• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Bina Keluarga TKI

BAB IV : PERAN PEMERINTAH TERHADAP PELINDUNGAN

B. Program Pemerintah Terhadap Pelindungan Keluarga PMI

3. Program Bina Keluarga TKI

Bina Keluarga TKI atau BK-TKI merupakan upaya pelindungan terhadap keluarga PMI yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan

112 https://bp2mi.go.id/index.php/program-detail/sekilas-tentang-kkbm-desa-lontar-peraih-hassan-wirajuda-award-2019-dan-usaha-pelindungan-pmi/KKBM, Diakses pada 14 Juni 2020

113Ibid.

114Ibid.

115Ibid.

101

Perlindungan Anak (PPPA). BK-TKI adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah daerah dan masyarakat dengan memberdayakan ekonomi, menjaga keharmonisan dan melindungi anak keluarga TKI untuk mewujudkan tercapainya ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Dasar hukum lahirnya BK-TKI yaitu Permen PPPA Nomor 10 Tahun 2010 tentang Panduan Umum Bina Keluarga TKI. Adapun tujuan dari program BK-TKI tersebut yaitu untuk Meningkatkan kemandirian ekonomi, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan menjamin hak-hak anak keluarga TKI.

BK-TKI memiliki kegiatan yang terstruktur yang diatur dalam Permen PPPA No 20 Tahun 2010. Kegiatan tersebut terdiri atas kegiatan di bidang pemberdayaan ekonomi, ketahanan dan kesejahteraan keluarga, dan pelindungan anak.116 Berikut penjabaran mengenai program BK-TKI :117

1. Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga TKI

a. melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada seluruh dinas-dinas terkait dan masyarakat tentang perlunya pemberdayaan ekonomi keluarga TKI;

b. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pemberdayaan ekonomi keluarga TKI;

c. mengusahakan kebutuhan yang diperlukan bagi pelatihan kewirausahaan bagi keluarga TKI, serta mengembangkan model pelatihan model pelatihan guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berusaha;

116Lihat Pasal 3 Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Panduan Umum Bina Keluarga TKI

117Bab IV Lampiran Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Panduan Umum Bina TKI

102

d. memfasilitasi terlaksananya berbagai pelatihan kewirausahaan yang berupa teknis manejerial, teknis pengelolaan keuangan;

e. melakukan pendampingan dalam mengembangkan usahanya;

f. menjajaki kerjasama dengan perusahaan kecil, menengah dan besar serta lembaga keuangan untuk mengembangkan usaha keluarga TKI;

g. mengupayakan penyediaan modal awal bagi keluarga TKI;

h. mendorong untuk bergabung atau masuk menjadi angggota koperasi di wilayah terdekat tempat tinggal atau membentuk koperasi dan ikut aktif dalam kegiatan usaha koperasi guna meningkatkan kesejahteraan anggota Bina Keluarga TKI;

i. memperluas akses informasi dan mempromosikan hasil-hasil produk keluarga TKI; dan

j. mengupayakan pendirian pusat-pusat perdagangan, warung, tempat usaha, dengan cara membantu permodalan, atau membantu agunan untuk pinjaman kepada Bank atau lembaga keuangan yang ada.

2. Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga

a. melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada seluruh dinas-dinas terkait dan masyarakat tentang perlunya ketahanan dan kesejahteraan keluarga TKI;

b. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis ketahanan dan kesejahteraan keluarga TKI;

c. meningkatkan peran tokoh-tokoh agama untuk memberikan pembinaan kerohanian;

103

d. meningkatkan kemampuan keluarga agar mempunyai ketangguhan dan keuletan menjadi sumber daya manusia yang mandiri, tangguh, bermoral, potensial dan berkualitas serta dapat menangkal pengaruh budaya asing yang negatif dan penyalahgunaan NAPZA;

e. melakukan pembinaan ketahanan fisik keluarga dengan memberikan gizi yang cukup dan cara hidup sehat;

f. melakukan pembinaan ketahanan nonfisik keluarga dengan memberikan pembinaan kesehatan mental;

g. menjalin komunikasi yang erat antar anggota keluarga; dan h. menanamkan nilai-nilai mental agar hidup rukun dan damai.

3. Materi Perlindungan Anak

a. melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada seluruh dinas-dinas terkait dan masyarakat tentang perlindungan anak keluarga TKI;

b. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis perlindungan anak keluarga TKI;

c. meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengawasi pergaulan anak keluarga TKI;

d. memberikan perlindungan terhadap anak keluarga TKI dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi;

e. melakukan pembinaan terhadap anak keluarga TKI untuk meningkatkan dan membentuk jati diri anak;

f. meningkatkan peran masyarakat untuk melakukan pengasuhan anak keluarga TKI;

104

g. menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berupa kursus-kursus dalam rangka meningkatkan keterampilan;

h. mendorong anak keluarga TKI untuk menuntut ilmu dengan belajar di sekolah guna meningkatkan pengetahuan;

i. mengupayakan keluarga TKI untuk menuntut ilmu pengetahuan agama;

j. menanamkan nilai-nilai moral dan agama anak keluarga TKI serta melaksanakan perintah agama dalam kehidupannya;

k. melakukan pendampingan dan bantuan hukum terhadap anak keluarga TKI yang menjadi korban atau pelaku kekerasan; dan

l. menciptakan suasana yang mendukung agar anak keluarga TKI dapat bermain dan berpartisipasi di tengah masyarakat.

Program BK-TKI ini sudah dimulai sejak tahun 2015 dengan membentuk BK-TKI di 71 Desa, 63 Kecamatan dan 36 Kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Salah satu daerah yang telah merasakan kehadiran BK-TKI yaitu Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Di Provinsi NTB pada 2019 tercatat jumlah PMI Lombok Tengah menempati urutan ketujuh Kabupaten/ Kota dengan jumlah PMI terbesar di Indonesia, yaitu sebanyak 8.957 PMI, Kabupaten Lombok Timur sekitar 12.000 PMI dan Kabupaten Lombok Barat sekitar 4.000 PMI.118

BK-TKI Kabupaten Lombok Tengah dipimpin oleh Rojiah, yang berasal dari desa Batunyala. BK-TKI ini telah aktif sejak 2013 dengan program memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan potensi dan kemampuan seperti memasak dan menjahit. Permasalahan utama yang sering terjadi

118 https://dp3ap2kb.ntbprov.go.id/2020/03/05/angka-pekerja-migran-indonesia-di-lombok-tengah-tinggi-kemen-pppa-perkuat-pembinaan-keluarga/, Diakses pada 15 Juni 2020

105

banyaknya anak dari PMI yang terlantar karena ditinggalkan orang tuanya bekerja di Luar Negeri. Di desa Batunyala misalnya, sebanyak 67 di antara anak-anak tersebut diketahui terkena gizi buruk. Program lainnya yang dijalankan yaitu mengecek izin dan kebenaran perusahaan penyalur PMI dan mengkroscek ke pihak keluarga tentang izin dari suami atau keluarga. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya pelindungan dan pemberdayaan pekerja migran dan keluarganya 119

Hingga saat ini telah terbentuk 117 Kelompok BK-TKI yang menjangkau hingga ke tingkat desa di 106 Desa/Kelurahan, 90 Kecamatan dan 63 Kabupaten/Kota, 12 Provinsi di Indonesia, sebagai upaya meningkatkan keterampilan melalui BK-TKI.120

4. Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI)

Migrant care yang bekerja sama dengan pemerintah desa telah memperkenalkan program dengan nama DESBUMI. DESBUMI merupakan inisiatif lokal yang dibangun untuk mendorong terwujudnya pelindungan terhadap buruh migran terutama perempuan sejak dari desa. Sebuah kesadaran bahwa Desa merupakan wilayah pertama dimana fase migrasi tenaga kerja bermula, namun selama ini Desa baru berperan dalam memberikan surat keterangan bagi warganya yang akan berangkat ke luar negeri, itupun belum terdokumentasi secara baik bahkan sering menjadi inisiatif awal pemalsuan dokumen.121

Melalui DESBUMI diharapkan desa (sebagai otoritas negara paling depan berhadapan dengan masyarakat) mampu berperan lebih aktif dalam melayani dan

119Ibid.

120https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1666/3, Diakses pada 20 Maret 2020

121Migrantcare, www.migrantcare.net/desbumi/, Diakses pada 18 Maret 2020

106

melindungi warganya yang bekerja di luar negeri. Inisiatif ini merupakan kerja bersama antara organisasi masyarakat sipil, komunitas keluarga buruh migran dan pemerintah desa.122

DESBUMI ini dimulai sejak akhir 2013 yang melibatkan desa sebagai representasi negara terdepan di akar rumput, untuk terlibat secara aktif dalam mengupayakan pelindungan dan pelayanan Buruh Migran Indonesia. Inisiatif ini menjadi langkah proaktif untuk menyambut penguatan peran desa melalui UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa dan amanat Nawacita tentang “menghadirkan negara” dan “membangun dari pinggiran”.123

Tujuan dari dibentuknya DESBUMI antara lain: (a) Melakukan pemberdayaan keluarga dan anak dari buruh migran agar terdidik; (b) Peningkatan perlindungan dan respon dari perwakilan Indonesia di luar negeri; (c) Hal-hal yang bisa mempermudah dan meringankan buruh migran untuk mengirimkan uangnya ke tanah air; (d) Pelatihan pengelolaan keuangan untuk financial literacy buruh migran (kerjasama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan); (e) Pemberdayaan dan penjualan produk hasil kerajinan/ produksi mantan buruh migran (kerjasama dengan asosiasi peretail Indonesia); (f) Sinergi kebijakan terkait infrastruktur, SDM dan deregulasi.124

Secara kelembagaan DESBUMI berada di bawah naungan Pemerintah Desa. Namun struktur kelembagaan DESBUMI juga melibatkan secara partisipatoris masyarakat sipil, seperti kader desa, mantan buruh migran, Babinsa dan pemangku kepentingan desa yang lain. Struktur DESBUMI terdiri dari Ketua,

122Ibid.

123Ibid .

124Ibid.

107

Sekretaris, Bendahara, dan Divisi-divisi/ bagian Kerja yang meliputi Informasi, penanganan kasus dan Sosialisasi/Desiminasi Informasi.125

Adapun layanan yang disediakan oleh DESBUMI meliputi :126

1. Layanan Informasi. DESBUMI membentuk PPIT (Pusat Pelayanan Informasi Terpadu) yang memuat data-data buruh migran warganya, informasi terkait migrasi aman dan kegiatan DESBUMI. Informasi tersebut tersedia di dalam website desa.

2. Layanan Pengurusan Dokumen. DESBUMI menyediakan layanan dokumen bagi calon buruh migran yang meliputi KTP, KK dan surat keterangan.

Dokumen ini akan menjadi basis pembuatan paspor yang berbasi dokumen yang benar.

3. Layanan Pemberdayaan Ekonomi bagi buruh migran purna. DESBUMI mendukung kelompok-kelompok mantan buruh migran yang mengembangkan usaha bersama.

4. Layanan Pengaduan Kasus. DESBUMI melayani warganya yang menjadi buruh migran yang bermasalah. Setiap buruh migran yang bermasalah bisa mengadukan masalahnya ke DESBUMI.

5. Sosialisasi. DESBUMI melakaukan sosilaisasi kepada warganya tentang bagaimana bermigrasi secara aman.

6. Pendataan. DESBUMI melakukan pendataan secara reguler terhadap warganya yang menjadi buruh migran ke luar negeri, termasuk mereka yang sudah pulang kembali ke desanya.

125Ibid.

126 https://www.mampu.or.id/wp-content/uploads/2019/04/MAMPU-PROJECT-BIREF-Migrant-CARE-DESBUMI-IND-2018.pdf, Diakses pada 15 Juni 2020

108

Saat ini, DESBUMI telah diimplementasikan di 5 provinsi (NTB, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat), 8 kabupaten dan 36 desa. Seluruh desa tersebut sudah menerbitkan Peraturan Desa tentang Perlindungan Buruh Migran serta alokasi anggaran untuk pelaksanaan DESBUMI127 antara lain, Desa Nyerot Lombok Nusa Tenggara Barat dan Desa Kuripan Wonosobo Jawa Tengah.128

Tingginya jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja ke luar negeri, yang tidak diimbangi perlindungan yang memadai oleh negara menjadi latar belakang perjuangan desa Nyerot dan desa Kuripan untuk mewujudkan DESBUMI. Pada tahun 2011-2016 berdasarkan data dari Crisis Center BNP2TKI (2016), terdapat sedikitnya 27 ribu kasus yang menimpa PMI yang berada di berbagai negara. Permasalahan yang dihadapi BMI di Negara tujuan 80 persen sumbernya justru berasal dari desa. Desa sebenarnya memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi basis bermigrasi aman, karena desa adalah pintu keluar yang pertama bagi seorang calon PMI. Abainya pemerintah terhadap perlindungan PMI pada akhirnya justru melahirkan perlawanan-perlawanan yang konstruktif dari desa-desa untuk melindungi para warga mereka, diantaranya yaitu desa Nyerot dan desa Kuripan.129

Untuk menjadikan sebuah desa menjadi Desbumi, ada beberapa proses yang harus dilakukan, yaitu: Setiap desa harus memiliki pemahaman, pelayanan dokumen, informasi dan database yang lengkap; desa juga memiliki sarana dan

127Ibid.

128Tyas Retno Wulan, Dkk. Perlindungan Buruh Migran Dari Hulu Ke Hilir Melalui Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI): Studi di Desa Kuripan Wonosobo Jawa Tengah dan Desa Nyerot Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. hal 155, https://journal.ipb.ac.id/index.php/

sodality/ article/ download/17975/12870, Diakses pada 20 Maret 2020

129Ibid, hal 156

109

prasarana yang menunjang dan memadai, misalnya komputer dan jaringan internet termasuk didalamnya layanan online, yaitu Sistem Informasi Desa (SID) berbasis internet dan teknologi yang baik; Aktifis di desa yang peduli buruh migran yang memiliki komitmen untuk melaksanakan programprogram Desbumi serta diharapkan adanya payung hukum di level desa, misalnya Perdes terkait buruh migran.130

Desbumi desa Kuripan Kabupaten wonosobo Jawa Tengah dan Desbumi Nyerot Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, kedua Desbumi tersebut memiliki persamaan yaitu adanya kepedulian, kepemimpinan dan pengetahuan yang sangat memadai dari Kepala desa masing-masing terkait isu PMI. Kondisi ini membuat desa peduli buruh migran indonesia mendapatkan dukungan anggaran dari desa dan menjadi isu penting di desa tersebut. Desbumi Nyerot saat ini telah memiliki Peraturan Desa No. 04 tahun 2015 tentang perlindungan TKI Desa Nyerot, sementara itu, Desa Kuripan meskipun baru memiliki draft Perdes, namun pelayanan terpadu telah dilaksanakan yang juga ditunjang website yang komprehensif.131

130Ibid, hal 158

131Ibid, hal 159

110 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk pelindungan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia meliputi pelindungan dalam aspek hukum, ekonomi dan sosial. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 belum mengakomodir secara maksimal pelindungan terhadap keluarga PMI, baik dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial. Secara keseluruhan subjek dalam pelindungan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 masih terbatas kepada Calon PMI/PMI.

2. Standar Pelindungan Keluarga PMI berdasarkan Substansi Konvensi ILO 1990 yaitu meliputi: pelindungan hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yaitu, hak atas kebebasan untuk meninggalkan, masuk dan menetap di negara manapun, hak hidup, hak untuk bebas dari penyiksaan, hak untuk bebas dari perbudakan, hak atas kebebasan berpikir, bekeyakinan, dan beragama, hak atas kebebasan berekspresi, hak atas privasi, hak untuk bebas dari penangkapan yang sewenag-wenang, hak diperlakukan sama di depan hukum, hak untuk berserikat dan berkumpul, hak mendapatkan perawatan kesehatan, hak atas akses pendidikan bagi anak Pekerja Migran, hak untuk dihormati identitas budayanya, hak atas

111

kebebasan bergerak, hak membentuk perkumpulan, hak untuk berpartisipan dalam pemerintahan di negara asalnya, dan hak untuk transfer pendapatan.

3. Dalam memberikan pelindungan terhadap keluarga PMI, Pemerintah menjalankan beberapa program antara lain, Desa Migran Produktif (Desmigratif), Komunitas Keluarga Buruh Migran (KKBM), Program Bina Keluarga TKI (BK-TKI), serta mendukung program dari masyarakat seperti Desa Buruh Migran (Desbumi) oleh Migran Care.

B. Saran

1. Pemerintah seharusnya memperioritaskan pelindungan terhadap keluarga PMI bukan hanya terbatas pada Calon PMI/PMI. Keluarga PMI harus diperlakukan sebagai subjek dalam pelindungan baik dalam aspek hukum, ekonomi, dan sosial.

2. Pemerintah harus meningkatkan pelindungan terhadap keluarga PMI sesuai dengan standar pelindungan yang telah ditetapkan dalam Konvensi ILO 1990 (International Convention on the Protection of the Rigthts of All Worker and Members of Their Families).

3. Dari 11 (sebelas) PP yang kemudian disimplifikasi menjadi 3 (tiga) PP dan 6 (enam) Permenaker yang harusnya dibentuk, sampai penelitian ini berakhir, hanya ada 1 (satu) Permenaker yakni Permenaker No. 18 Tahun 2018 tentang Jaminan Sosial PMI yang dikeluarkan. Maka, diharapkan Peraturan lainnya dapat segera dikeluarkan demi memaksimalkan pelindungan PMI dan Keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agusmidah. 2010. Dinamika Hukum Ketenagakerjaan. Medan. USU Press.

_________. 2010. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia-Dinamika dan Kajian Teori. Bogor. Ghalia Indonesia.

Arifin, Syamsul. 2018. Pengantar Falsafah Hukum, Cetakan Kelima. Bandung.

Cita Pustaka Media.

Fahrojih, Ikhwan. 2016. Hukum Perburuhan-Konsepsi, Sejarah, dan Jaminan Konstitusional. Malang. Setara Press.

Khakim, Abdul. 2014. Dasar-Dasar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Bandung. Citra Aditya Bakti.

Ma`ruf Noor, Faried. 2010. Menuju Keluarga Sejahterah dan Bahagia. Bandung.

Alma`arif.

Manulang, Sendjun H. 2001. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia.

Cetakan Ketiga. Jakarta. Rineka Cipta.

_________.1990. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta. Rineka Cipta.

Mandailing, Taufuk. 2012. Good Married Raih Asah Gapai Bahagia. Yogyakarta.

IDEA Press.

Mertokusumo, Sudikno.1998. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Yogyakarta.

Liberty.

Ningsih, Suria. 2011. Mengenal Hukum Ketenagakerjaan. Medan. USU Press.

Nuraeny, Henny. 2016. Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jakarta. Rajawali Pers.

Rachmad, Abdul Budiono. 2012. Hukum Perburuhan di Indonesia.Jakarta.

Grafindo Persada.

Sutedi, Andrian. 2009. Hukum Perburuhan. Jakarta. Sinar Grafika.

Santoso, Imam. 2014. Perspektif Imigrasi Dalam Migrasi Manusia. Bandung.

Pustaka Reka.

Soepomo, Imam. 1987. Hukum Perburuhan-Bidang Hubungan Kerja. Djakarta.

Djambatan.

Sikumbang, Jusmadi. 2016. Mengenal Sosiologi dan Sosiologi Hukum. Cetakan Kelima. Medan. Pusaka Bangsa Press.

Triwulan, Titik. 2008. Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta.

Kencana.

Wijayanti, Asri. 2014. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta. Sinar Grafika.

Yusuf, Ali. 2010. Fiqh Keluarga Pedoman Berkeluarga Dalam Islam. Jakarta.

Amzah.

Yusnani, Hasyimzoem, M. Iwan Satriawan, Ade Arif Firmansyah, dan Siti Khoiriyah. 2017. Hukum Pemerintahan Daerah. Jakarta, Rajawali Pers.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang pengesahan International Convention On The Protection Of The Rights Of All Migrant Workers And Members Of Their Families 1990.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Pembentukan Badan Nasional Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1990 jo Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 2000 tentang Badan Koordinasi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.

Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Nomor 88 mengenai Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja (The Organization of the Employment Service).

Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 11 Tahun 1959 tentang Antar Kerja Antar Daerah (AKAD);

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04/MEN/1970 tentang Pengerahan Tenaga Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 01/MEN/1986 tentang Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-104 A/MEN/2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Ke Luar Negeri.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 39 Tahun 2016 tentang Penempatan Tenaga Kerja.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 18 Tahun 2018 Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia.

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Pemberdayaan Komunitas Pekerja Migran di Desa Migran Produktif.

Jurnal/Artikel/Skripsi

Bayu Adi Laksono, Tinjauan Literasi Finansial dan Digital pada Tingkat Ketahanan Keluarga Pekerja Migran Indonesia, Jurnal PKS Vol. 18, No.

1, 2019

Abdul Gani Abdullah, Pengantar Memahami Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 1, No.2, 2004

Rizky Dian Bareta, Budi Ispriyarso. Politik Hukum Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Fase Purna Bekerja. Kanun Jurnal Ilmu Hukum Vol. 20, No. 1, (April, 2018)

Kurniawan Ikbar Sena, Harmoni Keluarga Pekerja Migran Di Desa Plaosan Kecamatan Wates, Fakulas Syari`ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018

Abdur Rasyid, Fungsi Dan Tugas Balai Pelayanan, Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Di Kota Makassar.

Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, 2013

Tyas Retno Wulan. Perlindungan Buruh Migran Dari Hulu Ke Hilir Melalui Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI): Studi di Desa Kuripan Wonosobo Jawa Tengah dan Desa Nyerot Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat. 2017

Direktorat Hak Asasi Manusia dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri, Konvensi Internasional Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya, 2013

Website

https://business-law.binus.ac.id/2017/12/31/paradigma-baru-perlindungan-pekerja-migran-indonesia, Diakses pada 29 Okober 2019

https: //doi.org/10.24269/equilibrium.v8il.36, Diakses pada 2 Desember 2019

http://www.bnp2tki.go.id/statistik-detail/data-penempatan-dan-perlindungan-tki-periode-januari-tahun-2020, Diakses pada 2 Desember 2019

http://www.childmigration.net/files/TheImpact_of_International_Migration_LAC.

pdf, Diakses pada 2 November 2019

http://www.bnp2tki.go.id/profil-sejarah, Diakses pada 7 Januari 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Pemerintahan_Indonesia#Daftar_Kabinet_

Indonesia, Diakses pada 21 Maret 2020

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Nasional_Penempatan_dan_Perlindungan_Te naga_Kerja_Indonesia#Penempatan_TKI_dengan_Kebijakan_Pemerintah, Diakses pada 21 Maret 2020

https://kbbi.web.id, Diakses pada 20 Maret 2020

http://www.bnp2tki.go.id/statistik-detail/data-penempatan-dan-perlindungan-tki-periode-januari-tahun-2020, Diakses pada 2 Desember 2019

https://www.merdeka.com/uang/5-negara-dengan-buruh-migran-terbesar-di-asean-indonesia-ada-di-peringkat-ke-2.html, Diakses pada 1 Januari 2020 www.migrantcare.net, Diakses 3 Januari 2020

http://sbmi.or.id/2018/04/sus-hindarno-aturan-turunan-uu-ppmi-disederhanakan-menja di-15-regulasi/, Diakses pada 22 Maret 2020

https://www.dosenpendidikan.co.id/preventif-dan-represif/, Diakses pada 10 Maret 2020

http://treaties.un.org/Pages/ViewDetails.aspx?src=TREATY&mtdsg_no=IV-13&chapter=4&lang=en, Diakses pada 13 Maret 2019

https://katadata.co.id/berita/2019/07/29/mewujudkan-mimpi-keluarga-pekerja-migran-dengan-desmigratif , diakses 17 Maret 2020

https://www.jogloabang.com/ekbis/permenaker-22019-pemberdayaan-komunitas-pekerja-migran-di-desa-migran-produktif , Diakses pada 17 Maret 2020

https://kominfo.go.id/content/detail/20529/berdayakan-cpmi-kemnaker-kembangkan-400-desa-migran-produktif/0/berita, Diakses pada 17 Maret 2020

https://www.suara.com/news/2019/07/26/135321/bnp2tki-7935-pmi-telah-ikut-program-komunitas-keluarga-buruh-migran, Diakses pada 19 Maret 2020

https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1666/3, Diakses pada 20 Maret 2020

http://www.migrantcare.net/desbumi/, Diakses pada 18 Maret 2020

http://infopublik.id/kategori/nusantara/391173/desa-kenanga-optimis-menuju-desa-enterpreneur?show=, Diakses pada 14 Juni 2020

https://bp2mi.go.id/index.php/program-detail/sekilas-tentang-kkbm-desa-lontar-peraih-hassan-wirajuda-award-2019-dan-usaha-pelindungan-pmi/KKBM, Diakses pada 14 Juni 2020