• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

XIV. Program Kegiatan Manajemen Kesehatan

1. Kegiatan Perencanaan Program dan Pengembangan Kesehatan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dengan anggaran sebesar Rp. 180.202.500,- dan terealisasi sebesar Rp.171.911.560,- atau 95,40%.

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen perencanaan program pembangunan dan manajemen kesehatan sebanyak 20 buku. Hasil yang dicapai adalah tersedianya dokumen perencanaan program pembangunan dan manajemen kesehatan.

2. Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dengan Anggaran sebesar Rp. 61.747.000,- dan terealisasi sebesar Rp.59.844.000,- atau 96,92%.

Keluaran dari Kegiatan ini adalah terlaksananya pencatatan, pelaporan data serta penyebaran informasi (Bintek Penyusunan RKA) untuk 18 Puskesmas. Sedangkan hasil yang dicapai adalah tersedinya laporan, data dan informasi kesehatan kabupaten Bungo sebanyak 36 Buku dan tersosialisasikannya penyusunan RKA bagi 18 Puskesmas.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan:

1. Pembangunan Sumur Puskesmas Limbur Lubuk Mengkuang dengan nilai Kontrak Rp. 29.862.000.- tidak dapat terlaksana karena terhambatnya lokasi pengeboran oleh bebatuan yang cukup besar, meskipun sudah berulang dilakukan pemindahan lokasi titik pengeboran akhirnya tetap gagal dilaksanakan.

2. Pada Pemasangan Instalasi dan Pemasukan Arus Listrik pada Puskesmas Pembantu/Poskesdes Sungai Puri Kec. Tanah

Sepenggal Lintas dengan Rp. 5.000.000.-,tidak dapat

dilaksanakan karena terbatasnya kapasitas yang tersedia pada jaringan wilayah tersebut (over load) sehingga anggaran tersebut tidak dapat direalisasikan pada tahun ini.

3. Masih terdapatnya Balita/Anak dengan Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Bungo. Pada tahun 2014 ditemukan kasus gizi buruk anak sebanyak 3 kasus yaitu di Dusun Tebing Tinggi (puskesmas Tanah Sepenggal Lintas), Dusun Senamat (Puskesmas Rantau Keloyang) dan Kelurahan Sungai Pinang (Puskesmas Muara Bungo II). Pada umumnya penyebab kasus gizi buruk adalah pola pengasuhan anak yang kurang memadai, pemberian makanan pada anak yang tidak benar, serta penyakit kronis dan penyakit infeksi.

4. Dari 22 Sarana Sesehatan (18 UPTD Puskesmas dan 4 Rumah Sakit) di Kabupaten Bungo, baru 14 sarana kesehatan (63,6%) yang memiliki Sarana Pelayanan Gawat Darurat, sedangkan sisanya 8 UPTD Puskesmas (36,3%) belum memiliki Sarana Pelayanan Gawat Darurat, ini belum memenuhi kualifikasi standar pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yaitu sarana pelayanan gawat darurat harus memiliki Dokter dan Perawat

bagi tenaga dokter, serta BTCLS bagi tenaga perawat, memiliki alat transportasi dan alat komunikasi, dengan target SPM : 100% (2015)

5. Dari 14 sarana kesehatan (10 UPTD Puskesmas dan 4 RS) yang ada dalam kabupaten Bungo, baru 7 sarkes (31,8%) yang sudah memenuhi kualifikasi GELS/PPGD, sedangkan 7 Puskesmas (31,8%) lagi belum memenuhi kualifikasi GELS dan atau ATLS+ACLS bagi tenaga dokter dan BTCLS bagi tenaga perawat, ini belum memenuhi target SPM bidang Kesehatan yaitu 100% (2015)

6. Kurangnya minat dokter dan perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan yang didanai dengan biaya mandiri, menyebabkan rendahnya tenaga dokter dan perawat memiliki sertifikat GELS dan atau ATLS+ACLS dan BTCLS. Sebagai salah satu pemenuhan kualisifikasi yang ditetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, dengan target 100% (2015). 7. Masih ada Puskesmas yang belum mempunyai Tenaga Analis/

Mikroskopis.

Solusi :

1. Mencoba merubah Rencana Alat pengeboran yang dipakai untuk pengeboran dengan alat pengeboran Batu Bara, tetapi dilakukan penghitungan penganggaran tidak dapat mencukupi kegiatan pengeboran untuk mendapatkan sumber Air Bersih yang

diperlukan,sehingga diputuskan untuk tidak melanjutkan

pekerjaan tersebut dengan mempertimbangkan faktor resiko yang akan terjadi.

2. Poskesdes tersebut masih melakukan penyambungan arus pada warga sekitar dengan standar ketentuan instalasi yang dilakukan oleh petugas PLN di wilayah tersebut.

melaksanakan pelayanan dan pemantauan serta antisipasi dini munculnya kasus-kasus gizi buruk pada anak dan balita. Tindakan yang sudah dilakukan terhadap kasus gizi buruk ini adalah merujuk kasus ke rumah sakit, penyuluhan kesehatan dan konseling gizi terhadap keluarga kasus, pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap kasus selama 90 hari dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kasus yang sudah keluar dari rumah sakit yang dilakukan oleh petugas kesehatan (bidan) dan petugas gizi setempat

4. Untuk 8 UPTD Puskesmas yang belum memiliki sarana pelayanan gawat darurat, sementara ini tempat pelayanan gawat daruratnya menggunakan perumahan medis atau paramedis yang tidak ditunggu, sehingga sampai saat ini 18 UPTD Puskesmas dalam kabupaten Bungo telah memberi pelayanan gawat darurat pada masyrakat sesuai dengan keputusan Bupati Bungo Nomor : 683 / Dinkes Tahun 2013, tentang penetapan 18 UPTD Puskesmas dengan pelayanan unit gawat darurat (UGD) / Pelayanan kesehatan 24 jam dalam kabupaten Bungo.

5. Penanganan kasus gawat darurat bagi tenaga dokter dan perawat di puskesmas, yang belum memiliki sertifikat gawat darurat, dapat belajar melalui pelatihan informal, yaitu melalui sharing pengalaman dengan dokter senior yang telah terlatih dan perawat senior yang telah terlatih.

6. Meningkatkan pembinaan, pengendalian dan pengawasan yang kontinu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo untuk perbaikan manajemen pelaporan Puskesmas.

7. Memberi Reward untuk tenaga kesehatan yang berprestasi dan memberi Funisment bagi tenaga kesehatan yang lalai.

8. Melatih petugas Puskesmas untuk ditempatkan sebagai penanggung jawab laboratorium.

XV. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/RSJ.RS.Paru-Paru/RS.Mata.

1. Pembangunan Rumah Sakit.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD H. Hanafie Muara Bungo dengan alokasi anggaran sebesar Rp.892.438.254,- terealisasi sebesar Rp.632.995.644,- atau 70,92%.

Keluaran dan hasil yang dicapai oleh kegiatan adalah terlaksananya pembangunan pagar dan selasar RSUD H. Hanafie Muara Bungo.

Serapan/realisasi anggaran hanya sebesar 70,92%,

dikarenakan realisasi fisik pembangunan pagar rumah sakit, sampai batas akhir tahun anggaran (akhir masa kontrak) hanya terealisasi sebesar 80,19%.

2. Pengadaan Alat-Alat Kesehatan, Kedokteran dan KB Rumah Sakit (DAK dan Sharing)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh RSUD H. Hanafie Muara Bungo dengan pagu dana sebesar Rp.1.688.216.000,- dan realisasi sebesar Rp.1.365.484.000,- atau 80,88%.

Keluaran dan hasil yang dicapai adalah tersedianya alat – alat kesehatan, kedokteran dan KB untuk pelayanan RSUD H.Hanafie Muara Bungo. Serapan/realisasi anggaran hanya sebesar 80,88%, dikarenakan 19,02% merupakan efisiensi anggaran (sisa harga penawaran).

Dokumen terkait