31 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 78
Tabel 4.32 Hasil Uji Linearitas ... 78
xi
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 38
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
Gambar 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Klasifikasi Kelas ... 56
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Ekonomi ... 76
xii
Lampiran 1 Angket Program Bimbingan Belajar ... 90
Lampiran 2 Profil MAN 2 Bogor ... 94
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 104
Lampiran 5 Hasil Analisis Data ... 106
1 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu wadah keberhasilan suatu bangsa
menjadi bangsa yang maju dan terhormat dengan menjadikan anak-anak
bangsa menjadi anak yang unggul dan kompeten, baik di negara sendiri
maupun di negara lain bahkan unggul dan mampu bersaing dengan negara
lain dengan berbagai wujud prestasi yang akan diukirnya. Pendidikan
hendaknya dilaksanakan dengan baik guna mengembangkan potensi-potensi
yang ada pada diri anak dengan berbagai dukungan baik dari pemerintah
sebagai penyelenggara pendidikan maupun sekolah sebagai pelaksana
kegiatan belajar-mengajar.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I menyatakan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1
Mengenai pengertian pendidikan, seorang praktisi pendidikan yaitu
Tardif yang dikutip dalam Psikologi pendidikan oleh Muhibbin Syah
mengatakan bahwa “Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan.” 2
1
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang, Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal I.
2
Selanjutnya Mc.Leod yang dimuat dalam Muhibbin Syah mengartikan
bahwa “Pendidikan berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to) dan mengembangkan (to evolve, to develop), dalam arti yang lebih sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.”3
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) “Pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pendidikan.”4
Dapat diambil kesimpulan, bahwa pendidikan adalah proses yang
dilakukan untuk merubah apa yang dimiliki oleh siswa yaitu mulai dari
pengetahuannya, perilakunya serta keterampilan yang dilakukan oleh siswa
dengan melakukan proses pendewasaan melalui kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan menggunakan berbagai
metode yang diberikan, sehingga segala perilakunya, pengetahuannya dapat
digunakan sesuai kebutuhan.
Pendidikan sering dikaitkan dengan proses belajar. Belajar menurut
Gestalt adalah suatu fenomena kognitif, dimana organisme mulai melihat
solusi setelah memikirkan problem. Pembelajar akan memikirkan semua
unsur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menempatkannya
bersama (secara kognitif) dalam satu cara dan kemudian cara-cara lainnya
sampai problem terpecahkan.5
Keseluruhan sistem pendidikan menjelaskan bahwa tujuan pendidikan
merupakan salah satu komponen yang penting dalam pendidikan, karena
memberikan arah pada proses kegiatan pendidikan yang dilaksanakan.
Peserta didik yang mencapai target tujuan-tujuan tersebut dianggap sebagai
siswa yang berhasil. Sedangkan, siswa yang tidak mampu mencapai
3
Ibid. 4
Ibid.
5
tujuan tersebut dapat dikatakan siswa yang mengalami kesulitan belajar.
seorang siswa dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila telah menguasai
standar minimal ketuntasan yang telah ditentukan yang disebut dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).6
Penilaian yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik, merupakan
bentuk potret dari hasil belajar yang dilakukan dari kegiatan belajar mengajar.
Untuk dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar sesuai yang
diharapkan oleh sekolah, guru, orang tua ataupun siswa itu sendiri, perlu
adanya peran guru sebagai pembimbing, guru harus dapat memberikan
bimbingan kepada peserta didik nya, baik bimbingan yang sifatnya akademis
atau pengetahuan maupun bimbingan dalam perubahan akhlak atau tingkah
laku pada diri siswa.
Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang dapat
dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran. Peserta
didik diberi kesempatan menggunakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan.7
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar setiap peserta didik
diantaranya ada faktor yang berhubungan langsung dengan peserta didik atau
ada dalam diri peserta didik (internal) serta faktor yang berasal dari luar
(eksternal). Menurut Dalyono, faktor internal yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik bisa berupa kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan
emosi serta cara belajar yang dimiliki oleh peserta didik. Sedangkan faktor
yang berasal dalam diri peserta didik dapat berupa keluarga, sekolah,
masyarakat serta lingkungan sekitar.8
6
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 37.
7
Zainal Arifin, Evaluasi PembelajaranPrinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 27.
8
“Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan
verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka melalui
pembelajaran, peserta didik dapat belajar dengan baik.”9
Kegiatan yang dilakukan ketika proses belajar mengajar adalah salah
satu kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan, maka untuk itu terdapat
faktor-faktor yang menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik,
yang kita tidak bisa dilihat dengan satu kacamata saja yaitu peserta didik,
tetapi dalam hal ini guru pun berperan dalam hal meningkatkan hasil belajar
peserta didik menjadi lebih baik, sehinggga tingkat keberhasilan belajar
peserta didik dapat dicapai dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, telah dijelaskan bahwa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta salah satunya dipengaruhi oleh faktor
internal, dimana sekolah dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang
menentukan proses dan hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang melaksanakan
tugas untuk memberikan pengajaran dan membantu masalah belajar yang
dihadapi oleh peserta didik. Maka, setiap proses pembelajaran yang terjadi di
sekolah, terlibat di dalamnya unsur peserta didik atau siswa, guru, materi
pelajaran serta media pembelajaran. Dengan diadakannya penilaian hasil
belajar mengajar, akan dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, tingkat keberhasilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, serta efektifitas strategi pemebelajaran yang
digunakan.10
9
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2015), Cet, 13, h. 39.
10
Semua indikator hasil belajar yang baik dapat dicapai apabila semua
faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut dapat diatasi dan dilakukan
dengan baik serta kehati-hatian. Hasil belajar peserta didik yang berbeda
merupakan salah satu pengaruh yang diberikan dari faktor tesebut seperti
gaya belajar yang berbeda dari setiap peserta didik.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dilihat bahwa data hasil
belajar siswa kelas XII IPS di MAN 2 Bogor didapati beberapa peserta didik
dengan hasil belajar kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditentukan oleh sekolah, maka baik guru ataupun sekolah dituntut agar
dapat memberikan perubahan pada arah yang lebih baik, sehingga kegiatan
belajar mengajar di sekolah yang dilakukan oleh guru dapat dikatakan
berhasil dengan melihat perubahan yang ada pada tingkat keberhasilan belajar
yang dicapai oleh peserta didik
Terkait dengan teori belajar yang telah dikemukakan oleh Gestalt,
bahwasanya belajar merupakan proses kognitif untuk memecahkan masalah
melalui berbagai cara, khususnya cara belajar dari peserta didik, sehingga jika
cara yang digunakan benar dan sesuai, maka peserta didik akan mendapatkan
hasil belajar dalam bidang kognitifnya sesuai dengan kriteria yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
Faktor intelegensi merupakan salah satu faktor yang umumnya sering
menjadi pengaruh tingkat keberhasilan belajar dari setiap peserta didik, dan
faktor ini juga yang membedakan tingkat keberhasilan belajar yang berbeda
pada setiap peserta didik, namun dalam hal ini intelegensi tidak saja berbicara
pada soal kualitas otak yang dimiliki oleh peserta didik, tetapi bisa juga
mengarah pada kemampuan psikofisik untuk mereaksi atau menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi, tingkat kecerdesan
atau intelegensi (IQ) tidak dapat diragukan lagi, bahwa ini menentukan
Pergantian kurikulum dari KTSP ke 2013 juga mempengaruhi hasil
belajar yang akan dicapai oleh peserta didik. Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan bahwa pada pelaksanaan ujian nasional dengan aturan
kurikulum 2013 terdapat beberapa masalah, salah satunya soal-soal yang ada
di ujian kan pada siswa kelas XII, memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
sehingga peserta didik diharapkan mempunyai tingkat analisis yang tinggi
terhadap soal tersebut. Hal inilah yang menjadikan guru dan pihak sekolah
memberikan bimbingan dengan sering memberikan latihan soal-soal kepada
peserta didiknya.
Selain itu, teknis dalam pelaksanaan ujian nasional pun juga menjadi
salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh semua sivitas yang ada di
lingkungan sekolah. Pelaksanaan ujian nasional yang awalnya dengan paper test dan setelah diterapkannya kurikulum 2013 maka ujian nasional dilaksanakan berstandar komputer, diakui oleh guru bahwa pelaksanan ujian
ini sedikit rumit. Jika hal ini tidak dapat diatasi, maka dampaknya akan
berpengaruh pada hasil belajar yang akan diperoleh oleh peserta didik.
Mengenai informasi atau penjelasan mengenai materi pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik, khususnya pelajaran yang memiliki
kompetensi dasar yang cukup banyak, seringkali keterbatasan waktu yang
dimiliki menjadi penghambat tersampainya materi pelajaran kepada siswa
secara utuh tersebut.
Keterbatasan waktu yang dimiliki dalam kegiatan belajar mengajar,
bisa diatasi dengan pengadaan program bimbingan belajar bagi peserta didik.
Namun, program bimbingan belajar yang tidak sesuai dengan rencana dan
aturan dari pihak sekolah juga akan menimbulkan masalah dalam kegiatan
belajar peserta didik.
Selanjutnya, menurut Nana Syaodih dalam Undang-Undang Sistem
bimbingan, pengajaran dan latihan. Perkataan bimbingan mempunyai dua
makna, secara umum artinya sama dengan mendidik, atau menanamkan
nilai-nilai, membina moral, mengarahkan siswa supaya menjadi lebih baik.
Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai suatu upaya program
membantu mengoptimalkan perkembangan siswa.11
Sebagai seorang pendidik, peran guru tidak hanya sekedar pengajar
peserta didik, melainkan guru juga berperan sebagai pembimbing. Menurut
Mulyasa, sebagai pembimbing guru juga harus merumuskan tujuan secara
jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh,
menggunakan petunjuk perjalanan serta menilai kelancarannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.12
Artinya, dalam hal ini tugas guru yaitu dituntut untuk dapat
merencanakan tujuan pembelajaran dan dapat mengidentifikasi kompetensi
yang hendak dicapai peserta didik, guru juga harus melibatkan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini agar peserta didik menjadi lebih aktif
dalam proses berlangsungnya pembelajaran, kemudian guru juga harus dapat
memaknai kegiatan belajar yang telah dilakukan, sehingga siswa pun dapat
merasakan dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Dan yang
paling penting guru harus melaksanakan penilaian.
Berkaitan dengan mata pelajaran ekonomi, yang merupakan bagian dari ilmu ekonomi, dimana menurut PA.Samoelson dikutip oleh Nur Laily,
bahwa ilmu ekonomi merupakan studi bagaimana orang-orang dan
masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 5, h. 233.
12
mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan di masa
mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat.13
Selain itu ruang lingkup ilmu ekonomi pun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi
mikro adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku individu dalam
rangka memenuhi kebutuhannya secara khusus, dengan aspek analisa
diantaranya analisa biaya dan manfaat, teori permintaan dan penawaran,
elastisitas, model-model pasar, industri, teori harga, teori produksi dan
lai-lain. Sedangkan ilmu ekonomi makro ilmu yang mempelajari perilaku
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya yang menyeluruh (agregat)
dengan aspek analisa diantara nya pendapatan nasional, kesempatan kerja,
inflasi, investasi, neraca pembayaran dan lain-lain.
Melihat kompleksnya masalah serta banyak nya materi yang ada
dalam mata pelajaran ekonomi, maka guru pun dituntut untuk melaksanakan
kegiatan belajar dengan efektif dan seefisen mungkin untuk memberikan
pengetahuan-pengetahuan yang ada dalam ilmu ekonomi tersebut, baik yang
sifatnya makro maupun mikro dengan memanfaatkan waktu seefisen
mungkin. Karena dalam kegiatan pembelajaran di sekolah khususnya jenjang
SMA ilmu tersebut baik makro ataupun mikro sudah mulai diajarkan kepada
siswa sehingga dalam kehidupan nyata di masyarakat nanti siswa dapat
mengamalkan dan menerapkannya mengenai hal yang ia dapatkan di sekolah
tersebut.
Agar tersampai nya materi secara utuh, dengan keterbatasan waktu
yang dimiliki, maka perlu adanya penambahan waktu belajar dengan cara
membuat atau melaksanakan program bimbingan belajar di sekolah, guna
untuk membantu guru dan peserta didik demi terciptanya suasana belajar
yang diinginkan terhadap hasil belajar yang diinginkan pula.
Mengenai bimbingan belajar Bernard & Fullmer yang dikutip oleh
Aip Badrujaman mendefinisikan “Bimbingan sebagai segala kegiatan yang
bertujuan meningkatkan realisasi setiap individu”. 14
Kutipan yang sama oleh Aip Badrujaman menjelaskan Gysbers &
Henderson yang mengemukakan bahwa potensi yang dikembangkan dalam
kurikulum “bimbingan merupakan seperangkat kompetensi berupa tugas
perkembangan siswa”.15
Jadi, bimbingan merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan
untuk membantu suksesnya kurikulum yang ada di sekolah dan suatu
kegiatan yang mengarah pada perkembangan potensi serta kompetensi yang
dimiliki oleh peserta didik dengan berpedoman pada kurikulum yang ada.
Berbagai pertimbangan yang ada, maka untuk itu sekolah berinisiatif
untuk membuat suatu program bimbingan belajar agar bisa meningkatkan
hasil belajar peserta didiknya, dengan harapan melalui program bimbingan
belajar yang dilakasanakan di lingkungan sekolah ini, yang dilakukan dengan
cara penguatan dari tiap materi serta pemberian dan pengulangan akan
latihan-latihan soal yang diberikan kepada peserta didik, peserta didik di
sekolah tersebut mendapatkan hasil belajar sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh semua pihak yang berada dalam lingkungan sekolah tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program bimbingan tersebut
diharapkan dapat membantu peserta didik dalam menghadapi masalah
belajarnya dan memberikan pengalaman untuk menyelesaikan nya dengan
pemberian latihan-latihan soal serta penguatan materi, sehingga ketika
dihadapkan pada test yang berisi soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi, mereka sudah mengetahui serta berpengalaman dalam
14
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT.Indeks, 2014), Cet.4, h. 26-27.
15
menyelesaikan soal-soal tersebut dengan cara-cara yang telah diberikan
dalam bimbingan belajar yang diberikan.
Apabila hal seperti ini tidak dilakukan dengan perhitungan yang
matang, maka apa yang akan terjadi pada tingkat keberhasilan peserta didik,
apalagi khususnya pada peserta didik yang memang memerlukan hasil
belajar yang baik, guna diperuntukan untuk dapat mengikuti tes ujian masuk
ke perguruan tinggi, mereka akan mengalami kesulitan dalam hal tersebut.
Berdasarkan masalah-masalah diatas maka penulis berasumsi bahwa
program bimbingan belajar memang harus ada dan dilakukan oleh setiap
sekolah, untuk dapat membantu siswa nya mendapatkan tingkat keberhasilan
belajar yang diinginkan, serta mengatasi masalah belajarnya dan agar siswa
mampu meningkatkan hasil belajar nya, maka atas dasar inilah penulis ingin
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Program Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XII IPS MAN 2 Bogor.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar peserta didik yang kurang dari KKM.
2. Intelegensi yang dimiliki peserta didik berbeda-beda.
3. Pergantian kurikulum pendidikan.
4. Teknis pelaksanaan ujian nasional yang cukup rumit.
5. Kurangnya waktu belajar yang diberikan.
6. Pelaksanaan bimbingan yang tidak sesuai dengan program yang ada.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian lebih
tidak sesuai dengan program yang ada dan hasil belajar peserta didik kurang
yang kurang dari KKM.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah disebutkan, penelitian
ini memiliki rumusan masalah yaitu “Seberapa Besar Pengaruh Program
Bimbingan Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Ekonomi Siswa kelas XII
IPS MAN 2 Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas
XII IPS MAN 2 Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat diadakannya
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat diadakan penelitian ini adalah sebagai kajian bagi para aktivis di
dunia pendidikan untuk dapat membuat program terencana dan sesuai sehingga
dapat membangkitkan dan meningkatkan potensi kecerdasan siswa dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dan sebagai bahan untuk perbandingan
penelitian penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Guru di Kelas
Sebagai kajian bagi para guru di kelas untuk memberikan dan
menyampaikan materi pembelajaran secara utuh dan dapat
memaksimalkan alokasi waktu dengan baik agar terciptanya keberhasilan
b. Bagi Siswa
Memberikan kemudahan dan penguatan kepada siswa mengenai materi
pelajaran yang diberikan, serta memberikan kemudahan cara berlatih soal
sehingga mereka dapat mengingatnya ke dalam long term memory dari apa yang telah mereka lakukan dalam pengalaman belajarnya.
c. Bagi Sekolah
Sebagai bahan evaluasi mengenai program bimbingan yang dilaksanakan,
serta memberikan kemudahan bagi sekolah dalam menganalisis hal-hal
yang dianggap lemah dan kuat dalam pelaksanaan program bimbingan
13 A. Deskripsi Teoritik
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga
formal di bawah pengawasan penuh pemerintah dalam bidang pendidikan
yang merupakan salah satu bidang penting dalam suatu negara guna untuk
mencetak dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Menurut Sumadi Suryarata dalam bukunya Psikologi Pendidikan
menyatakan bahwa “belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavior changes, aktual maupun potensial), bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan itu terjadi karena
usaha.”1
Pengertian belajar lainnya yang dikemukakan oleh Cronbach yang
dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “belajar adalah
suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman”. 2
Selanjutnya Saiful Bahri menjelaskan kembali pengertian belajar
oleh Howard L Kingskey yang mengatakan “belajar adalah proses dimana
tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek
atau latihan.”3
Pengertian lainnya oleh Slameto, masih dalam kutipannya
mengungkapkan menurutnya “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
1
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), h. 232. 2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13. 3
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.”4
Pemahaman dari beberapa pengertian belajar di atas dapat
diasumsikan bahwa belajar merupakan suatu proses serangkaian aktivitas
yang dilakukan secara sadar melalui kegiatan yang sifatnya praktek atau
teori, dan melalui kegiatan belajar terdapat usaha yang dilakukan oleh tiap
individu guna menghasilkan suatu perubahan, atau membentuk suatu
perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalaman serta interaksi antara
individu dengan lingkungannya.
Perubahan yang terjadi pada proses belajar dari tiap individu
adalah perubahan yang mengarah pada berubahnya tingkat kemampuan
peserta didik. Misalnya ia menyadari bahwa dengan belajar kemampuan
kognitif nya bertambah. Selain itu perubahan yang dihasilkan dari proses
belajar yang dilakukan adalah untuk merubah pola tingkah laku peserta
didik itu sendiri.
Konstruk yang dapat penulis gambarkan dari pengertian belajar di
atas adalah bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang secara sadar
dilakukan oleh tiap individu dimana dalam aktivitas tersebut terdapat
berbagai kegiatan yang dilakukan guna memberikan perubahan dalam hal
arti perubahan mengenai kemampuan yang dimiliki peserta didik baik
pengetahuannya, perkembangan tingkah laku serta perubahan yang terjadi
pada psikomotorik nya.
b. Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar dapat diketahui dari hakikat belajar yaitu
perubahan tingkah laku. Maka ciri-ciri belajar menurut Syaiful Bahri
Djamarah adalah sebagai berikut:
4
1) Perubahan yang terjadi secara sadar: perubahan ini berarti bahwa
individu yang belajar menyadari terjadinya perubahan yang terjadi
dalam dirinya.
2) Perubahan belajar yang bersifat fungsional: perubahan yang terjadi
dan berlangsung secara terus menerus.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif: belajar tertuju
pada perubahan yang lebih baik dari sebelumnya, dan perubahan
yang terjadi karena usaha.
4) Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah: perubahan tingkah
laku dicapai karena adanya tujuan yang akan dicapai.5
Perubahan-perubahan yang terjadi pada tiap individu dari peserta
didik merupakan sebuah ciri dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh
peserta didik. Dapat dikatakan bahwa ciri dari belajar adalah
terbentuknya perubahan-perubahan baru dalam diri peserta didik, baik
perubahan yang terjadi pada psikologi nya maupun fisiknya.
c. Hasil Belajar
Penguasaan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari
kemampuan-kemampuan serta potensi yang dimilikinya, menurut Nana
Syaodih Sukmadinata, hasil belajar adalah:
“Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang.”6 Potensi yang dimiliki dan harus dikuasai oleh
peserta didik dapat dilihat dari tujuan pendidikan yang berkaitan dengan
perilaku peserta didik, yaitu penguasaan kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
5
Ibid., h. 15. 6
Hasil belajar merupakan hasil yang didapat dari evaluasi yang
dilakukan dan diberikan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Menurut Tardif yang dikutip oleh Muhibbin Syah, bahwa evaluasi adalah
assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.7
Maka kriteria dari hasil belajar merupakan sebuah alat pengukur bagi
peserta didik dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam belajarnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartikan
sebagai hasil dari serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai
pendidik yang kriterianya sudah ditetapkan mengenai
kompetensi-kompetensi yang dimiliki peserta didik seperti pengetahuan, selama
berlangsungnya proses belajar mengajar.
d. Jenis-Jenis Hasil Belajar
Pada prinsipnya, hasil belajar yang ideal ialah meliputi seluruh
aspek psikologis yang selalu berubah pada tiap pengalaman dan proses
belajar yang dialami oleh siswa.8 Perubahan tersebut dapat dilihat pada
hasil belajar yang dimiliki oleh peserta didik yang merupakan salah satu
ukuran dari keberhasilan peserta didik dalam proses belajarnya.
Sistem pendidikan nasional mempunyai beberapa tujuan
diantaranya, tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan yang berikaitan
dengan tingkah laku.9 Semua tujuan ini harus ada pada pelaksanaan di
setiap sekolah sebagai acuan untuk mengukur hasil pendidikan yang
diterima oleh siswa. Berkaitan dengan tujuan yang berkaitan dengan
tingkah laku, yang sering dikenal dengan kognitif, afektif dan
7
Syah, op. cit.,h. 139. 8
Ibid., h. 148. 9
psikomotorik. Menurut Benyamin S.Bloom, hasil belajar dapat
dikelompokan menjadi tiga domain, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Domain kognitif memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation). 10
b. Ranah Afektif
Ranah afektif meliputi kemampuan pada hal menerima
rangsangan (reesiving), merespon rangsangan (responding), penilaian (valuing), organisasi nilai (organization), mewujudkan nilai (characterization by value or value complex).11
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupan ranah yang sangat berkaitan dengan
keterampilan. Dalam kegiatan ini, kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran merupakan suatu yang konkret (nyata) karena perbuatan
yang dilakukan tersebut merupakan kegiatan belajar yang saling
terintergrasi antara pengetahuan serta sikap.12
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menentukan hasil
balajar siswa dan mengukur selama proses pembelajaran berlangsung
yang biasa disebut dengan tes pengukur keberhasilan. Maka untuk
mengukur dan mengevaluasi keberhasilan belajar yang dicapai oleh
peserta didik, berikut akan dijelaskan tes hasil belajar berdasarkan tujuan
dan ruang lingkupnya.
10
Arifin, op. cit., h. 21. 11
Arikunto, op. cit., h. 138-139. 12
1. Tes Formatif
Penilaian pada tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program atau pokok
bahasan tertentu. Sebagai contoh adalah ulangan harian dimana
pemberian informasi diberikan demi perbaikan dan penyampaian dalam
menentukan nilai.13
2. Tes Sumatif
Penilaian hasil belajar pada tes ini biasanya dilaksanakan setelah
pemberian sekelompok program atau atau sebuah program yang lebih
besar. Sebagai contoh penilaian dari tes ini dapat disamakan dengan
ulangan umum, dan hasil belajar yang didapat oleh peserta didik bisa
digunakan untuk kenaikan kelas dan menentukan rangking.14
3. Tes Subsumatif
Penilaian hasil belajar pada tes subsumatif merupakan penilaian
yang didapat dari hasil belajar yang ada pada tes sumatif dan formatif.
Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat dan taraf keberhasilan
belajar siswa pada suatu periode tertentu. Biasanya hasil tes ini
digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajarr dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
Tes-tes yang telah disebutkan di atas merupakan salah satu cara
untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik
dan sebagai acuan pemahaman dan tingkat keberhasilan yang dicapai
oleh peserta didik.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang didapat oleh peserta didik merupakan cerminan
dari kegiatan yang dilakukan selama proses belajar-mengajar
13
berlangsung. Secara garis beasar, hasil belajar peserta didik dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berada di dalam individu yang
sedang belajar, diantaranya berupa kesehatan, intelegensi dan bakat, minat
dan emosi serta cara belajar yang dimiliki oleh peserta didik.15 Dalam hal
ini hasil belajar peserta didik lebih banyak ditentukan oleh pribadinya
sendiri, artinya lebih merujuk kepada diri yang ada pada peserta didik itu
sendiri pada proses kegiatan belajar-mengajar.
Selain faktor internal di atas, terdapat juga faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Faktor eksternal ini sering
dikenal dengan faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar.
Berikut akan dijelaskan faktor eksternal secara mendalam yang
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
1) Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
anak dalam belajar, mulai dari penghasilan yang dimiliki oleh orang tua,
serta keadaan rumah itu sendiri pun turut mempengaruhi keberhasilan
anak dalam belajar.16
Lingkungan sosial dalam keluarga seperti sifat orang tua,
ketegangan yang ada di keluarga pun sangat mempengaruhi, karena itu
keluarga harus memberikan suasana belajar yang tenteram dan keluarga
harus berperan sebagai fasilitator bagi anaknya agar tercapainya hasil
belajar yang baik untuk anaknya.
2) Sekolah
Lingkungan hidup yang kedua bagi peserta didik selain
keluarganya adalah sekolah atau lingkungan yang dijadikan oleh mereka
sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
15
Dalyono, op. cit., h. 55-57. 16
Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk
mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya.17 Kualitas guru,
mulai dari cara mengajar turut mempengaruhi keberhasilan peserta didik,
selain itu kesesuaian kurikulum yang diterapkan pada sekolah yang
bersangkutan, tata tertib sekolah, program-program yang ada di sekolah,
semuanya yang berada pada lingkungan sekolah ini merupakan faktor
kedua terpenting yang harus diperhatikan dalam menciptakan hasil dari
pendidikan yang berkualitas.
3) Masyarakat
Kondisi seperti masyarakat dapat dikatakan sebagai lingkungan
nonsosial yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
Keadaan masyarakat, khususnya tempat tinggal akan mempengaruhi giat
belajar pada anak jika lingkungan tempat ia tinggal terdiri dari
orang-orang yang berpendidikan, begitu pun sebaliknya.18
Kondisi setiap masyarakat serta tempat dimana ia tinggal pasti
berbeda, maka dalam hal ini harus ada peran serta pengawasan dari orang
tua terhadap anak nya di lingkungan masyarakat tersebut.
4) Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi hasil belajar anak
bisa berupa keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar,
keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.19
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
sudah disebutkan di atas, tetapi untuk lebih jelasnya pada penelitian ini
peneliti merujuk pada faktor eksternal atau yang berasal dari kondisi
lingkungan belajar peserta didik. Faktor eksternal seperti sekolah
17
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 4, h. 228.
18
merupakan salah satu faktor eksternal yang sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar peserta didik, karena di sekolah semua unsur yang terlibat
seperti kualitas guru mulai dari cara mengajarnya, kesesuain kurikulum,
sarana prasarana sekolah, jumlah murid per kelas, dan lain-lain nya turut
mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan peserta didik pada hasil
belajarnya dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam ataupun dari
luar kondisi peserta didik, yang mempengaruhi pada berlangsungnya
proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.
f. Indikator Hasil Belajar
Pengungkapan hasil belajar peserta didik meliputi ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik. Dari tiap ranah tersebut memiliki indikator atau
pencapaian yang berbeda-beda dan penggunaan alat evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar dari tiap ranah juga berbeda, dan harus
disesuaikan dengan jenis dan indikatornya.
Indikator hasil belajar sendiri merupakan uraian kemampuan yang
dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang sudah mereka kembangkan
selama pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah
ditentukan.20 Berikut ini akan disajikan tabel mengenai indikator
pencapaian hasil belajar peserta didik untuk memudahkan dan mengetahui
hasil yang didapatkan oleh peserta didik.
20
Tabel 2.1
Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil Belajar
Ranah/Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi
A.Ranah Kognitif
2. Dapat menunjukan kembali.
1.Dapat menjelaskan 2.Dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri
1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasi
1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara
cepat
1.Menunjukan sikap menerima 2.Menunjukan sikap menolak
1.Kesediaan berpartisipasi 2.Kesediaan memanfaatkan
1. Menganggap penting dan bermanfaat
2. Menganggap indah dan
4. Internalisasi
5. Karakterisasi
harmonis 3. Mengagumi
1.Mengakui dan meyakini 2.Mengingkari
1. Melembagakan atau meniadakan
2. Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku sehari-hari mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya
1. Kefasihan melafalkan
2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani
2. Program Bimbingan Belajar a. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan berasal dari bahasa inggris dengan terjemahan
“guidance”. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar kata
“guide” yang memiliki beberapa arti: mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer).21
Menurut Donal G. Mortensen dan Alan M. Schumuller yang
dikutip oleh Sutirna mengatakan bahwa:
“Bimbingan merupakan bagian total dari program sekolah yang
memberikan kesempatan membantu setiap peserta didik untuk dapat
21
mengembangkan kemampuan dan kapasitas yang maksimal secara
demokratis”.22
Pengertian bimbingan yang dikemukakan di atas berarti bahwa
bimbingan merupakan suatu proses yang diperuntukan untuk semua
peserta didik yang ada di sekolah tersebut dengan tujuan membantu
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dirinya.
Menurut Rochman Natawidjadja, bimbingan merupakan suatu
proses pemberian bantuan yang mempunyai sifat berkesinambungan, agar
peserta didik mampu memahami dirinya sesuai dengan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakatnya, sehingga Ia dapat
memperoleh kebahagiaan serta kemudahan dan memberikan sumbangan
yang berarti bagi hidupnya dengan perkembangan nya yang sudah
optimal.23
Bimbingan artinya suatu proses yang dilaksanakan mempunyai
sifat yang direncanakan untuk membantu peserta didiknya dalam
memahami setiap keadaan yang ada pada lingkungan sekolahnya atau
lingkungan belajarnya, agar memberikan kemudahan bagi peserta didik
dalam mencapai sesuatu yang berarti dalam hidupnya.
Menurut Djumhur dan Moh.Surya, bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan yang dilaksanakan secara terus menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan mengenai dirinya dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dalam mencapai
penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah ataupun
masyarakat.24
22
Sutirna, Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Andi, 2013, .Ed.I. h. 6.
23
Ibid.
Menurut peraturan menteri kebudayaan dan pendidikan,
pengertian Bimbingan diartikan sebagai bagian integral dari pendidikan
adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka
tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.25
Beberapa pengertian bimbingan di atas menunjukan bahwa
bimbingan merupakan suatu proses kegiatan yang masih bagian dari
pendidikan dengan memiliki tujuan untuk membantu dan mengarahkan
peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya secara optimal serta
memberikan pemahaman terhadap apa yang dimiliki oleh dirinya yang
pelaksanaan nya dilakukan secara berkesinambungan.
b. Prinsip-Prinsip Bimbingan Belajar
Prinsip merupakan bagian dari sebuah pedoman dalam
melaksanakan suatu kegiatan. Pelaksanaan bimbingan harus disertai
dengan prinsip-prinsip yang sudah ditetapkan, guna tercapainya hasil
yang optimal dan tercapainya tujuan dari pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan serta direncanakan.
Prinsip-prinsip bimbingan pada hakikatnya terbagi ke dalam
empat bagian. (1) prinsip yang bersifat umum, (2) prinsip khusus yang
berhubungan dengan siswa, (3) prinsip khusus yang berhubungan dengan
pembimbing, dan (4) prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasasi dan adminisrasi.26
Berikut prinsip-prinsip bimbingan belajar ketika dilaksanakan
pada suatu unit lembaga pendidikan, adalah sebagai berikut:
25
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Bab
IV ayat 1. 26
1) Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa.27 Bimbingan
belajar diberikan kepada siswa, baik siswa yang pandai atau kurang
pandai, ketika bimbingan ini merupakan bagian dari program sekolah,
semua siswa harus mendapatkan kegiatan tersebut.
2) Bimbingan belajar merupakan usaha bersama.28 Artinya dalam hal ini
bimbingan tidak hanya dilakukan oleh beberapa guru saja, tetapi
bimbingan harus dilakukan oleh semua guru. Selain itu bimbingan
juga guru harus bekerja sama dengan staf sekolah.
3) Bimbingan menekankan berkembangnya potensi siswa secara
maksimum.29 Bimbingan harus dilaksanakan untuk perkembangan
potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
4) Harus diadakan penilaian atau evaluasi secara berkesinambungan.30
Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari
kegiatan bimbingan tersebut.
5) Pembimbing di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian,
pendidikan, pengalaman dan kemampuan.31
Sebelum merencanakan suatu program bimbingan belajar, hal
yang perlu diketahui dan diperhatikan bagi setiap akitvis di dunia
pendidikan adalah bahwa program bimbingan belajar yang akan
dilaksanakan harus terlebih dahulu direncanakan dengan sebaik mungkin,
mulai dari pemberian teknik bimbingan belajar yang pas bagi semua
peserta didik, adanya komunikasi yang terintegrasi dengan baik antara
guru dengan staf sekolah, sebagai seorang guru sebelum memberikan
bimbingan kepada anak didiknya hendaknya pula memperhatikan
faktor-faktor yang menjadi kesulitan belajar pada diri siswa.
27
Beberapa prinsip sudah disebutkan, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam melaksanakan suatu program bimbingan belajar harus
tertuju pada peserta didik yang dimbimbingnya, dimana bimbingan
belajar yang diprogramkan atau direncanakan ini merupakan suatu usaha
untuk membantu peserta didik dalam mengatasi masalah dalam
belajarnya, kemudian pemberian bantuan tersebut harus disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didiknya. Dalam kegiatan bimbingan belajar
pun selain memberikan bantuan kepada peserta didiknya yang berupa
penguatan materi agar hasil peserta didik meningkat, maka perlu ada
peran dari semua stakeholder sekolah untuk membentuk sebuah team
yang memliki kontsruk pemikiran yang sama dan tertuju pada masa
depan.
c. Masalah Kesulitan dalam Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan inti dalam proses pendidikan.
Kegiatan belajar tidak selamanya berjalan dengan baik, sebab dalam
kegiatan belajar dapat timbul masalah baik yang berasal dari peserta didik
maupun pendidik itu sendiri. Masalah yang biasanya dihadapi pendidik
dalam kegiatan belajar bisa berupa pemilihan metode alat dan sumber
belajar ketika berada di dalam kelas.
Masalah belajar (kesulitan belajar) yang biasa dihadapi oleh siswa
biasanya berupa pengaturan waktu belajar, cara belajar, penggunaan buku
pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata
pelajaran yang cocok, dan lain sebagainya.32
Terkait dengan argumen di atas, bahwa masalah belajar yang
dihadapi setiap peserta didik bermacam-macam jenisnya, karena peserta
didik pun memiliki karakter yang berbeda-beda, maka masalah belajar
yang biasa dihadapi oleh peserta didik pun berbeda-beda.
32
Siswa dikatakan memiliki kesulitan belajar jika menunjukan
kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Siswa dikatakan gagal dalam belajarnya jika siswa yang bersangkutan
tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan
minimal dalam pelajaran tertentu.33 Artinya siswa dikatakan berhasil
dalam belajarnya jika siswa tersebut mencapai tingkat minimum dari
pelajaran yang diajarkan.
Selain itu, jika siswa yang besangkutan tidak dapat mengerjakan
atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat
kemampuannya).34 Pernyataan ini mempunyai arti bahwa siswa tersebut
diramalkan dapat mencapai suatu prestasi tetapi pada konkretnya di
lapangan siswa tersebut tidak sesuai dengan kemampuannya.
Siswa dikatakan gagal jika yang bersangkutan tidak berhasil
mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat pada
tingkat pelajaran berikutnya.35 Artinya, bahwa masalah belajar atau
kesulitan belajar ini lebih merujuk pada penguasaan materi, artinya siswa
belum matang terhadap suatu materi dasar yang akan dijadikan materi
pengantar untuk materi selanjutnya.
Jelaslah, bahwa dalam kegiatan belajar banyak masalah serta
kesulitan yang timbul dan dirasakan oleh peserta didik. Maka, disinilah
pentingnya peran sekolah yang memiliki tanggung jawab yang besar
dalam membantu peserta didiknya agar dapat berhasil dalam belajarnya.
d. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Teknik-teknik yang digunakan dalam memberikan bimbingan atau
bantuan kepada peserta didik di antaranya ada dua, yaitu teknik
33
Abin Syamsudin Makmun, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 10. h. 308.
34
Ibid.
bimbingan yang bersifat individual dan kelompok. Kedua teknik ini
memiliki cara yang berbeda dalam mendalami dan memberikan bantuan
kepada peserta didiknya.
Teknik yang diberikan pada bimbingan yang bersifat individual
biasnya berupa ceramah, nasihat, penyampaian bahan-bahan tertulis dan
sebagainya,36 yang biasanya dikenal juga dengan teknik bimbingan yang
bersifat informatif. Sedangkan teknik bimbingan yang bersifat kelompok
biasanya berupa diskusi, belajar kelompok,37Artinya teknik bimbingan
kelompok ini lebih membantu individu dalam membina hubungan dan
meyesuaikan diri dengan orang lain, dan teknik ini bisa dikenal dengan
teknik bimbingan yang bersifat adjustif.
Sekolah yang memiliki tugas membantu peserta didiknya dengan
melaksanakan program bimbingan belajar, hendaknya memiliki langkah,
seperti diagnosis, prognosis dan treatment. Pada langkan prognosis ini sekolah harus dapat memperkirakan bantuan apa yang dapat digunakan
dalam membantu siswa dalam mengatasi kesulitannya, memperkirakan
sejauh mana bantuan ini dapat diberikan, dan oleh siapa diberikannya.38
Setalah prognosis dilakukan, maka langkah yang selanjutnya dilakukan adalah memberikan treatment atau pelaksanaan bantuan sesuai dengan prioritas pada langkah sebelumnya. Pelaksanaan bimbingan dapat
dilaksanakan dengan teknik-teknik yang sudah dipaparkan di atas, dengan
menyesuaikan dengan kondisi dan kesulitan belajar yang dihadapi oleh
peserta didik,
e. Upaya Guru Membantu Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar Peran seorang guru tidak hanya sebagai seorang pendidik,
pengajar dan orang yang memberikan materi pelajaran di kelas saja, tetapi
36
Syaodih Sukmadinata, op. cit., Cet. 5,h. 243. 37
Ibid.
38
guru juga harus berperan sebagai seorang pembimbing, penasihat, model
dan teladan, baik di dalam ataupun di luar kelas. Khusususnya dalam
membantu serta mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi siswa
nya di kelas, maka guru haru berperan sebagai pembimbing yang baik dan
profesional.
Bimbingan belajar bertujuan membantu peserta didik untuk
menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai
hambatan belajar, memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif,
memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat, memiliki
keterampilan belajar yang efektif, memiliki keterampilan perencanaan dan
penetapan pendidikan selanjutnya, dan memiliki kesiapan menghadapi
ujian.39
Sebagai seorang pembimbing guru harus merumusakan tujuan
secara jelas dalam kegiatan belajar, selain itu merencanakan segala
perjalanan atau proses belajar, serta memberikan penilaian dalam
perjalanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta
didik.40
Proses belajar artinya sama dengan perjalanan pada saat kegiatan
belajar mengajar dilakukan, maka dalam hal ini guru sebagai seorang
pembimbing yang harus mengetahui proses belajar peserta didiknya
terutama mengetahui masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik
selama proses belajar itu berlangsung, agar tujuan dalam kegiatan belajar
mengajar dapat tercapai dengan tepat.
Penanganan masalah kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta
didik, dapat dilakukan dengan pengajaran remedial yang merupakan salah
satu tahapan kegiatan utama yang dilakukan pada layanan bimbingan
39
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok,
tergantung pada jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.
Berikut upaya yang perlu dilakukan untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah kesulitan belajarnya, sebagai berikut:
1) Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan yang
diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa untuk
membantu kesulitan belajar.41 Pengajaran ini biasanya disesuaikan
dengan jenis kesulitan belajar yang dihadapai oleh peserta didik.
Pengajaran remedial bisa dilakukan dalam bentuk:
a) Pengulangan pelajaran (terutama pada aspek yang belum dikuasai
siswa).
b) Penambahan pelajaran.
c) Latihan-latihan soal, serta
d) Memberikan penekanan pada aspek-aspek tertentu disesuiakan
dengan jenis dan tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa.42
2) Kegiatan Pengayaan
Bantuan bimbingan belajar lainnya adalah pengayaan.
Pengayaan diberikan pada siswa yang mempunyai kelemahan yang
ringan bahkan secara akademik mungkin sangat kuat.43 Dalam sistem
pengajaran modul atau pengajaran yang berprogram pengayaan
disediakan dalam suatu modul atau program tersendiri, yang
merupakan perluasan atau pengayaan dari modul atau program
utama.44
41
Tohirin, op. cit., h. 294. 42
Ibid., h. 295. 43
Syamsudin Makmun, op. cit., h. 360. 44
3) Sistem Pengajaran Modul
Pengajaran modul ini dilakukan dimana unit demi unit atau
modul demi modul bisa dapat diteruskan dengan modul berikutnya
setelah mendapat umpan balik, dari pekerjaan pada setiap modul.45
4) Pengukuran Prestasi Belajar kembali
Hasil pengukuran diadakan setelah diselesaikannya pengajaran
perbaikan (remedial teaching) dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai perubahan yang terjadi.46
Upaya-upaya di atas merupakan salah satu upaya yang harus
dilakukan oleh guru dalam menangani masalah kesulitan belajar peserta
didiknya, dengan terlebih dahulu mendiagnosis jenis masalah dan
kesulitan yang dihadapi, kemudian memilih alternatif upaya
penyelesaiannya dengan cara memberikan pengajaran perbaikan dengan
beberapa bentuk yang ada di dalamnya, pengayaan, belajar dengan modul
dan memberikan hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan, dengan
tujuan mendapatkan informasi mengenai keberhasilan belajar dari peserta
didiknya.
3. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi atau Economic dalam dalam literatur ekonomi disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “Oikos” atau “Oiku” dan “Nomos” yang berarti aturan rumah tangga, dan secara umum mengandung pengertian “usaha manusia”.47 Dengan kata lain pengertian
ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal yang berkaitan atau
berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga. Rumah tangga
45
Syamsuddin Makmun, op. cit., h. 323. 46
Ibid., h. 354. 47
ini tidak hanya sekedar pada satu keluarga, melainkan juga rumah tangga
yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa, Negara dan Dunia.
a. Pengertian Mata Pelajaran Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana tiap
rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya yang mereka
miliki untuk memenuhi kebutuhan mereka.48 Menurut Suherman Rosyidi
yang dikutip oleh Nur Laily “Ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahuan dan
pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan
manusia dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran.”49
Secara umum ilmu ekonomi dapat dikatakan sebagai ilmu yang di
dalamnya ada usaha untuk mengelola sumber daya dengan baik agar
terciptanya kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan
pengetahuan yang luas terhadap semua gejala alam serta sosial yang ada
di masyarakat.
b. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah ilmu sosial, karena obyek penelitiannya
adalah perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Ilmu
ekonomi terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu ilmu ekonomi mikro dan
ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro adalah ilmu yang mempelajari
perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Sedangkan ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku masyarakat
(negara/bangsa) dalam memenuhi kebutuhannya yang menyeluruh
(agregat).50
48
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.Revisi, Cet.8, h. 2.
49
Laily, op.cit., h. 2. 50